• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELAJAR TENTANG MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER

N/A
N/A
Solha Haura

Academic year: 2024

Membagikan "BELAJAR TENTANG MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Telaah Kurikulum Matematika yang diampu oleh Bapak Drs. Cici Nurulhaq, M.Pd.

Disusun oleh:

Rantika 20512008

Chyntia 20516003

Kelas 2A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA 2021

(2)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih bisa melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Shalawat dan Salam kita junjunngkan kepada Nabi besar, Muhammad Saw. beserta keluarga, dan para sahabatnya.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Orang tua yang telah memberikan kasih saynag, do’a, semangat, dan dukungan yang tak ternilai harganya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Cici Nurulhaq, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Telaah Kurikulum Matematika, dan teman-teman yang telah memberikan motivasi serta dukungannya sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Sehingga segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi Mahasiswa Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut pada khususnya, dan para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Garut, 19 Desember 2021 Penulis,

Kelompok 5

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..……… i

DAFTAR ISI……… ii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Rumusan Masalah………. 1

1.3 Tujuan………...………. 1

BAB II PEMBAHASAN……….…… 2

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter……….……… 2

2.2 Pandangan Mengenai Pendidikan Karakter……….. 2

2.3 Fungsi dan Peranan Pendidikan Karakter………. 4

2.4 Nilai Pendidikan Karakter……….……….. 4

2.5 Tujuan Pendidikan Karaker……… 5

2.6 Implementasi Pendidikan Karakter……….………..…. 5

2.7 Pendidikan Karakter di Indonesia………..……… 5

BAB III PENUTUP………..…..…. 7

3.1 Kesimpulan………..…..… 7

3.2 Saran………..……. 7

DAFTAR PUSTAKA……….……… iii

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan yang telah digulirkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2016. Pendidikan Karakter ini merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.

Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi generasi penerus. Seorang individu tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini khususnya dilembaga pendidikan.

Pendidikan karakter di sekolah dapat dimulai dengan memberikan contoh yang dapat dijadikan teladan bagi murid dengan diiringi pemberian pembelajaran seperti keagamaan dan kewarganegaraan sehingga dapat membentuk individu yang berjiwa sosial, berpikir kritis, memiliki dan mengembangkan cita-cita luhur, mencintai dan menghormati orang lain, serta adil dalam segala hal.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah;

1.2.1 Apa pengertian dari Pendidikan Karakter?

1.2.2 Bagaimana pandangan berbagi pihak mengenai Pendidikan Karakter?

1.2.3 Apa fungsi dan peranan dari Pendidikan Karakter?

1.2.4 Apasaja nilai dari Pendidikan Karakter?

1.2.5 Apasaja tujuan dari Pendidikan Karaker?

1.2.6 Bagaimana pengimplementasian dari Pendidikan Karakter?

1.2.7 Bagaimana kondisi Pendidikan Karakter di Indonesia?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah;

1.3.1 Mengetahui dan memahami pengertian Pendidikan Karakter

1.3.2 Mengetahui dan memahami berbagai pandangan dari Pendidikan Karakter 1.3.3 Mengetahui dan memahami fungsi dan peranan Pendidikan Karakter 1.3.4 Mengetahui dan memahami nilai dari Pendidikan Karakter

1.3.5 Mengetahui dan memahami tujuan dari Pendidikan Karakter

1.3.6 Mengetahui dan memahami cara mengimplementasikan dari Pendidikan Karakter 1.3.7 Mengetahui dan memahami kondisi Pendidikan Karakter di Indonesia saat ini

(5)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Kaimuddin dalam jurnal bertajuk Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 (2014) menyebutkan, pendidikan karakter merupakan usaha sadar yang terencana dan terarah melalui lingkungan pembelajaran untuk tumbuh kembangnya seluruh potensi manusia yang memiliki watak berkepribadian baik, bermoral-berakhlak, dan berefek positif konstruktif pada alam dan masyarakat.

Sedangkan Prof. H. Pramula Mahrus Razzan, Lc, M.Sc, M.Th, Ph.D mengatakan bahwa Pendidikan Karakter adalah suatu ilmu pengetahuan yang berfungsi memperbaiki karakter manusia yang perlu ditanamkan sejak dini guna mencetak generasi berakhlak dan bermoral Pancasila yang masih dalam lingkup Revolusi Mental.

Pengertian pendidikan karakter sendiri dapat dipahami dari tiap-tiap katanya secara terpisah. Pendidikan merupakan proses pembelajaran kebiasaan, keterampilan, dan pengetahuan manusia yang diteruskan dari generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya.

Sementara itu, karakter merupakan akumulasi watak, sifat, dan kepribadian individu yang mengarah pada keyakinan dan kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tanpa meninggalkan pengertiannya masing-masing, dapat dipahami bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang terencana untuk membangun karakter individu agar nantinya menjadi pribadi yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang banyak.

2.2 Pandangan Mengenai Pendidikan Karakter

Aktivitas pendidikan sejak awal telah dijadikan sebagai cara bertindak dari masyarakat. Manusia mewariskan nilai yang menjadi bagian penting dari budaya masyarakat dimana tempat mereka hidup dan mewariskan nilai kepada generasi selanjutnya. Pendidikan memiliki peran penting karena pendidikan tidak hanya menentukan keberlangsungan masyarakat namun juga menguatkan identitas individu dalam masyarakat. Dalam prosesnya, berjuang melawan lupa dan berusaha membuat kenangan akan harta warisan kebudayaan merupakan awal kegiatan pendidikan.

Pendidikan karakter ala Romawi lebih menekankan pada pentingnya aspek keluarga dalam hal pemberian nilai karakter. Bentuk nyata dari pembentukan karakter itu dimulai dengan memberikan nilai moral seperti memberikan rasa hormat kepada tradisi leluhur kepada setiap generasi penerus. Unsur dasar pendidikan karakter ala Romawi ialah memberikan nilai seperti mengutamakan kebaikan, kesetiaan, dan berperilaku sesuai dengan norma dalam masyarakat.

Pendidikan karakter bukan hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia. Beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal seperti Soekarno telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian dan identitas bangsa yang bertujuan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter.

Menurut para ulama perlu ada format baru pendidikan Islam untuk membentuk karakter paripurna/kamil peserta didik. Dimana tolak ukur utamanya adalah nilai yang bersumber dari nilai-nilai agama, dimana untuk menumbuhkan karakter yang kuat pada peserta didik, maka model yang ideal adalah kepribdian Nabi Muhammad Rasulullah SAW, kemudian diambil dari budaya lokal dan dipadukan sebagai kurikulum berbasis karakter, dalam artian nilai-nilai yang terwujud sebagai akhlakul karimah/mahmudah, itulah yang disepakati sebagai karakter yang sudah mentradisi dan membudaya dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

(6)

Oleh karena itu, harus ada paradigma baru dalam konsep pendidikan kita, yaitu paradigma yang bersifat holistik. Konsep pendidikan holistik sesungguhnya dapat kita gali dari kekayaan warisan pendidikan Islam, yang mana pendidikan harus dapat mendorong pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya; baik itu spritual, intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa dan lain-lain. Dimana konsep pendidikan holistik Islami di sini adalah konsep pendidikan yang unggul dan terdepan untuk memberdayakan potensi manusia seutuhnya.Spirit pendidikan Islam sesungguhnya mendorong semua aspek kehidupan manusia tersebut menuju ke arah yang lebih baik untuk kemudian membentuk individu-individu yang tunduk kepada ajaran Allah SWT.

Pendidikan Islam sesungguhnya bertujuan untuk mengeksplorasi lebih jauh lagi seluruh aspek kemampuan/potensi yang dimiliki oleh manusia(dalam hal ini peserta didik), baik aspek kognitif, afektif maupun kognitif. Tujuan pendidikan ternyata memiliki kolerasi dengan tiga konsep fundamental dalam Islam, yaitu; Iman, Ihsan dan Islam. Pertama, Iman-Kognitif, artinya; Islam mengajarkan setiap muslim agar memiliki pengetahuan untuk meyakini sesuatu.

Islam melarang umatnya mempercayai sesuatu tanpa pengetahuan yang benar dan dari sumber yang dapat dipercaya. Islam mengajarkan bahwa setiap aktivitas manusia sebagai perwujudan pengabdian kepada Allah SWT, haruslah dilandasi dengan pengetahuan yang benar dan dari sumber yang akurat. Oleh sebab itu pendidikan dalam Islam diarahkan untuk mengembangkan daya nalar yang dituntun oleh nilai-nilai tauhid. Pengenalan pertama dimulai dengan mengenal Allah SWT melalui nama dan sifat-Nya. Daya nalar ini berguna bagi manusia untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Daya nalar yang benar dan murni tidaklah bertentangan dengan konsep al-Quran.

Kedua, komposisi Ihsan-afektif, dapat dipahami dengan melihat bahwa dalam pengembangkan unsur Ihsan dalam pribadi muslim menggunakan daya imajinasi yang tertuntun oleh nilai-nilai tauhid. Pribadi muslim dapat merasakan kehadiran Allah SWT, melalui penghayatan yang diperolehnya dari kerja intuisi di dalam dirinya. Sehingga, seluruh dorongan dan perasaan yang ada didalam dirinya tertuntun oleh adab-adab yang dibolehkan dan diatur dalam al-Quran. Sementara, pada nilai-nilai afektif yang dikembangkan dari psikologi pendidikan Barat itu, baru sampai pada tatanan kemanusiaannya saja. Sedangkan dimensi afektif dalam Islam, memiliki dua garis, yaitu; horizontal dan vertikal. Garis horizontal menghubungkan manusia dengan alam, sedangkan garis vertikal menghubungkan manusia dengan Allah SWT.

Ketiga, Komposisi Islam-konatif. Islam dalam perspektif ini adalah aktivitas dan implementasi seseorang yang mengacu pada nilai-nilai Islam. Sehingga Islam disini dimaknai dengan sikap dan perbuatan atau prilaku-prilaku Islami. Sementara, kalau makna konatif saja adalah aspek implementasi, atau perbuatan seseorang yang dihasilkan berdasarkan serangkaian pengetahuan, pemahaman dan penghayatannya terhadap ilmu pengetahuan yang diperolehnya.Hal inilah yang sebenarnya telah terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan yang menggunakan paradigm Barat, dimana hanya mengenal dua kutub/aspek saja dari kajian tentang manusia, yaitu; Akal dan Jasmaninya saja dan tidak memasukkan kutub/aspek Ruhaniahnya. Maka, sebagai hasilnya lahirlah orang-orang yang cerdas secara intelektual saja, akan tetapi sayang seribu saying, amatlah minim dan miskin dari kutub/aspek moralnya.Maka, hal ini pulalah yang terjadi pada realitas sosial produk dari banyak lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia di zaman modern hingga kontemporer sekarang ini.Sehingga, tidak heran lagi, kalau realitas sosial masyarakat Indonesia kini dari tingkat akar rumput sampai kalangan pejabatnya adalah seperti yang kita saksikan pada banyak media pemberitaan yang hasilnya membuat kita miris, ngeri dan prihatin, karena memang banyak hal-hal yang tidak sepantasnya terjadi.

(7)

Haruslah diketahui bahwa, manusia sebagaiproduk lembaga pendidikan seperti tersebut di atas sangatlah berbahaya, baik bagi dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan alam sekitarnya.Sebab, manusia seperti ini, kapan saja bisa menjadi ancaman dan mendatangkan malapetaka dalam berbagai bentuknya bagi hidup dan kehidupan manusia di muka Bumi.

2.3 Fungsi dan Peranan Pendidikan Karakter

Mengacu pada pengertian di atas, pendidikan karakter memiliki fungsi dasar untuk mengembangkan potensi seseorang agar dapat menjalani kehidupannya dengan bersikap baik.

Dalam lingkup pendidikan formal, pendidikan karakter di sekolah berfungsi untuk membentuk karakter peserta didik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia, bermoral, tangguh, berperilaku baik, dan toleran.

Lebih jauh, tiga fungsi utama pendidikan karakter di sekolah. Dikutip dalam buku Desain Pendidikan Karakter (2012) yang menyebutkan tiga fungsi pendidikan karakter di sekolah. Ketiga fungsi tersebut adalah:

1. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi

Agar perserta didik mampu mengembangkan potensi dalam dirinya untuk berpikir baik, berhati nurani baik, berperilaku baik, dan berbudi luhur.

2. Fungsi untuk penguatan dan perbaikan

Memperbaiki dan menguatkan peran individu, keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk melaksanakan tanggung jawabnya dan berpartisipasi dalam mengembangkan potensi kelompok, instansi, atau masyarakat secara umum.

3. Fungsi penyaring

Pendidikan karakter digunakan agar masyarakat dapat memilih dan memilah budaya bangsa sendiri, dapat menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai- nilai karakter dan budaya bangsa sendiri yang berbudi luhur.

2.4 Nilai Pendidikan Karakter

Lantas, nilai-nilai budaya bangsa yang berbudi luhur itu yang seperti apa? Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan nilai-nilai pendidikan karakter sebagai prioritas pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter. Dan lima karakter utama yang turut menetukan pentingnya pendidikan karakter yaitu:

1. Religius

Diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan lain

2. Nasionalis

Ditunjukkan melalui apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama

3. Integritas

Meliputi sikap tanggung jawab, konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran, menghargai martabat individu, serta mampu menunjukkan keteladanan 4. Mandiri

Menjadi pembelajar sepanjang hayat, mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita

5. Gotong royong

Diharapkan peserta didik menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas.

4

(8)

2.5 Tujuan Pendidikan Karaker

Lahirnya pendidikan karakter bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk menghidupkan spiritual yang ideal. Foerster seorang ilmuan pernah mengatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah untuk membentuk karakter karena karakter merupakan suatu evaluasi seorang pribadi atau individu serta karakter pun dapat memberi kesatuan atas kekuatan dalam mengambil sikap di setiap situasi. Pendidikan karakter pun dapat dijadikan sebagai strategi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah sehingga mampu membentuk identitas yang kokoh dari setiap individu dalam hal ini dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan karakter ialah untuk membentuk sikap yang dapat membawa kita kearah kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma yang berlaku. Pendidikan karakter pun dijadikan sebagai wahana sosialisasi karakter yang patut dimiliki setiap individu agar menjadikan mereka sebagai individu yang bermanfaat seluas-luasnya bagi lingkungan sekitar. Pendidikan karakter bagi individu bertujuan agar:

1. Mengetahui berbagai karakter baik manusia

2. Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter

3. Menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari, dan

4. Memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.

2.6 Implementasi Pendidikan Karakter

Gagal atau berhasilnya pendidikan karakter anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya naluri, kebiasaan, hereditas, dan lingkungan. Di sisi lain, Penguatan Pendidikan Karakter melibatkan keluarga, sekolah, dan komunitas. Maka, sekolah sebagai bagian dari lingkungan memiliki peran penting dalam pendidikan karakter anak.

Di sekolah pula, pendidikan karakter bangsa dapat dibangun melalui kegiatan rutin sehari-hari maupun keteladanan dari Guru Pintar. Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah juga dapat diintegrasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler, kokurikuler, dan intrakurikuler.

Pada dasarnya, Penguatan Pendidikan Karakter melibatkan literasi (olah pikir), etika dan spriritual (olah hati), estetika (olah rasa), dan kinestetik (olah raga).

2.7 Pendidikan Karakter di Indonesia

Persoalan pendidikan karakter di Indonesia sejauh ini menyangkut pendidikan moral dan dalam aplikasinya terlalu membentuk satu arah pembelajaran khusus sehingga melupakan mata pelajaran lainnya, dalam pembelajaran terlalu membentuk satu sudut kurikulum yang diringkas kedalam formula menu siap saji tanpa melihat hasil dari proses yang dijalani. Guru/dosen pun cenderung mengarahkan prinsip moral umum secara satu arah, tanpa melibatkan partisipasi siswa untuk bertanya dan mengajukan pengalaman empiriknya.

Sejauh ini dalam proses pendidikan di Indonesia yang berorientasi pada Pembentukan karakter individu belum dapat dikatakan tercapai karena dalam prosesnya pendidikan di Indonesia terlalu mengedepankan penilian pencapaian individu dengan tolak ukur tertentu terutama logik-matematik sebagai ukuran utama yang menempatkan seseorang sebagai warga kelas satu.

(9)

Dalam prosesnya pendidikan karakter yang berorientasi pada moral dikesampingkan dan akibatnya banyak kegagalan nyata pada dimensi pembentukan karakter individu contohnya Indonesia terkenal di pentas dunia karena kisah yang buruk seperti korupsi dengan moralitas yang lembek.

(10)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Pendidikan karakter adalah usaha yang terencana untuk membangun karakter individu agar nantinya menjadi pribadi yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang banyak.

Ada tiga fungsi Pendidikan Karakter, yakni: Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi, Fungsi untuk penguatan dan perbaikan, dan Fungsi penyaring.

Ada lima karakter utama yang turut menentukan pentingnya pendidikan karakter yaitu:

Religius, Nasionalis, Integritas, Mandiri, dan Gotong royong.

Pendidikan karakter bagi individu ini bertujuan agar: mengetahui berbagai karakter baik manusia, dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter, menunjukkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari, dan memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter.

Perlu diingat bahwa gagal atau berhasilnya pendidikan karakter anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya naluri, kebiasaan, hereditas, dan lingkungan. Di sisi lain, Penguatan Pendidikan Karakter melibatkan keluarga, sekolah, dan komunitas. Maka, sekolah sebagai bagian dari lingkungan memiliki peran penting dalam pendidikan karakter anak.

Dalam prosesnya pendidikan karakter yang berorientasi pada moral dikesampingkan dan akibatnya banyak kegagalan nyata pada dimensi pembentukan karakter individu contohnya Indonesia terkenal di pentas dunia karena kisah yang buruk seperti korupsi dengan moralitas yang lembek.

3.2 Saran

Pendidikan Karakter seyogyanya akan memberikan pengaruh baik dalam kemajuan Pendidikan. Maka dari itu pengevaluasian dan upgrade teknis Pendidikan tentunya harus selalu di perbaiki agar esensi dan tujuan dari Pendidikan karakter ini sendiri bisa terealisasi dengan maksimal.

(11)

DAFTAR PUSTAKA https://www.kemdikbud.go.id

https://www.universitaspsikologi.com

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pendidikan-karakter-pengertian-nilai-dan- implementasinya

Doni Kusumah A.2007. Pendidikan Karakter. Jakarta:Grasindo.3-5

Komaruddin Hidayat.2008.Reinventing Indonesia. Jakarta:Mizan.190-195 Agus Rukiyanto.2009. Pendidikan Karakter. Yogyakarta:Kanisius.64-67 Nasar.2dikan Karakter. Jakarta:Grasindo.Kata Pengatar

Euis Sunarti.2005.Menggali Kekuatan Cerita. Jakarta:Elek Media Komputindo.3-8

iii

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan mengembangkan kemampuan- kemampuan yang ada pada diri pribadi individu, antara lain: konsep diri, efikasi diri, komunikasi

Hasil dari pemaknaan nilai-nilai pendidikan budaya muatan lokal (musik keroncong) dalam membentuk karakter bangsa memiliki esensi dan makna yang sama dengan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter mahasiswa dan pola pendidikan dalam membentuk karakter mahasiswa di FITK Jurusan Pendidikan Agama Islam

Tujuan dari pendidikan adalah untuk membentuk karakter manusia dan bangsa agar menjadi berkarakter yang kuat dan sesuai dengan ajaran agama juga ideology bangsa

Fungsi dan tujuan pendidikan karakter adalah untuk pengembangan potensi siswa untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi siswa yang telah memiliki sikap dan

Menurut KH Ahmad Dahlan, rusaknya karakter pada tatanan sosial masyarakat karena tidak sejalan dengan tujuan pendidikan karakter itu sendiri yaitu bertujuan untuk membentuk manusia

a Dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter di pondok pesantren Darul Ma’rifat diawali dari adanya tujuan pondok untuk membentuk kader pemimpin umat yang bisa menjadi ulama yang

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter Adapun tujuan pendidikan karakter sejalan dengan Undang- Undang Dasar 1945 pasal 3 3 : “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system