Wealth Management Division
Published on: 7 July 2023
BCA House View Report
Tactical Asset Allocation
Money Market – Neutral
Di RDG Juni 2023, BI menahan suku bunga di 5,75%. Urgensi BI untuk menaikkan suku bunga lebih terbatas karena inflasi turun dan pergerakan IDR stabil. Suku bunga BI yang sudah berada di puncak membuat ruang kenaikan imbal hasil pasar uang akan semakin terbatas kedepannya.
Fixed Income USD – Overweight
The Fed menahan suku bunga di 5,25% pada FOMC Juni 2023 dan mengindikasikan potensi kenaikan lebih lanjut. Namun, suku bunga hampir mencapai puncaknya dan cepat atau lambat akan memasuki neutral rate.
Ketika suku bunga mulai diturunkan, yield INDON tenor pendek hingga panjang berpotensi turun (harga naik).
Fixed Income IDR – Slightly Overweight
Yield FR turun signifikan karena permintaan investor domestik maupun asing cukup tinggi ditengah penerbitan yang mulai dikurangi. Dalam jangka pendek, yield berpotensi bertahan di level yang rendah. Dalam jangka panjang,yieldberpotensi turun ketika BI mulai menurunkan suku bunga.
Equity USD – Neutral
Di AS, kenaikan saham teknologi yang signifikan membuat valuasi relatif mahal sehinggaearnings yieldturun dan aksiprofit takingrentan terjadi. Di Asia, performa pasar saham Tiongkok cukuplagging karena data ekonomi yang mengecewakan dan tensi geopolitik yang kian memanas.
Equity IDR – Neutral
IHSG bergerakflat.Koreksi semula banyak terjadi di saham berkapitalisasi kecil menengah, namun saham berkapitalisasi besar mulai ikut terkoreksi karena aksi profit taking investor asing. BCA Sekuritas merevisi turun proyeksi laba emiten di IHSG dari 12,00% menjadi 4,00% di sepanjang tahun 2023.
Topics of The Month
⚫ View bulan sebelumnya Underweight Slightly
Underweight
Slightly
Overweight Overweight Neutral
TAA (Tactical Asset Allocation)
Topic 1: Significant Rate Hikes Leads To Recession
• Tingginya inflasi di negara maju membuat bank sentral dunia seperti The Fed, BoE, dan ECB menaikkan suku bunga secara agresif selama 2022– Juni 2023.
• Kenaikan suku bunga agresif di negara maju membuat potensi resesi cukup besar. Nilai perdagangan dunia mulai mengalami penurunan.
• Sebaliknya, inflasi di negara berkembang cukup moderat sehingga bank sentral dapat menahan dan bahkan mulai menurunkan suku bunga.
Topic 3: Election Might Help BoostIndonesia’s Economy
• Surplus neraca dagang Indonesia turun menjadi USD 0,44 miliar di bulan Mei 2023. Turunnya harga komoditas, perlambatan permintaan global, serta larangan eskpor mineral dapat menekan surplus neraca dagang ke kisaran USD 2,00– 3,00 miliar.
• Kampanye menjelang pemilu 2024 dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Secara historis, pengeluaran organisasi dan pemerintah meningkat selama pemilu.
Topic 2:China’s Recovery Can’t Offset Global Slowdown
• Pemulihan ekonomi Tiongkok lebih lambat dari perkiraan pasar. Kepercayaan publik belum kembali sepenuhnya sehingga tingkat konsumsi cenderung rendah.
• Perlambatan ekonomi global turut mengakibatkan ekspor Tiongkok turun di bulan Mei 2023.
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok tidak dapat sepenuhnya meng-offset perlambatan ekonomi global (PDB AS dan Eropa = ~2,00x PDB Tiongkok).
-1.50 -0.50 0.50 1.50 2.50 3.50 4.50 5.50
Jan-22 Apr-22 Jul-22 Oct-22 Jan-23 Apr-23
US EU UK
Japan Indonesia China
5.00 4.75 4.00 2.25
0.00 -0.25 Tingginya inflasi terutama di negara-negara maju
membuat bank sentral dunia seperti The Fed, BoE, dan ECB menaikkan suku bunga secara agresif selama tahun 2022– Juni 2023(Exhibit 1).Di bulan Juni 2023, BoE dan ECB menaikkan suku bunga masing-masing sebesar 50 bps dan 25 bps sementara The Fed melakukan hawkish skip. Kuatnya data ketenagakerjaan di ketiga negara tersebut semakin menambah kekhawatiran bahwa inflasi dapat bertahan tinggi untuk waktu yang cukup lama sehingga suku bunga berpotensi dinaikkan lebih lanjut.
Kontras dengan ketiga negara tersebut, BI telah menahan suku bunga di level 5,75% sejak awal tahun 2023 karena inflasi Indonesia mulai kembali ke target BI di rentang 2,00% - 4,00%. PBoC bahkan mulai memangkas suku bunganya masing-masing sebesar 0,10% di bulan Juni 2023 untuk mendorong pemulihan ekonomi Tiongkok.
Kenaikan suku bunga yang signifikan di negara-negara maju membuat aktivitas bisnis dan ekonomi melambat sehingga potensi resesi cukup tinggi. Perlambatan ekonomi global terlihat dari nilai transaksi perdagangan dunia yang mulai turun ke level USD 3.684 miliar (-17%) di Februari 2023 setelah menunjukkan tren kenaikan di sepanjang tahun 2020– 2022(Exhibit 2).
Suku bunga di berbagai negara maju diperkirakan akan mencapai puncak di tahun 2023. Dampak dari kenaikan suku bunga yang mulai terlihat dari perlambatan ekonomi dan instabilitas di sistem perbankan membuat ruang kenaikan suku bunga semakin terbatas kedepannya.
Disisi lain, PBoC berpotensi menahan bahkan memangkas suku bunga lebih lanjut untuk mendorong konsumsi dan mempercepat pemulihan ekonomi. BI juga dapat mulai menurunkan suku bunga ketika The Fed dan bank sentral dunia lainnya mulai menurunkan suku bunga di tahun 2024.
Exhibit 2: World Trade Value (USD Billion)
Sumber: Bloomberg (February 2023)
− Cash IDR
Netral karena BI telah berhenti menaikkan
suku bunga sejak awal tahun 2023
▼Fixed Income USD Yield INDON naik karena ada potensi kenaikan suku bunga
The Fed lebih lanjut
▼Equity IDR Risk off membuat
investor asing mencatatkan outflow IDR 4,38
triliun MTD
−Fixed Income IDR Yield FR tidak terdampak signifikan
karena lebih digerakkan oleh investor domestik
▼Equity USD Terkoreksi karena
sentimenrisk off ditengah potensi resesi yang besar
Significant Rate Hikes Leads To Recession
Topic 1
Kenaikan suku bunga membuat aktivitas ekonomi melambat, ditandai dengan turunnya nilai
transaksi perdagangan dunia
Sumber: Bloomberg (June 2023)
Exhibit 1: Central Banks Cumulative Rate Changes (%)
3,684
2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Tingginya inflasi di negara maju
membuat bank sentral (The Fed, ECB, BoE) menaikkan suku bunga secara agresif
Sebaliknya, bank sentral di negara berkembang (BI &
PBoC) dapat menahan bahkan menurunkan suku bunga
Pemulihan ekonomi Tiongkok yang diperkirakan dapat menjadi penopang ekonomi global berlangsung lebih lambat dibandingkan ekspektasi pasar. Dari sisi domestik, tingkat kepercayaan publik belum kembali sepenuhnya sehingga tingkat konsumsi cenderung rendah. Penjualan ritel di bulan Mei 2023 dirilis naik 12,70% YoY, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan kenaikan sebesar 18,40% YoY. Inflasi berada di level yang sangat rendah di 0,20% YoY(Exhibit 3).
Beberapa bank global mulai merevisi turun perkiraan PDB Tiongkok untuk tahun 2023 ke kisaran 5,10% - 5,40% dari yang sebelumnya diperkirakan dapat mencapai 5,50% - 6,00%. PBoC dan pemerintah Tiongkok perlu memberikan stimulus yang lebih besar untuk mendorong konsumsi domestik sehingga pemulihan ekonomi dapat berlangsung lebih cepat.
Perlambatan ekonomi global juga turut membebani pemulihan ekonomi Tiongkok. Ekspor tercatat turun - 7,50% di bulan Mei 2023. Melemahnya permintaan global dan domestik membuat tingkat persediaan yang menumpuk selama pandemi COVID-19 tetap bertahan di level yang tinggi (Exhibit 4). Alhasil, berbagai industri manufaktur mulai mengurangi tingkat produksi ditandai dengan industrial production yang melambat ke 3,50%
YoY di bulan Mei 2023.
Untuk mengatasi hal tersebut, Tiongkok perlu mengekspor barang dengan harga yang lebih murah. Apabila upaya tersebut berhasil meningkatkan volume ekspor, perekonomian dapat berangsur pulih kedepannya.
Namun, pemulihan ekonomi Tiongkok diperkirakan tetap tidak mampu sepenuhnya meng-offset perlambatan ekonomi global yang terjadi (PDB AS dan Eropa = ~2,00x PDB Tiongkok).
Exhibit 4: China Export & Industrial Production (%)
Sumber: Bloomberg (June 2023)
− Cash IDR Tidak terdapat dampak langsung
− Fixed Income USD
Tidak terdapat dampak langsung
− Equity IDR Tidak terdapat dampak langsung
− Fixed Income IDR Tidak terdapat dampak langsung
▼Equity USD
Saham Tiongkok terkoreksi karena data ekonomi mengecewakan sehingga
memicusell off
Sumber: Bloomberg (June 2023)
Exhibit 3: China Retail Sales & Inflation (%)
Topic 2
China’s Recovery Can’t Offset Global Slowdown
12.70
0.20 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00
-15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00
Retail Sales (L) CPI (R)
-7.50 3.50
-4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00
-15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00
Export (L) Industrial Production (R) Kepercayaan publik yang
belum pulih sepenuhnya membuattingkat konsumsi domestik cenderung rendah
Ekspor Tiongkok turun -7,50%
YoY di bulan Mei 2023 akibat melemahnya permintaan global
sehingga turut membebani pemulihan ekonomi
Pemulihan ekonomi Tiongkok tidak dapat sepenuhnya meng-offset perlambatan
ekonomi global
(0.70) (0.20) 0.30 0.80
Q1-2011 Q4-2011 Q3-2012 Q2-2013 Q1-2014 Q4-2014 Q3-2015 Q2-2016 Q1-2017 Q4-2017 Q3-2018 Q2-2019 Q1-2020 Q4-2020 Q3-2021 Q2-2022 Q1-2023
Expenses by Non-Profit Institutions Government Expenses Surplus neraca dagang Indonesia turun menjadi USD 0,44 miliar pada Mei 2023, didorong oleh pertumbuhan ekspor yang lebih lambat (1,00% YoY) dibandingkan pertumbuhan impor (14,40% YoY) (Exhibit 5). Penurunan ekspor terbesar terlihat pada barang-barang yang banyak diimpor Tiongkok akibat melemahnya permintaan domestik dan perlambatan di sektor properti. Impor barang modal dan konsumsi menunjukkan pertumbuhan positif sementara impor bahan baku menunjukkan pertumbuhan negatif yang menandakan perlambatan pada aktivitas manufaktur.
Perlambatan permintaan global, turunnya harga komoditas, serta kebijakan pemerintah yang berupa larangan ekspor mineral dapat menekan surplus neraca dagang Indonesia ke kisaran USD 2,00 – 3,00 miliar. Meskipun kisaran tersebut masih lebih tinggi dibandingkan pre-pandemic level, penurunan surplus neraca dagang dapat berdampak pada penurunan cadangan devisa serta neraca pembayaran Indonesia.
Exhibit 5: Indonesia Trade Balance (USD Billion)
Sumber: Bloomberg (June 2023)
Ditengah penurunan surplus neraca dagang Indonesia, kondisi makroekonomi Indonesia masih relatif kuat ditandai dengan pertumbuhan PDB kuartal-I 2023 sebesar 5,03% YoY. Kedepannya, kampanye menjelang pemilu 2024 diharapkan dapat memberikan sentimen positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Secara historis, pengeluaran organisasi dan pemerintah meningkat selama pemilu seiring dengan meningkatnya jumlah uang beredar (Exhibit 6). Peningkatan pengeluaran turut berkontribusi pada peningkatan konsumsi sehingga pertumbuhan ekonomi berpotensi tetap terjaga.
Beberapa sektor seperti consumer, retailer, dan transportasi akan sangat diuntungkan dengan peningkatan konsumsi selama kampanye menjelang pemilu sehingga berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan. Pemilu diperkirakan dapat menambah sekitar 0,10% - 0,20% dari pertumbuhan ekonomi di tahun 2023.
Exhibit 6: Organizations & Government Spending Contribution To YoY Growth
Sumber: Trading Economics, Kementrian Keuangan (June 2023)
Topic 3
Election Might Help Boost Indonesia’s Economy
Perlambatan permintaan global, normalisasi harga komoditas, dan larangan ekspor mineral dapat menekan surplus neraca dagang
ke kisaran USD 2 – 3 miliar
▼Cash IDR Penurunan surplus
neraca dagang membuat IDR melemah ke 14.993
per 27 Juni 2023
−Fixed Income USD Tidak terdapat dampak langsung
▲Equity IDR Sektorconsumer staples & discretionary
terdampak positif oleh potensi peningkatan konsumsi menjelang
pemilu
−Fixed Income IDR Pelemahan IDR seharusnya membuat yield FR naik. Namun,
yield malah turun karena permintaan
domestik tinggi
−Equity USD Tidak terdapat dampak langsung
0.44 -60.00 -40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
May-20 Aug-20 Nov-20 Feb-21 May-21 Aug-21 Nov-21 Feb-22 May-22 Aug-22 Nov-22 Feb-23 May-23
Trade Balance (L) Export (R) Import (R)
End of campaigning period
Surplus neraca dagang Indonesia turunmenjadi USD 0,44 miliar di bulan Mei
2023
Kampanye menjelang pemilu 2024 berpotensi meningkatkan konsumsi
dan mendorong pertumbuhan ekonomi
USD Bn %YoY
Currency Outlook
DXY (100,50-104,50)
EUR/USD (1,0700-1,1175)
GBP/USD (1,2550-1,3000)
USD/IDR (14.700-15.200) AUD/USD (0,6550-0,7000)
USD/JPY (138,00-145,00)
USD/CNH (7,0300-7,3000)
Commodity Snapshot
Pergerakan DXY dipengaruhi oleh:
• Data ekonomi AS bulan Mei 2023 melambat dimana PMI manufaktur turun ke 46,90 (exp47,00;prev47,10), PMI jasa turun ke 50,30 (exp52,40;prev 51,90), dan unemployment ratenaik ke 3,70% (exp 3,50%;prev 3,40%). Isudebt- ceilingAS sudah terselesaikan.
• Inflasi AS melambat walaupun masih berada di atas target The Fed. Dari sisi konsumen, inflasi (CPI) turun menjadi 4,00% YoY sesuai ekspektasi, sedangkan CPI inti tidak banyak berubah (5,30% YoY). Dari sisi produsen, inflasi (PPI) turun menjadi 1,10% YoY lebih rendah dari ekspektasi, sedangkan PPI inti tidak banyak berubah (2,80% YoY).
• Pada FOMC Juni 2023, The Fed mengambil langkah hawkish pause. Suku bunga dipertahankan di rentang 5,00% - 5,25% namun dapat dinaikkan 2 kali lagi hingga akhir tahun.
Pergerakan USD/IDR dipengaruhi oleh:
• Data ekonomi Indonesia bulan Mei 2023 menurun dimana S&P Global PMI manufaktur turun ke 50,30 (prev 52,70) dan surplus neraca dagang turun ke USD 0,44 miliar (prevUSD 3,94 miliar).
• Ketidakpastian pemulihan ekonomi Tiongkok dan The Fed yang memberikan sinyal akan kembali melanjutkan kenaikan suku bunga menyebabkanoutflowdi IHSG selama bulan Juni 2023 (IDR 4,38 triliun).
• Bank Indonesia mempertahankan suku bunganya di 5,75% dalam RDG bulan Juni 2023 dan belum ada rencana untuk kembali melanjutkan kenaikan suku bunga. Hal itu mengakibatkan melebarnya perbedaan kebijakan dengan The Fed yang tentunya akan menambah tekanan terhadap IDR.
Minyak Brent
• Harga minyak Brent turun terbatas -15,89% YTD 27 Juni 2023 dan berada di level USD 72,26/barel. Alasannya, pemulihan ekonomi yang belum stabil di Tiongkok dan pernyataan hawkish dari beberapa bank sentral dunia menimbulkan kekhawatiran mengenai turunnya permintaan minyak dunia.
• Dari sisi pasokan, analis mencatat adanya perlambatan produksi minyak AS dan pemangkasan produksi minyak dari OPEC+ dalam beberapa bulan mendatang. Saudi Arabia dan Rusia bahkan berencana untuk memperpanjang periode pemangkasan produksi sehingga dapat menjaga pergerakan harga minyak.
Sumber: Bloomberg (27 June 2023)
Exhibit 7: Oil Price & YTD Performance (%)
Sumber: Bloomberg (27 June 2023)
Exhibit 8: Coal Price & YTD Performance (%)
Batu Bara
• Harga batu bara terkoreksi lebih lanjut dan berada di level USD 127,90/metric ton (-68,35% YTD 27 Juni 2023), merupakan level terendah sejak Juli 2021.
• Penurunan harga telah terjadi secara signifikan secara YTD akibat musim dingin yang telah berlalu di Eropa. Namun, harga batu bara bergerak di level yang cukup stabil di rentang USD 120– 130/ton selama bulan Juni 2023. Angka ini masih lebih tinggi dibandingkanpre-COVID leveldi kisaran USD 70 -80/ton.
-15.89%
70.00 75.00 80.00 85.00 90.00
-20.00%
-15.00%
-10.00%
-5.00%
0.00%
5.00%
Dec-22 Jan-23 Mar-23 Apr-23 May-23 Jun-23 Brent (R) % YTD Changes (L)
72.26 -68.35%
100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
-80.00%
-70.00%
-60.00%
-50.00%
-40.00%
-30.00%
-20.00%
-10.00%
0.00%
Dec-22 Jan-23 Feb-23 Mar-23 Apr-23 May-23 Coal (R) % YTD Changes (L)
127.90
USD/barel USD/metric ton
Tim Ekonom BCA memperkirakan suku bunga acuan akan terus ditahan di 5,75%
hingga akhir tahun 2023 dan baru akan diturunkan di tahun 2024. Selama The Fed belum mulai menurunkan suku bunga, kecil kemungkinan BI menurunkan suku bunga karena ada selisih suku bunga yang harus dijaga(Exhibit 10).Suku bunga BI yang dipertahankan tinggi dapat membuat imbal hasil pasar uang terjaga dalam beberapa waktu kedepan namun ruang kenaikannya sudah semakin terbatas bahkan dapat turun ketika suku bunga BI mulai diturunkan.
Money Market
NEUTRAL– no change
Imbal hasil instrumen pasar uang sudah berada di puncaknya dan berpotensi turun ketika suku bunga BI mulai diturunkan.
Di RDG Juni 2023, BI kembali menahan suku bunga acuan di 5,75%. Inflasi yang konsisten turun dan IDR yang relatif kuat menjadi alasannya. Dari sisi inflasi, di bulan Mei 2023 inflasi turun ke 4,00% YoY, kembali ke target BI di 2,00% - 4,00%. Inflasi Indonesia relatif lebih rendah dibanding mayoritas negara lain di dunia sehingga BI dapat menahan suku bunga disaat bank sentral negara maju masih terus menaikkan suku bunga (Exhibit 9). Dari sisi mata uang, walaupun terdapat outflow di pasar saham selama bulan Juni 2023 (IDR 4,38 triliun), IDR berhasil bertahan sebagaibest performing currencydi Asia (27-Jun-23: 3,84% YTD).
BI menahan suku bunga acuan di 5,75% pada RDG Juni 2023.
Inflasi yang konsisten turun dan IDR yang relatif kuat menjadi alasannya.
Faktor risiko: BI mulai menurunkan suku bunga sehingga imbal hasil pasar uang terutama deposito semakin rendah.
Exhibit 10: BI & The Fed Interest Rate Differential (%)
Source: Bloomberg (June 2023) Source: Bloomberg (June 2023)
Last 3 months:
N
Apr 23
N
May 23
N
Jun 23 Kemungkinan BI menurunkan
suku bunga cukup kecil selama The Fed belum mulai menurunkan suku bunga karena ada selisih suku bunga yang perlu dijaga.
Exhibit 9: Inflation Across Countries (%)
8.70%
7.00%
6.10% 6.10%
4.25% 4.00% 4.00%
3.50%
0.20% 0.50
5.75
5.25
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
Jun-18 Oct-18 Feb-19 Jun-19 Oct-19 Feb-20 Jun-20 Oct-20 Feb-21 Jun-21 Oct-21 Feb-22 Jun-22 Oct-22 Feb-23
Spread BI7DRR FFR
Fixed Income (USD)
OVERWEIGHT– changed from SLIGHTLY OVERWEIGHT
Yield INDON tenor pendek berpotensi turun ketika suku bunga The Fed berhenti dinaikkan bahkan mulai diturunkan.
SementarayieldINDON tenor menengah panjang berpotensi turun karena diburu investor melihatspreadterhadap UST cukup menarik.
Di FOMC Juni 2023, The Fed menahan suku bunga acuan di 5,25%. Namun,dot plot yang menunjukkan ekspektasi suku bunga dari para pejabat The Fed direvisi naik ke 5,60% untuk tahun 2023. Padahal, dot plot Maret 2023 hanya berada di 5,10%.
Walaupun The Fed kembali memberikan pernyataan hawkish, ekspektasi pasar terhadap suku bunga tidak berubah. Per 27 Juni 2023, pasar memperkirakan suku bunga hanya tinggal dinaikkan sekali lagi ke 5,50% di Juli 2023 dan akan ditahan hingga akhir tahun 2023 (Exhibit 11).Walaupun ada potensi suku bunga The Fed masih akan dinaikkan, tidak dapat dipungkiri suku bunga sudah berada di kisaran puncak dan akan segera memasuki neutral rate kedepannya. Dari beberapa siklus suku bunga The Fed sebelumnya, ketika suku bunga berhenti dinaikkan (berada di neutral rate),yield US Treasury(UST) sudah mulai turun, diikuti oleh penurunanyield obligasi dunia lainnya termasuk INDON. Tren yang sama diperkirakan turut terjadi di siklus suku bunga The Fed saat ini.
Exhibit 12: UST & INDON Yield Curve Comparison Exhibit 11: Fed Dot Plot & Fed Fund Futures
Source: Bloomberg (14 June 2023) Source: Bloomberg (27 June 2023)
The Fed memberikan
pernyataan hawkish di FOMC Juni 2023 dan merevisi naik dot plot untuk tahun 2023.
Namun, ekspektasi pasar mengenai suku bunga tidak berubah.
INDON tenor menengah panjang menawarkan value yang menarik saat ini karena spread yang sangat lebar dengan UST.
Faktor risiko:Inflasi AS persisten tinggi dan data ketenagakerjaan kembali menguat sehingga mengharuskan The Fed kembali menaikkan suku bunga dengan agresif.
Per 27 Juni 2023, kurva imbal hasil INDON (upward sloping) dan UST (downward sloping) memiliki bentuk yang berbeda. Hal ini membuat selisihyield (spread)semakin melebar seiring bertambahnya tenor(Exhibit 12).Sebagai gambaran,spreadINDON dan UST 30 tahun mencapai 140 bps, dua kali lipat lebih tinggi dibandingkanspread INDON dan UST 5 tahun yang hanya berada di kisaran 68 bps.Implikasinya, INDON tenor menengah hingga panjang menawarkan value yang sangat menarik saat ini.
Kedepannya,yield INDON baik tenor pendek hingga panjang berpotensi turun lebih lanjut.YieldINDON tenor pendek yang lebih sensitif terhadap pergerakan suku bunga akan turun ketika The Fed berhenti bahkan mulai menurunkan suku bunga sementara yieldtenor menengah panjang akan turun karena diburu oleh investor melihatspread yang sangat lebar dengan UST.
Last 3 months:
SOW
Apr 23
SOW
May 23
SOW
Jun 23 5.63%
4.63%
3.38%
5.20%
3.79%
3.85%
2023 2024 2025
Fed Dot Plot Fed Fund Futures
5.32 5.00
4.67 4.72 4.71 4.78 5.07
5.25 5.32
4.76 4.39
4.03 3.91 3.77
4.04
3.84 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00
3.50 4.00 4.50 5.00 5.50
1Y 2Y 3Y 5Y 7Y 10Y 20Y 30Y
Spread (R) INDON Curve (L) UST Curve (L)
% Bps
Fixed Income (IDR)
SLIGHTLY OVERWEIGHT– no change
Tingginya permintaan investor baik domestik dan asing ditengah penerbitan obligasi yang mulai dikurangi membuat yield FR dapat bertahan rendah dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang,yield FR dapat kembali turun bila BI mulai menurunkan suku bunganya.
Dalam 3 bulan terakhir, yield obligasi di negara maju naik signifikan karena inflasi yang persisten tinggi mengharuskan bank sentral untuk terus menaikkan suku bunga.
Di negara berkembang termasuk Indonesia,yieldmulai turun karena inflasi konsisten turun dan bank sentral sudah berhenti menaikkan suku bunga (Exhibit 13). Selain karena kebijakan moneter yang lebih akomodatif, turunnya yield FR turut dikontribusikan oleh tingginya permintaan baik dari investor domestik maupun asing ditengah penerbitan yang mulai dikurangi. Dari sisi permintaan,incoming bidscukup konsisten naik bahkan menyentuh IDR 76,24 triliun di lelang 14 Juni 2023 (rata-rata lelang 2023: IDR 41,55 triliun) (Exhibit 14).Sementara dari sisi penerbitan, tingkat kas pemerintah yang tinggi (Apr-23: 1.619 triliun) membuat kebutuhan pembiayaan APBN dan penerbitan obligasi dapat diturunkan. Sebagai acuan, pemerintah menerbitkan SUN sekitar IDR 20 triliun per lelang di kuartal-I 2023. Jumlah penerbitan mulai turun ke IDR 15 triliun di kuartal-II 2023.
Exhibit 14: Domestic & Foreign Incoming Bids in Auction (IDR Tn)
Exhibit 13: World Bond Yield Changes in 3 Months (Bps)
Source: Bloomberg (27 June 2023) Source: DJPPR Kemenkeu (27 June 2023)
Yield FR turun signifikan dalam 3 bulan terakhir karena suku bunga BI sudah
berhenti dinaikkan dan permintaan investor relatif tinggi ditengah penerbitan yang mulai dikurangi.
Permintaan investor baik asing maupun domestik dapat tetap tinggi kedepannya sehingga volatilitas yield FR dapat terminimalisir setidaknya dalam jangka pendek. Yield berpotensi turun dalam jangka panjang bila BI mulai
menurunkan suku bunga.
Faktor risiko: 1) Ada negative surprises yang melemahkan IDR; 2) Dukungan investor domestik mulai menurun di pasar obligasi Indonesia.
Kedepannya, permintaan investor baik domestik maupun asing diperkirakan tetap tinggi di pasar obligasi Indonesia. Dari investor asing, walaupun sudah tercatatinflow sebesar 74,44 triliun secara YTD 27 Juni 2023,inflowyang masuk masih relatif kecil jika dibandingkanoutflowselama tahun 2020 - 2022 yang mencapai IDR 245 triliun.
Hal ini berpotensi mendorong inflowlebih lanjut. Dari investor domestik, permintaan dapat bertahan tinggi karena FR memberikan yield yang jauh lebih menarik dibandingkan instrumen pasar uang. Tingginya permintaan baik dari investor asing maupun domestik dapat meminimalisir volatilitas pada yield FR setidaknya dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, ada potensiyieldFR kembali turun ketika BI mulai menurunkan suku bunganya.
Last 3 months:
SOW
Apr 23
SOW
May 23
SOW
Jun 23 101
74
23 13 11 8
-7 -19 -23
-52 4 15 11 7 7 13
6 10 14
5 19
6 24
44 56
49 39 40 23
35 51
53 57
32 Foreign Incoming Bids Local Incoming Bids
Equity (USD)
NEUTRAL– no change
Volatilitas dapat terus terjadi dalam beberapa waktu kedepan baik di pasar saham AS maupun Tiongkok. Di AS, volatilitas disebabkan oleh aksi profit taking. Di Tiongkok, volatilitas disebabkan oleh sell off investor yang berlanjut ditengah data ekonomi yang mengecewakan dan tensi dengan AS yang terus memanas.
Pasar saham AS yang direpresentasikan oleh indeks S&P500 membukukan kenaikan yang cukup signifikan secara YTD. Kenaikan banyak dikontribusikan oleh saham megacap tech terutama yang memiliki eksposur ke Artificial Intelligence (AI) seperti Apple, Microsoft, Alphabet, META, dan NVIDIA. Saham-saham tersebut sudah naik double bahkan triple digit secara YTD dan memiliki bobot yang cukup besar di S&P500. Harga saham yang naik signifikan membuat valuasi mahal bahkan cenderung overvalued.Pasalnya, kenaikan harga saham (14,04%) tidak diikuti oleh kenaikan earnings perusahaan (-5,82%) sehingga earnings yield mengalami penurunan ke 4,77% per 27 Juni 2023. Disisi lain, obligasi tenor pendek (UST 2YR) yang lebih rendah risiko memberikan yield yang tidak jauh berbeda yakni 4,76%
(Exhibit 15). Kondisi ini berpotensi mendorong aksiprofit takingdi pasar saham dan rotasi ke pasar obligasi sehingga volatilitas di pasar saham rentan terjadi dalam beberapa waktu kedepan.
Exhibit 16: APAC Stock Market Movement YTD 27 June 2023 (%)
Source: Bloomberg (27 June 2023) Source: Bloomberg (27 June 2023)
Saham AS yang sudah naik signifikan secara YTD 27 Juni 2023 membuat valuasi mahal.
Hal ini berpotensi mendorong aksi profit taking dan rotasi ke pasar obligasi melihat yield obligasi yang sangat atraktif saat ini.
Pasar saham Tiongkok dan Hong Kong lagging dibandingkan pasar saham Jepang dan Korea Selatan.
Divergensi dapat berlanjut hingga data ekonomi Tiongkok mengkonfirmasi pemulihan yang lebih signifikan dan stimulus dalam jumlah masif mulai digelontorkan.
Faktor risiko: 1) Profit taking terutama di saham-saham yang memiliki eksposur besar pada AI; 2) Resesi global semakin menurunkan earnings; 3) Tensi politik AS dan Tiongkok kian memanas.
Di Asia Pasifik, pergerakan pasar saham lebih bervariasi. Secara YTD 27 Juni 2023, pasar saham Jepang menguat 24,69%, Korea Selatan menguat 15,43%, Tiongkok terkoreksi -0,68%, dan Hong Kong terkoreksi -3,20% (Exhibit 16). Pasar saham Tiongkok dan Hong Kong cenderung lagging karena data ekonomi yang masih mengecewakan dan tensi politik yang kian memanas dengan AS mendorong terjadinya sell off. Sebagai alternatif, investor mencari pasar saham lain seperti Jepang dan Korea Selatan. Pasar saham Jepang cukup atraktif karena pemulihan ekonomi yang robust dan pelemahan JPY memberikan dampak positif pada laba emiten yang sebagian besar merupakan eksportir. Pasar saham Korea Selatan turut terdampak positif oleh euforia AI. Beberapa perusahaan chip semiconductor yang memiliki eksposur AI yakni Samsung & SK Hynix listed di bursa Korea Selatan.
Kedepannya, divergensi pasar saham di Asia Pasifik dapat terus berlanjut hingga data ekonomi Tiongkok mulai mengkonfirmasi pemulihan ekonomi yang lebih signifikan dan stimulus baik dari sisi fiskal maupun moneter dalam jumlah yang masif mulai digelontorkan.
Last 3 months:
SOW
Apr 23
SOW
May 23
N
Jun 23 Exhibit 15: UST 2YR Yield & S&P500 Earnings Yield (%)
4.76 4.77
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 UST 2YR Yield S&P500 Earnings Yield
24.69
15.43
-3.20 -0.68
Dec-22 Jan-23 Mar-23 Apr-23 May-23 Jun-23
Japan Nikkei South Korea Kospi
Hong Kong HangsengHang Seng China CSI300
Equity (IDR)
NEUTRAL– changed from SLIGHTLY OVERWEIGHT
Valuasi saham big cap yang berada di level yang lebih tinggi berpotensi menahan kenaikan harga saham dalam beberapa waktu kedepan walaupun fundamental dan prospek pertumbuhan laba masih cukup baik.Earnings resultdi kuartal-II 2023 akan menentukan performa IHSG kedepannya.
Secara YTD 27 Juni 2023, IHSG terkoreksi -2,76%. Koreksi dikontribusikan oleh saham berkapitalisasi kecil menengah yang direpresentasikan oleh indeks IDX SMC (- 8,13%). Kontras dengan indeks IDX SMC, saham berkapitalisasi besar yang direpresentasikan oleh indeks LQ45 justru membukukan kinerja yang positif (0,91%).
Hal ini membuat valuasi LQ45 berada di level yang lebih tinggi dibandingkan IHSG.
Rasio kedua indeks ini menyentuh 0,99x, berada di kisaran tertinggi dalam 10 tahun terakhir (Exhibit 17).Valuasi yang relatif tinggi berpotensi menahan kenaikan harga sahambig cap dalam beberapa waktu kedepan walaupun fundamental dan prospek pertumbuhan laba masih cukup baik. Earnings result di kuartal-II 2023 akan menentukan performa IHSG kedepannya.
Exhibit 18: Sectoral Earnings Projection FY 2023 (%) Exhibit 17: P/E Ratio – LQ45/JCI (X)
Source: Bloomberg (27 June 2023) Source: BCA Sekuritas (June 2023)
Saham big cap memiliki kinerja yang lebih baik
dibanding IHSG secara YTD 27 Juni 2023 sehingga valuasi berada di level yang lebih tinggi.
BCA Sekuritas merevisi turun prospek pertumbuhan laba emiten di IHSG di sepanjang tahun 2023. Sektor komoditas dan constructions menjadi sektor yang direvisi turun sementara sektor financial, telco, dan consumers diperkirakan masih dapat membukukan pertumbuhan laba double digit.
Faktor risiko:1)Earningsemiten direvisi turun; 2) Inflasi dan tensi politik di Indonesia kembali meningkat
Di bulan Juni 2023, BCA Sekuritas merevisi turun prospek pertumbuhan laba IHSG di sepanjang tahun 2023 dari 12,00% ke 4,00% (Exhibit 18). Sektor komoditas (coal, CPO, mining) danconstructions menjadi sektor yang direvisi turun paling signifikan.
Kenaikan harga komoditas yang sangat signifikan di tahun 2022 membuat laba perusahaan komoditas turut meningkat pesat. Namun, turunnya harga komoditas di 2023 karena probabilitas resesi yang tinggi membuat prospek pertumbuhan laba juga menurun. Untuk sektor constructions, balance sheet yang kurang sehat ditandai dengan realisasi kontrak yang berada dibawah estimasi dan tingkat utang yang tinggi membuat pertumbuhan laba tertekan. Sektor dengan prospek pertumbuhan laba yang masih cukup baik adalah sektor financial, telco, consumer staples, dan consumer discretionary.Mayoritas emiten di sektor tersebut termasuk sahambig cap.
Last 3 months:
SOW
Apr 23
SOW
May 23
SOW
Jun 23 0.55
0.99
0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10
Jul-13 Feb-14 Sep-14 Apr-15 Nov-15 Jun-16 Jan-17 Aug-17 Mar-18 Oct-18 May-19 Dec-19 Jul-20 Feb-21 Sep-21 Apr-22 Nov-22 Jun-23
LQ45/JCI Index 10YR Average
-1 STD -2 STD
17 16 16 14 14
8 4 2 0
-3
-22 -22 -43
-52
Economic Calendar & Product Highlights
Economic Calendar Product Highlights
Name Type Launch/Mature Period
SBR010 Bond Mature Jul-23
ORI017 Bond Mature Jul-23
PBS011 Bond Mature Aug-23
SR019 Bond Launch Aug-23
SR013 Bond Mature Sep-23
Countries Events Dates
Manufacturing PMI June 2023 3-Jul-23 Services PMI June 2023 6-Jul-23 Composite PMI June 2023 6-Jul-23 Trade Balance May 2023 6-Jul-23 Nonfarm Payroll June 2023 7-Jul-23 Unemployment Rate June 2023 7-Jul-23
CPI June 2023 12-Jul-23
Core CPI June 2023 12-Jul-23
PPI June 2023 13-Jul-23
Core PPI June 2023 13-Jul-23 Retail Sales June 2023 18-Jul-23 Industrial Production June 2023 18-Jul-23 Fed Interest Rate Decision 26-Jul-23 Manufacturing PMI June 2023 3-Jul-23
Services PMI June 2023 5-Jul-23 Composite PMI June 2023 5-Jul-23 Unemployment Rate May 2023 11-Jul-23 Industrial Production May 2023 13-Jul-23 Manufacturing Production May 2023 13-Jul-23
GDP May 2023 13-Jul-23
CPI June 2023 19-Jul-23
Retail Sales June 2023 21-Jul-23 Manufacturing PMI June 2023 3-Jul-23
PPI May 2023 5-Jul-23
Composite PMI June 2023 5-Jul-23 Services PMI June 2023 5-Jul-23 Retail Sales May 2023 6-Jul-23 Industrial Production May 2023 13-Jul-23
CPI June 2023 19-Jul-23
Current Account May 2023 20-Jul-23 Manufacturing PMI June 2023 2-Jul-23
Services PMI June 2023 4-Jul-23 Household Spending May 2023 6-Jul-23 Current Account May 2023 9-Jul-23
PPI June 2023 11-Jul-23
Industrial Production May 2023 14-Jul-23 Trade Balance June 2023 19-Jul-23
CPI June 2023 20-Jul-23
Manufacturing PMI June 2023 2-Jul-23 Services PMI June 2023 4-Jul-23 Composite PMI June 2023 4-Jul-23 Foreign Reserves June 2023 7-Jul-23
CPI June 2023 9-Jul-23
PPI June 2023 9-Jul-23
Trade Balance June 2023 12-Jul-23 Industrial Production June 2023 16-Jul-23 Retail Sales June 2023 16-Jul-23 Unemployment Rate June 2023 16-Jul-23
CPI June 2023 3-Jul-23
Foreign Reserves June 2023 7-Jul-23 Consumer Confidence Index June 2023 9-Jul-23 Trade Balance June 2023 17-Jul-23 United States
United Kingdom
Japan
China
Indonesia Euro Zone
Glossary
Balance sheet:neraca.
Consumer Price Index:indikator yang digunakan untuk mengukur inflasi dari sisi konsumen. Biasa disingkat menjadiCPI.
Dot plot:istilah yang merujuk pada grafik yang diterbitkan oleh The Fed untuk menunjukkan pandangan dari anggota FOMC tentang arah kebijakan moneter dan proyeksi ekonomi AS.
Earnings:laba.
Earnings yield:rasio yang mengukur perbandingan laba bersih terhadap harga saham.
Foreign inflow: aliran dana masuk dari investor asing ke kelas aset tertentu.
Foreign outflow: aliran dana keluar dari investor asing dari kelas aset tertentu.
Hawkish:istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kebijakan moneter ketat. Biasanya ditandai dengan suku bunga tinggi.
Incoming bids:jumlah penawaran yang masuk ke dalam suatu lelang.
Industrial production:data bulanan yang mengukur total produksi dari seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik, air, gas, transportasi, dan lain-lain).
Indeks Kepercayaan Konsumen: indeks yang mencerminkan keyakinan konsumen Indonesia mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen dalam periode yang akan datang. Biasa disingkat menjadi IKK. Dalam Bahasa Inggris adalahConsumer Confidence Index (CCI).
Kebijakan fiskal: kebijakan yang diambil pemerintah untuk mempengaruhi kondisi ekonomi. Kebijakan yang diambil biasanya berkaitan dengan perpajakan dan subsidi.
Kebijakan moneter:kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Kebijakan yang diambil biasanya berkaitan dengan suku bunga dan giro wajib minimum perbankan.
Neraca pembayaran:catatan seluruh transaksi ekonomi suatu negara dengan negara lainnya di periode tertentu. Neraca pembayaran terdiri dari neraca transaksi berjalan, neraca transaksi keuangan, dan neraca lalu lintas moneter. Dalam Bahasa Inggris adalahBalance of Payment (BoP).
Neraca perdagangan:catatan seluruh transaksi ekspor dan impor suatu negara dengan negara lainnya di periode tertentu. Dalam Bahasa Inggris adalah Trade Balance.
Neutral rate:titik dimana The Fed berhenti menaikkan suku bunga.
PMI jasa: service purchasingmanager’s index, merupakan indicator ekonomi yang mengukur aktivitas servis/jasa.
PMI manufaktur: manufacturing purchasingmanagers’ index, merupakan indikator ekonomi yang mengukur aktivitas manufaktur di suatu negara.
Produk Domestik Bruto:indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah negara dalam periode tertentu. Biasa disingkat menjadiPDB.Dalam Bahasa Inggris adalahGross Domestic Product (GDP).
Profit taking:aksi merealisasikan keuntungan.
Resesi:sebuah kondisi dimana pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan. Resesi biasanya ditandai oleh pertumbuhan PDB yang terkontraksi selama 2 kuartal berturut-turut.
Retail sales:indikator yang mengukur level pengeluaran konsumen untuk berbelanja barang eceran.
Risk off:istilah yang menggambarkan bahwa pasar pesimis dengan prospek perekonomian dan cenderung mengurangi risiko investasinya.
Year-To-Date:periode yang dimulai pada awal tahun kalender hingga tanggal tertentu. Biasa disingkat menjadiYTD.
Yield:imbal hasil.
Yield spread:selisih imbal hasil antar obligasi.
Wealth Panel Contributors
BCA Wealth Panel
BCA Wealth Panel Members
SEVP Treasury & International Banking Branko Windoe
Head of Wealth Management Ugahary Yovvy Chandra
BCA Sekuritas Head of Equity Aldo Benas
Wealth Management Division
Lilyana Sutianto Baling – Head of Investment Business & Research Management Richie Norbert Tandias– Head of Research & Portfolio Management
Anastasia Gracia– Research Analyst Grace Natalia – Research Analyst
Treasury Team
Junita Gunawan– Head of Treasury
Yeni Marliana Laurence – Head of Position Management Dionysius Kelvin – Currency Analyst
Yuliastono Candra – Fixed Income Analyst
Economist Team Barra Kukuh Mamia– Economist
BCA Sekuritas Team Andre Benas– Head of Research
Chief Economist David Sumual
Disclaimer
Laporan BCA House View (“Laporan”) ini hanya bersifat sebagai informasi dan bukan merupakan rekomendasi, saran, ajakan, atau arahan, serta tidak dimaksudkan sebagai penawaran atau permintaan untuk melakukan transaksi tertentu.
Tidak ada satu pun baik PT Bank Central Asia Tbk(“BCA”), perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya yang memberikan pernyataan atau jaminan (baik tersurat atau tersirat) atau bertanggung jawab sehubungan dengan akurasi atau kelengkapan dari informasi, penilaian, proyeksi, perkiraan, analisis, dan pendapat lainnya yang tercantum dalam Laporan ini(“Informasi”). Dalam hal Informasi berasal dari sumber di luar BCA, Informasi tersebut diperoleh dari sumber yang menurut BCA dapat diandalkan. Namun demikian, BCA tidak menjamin bahwa Informasi tersebut akurat, lengkap, maupun terkini (up-to-date).
BCA, perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dituntut atas kerugian apa pun baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung atau atas kerugian lainnya dalam bentuk apa pun yang mungkin timbul dari setiap penggunaan Informasi yang tercantum dalam Laporan ini (termasuk setiap kesalahan atau kekeliruan yang mungkin ditemukan dalam Laporan ini). Segala akibat dan kerugian yang timbul dari penggunaan Informasi untuk keperluan apa pun menjadi tanggung jawab pengguna Informasi sepenuhnya dan pengguna Informasi membebaskan BCA, perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya dari segala tuntutan, gugatan, dan/atau tindakan hukum lainnya dalam bentuk apa pun.
Setiap Informasi terkandung dalam Laporan ini mungkin didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan yang mungkin dapat berbeda dengan kondisi yang sesungguhnya atau kondisi yang terjadi di kemudian hari. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil yang berbeda pula. BCA perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya tidak mewakili atau menjamin bahwa Informasi apa pun akan terpenuhi.
Kinerja masa lalu yang dimuat dalam Laporan ini bukan merupakan indikator maupun jaminan kinerja di masa mendatang.
Informasi yang disampaikan dalam Laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dulu. Informasi yang tercantum pada Laporan ini dapat berasal dari pihak lainnya. BCA tidak bertanggung jawab atas kebenaran, keakuratan, atau kelengkapan Informasi, termasuk kesalahan Informasi yang tercantum pada Laporan ini.
Laporan ini dibuat secara umum tanpa mempertimbangkan tujuan investasi, situasi keuangan, dan kebutuhan pihak tertentu, serta tidak ditujukan untuk satu/sekelompok pihak tertentu. Sebelum Anda melakukan transaksi investasi apa pun, Anda harus melakukan pengkajian dan analisis secara independen dan meminta saran atau masukan dari segi finansial dan hukum dari tenaga profesional (jika diperlukan).
Informasi yang dimuat dalam Laporan ini tidak mencerminkan posisi BCA, perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya dalam melakukan transaksi efek dan/atau instrumen keuangan lainnya baik dalam kapasitasnya sebagai pelaku transaksi maupun sebagai prinsipal atau agen sehingga transaksi efek dan/atau instrumen keuangan lainnya yang dilakukan BCA, perusahaan terafiliasinya, dan/atau karyawan maupun agen dari BCA dan seluruh perusahaan terafiliasinya dapat tidak konsisten dengan Informasi yang dimuat dalam Laporan ini.
Produk investasi yang disebutkan dalam Laporan ini (selain produk simpanan atau deposito BCA)BUKANmerupakan produk maupun tanggung jawab BCA dan bukan juga merupakan bagian dari simpanan pihak ketiga pada BCA, sertaTIDAK TERMASUKdalam cakupan obyek program penjaminan Pemerintah atau penjaminan simpanan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Laporan ini tidak diperbolehkan untuk diproduksi ulang, disalin/difotokopi, diduplikasi, dikutip, atau disediakan dalam bentuk apa pun, dengan sarana apa pun, atau didistribusikan kembali kepada pihak lain manapun tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari BCA.