Belanda sedang mengejar kebijakan iklim yang ketat untuk mengurangi gas rumah kaca hingga 95% pada tahun 2050 dibandingkan dengan tingkat tahun 1990 melalui transformasi skala besar pembangkit energi, penangkapan karbon, simbiosis industri, dan menjadi sirkular di alam.
Belanda memiliki kebijakan lingkungan yang ambisius dan sudah lama ada dalam hal pemulihan dan daur ulang material. Saat ini, 79% limbahnya didaur ulang dan sisa limbahnya sebagian besar digunakan untuk pembangkit energi, yang pada gilirannya merupakan bagian dari solusi menuju pergeseran produksi energi melalui energi terbarukan. Tujuannya, bagaimanapun, adalah untuk memposisikan Belanda sebagai pelopor ekonomi melingkar. Kampanye "Belanda sebagai Circular Hotspot", yang diluncurkan selama masa kepresidenan Belanda di Uni Eropa pada tahun 2016 dan disponsori oleh perusahaan-perusahaan Belanda, bertujuan untuk memposisikan Belanda sebagai contoh internasional untuk bisnis sirkular. Tujuannya adalah untuk mengembangkan ekonomi sirkular di Belanda pada tahun 2050. Plastik adalah salah satu prioritas utama, dengan tujuan hanya
menggunakan plastik terbarukan (daur ulang dan berbasis biobased) pada tahun 2050.
MENINGKATKAN DAUR ULANG PLASTIK DI BELANDA
Untuk mengiringi perkembangan ekonomi sirkular yang intens di Belanda, Perusahaan ini didirikan pada tahun 1969 oleh seorang pengusaha yang mendaur ulang gantungan baju bekas, dan sekarang menjadi salah satu pemimpin pasar Eropa dalam daur ulang dan peracikan plastik
polipropilena (PP). Pabrik produksi Veolia memproduksi senyawa berkualitas tinggi yang terbuat dari polipropilena (PP) daur ulang, yang berasal dari limbah komersial, industri, dan rumah tangga yang dipulihkan (90% dari pasokan) dan dari limbah yang dihasilkan oleh produsen produk plastik.
Veolia secara tradisional telah mendampingi beberapa merek seperti Philips dalam
komitmen mereka untuk membuat produk dan layanan mereka lebih ramah lingkungan. Philips ingin mendesain produk dan layanannya secara ramah lingkungan dengan fokus pada sirkularitas. Pada tahun 2020, Philips merencanakan 70% dari pendapatannya berasal dari produk "hijau" dan 15% dari
"produk sirkular". Untuk mencapai hal ini, Philips telah memutuskan untuk meningkatkan proporsi bahan daur ulang yang digunakan dalam produksi. Kerja sama antara Philips dan Veolia dimulai pada tahun 2010 dengan pengembangan jenis penyedot debu baru. Sebagai hasil dari kemitraan ini, Philips dan Veolia saat ini sedang mempelajari kemungkinan penggunaan plastik dari peralatan yang sudah habis masa pakainya untuk menghasilkan plastik daur ulang.
Di Belanda, pembuangan limbah padat membutuhkan tindakan pencegahan yang ketat.
Karena lanskapnya datar dan airnya berada di bawah permukaan tanah, penimbunan dan
pembuangan sampah harus dihindari sebisa mungkin. Pembakaran sampah kota dan industri saat ini sedang dipertimbangkan.