• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan observasi pada tanggal 29 September 2014 di MTs TI Batang Kabung, didapat informasi bahwa dalam proses pembelajaran guru menggunakan bahan ajar yang berbentuk buku teks

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Berdasarkan observasi pada tanggal 29 September 2014 di MTs TI Batang Kabung, didapat informasi bahwa dalam proses pembelajaran guru menggunakan bahan ajar yang berbentuk buku teks"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGEMBANGAN MODUL MATERI HIMPUNAN

BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs

Rika Oktaviani*), Mukhni**), AlfiYunita**)

*) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

ABSTRACT

This study based on by the availability of impertinent still explained the material, without engaging students in found the concept of, so that students just memorizing concept served. The solution of this problem is developed the rude modul based contextual to the material himpunan.The kinds of this study is the research development with the model 4-D. Model 4-D consistsoffourstages:Define, Design, Develop, Desseminate. The reseults of validitas modul based contextual on the criteria of the very valid with an average of 86,1%. While the test praktikalitas by the teacher shows the modul based contextual on criteria 92,3% with the category of very practical and test praktikalitas by students show modul based contextual on criteria 87,2% with the category of very practical. It can be concluded that modul based on material contextual himpunan has been very valid and practical.

Key Words: Contextual, Modul, Himpunan

PENDAHULUAN

Matematika adalah mata pelajaran yang harus dipelajari disetiap jenjang pendidikan, karena peserta didik memerlukan matematika untuk menunjang mata pelajaran lain, seperti fisika, kimia, ekonomi dan lainnya.

Mengingat pentingnya matematika maka diperlukan suatu bahan ajar yang mampu memfasilitasi siswa untuk belajar secara aktif.

Berdasarkan observasi pada tanggal 29 September 2014 di MTs TI Batang Kabung, didapat informasi bahwa dalam proses pembelajaran guru menggunakan bahan ajar yang berbentuk buku teks. Guru menggunakan buku teks untuk menerangkan materi pelajaran.

(2)

2 Gambar 1. Cuplikan buku teks

Hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi yang ada dalam buku teks dikarenakan siswa MTs TI Batang Kabung belum mampu memahami bahasa yang ada pada buku teks, sehingga siswa jarang membaca buku teks. Siswa lebih senang mendengarkan penjelasan materi pelajaran dari guru saja, sedangkan Informasi yang diperoleh dari wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII MTs TI Batang Kabung, guru mengatakan bahwa salah satu materi yang sulit dimengerti siswa adalah tentang himpunan. Siswa mengalami kesulitan ketika menyatakan konsep himpunan dan notasi pembentuk himpunan. Siswa masih sulit menentukan operasi himpunan dalam diagram Venn. Siswa sulit menentukan

himpunan bagian dari suatu himpunan.

Siswa sulit membaca diagram Venn dan siswa juga sulit memaknai soal cerita yang akan disajikan dalam bentuk diagram Venn. Hal tersebut membuktikan bahwa siswa hanya menghafal konsep saja karena pada saat proses pembelajaran siswa hanya mendapatkan konsep materi pelajaran dari guru saja.

Menurut Amri (2012:25),

“Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya secara teoritis dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari”

Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah validitas dan praktikalitas modul berbasis kontekstual untuk materi himpunan di kelas VII MTs TI Batang Kabung, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan praktikalitas modul berbasis kontekstual untuk materi himpunan di kelas VII MTs TI Batang Kabung.

(3)

3 Menurut Prastowo (2011:106)

“modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri ( mandiri) dengan bantuan atau bimbingan minimal dari pendidik”.

METODE PENELITIAN

Pengembangan ini menggunakan model pengembangan 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (desseminate) .Pada penelitian ini hanya dilakukan 3 tahap yaitu tahap pendefenisian, perancangan, dan pengembangan. Tahap keempat yaitu tahap penyebaran (desseminate) tidak dilakukan karena memerlukan waktu yang panjang dan jumlah sampel yang banyak.

Subjek ujicoba dalam penelitian pengembangan ini adalah 6 orang siswa kelas VIII MTs TI Batang Kabung yang telah belajar Himpunan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, angket praktikalitas dan pedoman wawancara. Sebelum digunakan

instrument dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Setelah itu baru instrument digunakan.

HASIL PENGEMBANGAN

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh modul materi himpunan berbasis kontekstual yang valid dan praktis. Kegiatan untuk mendapatkan modul berbasis kontekstual yang valid dan praktis diawali dengan melewati tahap define. Secara garis besar materi yang dibahas pada Modul ini memiliki satu standar kompetensi dan lima kompetensi dasar yang ada pada silabus.

Berdasarkan produk yang telah dirancang diperoleh hasil validasi modul menurut pakar matematika dan pakar bahasa. Hasil validasi modul berbasis kontekstual secara keseluruhan oleh validator adalah 86,1%. Hal ini menunjukkan bahwa modul materi himpunan berbasis kontekstual sangat valid dan hasil uji praktikalitas oleh guru adalah 92,3%, sedangkan hasil uji praktikalitas oleh siswa yaitu 87,2%.

Hal ini menunjukkan bahwa modul materi himpunan berbasis kontekstual sangat praktis.

(4)

4 PEMBAHASAN

1. Validasi Modul Himpunan Berbasis Kontekstual

Modul himpunan berbasis kontekstual perlu divalidasi untuk memperoleh modul yang tepat sehingga dapat digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran mandiri. Validasi dilakukan oleh ahli pendidikan dalam bidang masing-masing yaitu Dosen matematika STKIP PGRI Sumatera Barat dan Guru matematika serta guru bahasa Indonesia MTs TI Batang Kabung memperoleh nilai akhir adalah 85,93% dengan kriteria modul sangat valid. Berdasarkan validasi dapat disimpulkan bahwa produk memenuhi sangat valid untuk digunakan dalam proses pembelajaran matematika pada materi himpunan. Berdasarkan hasil validasi dan saran-saran dari validator pada lembaran validasi, diketahui bahwa perlu dilakukan revisi terhadap produk yang dihasilkan. Revisi yang terkait aspek materi, penyajian, bahasa dan keterbacaan, serta kegrafisan pada modul. Setelah direvisi dihasilkan modul yang valid. Berdasarkan hasil revisi dapat dikatakan bahwa produk modul berbasis kontekstual untuk materi himpunan telah memiliki

deskripsi yang baik sebagai salah satu bahan ajar matematika karena telah sesuai dengan konsep rancangan sebuah modul berbasis kontekstual.

2. Praktikalitas Modul Himpunan Berbasis Kontekstual

Praktikalitas modul berbasis kontekstual berkaitan dengan keterpakaian modul oleh guru dan siswa. Berdasarkan hasil dari angket kepraktisan guru dan siswa yang disertai wawancara guru dan siswa diperoleh kesimpulan bahwa modul himpunan berbasis kontekstual sudah praktis.

a. Angket Kepraktisan Guru

Setelah modul dinyatakan valid selanjutnya melakukan tahap kepraktikalitasan modul terhadap guru matematika di MTs TI Batang Kabung.

Hasil yang didapat dari uji kepraktisan modul dari aspek kemudahan dalam penggunaan modul oleh guru didapatkan modul dengan kriteria sangat praktis. Hasil kepraktikalitasan modul dari segi aspek waktu oleh guru didapatkan modul dengan kriteria sangat praktis. Hasil kepraktikalitasan modul dari aspek mudah diinterprestasikan oleh guru didapatkan modul dengan kriteria sangat praktis,

(5)

5 sedangkan hasil dari aspek memiliki

ekivalensi yang sama dengan bahan ajar lainnya oleh guru didapatkan modul dengan kriteria sangat praktis.

Berdasarkan hasil yang didapat dari empat aspek kepraktikalitasan oleh guru didapatkanlah modul materi himpunan berbasis kontekstual dengan kriteria sangat praktis, ini berarti bahwa modul materi himpunan berbasis kontekstual sangat membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran khususnya pada materi himpunan.

b. Angket kepraktikalitasan oleh siswa

Setelah modul dinyatakan praktis oleh guru selanjutnya melakukan tahap kepraktikalitasan modul terhadap enam orang siswa MTs TI Batang Kabung yang telah mempelajari materi himpunan. Hasil yang didapat dari uji kepraktisan modul dari aspek kemudahan dalam penggunaan modul oleh siswa didapatkan modul dengan kriteria sangat praktis, ini berarti modul himpunan berbasis kontekstual membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Hasil kepraktikalitasan modul dari segi aspek waktu oleh siswa didapatkan modul

dengan kriteria sangat praktis, ini berarti modul dapat dipahami oleh siswa dengan waktu yang lebih cepat.

Hasil kepraktikalitasan aspek mudah diinterprestasikan modul oleh siswa didapatkan modul dengan kriteria sangat praktis,ini berarti kata-kata, kalimat, dan bahasa pada modul mudah dipahami oleh siswa, sedangkan hasil dari aspek memiliki ekivalensi yang sama dengan bahan ajar lainnya oleh siswa didapatkan modul dengan kriteria sangat praktis. Berdasarkan hasil yang didapat dari empat aspek kepraktikalitasan oleh siswa didapatkanlah modul materi himpunan berbasis kontekstual dengan kriteria sangat praktis, ini berarti modul dapat digunakan sebagai pengganti buku teks dan sebagai pengganti catatan serta mengerjakan latihan dari guru.

c. Wawancara dengan siswa

Setelah melakukan tahap kepraktikalitasan modul selanjutnya melakukan wawancara dengan enam orang siswa MTs TI Batang Kabung tersebut. Kesimpulan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa mengenai modul berbasis kontekstual pada materi himpunan ialah:

(6)

6 a. Siswa berpendapat bahwa materi

dalam modul mudah dipahami.

Penyajian materi dalam modul menggali rasa ingin tahu siswa dalam mempelajari modul.

b. Menurut siswa dengan menggunakan modul, maka waktu yang dibutuhkan untuk memahami materi lebih cepat.

c. Menurut siswa bahasa yang digunakan dalam modul mudah dipahami karena tidak berbelit- belit dan langsung pada point yang akan dicari. Selain itu siswa juga menyatakan bahwa bahasa dalam modul singkat, padat, dan jelas sehingga tidak membuat mereka bingung.

d. Menurut siswa modul bisa dijadikan sebagai pengganti buku teks.

e. Menurut siswa gambar-gambar dalam modul bisa membantu mereka memahami materi karena berkaitan dengan kehidupan nyata (kehidupan sekitar mereka).

Berdasarkan hasil validasi dan praktikalitas diperoleh modul berbasis kontekstual pada materi himpunan di kelas VII MTs TI Batang Kabung yang valid dan praktis.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil yang dilakukan dari tahap pendefinisian (define) sampai tahap pengembangan (develop) diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Modul berbasis kontekstual yang dikembangkan pada materi himpunan sangat valid.

2. Modul berbasis kontekstual yang dikembangkan pada materi himpunan sudah sangat praktis digunakan oleh guru dan siswa setelah diujicobakan secara ujicoba terbatas.

Berdasarkan hasil

pengembangan yang dilakukan, saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Modul yang diujicobakan sebaiknya diujicobakan di sekolah lain.

2. Modul berbasis kontekstual yang valid dan praktis dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran himpunan di kelas VII SMP/MTs.

3. Modul berbasis kontekstual dapat dijadikan contoh bagi peneliti lainnya dalam mengembangkan modul lainnya. Perbaikan terus

(7)

7 dilakukan asal tetap memperhatikan

prinsip pembelajaran kontekstual.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi.

2010. Proses Pembelajaran.

Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Jogjakarta: Diva Press.

Referensi

Dokumen terkait

Latar suasana: menyedihkan, menegangkan, menyenangkan, ramai, hujan, e sudut pandang orang ketiga “Ia dan Dia”, f amanat: jangan menjadi orang yang malas pekerja, jadilah orang yang