• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jangan batasi dirimu dengan kata 'menyerah'. Kegagalan hanya sementara. Percaya diri, terus berusaha dan katakan 'aku bisa!'.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jangan batasi dirimu dengan kata 'menyerah'. Kegagalan hanya sementara. Percaya diri, terus berusaha dan katakan 'aku bisa!'. "

Copied!
82
0
0

Teks penuh

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah penelitian yang berjudul “Kajian Makna Simbolik dan Bentuk Kuburan Orang Kajang Ammato. Kabupaten Bulukumba”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana (SI) Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh Makassar. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Hasil Penelitian

Dapat mengidentifikasi makna simbolik bentuk makam di Desa Tana Toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dalam bidang seni khususnya seni figuratif yang berkaitan dengan bentuk kuburan orang Kajang di desa Tana Toa, kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.

Tinjauan Pustaka

Manusia mempunyai hubungan yang erat dengan simbol sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang hidup dalam simbol. Simbol ekspresif atau ungkapan perasaan merupakan simbol-simbol yang terdapat dalam karya seni.

Sosial Budaya Masyarakat Kajang Ammatoa

Karaeng Tallua sebagai lembaga pemerintahan di komunitas Ammatoa mempunyai tiga anggota yaitu Karaeng Kajang, Sullehatang dan Anak Karaeng. Karaeng Tallua sebagai lembaga dalam struktur pemerintahan adat Ammatoa mempunyai fungsi dan tugas tersendiri yaitu mendampingi Galla Pantama pada setiap pesta adat.

Adat Kepercayaan Masyarakat Kajang Ammato dan Kosmologi 1. Adat

Tu Riek Akrakna adalah satu-satunya kekuatan Yang Absolut dan merupakan sumber segala keberadaan. Dalam kisah pasang surut yang berbentuk kisah sakral, ungkapan lain menyebutkan bahwa perintah atau amanah Tu Riek Akrakna diturunkan kepada manusia melalui manusia pilihan. Sementara itu, pengangkatannya sebagai Ammatoa terungkap dalam postingan tersebut pernah terdengar suara Tu Riek Akrakna terhadap orang pertama yang Anda junjung, seperti Sombayya ri Gowa atau Mangkau ri Bone, Pajung ri Luwu.

Dan siapa pun yang disebut Ammatoa selalu mendapat penunjukan dari Tu Riek Akrakna, sehingga ia dipanggil Angguppa Panggamaseang ri Tau Riek Akrakna. Dari catatan lisan lain terlihat bahwa konsepsi Pasang berkaitan dengan adanya takdir atau takdir yang ditentukan oleh Tuhan atau Tu Riek Akrakna. Menurut ajaran Pasang, setiap orang akan mendapat kekayaan yang disebut Kalumanyang Kalauepeang jika Tuhan menghendaki.

Tu Riek Akrakna nasaba' pamarenta angngissengisei nu haji nu kodi ertinya kerajaan boleh memperoleh kekayaan jika ia mahu kerana kerajaan adalah mata rantai daripada Tuhan, dia mengetahui segala-galanya baik atau buruk.

Jenis Penelitian

Lokasi Penelitian

Responden/ Imformen pendahuluan

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan kepada responden dalam hal ini penanggung jawab khususnya pada masyarakat kajang yang disebut (patuntung) Pemakaman Kajang Ammatoa Kabupaten Bulukumba. Dokumentasi dilakukan untuk merekapitulasi data, baik data yang diperoleh dari buku-buku literatur yang relevan dengan objek yang diteliti maupun data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara di lapangan yang dilakukan, serta pengambilan foto/foto dengan menggunakan kamera digital untuk keperluan analisis. yaitu dengan mengamati langsung apa yang terdapat di Pemakaman Kajang Ammatoa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.

Teknik Analisis Data

Variabel dan Objek

Definisi Operasional Variabel

Pengecekan Validitas Temuan

Triangulasi merupakan suatu teknik pengujian keabsahan data yang menggunakan sesuatu selain data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Hasil Penelitian

  • Identifikasi Bentuk Kuburan Ammatoa

Pagar (Kalli) ini adalah pagar atau Boco katallasanna atau tempat pemakaman terakhirnya karena masyarakat Kajang Ammatoa percaya bahwa roh jenazahnya masih akan berada di dalam kubur sebelum seratus hari berlalu. Melihat gambar di atas, ada beberapa bentuk yang menunjukkan bahwa makam Kajang Ammatoa mempunyai bentuk tersendiri dan tidak seperti makam pada umumnya, namun yang membedakan makam laki-laki dan perempuan disini adalah bambunya, dan yang lainnya sama saja. . Tanda bambu di antara tanda lingkaran jantan dan betina atau tanda (Tau-tau) seperti gambar sebelumnya terdapat 2 buah bambu, yang ini hanya terdapat 1 buah bambu. Bedanya, jika ada dua bambu berarti makam wanita, namun jika ada satu bambu berarti makam laki-laki, dan tinggi bambu yang digunakan laki-laki adalah 1 meter.

Nisan pada makam ini berbentuk lebar dan memanjang serta terdapat dua nisan, namun kedua nisan tersebut tidak sama panjang dan jika dilihat dari samping terdapat dua nisan yang memperlihatkan makam seorang wanita (bongga nna). Batu nisan (benteng tangga) merupakan nisan yang bentuknya berbeda dengan nisan laki-laki, sehingga nisan perempuan mempunyai dua nisan tengah dan laki-laki satu nisan. bongganna) sebagai pagar nisan berbentuk segitiga yang diambil dari struktur bangunan rumah adat Kajang Ammatoa yang biasa disebut (timba lajara). panngepe) berupa batu nisan memanjang kiri dan kanan yang diambil dari struktur bangunan rumah adat Kajang Ammatoa yang disebut (sonrong). Batu nisan ini hanya mempunyai satu buah nisan ditengahnya yang menandakan bahwa yang makam tersebut adalah seorang laki-laki, namun mempunyai sebuah (kala) atau tiang tengah makam yang diambil dari filosofi struktur bangunan rumah adat Kajang Ammato yang biasa disebut (kuat). yang tingginya 1 meter.

Tiang tengah (anak tangga) ialah batu nisan yang bentuknya berbeza dengan lelaki kerana wanita mempunyai dua tiang tengah dan lelaki satu tiang. bongganna) sebagai dinding batu nisan yang dibina.

Gambar 05. Bentuk makam perempuan  (Dokumentasi : Abdul Karim 5 Mei 2014
Gambar 05. Bentuk makam perempuan (Dokumentasi : Abdul Karim 5 Mei 2014

Letak dan Keadaan Kompleks kuburan Ammatoa

Terdapat 487 buah makam yang ada di kompleks pemakaman ini, makam yang disebutkan disini merupakan makam adat Ammatoa beserta anak dan cucunya. Berdasarkan penelitian, kompleks pemakaman Ammatoa merupakan situs pemakaman yang kaya akan unsur bentuk dan makna simbolik serta lebih beragam. Khusus bagi adat atau masyarakat yang pernah memerintah di Ammatoa beserta istri, anak atau keluarga dekatnya, memiliki keunikan karena kuburannya ditempatkan di ruangan berbentuk bujur sangkar dan ada beberapa orang yang dipanggil (patuntung) atau orang yang datang setiap hari untuk datang ke sana. berdoa untuk kuburan mereka dengan melakukan beberapa ritual.

Namun bentuk kuburan di sini tidak seperti kuburan pada umumnya, yaitu sebelum dipasang batu nisan, masyarakat Kajang Ammato menghitung malam dari 10 malam hingga 100 malam, akan diadakan ritual secara bertahap hingga nisan tersebut telah terpasang. telah diinstal. Selain adat istiadat di atas, masih ada beberapa makam lain yang bisa dikenali: makam (Bohe Tikung) suku adat tertua di Ammatoa, makam keluarga (Bohe Tikung), makam pertama di Ammatoa.

Tinjauan makna kuburan orang Kajang Ammatoa

Nisan-nisan tersebut sebagian besar terbuat dari batu alam dan tidak memiliki motif, itulah sebabnya masyarakat Kajang Ammatoa mempunyai filosofi tallasa kamaseamasea atau hidup sederhana lebih baik. Batu nisan tersebut tidak semuanya digunakan oleh masyarakat Kajang Ammatoa, hanya milik toko tradisional yang pernah dibantai atau milik kepala suku Ammatoa yang ditentukan semasa hidupnya (Alalangngi ri parasanganna Tanah Kamasemasea). Namun batu nisan ini berbentuk memanjang dan tidak memiliki hiasan atau ukiran apapun karena masyarakat Kajang Ammato.

Bentuk dasar kerucuk (Bonggang) ini berbentuk segitiga dengan motif melengkung berupa motif titik katallassan yang disebut sulur daun air yang diubah bentuknya dari batu alam. Namun masyarakat Kajang Ammato meyakini batu Bonggang ini melambangkan kebaikan atau kebersihan yang mempunyai arti dan wujud tersendiri semasa hidupnya.

Gambar 10. Ritual lappasa manggi dikuburan  (Dokumentasi : Abdul Karim 5 Mei 2014
Gambar 10. Ritual lappasa manggi dikuburan (Dokumentasi : Abdul Karim 5 Mei 2014

Makna ritual kuburan orang Kajang Ammatoa

  • Makna simbolik bentuk kuburan orang Kajang Ammatoa

Malam ke 20 merupakan salah satu Patuntung dengan menggunakan ritual yang disebut memberi air (pataba ere) angurangiko mage ri pabattannu rilinoa anjariko tau sab'na nubatuko ri ere na ritana karna allah talah yang artinya mengingatkan bahwa kamu diciptakan dari air dan tanah sehingga milikmu tempat peristirahatan terakhir dikembalikan kepada penciptanya. Pada malam ke 30, keluarga yang ditinggalkan tetap mengadakan upacara pemakaman dengan menuangkan air yang disebut (patabaere) lanminro mange ripungatala iamami langesigi rikodia ballona na inni tunrunnu kemarahanaanko doa karena Allah taalah artinya kamu kembali kepada sang pencipta dan hanya Dia yang mengetahui amalanmu yang mana. baik mana yang buruk dan kami adalah keluargamu. Pada malam ke 40 ia tetap melaksanakan ritualnya, sama seperti pada malam ke 30 ia masih melaksanakannya di rumah, namun ritual disini bukan lagi mabasing, melainkan (Abacadoang) naku'urangiko mage rilino ka iami'intu tallasanu battu ri kanrea battu ri erea nakku pattalaan mako inni ka maleka tallasanu karena Allah Taalah.

Malam ke 50 merupakan malam tengah atau disebut (An'rapi Bate) laminroko mage rikarennggatala kabatuaannu rilino iami intu nasare palalan'gan ribateta anjari tau rilino na sangenna minro mage ri kaba'tuannu karena Allah taalah. Pada malam ke 60, pihak keluarga yang ditinggalkan masih mengadakan ritual, namun tidak seperti malam sebelumnya, karena diyakini perjalanan menghadap sang pencipta atau disebut dengan Yang Maha Esa (Tu Riek Akrakna) telah berjalan lancar, Na numinro mage riparasangannu iamintu nikuaa semuanya sarennu tannu semua sarenna tua karena Allah Taala. Pada malam ke 90 tetap menggunakan ritual seperti malam-malam sebelumnya, namun tidak lagi di alam kubur, melainkan di rumah yang disebut (Pasudakka pammonrangan) sudakka mage ri batena minro ripala'langnnu karena Allah Taala.

Pada malam ke 90 atau 100 tidak perlu menggunakan ritual seperti malam-malam sebelumnya, karena sudah yakin orang yang meninggal terbebas dari segala siksa dan kehidupan akhiratnya damai, sehingga keluarga yang ditinggalkan akan mempersiapkan diri. atas kepergian almarhum. Oleh karena itu dia akan melakukan apa yang disebut (Addangan atau pa'batu).

Gambar 12. Suasana di kuburan pada malam ke 20  (Dokumentasi : Abdul karim, 1 Mei 2014)
Gambar 12. Suasana di kuburan pada malam ke 20 (Dokumentasi : Abdul karim, 1 Mei 2014)

Kesimpulan

Setelah diteliti bentuk makam masyarakat Kajang Ammatoa di kompleks pemakaman Ammatoa, patut mendapat perhatian lebih dari mereka yang merasa ingin mengkaji makam tersebut lebih mendalam. Sumardi, Pr. dkk 1996. “Analisis hiasan pada makam raja-raja Makassar di Sulawesi Selatan”. Benteng berundak = batu nisan tengah Bohe tikung = ketua marga ketiga Tu riek akrakna = jika Tuhan menghendaki Akrabba kalli = pembongkaran pagar Lanynyaki = hilang.

Judul Skripsi: Kajian Makna Simbolik Bentuk dan Kuburan Masyarakat Kajang di Desa Tana Toa Kabupaten Bulukumba. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Seni. Di akhir penelitian, penulis menyusun skripsi dengan judul “Kajian Makna Simbolik dan Bentuk Kuburan Orang Kajang di Desa Tana Toa Kabupaten Bulukumba”.

Judul Skripsi: Kajian Makna Simbolik Wujud dan Wujud Kuburan Masyarakat Kajang di Desa Tana Toa Kabupaten Bulukumba.

Gambar

Gambar 05. Bentuk makam perempuan  (Dokumentasi : Abdul Karim 5 Mei 2014
Gambar 06. Bentuk makam laki-laki  (Dokumentasi : Abdul Karim 5 Mei 2014)
Gambar 07. Bentuk batu nisan perempuan  (Dokumentasi : Abdul Karim 5 Mei 2014)
Gambar 08. Bentuk batu nisan  laki-laki  (Dokumentasi : Abdul Karim 5 Mei 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul “PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN