Wealth Management Division
Published on: 8 June 2023
BCA House View Report
Tactical Asset Allocation
Money Market – Neutral
Suku bunga BI diperkirakan bertahan pada level 5,75% di sepanjang tahun 2023 dan dapat diturunkan ketika The Fed mulai menurunkan suku bunga dan likuiditas menurun drastis. Hal ini memperkecil ruang bagi imbal hasil pasar uang untuk melanjutkan kenaikan kedepannya.
Fixed Income USD – Slightly Overweight
Kenaikan yield UST membuat yield INDON naik. Namun, persepsi risiko investor terhadap Indonesia tidak berubah melihat pengelolaan fiskal yang prudent. Yield INDON dapat kembali turun bila suku bunga The Fed memasuki neutral rate bahkan diturunkan dan persepsi risiko kredit pemerintah Indonesia tetap terjaga.
Fixed Income IDR – Slightly Overweight
Animo investasi yang tinggi baik dari investor domestik maupun asing ditambah dengan supply yang mulai dikurangi membuat yield FR turun di seluruh tenor. Kedepannya, yield FR dapat terus bertahan rendah bila dukungan investor tetap tinggi di pasar obligasi Indonesia.
Equity USD – Neutral
Volatilitas berpotensi terjadi baik di sektor teknologi AS maupun Tiongkok.
Di AS, kenaikan harga saham teknologi yang signifikan secara YTD membuat profit taking rentan terjadi. Di Tiongkok, konflik geopolitik yang memanas dan data ekonomi yang mengecewakan terus memicusell off.
Equity IDR – Slightly Overweight
IHSG terkoreksi disebabkan oleh penurunan di sektor energi dan basic materials. Rotasi sektoral mulai terlihat terutama ke sektor consumers.
Kinerja IHSG lebih ditopang oleh saham-sahambig capyang membukukan kenaikan karena memiliki fundamental yang kuat.
Topics of The Month
⚫ View bulan sebelumnya Underweight Slightly
Underweight
Slightly
Overweight Overweight Neutral
TAA (Tactical Asset Allocation)
Topic 1: Strong Job Data Despite Economic Slowdown
• Ditengah berbagai problematika yang dialami AS, ruang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga semakin terbatas untuk menjaga stabilitas perbankan dan pertumbuhan ekonomi.
• Hal yang menghalangi The Fed untuk menurunkan suku bunga adalah data ketenagakerjaan yang sangat kuat. Tingkat pengangguran di seluruh etnis turun signifikan sejak menyentuh level tertinggi di pertengahan 2020.
Topic 2: Better Opportunity In Emerging Market Asia
• Negara-negara emerging market di Asia memiliki kondisi makroekonomi yang lebih baik dibandingkandeveloped marketdengan pertumbuhan PDB tinggi, tingkat inflasi relatif rendah, jumlah hutang terhadap PDB rendah, dan kenaikan suku bunga relatif terbatas.
• Probabilitas resesi di developed market seperti AS (65%), Inggris (58%), dan Eropa (40%) cukup tinggi di tahun 2023. Sebaliknya, negara-negaraemerging market justru diperkirakan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global.
Topic 3:Indonesia’s Strong Macroeconomy Outlook
• Kondisi makroekonomi Indonesia kuat dengan PDB kuartal I-2023 tumbuh 5,03% YoY.
Pemerintah optimis dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,30% - 5,70% untuk tahun 2024.
• Hingga bulan April 2023, APBN tercatat surplus 1,12% dari PDB. Pemerintah masih memiliki anggaran belanja yang cukup untuk menstimulasi ekonomi melalui kebijakan fiskal.
Selama tahun 2023, AS dihadapkan pada berbagai problematika: 1) Inflasi masih persisten tinggi, 2) Keruntuhan beberapa perbankan regional akibat kenaikan suku bunga agresif, 3) Perbankan AS mulai mengurangi eksposur di sektor properti karena melihat potensi kerugian seiring dengan permintaan yang terus melemah, 4) Diskusi debt- ceilingtidak kunjung selesai sehingga sempat menimbulkan kekhawatirandefault/gagal bayar hutang AS(Exhibit 1).
Namun, masalah terbesar yang dapat dialami AS kedepannya adalah resesi. Kenaikan suku bunga agresif di tahun 2022 membuat aktivitas ekonomi dan bisnis melambat (resesi). Data sentimen bisnis (PMI manufaktur) dan penjualan ritel AS sudah mulai menunjukkan pelemahan.
Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan mencegah kemungkinan hard landing, ruang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga secara agresif menjadi lebih terbatas kedepannya.
Exhibit 1: US Problems
Hal yang menghalangi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga adalah data ketenagakerjaan yang masih kuat. Tingkat pengangguran di seluruh etnis turun signifikan setelah menyentuh level tertingginya di pertengahan tahun 2020. Tingkat pengangguran etnis BlackdanHispanicyang biasanya cukup tinggi di kisaran 6% - 12%, saat ini bahkan berada di level <5% (Exhibit 2).
Kuatnya data ketenagakerjaan turut berkontribusi bagi peningkatan daya beli masyarakat AS sehingga inflasi dikhawatirkan sulit turun ke target 2,00%. The Fed baru bisa mulai menurunkan suku bunga apabila inflasi turun lebih signifikan dan unemployment rate naik kearah 5,00%.
Exhibit 2: US Unemployment Rate By Ethnicity (%)
Sumber: FRED (May 2023)
▼Cash IDR Risk off membuat
USD menguat sehingga IDR melemah
▼Fixed Income USD Yield INDON naik karena
data ketenagakerjaan kuat dan adanya isu
debt-ceiling
− Equity IDR Tidak terdapat dampak langsung
▼Fixed Income IDR Yield FR naik karena data ketenagakerjaan kuat dan adanya isu
debt-ceiling
▼Equity USD Terkoreksi karena
sentimenrisk off namun sektor teknologi diuntungkan
Strong Job Data Despite Economic Slowdown
Topic 1
4.7
3.1 2.8 4.4
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Black White Asian Hispanic
Berbagai problematika yang dialami AS membuatruang The Fed untuk menaikkan suku bunga semakin terbatas
Hal ini diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Terdapat
65% kemungkinan AS mengalami resesi di akhir 2023
Namun, suku bunga The Fed belum akan diturunkan karena data ketenagakerjaan AS
masih kuat
Sumber: Various Sources (May 2023)
Recession
Commercial Property Exit DebtCeiling
Banking Crisis Inflation
Exhibit 3: Macroeconomic Indicators
Negara-negara emerging market Asia memiliki kondisi makroekonomi yang jauh lebih baik dibandingkan negara-negara developed market dilihat dari beberapa parameter seperti pertumbuhan PDB yang lebih tinggi, tingkat inflasi yang relatif rendah, sentimen bisnis yang lebih optimis, serta jumlah utang terhadap PDB lebih rendah(Exhibit 3). Inflasi yang cukup rendah di emerging market Asia membuat kebijakan fiskal dan moneter lebih akomodatif dengan tingkat kenaikan suku bunga lebih terbatas dibandingkandeveloped market.
Kenaikan suku bunga yang agresif dideveloped marketberdampak pada pelemahan konsumsi dan aktivitas bisnis sehingga menyebabkan perlambatan ekonomi. Berdasarkan hasilsurveyBloomberg, probabilitas resesi dideveloped marketseperti AS (65%), Inggris (58%), dan Eropa (40%) cukup tinggi di tahun 2023. Jerman bahkan sudah memasuki resesi teknikal karena PDB terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Sementara itu, negara-negara emerging market Asia justru diperkirakan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global terutama dengan adanya sentimen positif dari reopeningTiongkok.
Dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di 2023 dan iklim investasi yang kondusif, negara-negaraemerging marketAsia kembali diburu oleh investor. Secara YTD, mayoritas mata uangemerging marketAsia menguat terhadap USD dengan IDR menguat paling signifikan. Performa pasar obligasi di emerging market Asia juga mengungguli developed market dimana yield turun lebih signifikan. Untuk pasar saham, mayoritas pasar saham emerging market Asia justru terkoreksi cukup signifikan secara YTD karena tingginya tensi geopolitik AS – Tiongkok serta pemulihan ekonomi yang berlangsung lambat. Namun, hal ini justru membuat valuasi menjadi sangat menarik terutama karena negara-negara emerging marketAsia memiliki fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang tinggi kedepannya.
Topic 2
Better Opportunity In Emerging Market Asia
Developed Market Emerging Market Asia
Sumber: Bloomberg, Trading Economics (May 2023)
▲Cash IDR Makroekonomi Indonesia yang kuat mendukung penguatan IDR
▲Fixed Income USD Debt to GDP yang
rendah membuat risiko kredit terjaga dan kenaikanyield
INDON terbatas
▲Equity IDR Investor asing mencatatkaninflow IDR 20,75 triliun YTD.
Sahambig cap menjadi pilihan utama
▲Fixed Income IDR Penguatan IDR, penurunan inflasi, dan
debt to GDP yang rendah membuatyield
FR turun
▲Equity USD Investor tetap fokus ke saham teknologi AS. Saham Asia terkoreksi karena tensi AS - Tiongkok
UK US Japan Europe Australia China India Indonesia Malaysia Thailand
GDP (% YoY) 0.20% 1.60% 1.30% 1.30% 2.70% 4.50% 4.40% 5.03% 5.60% 2.70%
CPI(%YoY) 8.70% 4.90% 3.50% 7.00% 7.00% 0.10% 4.70% 4.33% 3.40% 2.67%
Manufacturing PMI 46.90 48.50 50.80 44.60 48.00 49.50 57.20 52.70 48.80 60.40
Central Bank Rate Changes 4.00% 5.00% 0.00% 3.50% 3.75% -0.15% 2.50% 2.00% 1.25% 1.25%
Debt/GDP (%) 101.00 129.00 264.00 91.50 22.30 76.90 89.26 40.90 60.40 60.96
Currency Performance YTD (%) 2.33% 0.35% -5.99% 0.42% -3.95% -2.30% 0.08% 4.45% -4.13% 0.20%
Bond Yield Changes YTD (bps) 51.40 -23.22 1.70 -28.50 -44.50 -12.90 -33.80 -57.00 -32.90 -14.80 Equity Performance YTD (%) -0.59% 9.04% 13.74% 6.55% 0.66% -9.12% -0.03% 1.97% -7.30% -8.80%
Probabilitas resesi di developed market tinggi untuk tahun 2023.
Emerging market Asia justru dapat menopang pertumbuhan ekonomi.
Kondisi makroekonomi negara emerging market Asia lebih baik dibandingkan
developed market
Asing membukukan inflow ke emerging market Asiakarena prospek pertumbuhan tinggi dan
iklim investasi kondusif.
Kondisi makroekonomi Indonesia kuat dengan PDB kuartal I-2023 tumbuh 5,03% YoY, melampaui ekspektasi 4,95%
YoY dan meningkat dibandingkan kuartal-IV 2022.
Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh aktivitas konsumsi yang naik 4,54% YoY seiring dengan penurunan harga barang. Ekspor juga masih menjadi kontributor utama dalam peningkatan PDB. Permintaan global yang masih resilient membuat permintaan akan komoditas masih relatif tinggi. Ditambah lagi, pengeluaran pemerintah (government spending) kembali memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan PDB kuartal-I 2023 sebesar 0,22%.
Pemerintah optimis dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya dan menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,30% - 5,70% untuk tahun 2024. Namun, pengetatan kondisi kredit dan kenaikan harga barang kebutuhan pokok ditengah perlambatan permintaan eksternal berisiko membuat konsumsi melemah kedepannya.
Exhibit 4: Indonesia GDP Growth (%)
Sumber: Bloomberg, Tim Ekonom BCA (May 2023)
Walaupun ada potensi perlambatan konsumsi, pemerintah dapat memberikan stimulus (belanja pemerintah) melalui pencairan dana bantuan sosial (bansos). Disamping itu, anggaran pemerintah untuk pemilu tahun 2024 yang dialokasikan sebesar IDR 76,60 triliun dapat memberikan dorongan yang cukup besar bagi ekonomi. Sebelumnya, anggaran untuk pemilu hanya ditetapkan sekitar IDR 25,00 triliun. Periode pemilu menyebabkan peningkatan perputaran uang yang mengindikasikan peningkatan konsumsi di berbagai sektor seperti transportasi, ritel, dan jasa secara umum.
Pemerintah masih memiliki ruang untuk memberikan stimulus dan mendorong pertumbuhan ekonomi karena APBN masih tercatat surplus IDR 234,70 triliun atau setara dengan 1,12% dari PDB hingga bulan April 2023.
Angka ini masih jauh dari target defisit fiskal yang dapat mencapai -3,00% terhadap PDB di tahun 2023.
Exhibit 5: Indonesia Budget Balance (% of GDP)
Sumber: Trading Economics, Kementrian Keuangan (May 2023)
Topic 3
Indonesia’s Strong Macroeconomy Outlook
(0.69) 7.08
3.53
5.03 5.02 5.46 5.73
5.01 5.03
-3.00 -1.00 1.00 3.00 5.00 7.00 9.00
Q1-21 Q2-21 Q3-21 Q4-21 Q1-22 Q2-22 Q3-22 Q4-22 Q1-23
Consumption Investment
Government Spending Net Exports
Others GDP
-2.30 -2.25 -2.58 -2.46 -2.51 -1.76 -2.20
-6.50 -4.65
-2.38 1.12
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Apr-23 Kondisi makroekonomi
Indonesia kuatdimana PDB kuartal-I 2023 tumbuh 5,03% YoY
Pemerintah optimis dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 ditengah
perlambatan ekonomi global
Surplus APBN membuat pemerintah masih memiliki
banyak amunisi untuk memberikan stimulus fiskal
−Cash IDR Tidak terdapat dampak langsung
▲Fixed Income USD Pengelolaan fiskal yang baik membuat
risiko kredit terjaga dan kenaikanyield
INDON terbatas
▲Equity IDR Konsumsi dan
pertumbuhan ekonomi yang terjaga memicu inflow asing
▲Fixed Income IDR Pengelolaan fiskal
Indonesia yang baik menurunkan supply FR sehingga
yield turun
−Equity USD Tidak terdapat dampak langsung
Currency Outlook
DXY (102,00-106,00)
EUR/USD (1,0500-1,1000)
GBP/USD (1,2100-1,2650)
USD/IDR (14.600-15.100) AUD/USD (0,6460-0,6800)
USD/JPY (137,00-142,50)
USD/CNH (6,9500-7,2000)
Commodity Snapshot
Pergerakan DXY dipengaruhi oleh:
• Data ekonomi AS bulan April 2023 menunjukkan ekonomi yang melambat, namun service tetap resilient. PMI manufaktur naik ke 47,10 (exp46,80;prev46,30) dan PMI jasa naik ke 51,90 (exp51,80;prev51,20).
• Isu debt-ceiling AS diekspektasi akan segera berakhir dan dapat berimbas pada bertambahnya pasokan T-Bills sebagai upaya pemerintah AS untuk mengisi kembali kasnya. Hal ini cenderung menopang kenaikan yielddi tenor pendek sehingga pergerakan USD relatifsupported.
• Pada FOMC Mei 2023, The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 bps ke 5,00% - 5,25%. Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga lebih lanjut melihat data ekonomi AS masih relatif solid dan adanya komentar hawkish dari beberapa pejabat The Fed. menghapus adanya asumsirate cutdi tahun 2023 karena inflasi masih persisten tinggi.
Pergerakan USD/IDR dipengaruhi oleh:
• Data bulan April 2023 menunjukkan ekonomi Indonesia meningkat dimana PMI manufaktur naik ke 52,70 (prev51,90), indeks kepercayaan konsumen naik ke 126,10 (prev123,30), dan PDB kuartal-I 2023 naik ke 5,03% (prev5,01%).
• Suku bunga BI diperkirakan telah mencapai puncaknya.HeadlineCPI YoY diekspektasi masuk ketarget rangeBI (2- 4%) mulai bulan Mei atau Juni 2023.
• Indonesia mencatatkannet inflowdi pasar saham dan obligasi. Penurunan inflasi, pemulihan ekonomi dalam negeri, suku bunga BI yang sudah tidak akan dinaikkan lagi, serta surplus APBN Indonesia hingga April 2023 membuat masih terdapat potensiinflowuntuk menopang pergerakan IDR.
Emas
• Harga emas kembali melemah ke USD 1.963/t.oz setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di USD 2.050/t.oz pada awal Mei 2023.
• Meskipun demikian, rasio antara harga tembaga dan emas (copper to gold ratio)menunjukkan bahwa pasar masih didominasi sentimen risk off (Exhibit 6). Ketidakpastian global membuat harga emas sebagai safe haven naik, sedangkan harga tembaga yang biasa diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi turun. Jika nantinya isu debt-ceiling berhasil diatasi dan The Fed mulai menurunkan suku bunga, maka harga emas dapat turun lebih lanjut kedepannya.
Sumber: Bloomberg (31 May 2023)
Exhibit 6: Copper to Gold Ratio
Sumber: Bloomberg (31 May 2023)
Exhibit 7: Coal YTD Performance (%)
Batu Bara
• Harga batu bara terkoreksi lebih lanjut dan berada di level USD 135,00/metric ton (-66,60% YTD 31 Mei 2023), merupakan level terendah sejak Juli 2021.
• Pemulihan ekonomi Tiongkok yang cenderung lemah serta aktivitas industri terutama di bidang manufaktur dan konstruksi yang melambat membebani permintaan batu bara. Persediaan batu bara di Tiongkok juga telah mencapai tingkat tertinggi karena rendahnya permintaan dan jumlah eskpor yang signifikan. Ditambah lagi, permintaan akan batu bara dari negara-negara Eropa juga semakin berkurang seiring dengan musim dingin yang sudah berlalu.
0.19
0.10 0.15 0.20 0.25 0.30
2018 2019 2020 2021 2022 2023
Risk-On Sentiment
Risk-Off Sentiment
-66.60
-70.00 -60.00 -50.00 -40.00 -30.00 -20.00 -10.00 0.00
Dec-22 Jan-23 Feb-23 Mar-23 Apr-23 May-23
Money Market
NEUTRAL– no change
Imbal hasil instrumen pasar uang sudah berada di puncaknya dan akan mulai turun ketika BI mulai menurunkan suku bunga.
Di Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2023, BI menahan suku bunga acuan di 5,75%
untuk keempat kalinya. Inflasi yang konsisten turun (Apr-23: 4,33% YoY) dan IDR yang relatif kuat (3,84% YTD 31 Mei 2023) menjadi alasannya. Tim ekonom BCA memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga di 5,75% hingga akhir tahun 2023 dan baru akan menurunkannya di tahun 2024 (Exhibit 8). Selama The Fed belum mulai menurunkan suku bunga dan likuiditas masih berlimpah di sistem perbankan, kecil kemungkinan BI menurunkan suku bunga. Per 31 Mei 2023, suku bunga The Fed ada di 5,25% dan masih berpotensi dinaikkan sementara likuiditas di sistem perbankan Indonesia yang direpresentasikan oleh BI OMOinstrumentsmasih berada di IDR 633,05 triliun (vs. IDR 297,49 triliun pre-pandemic level). Secara historis, ada korelasi positif antara suku bunga BI dan imbal hasil pasar uang.
Kenaikan suku bunga BI di tahun 2022 - 2023 memang membuat imbal hasil pasar uang naik (Exhibit 9). Namun, ruang kenaikan imbal hasil pasar uang semakin terbatas kedepannya melihat suku bunga BI sudah akan berhenti dinaikkan.
Tim Ekonom BCA
memperkirakan suku bunga BI akan bertahan di 5,75% selama tahun 2023. Suku bunga baru akan diturunkan bila The Fed mulai menurunkan suku bunga
& likuiditas turun signifikan.
Ruang kenaikan imbal hasil pasar uang semakin terbatas kedepannya.
Faktor risiko: Imbal hasil pasar uang terutama deposito semakin rendah apabila BI mulai menurunkan suku bunga.
Exhibit 9: BI 7 Days Reverse Repo Rate & Avg. 1M IDR Deposit Rate (%)
Exhibit 8: BI 7 Days Reverse Repo Rate Trajectory (Forecasted)
Source: Tim Ekonom BCA, Bloomberg (31 May 2023) Source: Bloomberg (31 May 2023)
Last 3 months:
SOW
Mar 23
N
Apr 23
N
May 23 5.75% 5.75% 5.75% 5.75%
5.50%
5.25%
5.00% 5.00%
6.00
5.75 6.34
3.71 2.00
3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
IDBIRRPO Index IDRE1MO Index
136.02
88.80 80
100 120 140 160 180 200
May-22 Jun-22 Jul-22 Aug-22 Sep-22 Oct-22 Nov-22 Dec-22 Jan-23 Feb-23 Mar-23 Apr-23 May-23
MOVE Index CDS 5YR
Fixed Income (USD)
SLIGHTLY OVERWEIGHT– no change
YieldINDON tenor pendek hingga panjang dapat kembali turun bila The Fed memasukineutral rateatau bahkan mulai menurunkan suku bunga dan persepsi risiko kredit pemerintah Indonesia tetap terjaga.
Keruntuhan First Republic, PacWest, dan Western Alliance di awal Mei 2023 serta meningkatnya kekhawatiran resesi di AS membuat pasar sempat berpikir suku bunga sudah tidak akan dinaikkan lagi bahkan bisa diturunkan hingga 4,50% di akhir tahun 2023. Namun, pernyataanhawkishdari pejabat The Fed seperti Kashkari dan Bullard mematahkan ekspektasi tersebut. Pasalnya, inflasi masih jauh dari target The Fed dan tingkat pengangguran masih sangat rendah sehingga ada ruang untuk suku bunga kembali dinaikkan. Alhasil, per 31 Mei 2023 pasar melihat suku bunga masih dapat dinaikkan ke 5,50% dan tidak akan diturunkan di tahun 2023 (Exhibit 10).
Perubahan ekspektasi pasar membuat yield US Treasury (UST) 10 tahun naik ke 3,64% (+22 bps MoM) sementarayieldINDON 10 tahun naik ke 4,70% (+2 bps MoM).
Exhibit 11: MOVE Index & Indonesia 5YR CDS (Bps) Exhibit 10: Market Expectation Towards FFR
Source: Bloomberg (31 May 2023) Source: Bloomberg (31 May 2023)
Komentar hawkish beberapa pejabat The Fed di akhir Mei 2023 membuat ekspektasi pasar akan rate cut kandas di tahun 2023. Akibatnya, yield UST dan INDON kembali naik.
Kombinasi dari hawkish Fed dan isu debt ceiling AS meningkatkan volatilitas UST.
Namun, kondisi yang sama tidak terlihat di Indonesia.
Faktor risiko: Inflasi persisten tinggi dan data ketenagakerjaan kuat sehingga mengharuskan The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga.
Selain karena pernyataanhawkishpara pejabat The Fed, volatilitas UST juga dipicu oleh isu gagal bayar AS ditengah negosiasi debt ceilingdan outlook kredit AS yang direvisi turun oleh Fitch kenegative watch. Alhasil, MOVE Index (indikator volatilitas UST) meningkat. Namun, persepsi investor terhadap risiko kredit Indonesia malah membaik, ditandai dengan turunnya instrumen CDS 5 tahun (Exhibit 11). Kondisi makroekonomi Indonesia yang solid dan pengelolaan fiskal yang prudent meningkatkan optimisme investor terhadap Indonesia. Akibatnya, kenaikan yield INDON secara MoM lebih terbatas dibandingkan yield UST. Kedepannya, yield INDON dapat kembali turun bila suku bunga The Fed mulai memasuki neutral rate bahkan mulai diturunkan dan persepsi kredit Indonesia tetap terjaga baik.
Last 3 months:
SOW
Mar 23
SOW
Apr 23
SOW
May 23 4.26%
5.25%
4.91%
Jan-23 Feb-23 Mar-23 May-23 Jun-23 Jul-23 Sep-23 Nov-23 Dec-23
3-May-23 31-May-23 Divergence in
MOVE & CDS Movement
Fixed Income (IDR)
SLIGHTLY OVERWEIGHT– no change
Ekspektasi BI sudah mencapai puncak siklus kenaikan suku bunga, penurunan pasokan SBN karena pengelolaan fiskal yang baik, serta dukungan investor domestik dan asing yang bertahan tinggi di pasar obligasi Indonesia membuatyield FR dapat tetap bertahan rendah.
Ditengah kenaikan yield obligasi dunia secara MoM 31 Mei 2023, yield FR malah turun cukup signifikan di seluruh tenor (Exhibit 12). Animo investor baik domestik maupun asing yang masih sangat tinggi terhadap obligasi Indonesia disaat pemerintah mulai mengurangi penerbitan (supply) menjadi alasan utamanya.
Tingginyademandterlihat dari lelang obligasi pemerintah selama tahun 2023 dimana incoming bids cukup konsisten mengalami peningkatan. Secara rata-rata, incoming bidsyang masuk mencapai IDR 50,73 triliun, lebih tinggi dibandingkan rata-rata tahun 2022 sebesar IDR 44,03 triliun. Namun, jumlah penerbitan (awarded bids) mulai diturunkan dari IDR 20 - 23 triliun per lelang di kuartal-1 2023 menjadi IDR 15 - 16 triliun per lelang memasuki kuartal-2 2023(Exhibit 13).Surplus APBN yang bertahan di 1,12% terhadap PDB hingga April 2023 menurunkan kebutuhan pembiayaan dan penerbitan obligasi.
Exhibit 13: Incoming Bids (IDR Tn), Awarded Bids (IDR Tn), Bid to Cover Ratio (X) Throughout 2023 Exhibit 12: FR Yield Curve Spread in Bps (28 April
2023 vs. 31 May 2023)
Source: Bloomberg (31 May 2023) Source: Bloomberg (31 May 2023)
Tingginya demand investor baik domestik dan asing ditengah pengurangan supply membuat yield FR cenderung turun (harga naik) di seluruh tenor.
Akumulasi FR dapat tetap dilakukan untuk kebutuhan income play melihat imbal hasil jauh lebih atraktif
dibandingkan imbal hasil pasar uang yang sulit naik
kedepannya.
Faktor risiko:1) The Fed harus kembali menaikkan suku bunga melihat inflasi yang persisten tinggi dan data ketenagakerjaan bertahan kuat; 2) Ada negative surprises yang dapat melemahkan IDR; 3) Investor asing membukukan outflow; 4) Dukungan investor domestik mulai pudar.
KenaikanyieldFR yang cenderung terbatas sebenarnya membuat valuasi terutama di tenor menengah dan panjang relatif mahal sehingga yield sulit turun signifikan.
Namun, akumulasi FR dapat tetap dilakukan untukincome play.Suku bunga BI yang sudah berada di puncaknya membuat kenaikan imbal hasil pasar uang menjadi lebih terbatas kedepannya. FR masih memberikan income (yield) yang lebih menarik dibandingkan imbal hasil pasar uang meskipun potensi kenaikan harga sudah tidak terlalu besar.VolatilitasyieldFR juga diperkirakan semakin terbatas kedepannya bila pengelolaan fiskal tetapprudentdan dukungan investor tetap tinggi di pasar obligasi Indonesia.
Last 3 months:
N
Mar 23
SOW
Apr 23
SOW
May 23 -35.35
-48.68 -23.76
-15.39
-28.1 -23.21
-6.3
-11.54
1Y 3Y 5Y 10Y 15Y 20Y 25Y 30Y
28 59
67
56 46 53
29 45
65 58
19 23 23 20 20 20 20
16 15 15
1.5
2.6 2.9 2.8
2.3 2.6
1.5 2.8
4.4 3.9
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00
Incoming Bids Awarded Bids Bid to Cover
119.98
36.82
34.03 39.26 158.93
37.57
Dec-22 Jan-23 Feb-23 Mar-23 Apr-23 May-23
META Apple Netflix
Alphabet NVIDIA Microsoft
Equity (USD)
NEUTRAL– changed from SLIGHTLY OVERWEIGHT
Volatilitas berpotensi meningkat di sektor teknologi AS dan Tiongkok. Di AS, volatilitas disebabkan oleh aksi profit taking.Sementara di Tiongkok, volatilitas terjadi karenasell offinvestor terus berlanjut.
Keruntuhan beberapa perbankan regional AS dan kekhawatiran resesi yang semakin meningkat menguntungkan sektor teknologi yang cukup resilient dalam berbagai kondisi ekonomi . Secara fundamental, sektor teknologi memilikibalance sheet yang kuat ditandai dengan kas yang tinggi, utang yang rendah, dan profitabilitas yang terjaga. Earnings kuartal-I 2023 dari mayoritas megacap tech menjustifikasi hal tersebut. Ditambah lagi, optimisme pelaku pasar terhadap prospek perkembangan Artificial Intelligence (AI) turut mendorong penguatan saham teknologi. Secara YTD 31 Mei 2023, megacap tech berhasil membukukan performa saham yang superior dengan kenaikan doublehingga triple digit (Exhibit 14).Suku bunga The Fed yang akan memasuki neutral rate bahkan dapat diturunkan akan turut berdampak positif bagi pergerakan saham teknologi kedepannya. Namun, kenaikan yang sudah sangat signifikan membuatprofit takingdan volatilitas rentan terjadi dalam jangka pendek.
Exhibit 15: Nasdaq Golden Dragon China Index
Source: Bloomberg (31 May 2023) Source: Bloomberg (31 May 2023)
Performa saham sektor teknologi kembali naik signifikan karena investor mencari sektor dengan fundamental yang kuat dan resilient ditengah berbagai kondisi ekonomi. Namun, kenaikan yang signifikan membuat aksi profit taking rentan terjadi.
Sektor teknologi Tiongkok terkoreksi signifikan hingga menghapuskan kenaikan selama tahun 2023. Data ekonomi yang mengecewakan dan tensi politik dengan AS yang terus memanas menjadi alasannya. Volatilitas mungkin akan terus terjadi dalam beberapa waktu kedepan.
Faktor risiko:1) The Fed harus kembali menaikkan suku bunga melihat inflasi yang persisten tinggi dan data ketenagakerjaan bertahan kuat; 2) Earnings emiten tidak sebaik perkiraan pasar; 3) Tensi politik AS dan Tiongkok semakin memanas.
Berbeda dengan sektor teknologi AS, sektor teknologi Tiongkok yang direpresentasikan oleh indeks Nasdaq Golden Dragon malah terkoreksi signifikan hingga menghapuskan kenaikan selama tahun 2023 (Exhibit 15).Rally yang terjadi sejak akhir Oktober 2022 hingga awal tahun 2023 memang dilandasi oleh euforia reopening semata sehingga ketika data ekonomi seperti PMI manufaktur, penjualan ritel, produksi industri, dan tingkat pengangguran masih mengecewakan hingga April 2023 investor kembalirisk offdan menjual kepemilikannya di pasar saham Tiongkok.
Ditambah lagi, tensi politik antara AS - Tiongkok malah kian memanas. Volatilitas mungkin akan bertahan dalam beberapa waktu kedepan hingga ada aksi lebih lanjut dari pemerintah dan bank sentral terkait kebijakan fiskal dan moneter untuk menstimulasi ekonomi.
Last 3 months:
N
Mar 23
SOW
Apr 23
SOW
May 23 Exhibit 14: Megacap Tech Stocks Performance YTD 31 May 2023 (%)
5,993
4,000 4,500 5,000 5,500 6,000 6,500 7,000 7,500 8,000 8,500
Oct-22 Nov-22 Dec-22 Jan-23 Feb-23 Mar-23 Apr-23 May-23 Rebound Wiped Out Due to Escalated US – China Tension
-18.39%
-16.02%
-6.61%
-5.46%
-4.08%
-1.24%
0.20%
0.85%
1.47%
1.65%
2.30%
3.42%
5.55%
Energy Basic Materials Industrials Healthcare JCI Index Financials Infrastructure Transportation
Cons. Staples Property Big 4 Banks Technology Cons. Discre
Equity (IDR)
SLIGHTLY OVERWEIGHT– no change
Emiten di IHSG memiliki prospek pertumbuhan yang cukup baik di tahun 2023. Koreksi justru membuat valuasi menjadi semakin atraktif. Kombinasi keduanya diharapkan mampu menarikinflowinvestor dan menopang pergerakan IHSG.
IHSG terkoreksi -4,08% secara MoM 31 Mei 2023. Koreksi di IHSG dikontribusikan oleh saham berkapitalisasi kecil menengah terutama sektor energi (-18,39%) dan basic materials(-16,02%) yang terkoreksi signifikan.Kedua sektor ini memang sudah membukukan kinerja saham yang sangat baik di tahun 2022 ketika harga komoditas melonjak naik. Namun, seiring dengan harga komoditas yang mulai ternormalisasi di tahun 2023, kinerja kedua sektor ini ikut mengalami penurunan. Rotasi sektoral mulai terlihat ke sektor consumer discretionary (5,55%) dan staples (1,47%) (Exhibit 16).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan dapat bertahan di kisaran 5,00%
untuk tahun 2023, masyarakat yang masih cukup optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya ditandai dengan Indeks Kepercayaan Konsumen yang berada jauh diatas 100 (Apr-23: 126), serta konsumsi yang diekspektasi meningkat menjelang tahun politik 2024 mendasari rotasi tersebut.
Exhibit 17: Asian Countries Forward Price to Earnings Ratio (X)
Exhibit 16: JCI Sectoral Performance MoM 31 May 2023
Source: Bloomberg (31 May 2023) Source: Bloomberg (31 May 2023)
Rotasi sektoral mulai terlihat dari sektor energi dan basic materials ke sektor consumer discretionary dan staples.
Prospek ekonomi Indonesia yang terjaga dan konsumsi yang berpotensi meningkat menjelang tahun politik 2024 mendasari rotasi tersebut.
IHSG memiliki valuasi termurah kedua setelah Tiongkok di kawasan Asia.
Kombinasi dari valuasi yang murah dan proyeksi
pertumbuhan laba yang cukup baik di tahun 2023 diharapkan dapat terus menopang pergerakan IHSG kedepannya.
Faktor risiko:1)Earningsemiten direvisi turun; 2) Inflasi dan tensi politik di Indonesia kembali meningkat menjelang tahun politik 2024.
Koreksi yang terjadi membuat valuasi IHSG menjadi semakin menarik jika diukur dengan indikatorforward price to earnings ratio (forward p/e). Dibandingkan dengan negara Asia lainnya, IHSG memilikiforward p/ekedua terendah setelah Tiongkok di level 13,17x per 31 Mei 2023 (Exhibit 17). Valuasi yang menarik berpotensi mendoronginflowbaik dari investor domestik maupun asing kedepannya. Ditambah lagi, emiten di IHSG masih memiliki proyeksi pertumbuhan laba yang cukup baik di tahun 2023. BCA Sekuritas melihat emiten di IHSG secara agregat dapat tumbuh hingga 14% YoY dengan sektor finansial (18%), consumer staples (15%), dan consumer discretionary (14%) sebagai kontributor utamanya. Kombinasi dari valuasi yang atraktif dan fundamental yang cukup baik diharapkan mampu terus menopang pergerakan IHSG kedepannya.
Last 3 months:
N
Mar 23
SOW
Apr 23
SOW
May 23
21.83
17.23 16.96
14.18 13.32 13.17 13.17 10.06 Big 4 banks include:
BBRI, BBCA, BMRI, BBNI
Economic Calendar & Product Highlights
Economic Calendar Product Highlights
Name Type Launch/Mature Period
BGSEU MF Launch Jun-23
ORI023 Bond Launch Jun-23
SBR010 Bond Mature Jul-23
ORI017 Bond Mature Jul-23
PBS011 Bond Mature Aug-23
SR019 Bond Launch Aug-23
Countries Events Dates
Manufacturing PMI May 2023 1-Jun-23 Nonfarm Payroll May 2023 2-Jun-23 Unemployment Rate May 2023 2-Jun-23 Services PMI May 2023 5-Jun-23 Composite PMI May 2023 5-Jun-23 Trade Balance April 2023 7-Jun-23
CPI May 2023 13-Jun-23
Core CPI May 2023 13-Jun-23
PPI May 2023 14-Jun-23
Core PPI May 2023 14-Jun-23 Fed Interest Rate Decision 14-Jun-23 Retail Sales May 2023 15-Jun-23 Industrial Production May 2023 15-Jun-23 Manufacturing PMI May 2023 1-Jun-23
Services PMI May 2023 5-Jun-23 Composite PMI May 2023 5-Jun-23 Unemployment Rate April 2023 13-Jun-23 Industrial Production April 2023 14-Jun-23 Manufacturing Production April 2023 14-Jun-23
GDP April 2023 14-Jun-23
CPI May 2023 21-Jun-23
Retail Sales May 2023 23-Jun-23 Manufacturing PMI May 2023 1-Jun-23 Unemployment Rate April 2023 1-Jun-23 Composite PMI May 2023 5-Jun-23 Services PMI May 2023 5-Jun-23 Retail Sales April 2023 6-Jun-23
GDP Q1-2023 8-Jun-23
Industrial Production April 2023 14-Jun-23 Trade Balance April 2023 15-Jun-23 ECB Interest Rate Decision 15-Jun-23
CPI May 2023 16-Jun-23
Services PMI May 2023 4-Jun-23 Household Spending April 2023 5-Jun-23 Current Account April 2023 7-Jun-23
GDP Q1-2023 7-Jun-23
PPI May 2023 11-Jun-23
Trade Balance May 2023 14-Jun-23 BoJ Interest Rate Decision 16-Jun-23 Industrial Production April 2023 20-Jun-23
CPI May 2023 22-Jun-23
Services PMI May 2023 4-Jun-23 Composite PMI May 2023 4-Jun-23 Trade Balance May 2023 6-Jun-23 Foreign Reserves May 2023 7-Jun-23
CPI May 2023 8-Jun-23
PPI May 2023 8-Jun-23
Industrial Production May 2023 14-Jun-23 Retail Sales May 2023 14-Jun-23 Unemployment Rate May 2023 14-Jun-23
CPI May 2023 5-Jun-23
Foreign Reserves May 2023 7-Jun-23 Consumer Confidence Index May 2023 11-Jun-23
Trade Balance May 2023 15-Jun-23 United States
United Kingdom
Japan
China
Indonesia Euro Zone
Glossary
Credit Default Swap:instrumen derivatif yang mencerminkan persepsi risiko investor asing terhadap investasinya di sebuah negara. Biasa disingkat menjadi CDS.
Developed Market:istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan negara-negara maju seperti AS, Inggris, dan Eropa.
Debt-ceiling:batas atas utang.
Dovish:istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kebijakan moneter longgar. Biasanya ditandai dengan suku bunga yang rendah.
Earnings:laba.
Emerging Market:istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Indonesia.
Foreign inflow: aliran dana masuk dari investor asing ke kelas aset tertentu.
Foreign outflow: aliran dana keluar dari investor asing dari kelas aset tertentu.
Forward price to earning ratio:rasio yang digunakan untuk mengukur nilai atau valuasi sebuah perusahaan, dihitung dengan cara membagi harga saham dengan potensiearningsdalam 12 bulan kedepan. Biasa disingkat menjadiforward p/e..
Hawkish:istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kebijakan moneter ketat. Biasanya ditandai dengan suku bunga tinggi.
Indeks Kepercayaan Konsumen: indeks yang mencerminkan keyakinan konsumen Indonesia mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen dalam periode yang akan datang. Biasa disingkat menjadi IKK. Dalam Bahasa Inggris adalahConsumer Confidence Index (CCI).
Kebijakan fiskal: kebijakan yang diambil pemerintah untuk mempengaruhi kondisi ekonomi. Kebijakan yang diambil biasanya berkaitan dengan perpajakan dan subsidi.
Kebijakan moneter:kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Kebijakan yang diambil biasanya berkaitan dengan suku bunga dan giro wajib minimum perbankan.
Month-on-Month:periode yang dimulai pada tanggal yang sama di bulan sebelumnya. Biasa disingkat menjadi MoM.
Neutral rate:titik dimana The Fed berhenti menaikkan suku bunga.
Operasi Pasar Terbuka:kegiatan transaksi di pasar uang dalam yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengontrol jumlah uang beredar. Biasa disingkat menjadiOPT. Dalam Bahasa Inggris adalahOpen Market Operation (OMO).
PMI jasa: service purchasingmanager’s index, merupakan indicator ekonomi yang mengukur aktivitas servis/jasa.
PMI manufaktur: manufacturing purchasingmanagers’ index, merupakan indikator ekonomi yang mengukur aktivitas manufaktur di suatu negara.
Produk Domestik Bruto:indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah negara dalam periode tertentu. Biasa disingkat menjadiPDB.Dalam Bahasa Inggris adalahGross Domestic Product (GDP).
Profit taking:aksi merealisasikan keuntungan.
Retail sales:indikator yang mengukur level pengeluaran konsumen untuk berbelanja barang eceran.
Risk off:istilah yang menggambarkan bahwa pasar pesimis dengan prospek perekonomian dan cenderung mengurangi risiko investasinya.
Risk on:istilah yang menggambarkan bahwa pasar optimis dengan prospek perekonomian dan cenderung menambah risiko investasinya.
Safe haven:aset rendah risiko.
Year-To-Date:periode yang dimulai pada awal tahun kalender hingga tanggal tertentu. Biasa disingkat menjadiYTD.
Yield:imbal hasil.
Wealth Panel Contributors
BCA Wealth Panel
BCA Wealth Panel Members
SEVP Treasury & International Banking Branko Windoe
Head of Wealth Management Ugahary Yovvy Chandra
BCA Sekuritas Head of Equity Aldo Benas
Wealth Management Division
Lilyana Sutianto Baling – Head of Investment Business & Research Management Richie Norbert Tandias– Head of Research & Portfolio Management
Anastasia Gracia– Research Analyst Grace Natalia – Research Analyst
Treasury Team
Junita Gunawan– Head of Treasury
Yeni Marliana Laurence – Head of Position Management Dionysius Kelvin – Currency Analyst
Yuliastono Candra – Fixed Income Analyst
Economist Team Barra Kukuh Mamia– Economist
BCA Sekuritas Team Andre Benas– Head of Research
Chief Economist David Sumual
Disclaimer
Laporan BCA House View (“Laporan”) ini hanya bersifat sebagai informasi dan bukan merupakan rekomendasi, saran, ajakan, atau arahan, serta tidak dimaksudkan sebagai penawaran atau permintaan untuk melakukan transaksi tertentu.
Tidak ada satu pun baik PT Bank Central Asia Tbk(“BCA”), perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya yang memberikan pernyataan atau jaminan (baik tersurat atau tersirat) atau bertanggung jawab sehubungan dengan akurasi atau kelengkapan dari informasi, penilaian, proyeksi, perkiraan, analisis, dan pendapat lainnya yang tercantum dalam Laporan ini(“Informasi”). Dalam hal Informasi berasal dari sumber di luar BCA, Informasi tersebut diperoleh dari sumber yang menurut BCA dapat diandalkan. Namun demikian, BCA tidak menjamin bahwa Informasi tersebut akurat, lengkap, maupun terkini (up-to-date).
BCA, perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dituntut atas kerugian apa pun baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung atau atas kerugian lainnya dalam bentuk apa pun yang mungkin timbul dari setiap penggunaan Informasi yang tercantum dalam Laporan ini (termasuk setiap kesalahan atau kekeliruan yang mungkin ditemukan dalam Laporan ini). Segala akibat dan kerugian yang timbul dari penggunaan Informasi untuk keperluan apa pun menjadi tanggung jawab pengguna Informasi sepenuhnya dan pengguna Informasi membebaskan BCA, perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya dari segala tuntutan, gugatan, dan/atau tindakan hukum lainnya dalam bentuk apa pun.
Setiap Informasi terkandung dalam Laporan ini mungkin didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan yang mungkin dapat berbeda dengan kondisi yang sesungguhnya atau kondisi yang terjadi di kemudian hari. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil yang berbeda pula. BCA perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya tidak mewakili atau menjamin bahwa Informasi apa pun akan terpenuhi.
Kinerja masa lalu yang dimuat dalam Laporan ini bukan merupakan indikator maupun jaminan kinerja di masa mendatang.
Informasi yang disampaikan dalam Laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dulu. Informasi yang tercantum pada Laporan ini dapat berasal dari pihak lainnya. BCA tidak bertanggung jawab atas kebenaran, keakuratan, atau kelengkapan Informasi, termasuk kesalahan Informasi yang tercantum pada Laporan ini.
Laporan ini dibuat secara umum tanpa mempertimbangkan tujuan investasi, situasi keuangan, dan kebutuhan pihak tertentu, serta tidak ditujukan untuk satu/sekelompok pihak tertentu. Sebelum Anda melakukan transaksi investasi apa pun, Anda harus melakukan pengkajian dan analisis secara independen dan meminta saran atau masukan dari segi finansial dan hukum dari tenaga profesional (jika diperlukan).
Informasi yang dimuat dalam Laporan ini tidak mencerminkan posisi BCA, perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya dalam melakukan transaksi efek dan/atau instrumen keuangan lainnya baik dalam kapasitasnya sebagai pelaku transaksi maupun sebagai prinsipal atau agen sehingga transaksi efek dan/atau instrumen keuangan lainnya yang dilakukan BCA, perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya dapat tidak konsisten dengan Informasi yang dimuat dalam Laporan ini.
Produk investasi yang disebutkan dalam Laporan ini (selain produk simpanan atau deposito BCA)BUKANmerupakan produk maupun tanggung jawab BCA dan bukan juga merupakan bagian dari simpanan pihak ketiga pada BCA, sertaTIDAK TERMASUKdalam cakupan obyek program penjaminan Pemerintah atau penjaminan simpanan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Laporan ini tidak diperbolehkan untuk diproduksi ulang, disalin/difotokopi, diduplikasi, dikutip, atau disediakan dalam bentuk apa pun, dengan sarana apa pun, atau didistribusikan kembali kepada pihak lain manapun tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari BCA.