Belajar Mandiri (Self Development) Nomor :381/RSUDP.800/08.22 Form Belajar Mandiri
Tema pembelajaran yang bisa digali dan diberikan oleh Mentor –
Kepada Peserta : PPIBI WEBINAR Peran Bidan Pada Program TB & TB RO Nama Peserta : Agustini, A.Md.Keb
NIP : 19970824 202202 2 002 Jabatan : Bidan Terampil
Hari/Tanggal Resume Hasil Belajar Dokumentasi
Sabtu,
13 Agustus 2022 08:45 – 12:30 WIB
1. Mengikuti webinar yang di adakan oleh PPIBI (Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia).
2. Mendengar dan menyimak penjelasan dari para narasumber yang terdiri dari 4 orang yaitu :
a. Dr.Endang Lukitosari, MPH
b. dr.Madeleine ramdhani jasin, Sp.A (k)
c. Dr. Dr Prayudi Santoso, SpPD-KP, M. Kes
d. Dr. Emi Nurjasmi, M. Kes (Ketua umum Ikatan Bidan Indonesia).
3. Melakukan pendokumentasian lewat foto dan mencatat data yang penting tentang peran bidan pada program Tuberkulosis & TB RO (Tuberkulosis Resisten obat).
1. Foto promosi pamflet webinar
4. Mycobacterium tuberculosis dapat menular lewat semburan air liur ketika pengidap Tuberkulosis batuk, bersin, bicara, tertawa, atau bernyanyi.
Meskipun cara penularannya mirip dengan flu, Tuberkulosis tidak menular semudah itu. Kamu perlu berkontak dekat dengan pengidap Tuberkulosis dalam waktu yang lama (beberapa jam) untuk bisa tertular penyakit ini.
5. Untuk mengetahui terdampak Tuberkulosis ada beberapa tes yang bisa dilakukan yaitu:
a. Tuberkulosis bisa dilakukan Tes Mantoux atau bisa disebut juga tuberculin skin test (TST) adalah salah satu alat diagnosis yang paling sering digunakan. Melalui test ini zat tuberkulin disuntikan tepat dibawah kulit lengan. Dalam 48 hingga 72 jam, dokter akan memeriksa pembengkakan ditempat suntikan. Seseorang dinyatakan positif Tuberkulosis apabila timbul benjolan merah diarea suntikan.
b. Tes darah
Melalui tes ini, dokter dapat mengukur reaksi kekebalan terhadap bakteri Tuberkulosis. Tes darah juga
2. Foto sedang mendengar dan menyimak penjelasan dari narasumber
3. Screen shoot tentang pertanyaan e-sertifikat kapan dirilis
bisa menentukan seseorang memiliki Tuberkulosis laten atau tuberkulosis aktif.
c. Tes pencitraan
Jika hasil tes mantoux positif, dokter kemungkinan merekomendasikan rontgen dada atau ct scan. Melalui tes pencitraan tersebut, dokter dapat menedeteksi perubahan pada paru- paru. Biasanya, infeksi Tuberkulosis akan menunjukan bintik-bitnik putih di paru-paru akibat tertutupnya sistem kekebalan tubuh oleh Tuberkulosis.
d. Tes dahak
Jika rontgen dada menunjukan tanda-tanda tuberkulosis, dokter akan mengambil sampel dahak.
Sampel digunakan untuk menguji tuberkulosisi yang resisten terhadap obat (RO). Hal ini bisa membantu dokter dalam memilih obat yang tepat dan efektif bagi penderita Tuberkulosis.
6. Gejala Tuberkulosis tidak selalu menunjukan gejala sakit. Para ahli Tuberkulosis membedakannya atas dua jenis yaitu:
a. Tuberkulosis Laten
4. Foto Narasumber dan moderator
5. Id webinar dan id peserta agustini
6. Dokumentasi bersama moderator
Dr. Ade jubaidah, SsiT, MM, MKM
Pada jenis ini, bakteri dalam keadaan tidak aktif sehingga pengid apnya tidak mengalami gejala apapun. Karena itu, jenis laten bersifat tidak menular. Tetapi, kondisinya perlu diobati agar tidak berkembang menjadi tb aktif.
b. Tuberkulosis aktif
Bakteri Tuberkulosis yang dapat menular dan menimbulkan sejumlah gejala setelah infeksi terjadi. Tanda dan gejala Tuberkulosis aktif meliputi;
a) Batuk selama tiga (3) minggu atau lebih
b) Batuk darah atau lendir c) Nyeri dada
d) Penurunan berat badan e) Kelelahan
f) Demam lebih dari dua (2) minggu
g) Keringat dimalam hari h) Panas dingin
i) Kehilangan selera makan Tuberkulosis jika menginfeksi organ lain, tanda gejalanya bisa bervariasi tergantung organ mana yang terinfeksi.
Misalnya, Tuberkulosis tulang belakang dapat menyebabkan sakit punggung,
7. Tabel beberapa pasien TB RO dengan kehamilan yang diobati tahun (2021-2022)
8. Beberapa faktor yang bisa mengakibatkan tertular Tuberkulosis
dan Tuberkulosis di ginjal dapat menyebabkan urine berdarah.
7. Pengobatan Tuberkulosis meliputi beberapa yaitu:
a. Pengobatan Tuberkulosis aktif umumnya membutuhkan beberapa kombinasi obat -obatan. Obat yang paling umum digunakan meliputi Isoniazid, rifampisin, etambutol, dan pirazinamid.
b. Pada kasus Tuberkulosis yang resisten obat (RO) biasanya diberikan antibiotik fluoroquinolones selama 20 hingga 30 bulan. Beberapa obat pendukung lainnya juga ditambah untuk melawan resisten obat (RO) agar tidak terjadi pengobatan terlalu lama.
c. Obat- obatan Tuberkulosis jarang menimbulkan efek samping.
Disarankan mengkonsumsi obat sesuai dosis untuk mencegah terjadinya kondisi tersebut. Kunjungi dokter atau pusat kesehatan terdekat apabila mengalami mual, muntah, urin gelap, penglihatan kabur, memar, hilang selera makan. Gejala- gejala ini dapat mengindikasikan efek samping dari obat Tuberkulosis.
9. Beberapa faktor yang juga mempengaruhi tertular Tuberkulosis
10. Menyelesaikan post test webinar
d. Jika merasa membaik setelah beberapa minggu pengobatan, jangan hentikan konsumsi obat Tuberkulosis. Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan sesuai anjuran dokter.
Menghentikan pengobatan dapat membuat bakteri yang masih hidup menjadi kebal. Keadaan ini bisa membuat Tuberkulosis menjadi lebih berbahaya dan sulit diobati.
8. Gejala pada Ibu hamil Tuberkulosis hampir mirip dengan gejala fisiologis yang bisa terjadi pada ibu hamil, seperti kelelahan, sesak nafas, berkeringat, lemah, demam dan batuk.
9. Sebagai Bidan harus selalu menerapkan salam TOS (Temui yang bergejala Tuberkulosis , Obati, Sampai sembuh) dan jika menemui kasus Tuberkulosis segera laporkan pada puskesmas terdekat.
10. Sebagai bidan kita harus selalu skrining Tuberkulosis pada ibu hamil karena jika tidak segera diobati efek yang timbul bisa menyebabkan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah).
11. Jika ada pasien ibu hamil dengan TB (Tuberkulosis) kita juga harus curigai
11. Tanya dan jawab bersama dr.Madeleine ramdhani jasin, Sp.A (k)
12. Tanya dan jawab bersama ibu sri poerwaningsih, S.K.M,. M.Kes
keluarga terdekatnya serta anamnesa siapa saja yang sering kontak dengannya, karena penularannya akan lebih tinggi apalagi saat tinggal satu rumah supaya ada penanganan lebih lanjut dalam mencegah penyebaran Tuberkulosis lebih meluas.
12. Untuk penggunaan kontrasepsi pada pasien wanita yang terdampak Tuberkulosis disarankan untuk menggunakan kontrasepsi non hormonal yaitu kontrasepsi IUD.
13. Sebagai Bidan jika kita akan menolong persalinan pada pasien yang terdampak Tuberkulosis maka hal yang utama dilakukan dalam menolong persalinan yaitu memakai APD (Alat pelingdung diri ) lengkap serta kecakapan dalam menolong persalinan agar meminimalisir terjangkit tuberkulosis melalui batuk atau bersin pasien.
Kepatuhan memakai masker medis (N95) juga salah satu preventif dikarenakan dalam menolong persalinan bidan dan pasien akan saling kontak dari kala I fase laten sampai 6 jam post partum.
14. Tuberkulosis yang RO (Resisten Obat) menjadi salah satu penyebab kematian
13. Ucapan terimakasih dari PPIBI (Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia) karna telah mengikuti webinar yang diselenggarakan
14. Mengisi daftar hadir yang telah disediakan diakhir acara webinar
terbesar yaitu karena meningkatnya tubuh yang kebal terhadap obat. Hal ini disebabkan karena pengidapnya tidak meminum obat sesuai petunjuk atau tidak menyelesaikan pengobatan. Ketika antibiotik gagal membunuh semua bakteri yang menjadi targetnya.
15. Mengisi daftar hadir diakhir acara webinar peran bidan pada program Tuberkulosis & TB RO (Tuberkulosis Resisten obat).
15. Foto bersama mentor drg.
Sofwan Fuadi
Catatan dari Mentor : Peserta mengikuti segala arahan mentor dan mampu mengembangkan apa yang diarahkan mentor. Peserta mampu membuat resume dengan baik. Akan lebih berkelanjutan apabila dijadikan salah satu isu yang diangkat dalam aktualisasi dan habituasi.
Direktur RSUD Palmatak
drg. Sofwan Fuadi Penata III.c
NIP.19771004 201101 1 001