Kewirausahaan dan meminimalisir kebutuhan pangan melalui budidaya tanaman hidroponik di Panti Asuhan Bina Insani Kecamatan Kampung Melayu. Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan dengan tema tanaman hidroponik untuk mendukung kemandirian komunitas Panti Asuhan Bina Insani. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah agar anak-anak dan pengurus Panti Asuhan Bina Insani dapat mengenal langsung sistem hidroponik sebagai sarana pengembangan diri dalam berwirausaha.
Hasil penelitian penerapan program kewirausahaan dan meminimalisir pengeluaran kebutuhan pangan melalui budidaya tanaman hidroponik mendapat respon positif dari pihak panti asuhan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan Panti Asuhan Bina Insani. Panti Asuhan Bina Insani merupakan panti asuhan yang terintegrasi dengan para santri baik siswi maupun siswi. Kegiatan pengabdian yang dilakukan di Panti Asuhan Bina Insani ditujukan kepada anak-anak dan pengurus panti asuhan.
Penelitian ini dilakukan atas izin pihak kampus dan melakukan penelitian di Panti Asuhan Bina Insani Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu. Dalam penyisirannya, pihak pelaksana melakukan survey ke lokasi penelitian dan meminta izin kepada pengurus panti asuhan untuk melakukan penelitian di Panti Asuhan Bina Insani Jl.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan dan Sasaran
Luaran Yang Dicapai
Metode Pelaksanaan
- Tahapan Kegiatan
- Jadwal Pelakanaan
- Biaya Kegiatan
Sistematika Penulisan
KAJIAN TEORI
Pengertian Wirausaha
Faktor Kesuksesan Berwirausaha
Kegiatan Kewirausahaan Menurut Pandangan Islam . 19
Hidroponik
- Pengertian Hidroponik
- Kelebihan Dan Kekurangan Kultur Hidroponik
- Pengelolaan Hidroponik
- Jenis-Jenis Hidroponik
GAMBAR OBYEK PENELITIAN
Lokasi Panti Asuhan Bina Insani
HASIL KEGIATAN
Pengelolaan Hidroponik Sebagai Alternatif Kebuthan
Dari segi bahasa, kata “Hydroponics” dalam bahasa Inggris disebut hidroponik, berasal dari kata Yunani Hydro yang berarti air dan Ponos yang berarti tenaga atau kerja, hidroponik dikenal juga dengan sebutan “Soilless Culture”. 34; Pemanfaatan limbah cair Tahu dalam pertumbuhan bayam merah (Alternantera Amoena Voss) pada budidaya hidroponik rakit apung.” , yaitu Drip Systems (sistem tetes), Ebb and Flow, Nutrient Film (NFT), Teknik, Deepwater Culture, Aeroponic , dan Sistem Terapung (sistem rakit apung).
Selain itu, sistem hidroponik juga bisa merupakan kombinasi dari satu atau lebih sistem tersebut. Perbedaan ketiga sistem hidroponik ini terletak pada cara menyalurkan ketiga kebutuhan tanaman tersebut sampai ke akar. Cara ini sangat sederhana karena akar direndam dalam larutan nutrisi, pada sistem ini sebaiknya menggunakan pompa udara untuk akuarium guna memberikan oksigen pada larutan nutrisi.
Sistem hidroponik terapung, merupakan penanaman hidroponik dengan cara meletakkan tanaman pada lubang-lubang styrofoam (media tumbuh busa) yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi. Larutan nutrisi ini berada dalam media mandi, sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi. Tempat yang digunakan untuk kegiatan ini adalah kost salah satu tim PKM, setelah semuanya selesai pelaksana memulai membuat instalasi hidroponik mulai dari pemotongan saluran (rangka baja) menjadi berbagai bagian hingga perakitan, kemudian saluran yang dipotong tersebut dirangkai menjadi berbentuk persegi panjang agar terlihat seperti kolam yang dilapisi terpal yang nantinya menjadi penampung air yang merupakan komponen utama pada jenis pelampung hidroponik terapung.
Untuk memulai proses penanaman, kita memerlukan antara lain bibit tanaman, pot jaring, media tanam (rockwool/perlite/kelapa gambut), sumbu (dengan berbagai teknik) dan unsur hara (Purbajanti, 2016). Penanaman benih secara langsung dilakukan dengan cara memasukkan benih ke dalam media tanam dengan menggunakan pinset. Kegiatan ini dilaksanakan di Panti Asuhan Bina Insani Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu. Kegiatan ini dilaksanakan bersama 18 orang anak panti asuhan, sekaligus proses pembelajaran cara menanam bibit sawi yang nantinya akan dipindahkan ke kolam hidroponik, sebelum disemai terlebih dahulu kita menyiapkan bibit sawi dan rockwool (media semai), kemudian rockwool dipotong kotak ukuran 2,5 cm sesuai kebutuhan, setelah rockwool dipotong dipindahkan ke wadah berisi air, tunggu rockwool menyerap air, bila rockwool terlihat basah mulailah menaruh biji sawi di atas rockwool, lalu masukkan Taruh di ruangan gelap atau tutup dengan penutup kokoh dengan tujuan agar benih cepat pecah, buka penutup setelah 12-24 jam lalu jemur.
Proses penjemuran memakan waktu 7 hari hingga muncul daun asli pada sawi, selama proses penjemuran terdapat kendala pada bibit sawi yaitu bibit sawi kurang terkena sinar matahari sehingga menimbulkan penyakit burung kutilang (kurus, panjang, ramping) muncul pada biji sawi dan harus diganti atau . Kegiatan ini dilakukan di Panti Asuhan Bina Insani Simpang Kandis Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu bersama anak-anak Panti Asuhan Bina Insani. Pada kegiatan ini Anda hanya akan merawat dan memantau perkembangan tanaman mulai dari perawatan hingga panen.
Pembahasan
PENUTUP
Keterbatasan
Pengabdian kepada masyarakat ini belum mencapai tujuan maksimal karena keterbatasan sumber daya dan peralatan, karena sumber daya yang digunakan dibiayai sendiri dan peralatan yang digunakan bersifat pinjaman, sehingga penggunaannya harus bergantian dengan pemilik peralatan.
Saran
Namun fasilitas panti asuhan belum tentu dapat menunjang kegiatan belajar anak-anak di panti asuhan. Dalam kegiatan perpustakaan ini diharapkan dapat meningkatkan proses kegiatan pembelajaran anak-anak di Panti Asuhan Bina Insani. Pada bagian kampanye, postingan pengelola akun media sosial panti asuhan Bina Insani ini mendapat 69 likes, 821 jangkauan pengguna media sosial, 1 respon calon donatur, 3 halaman share, dan 23 pengikut media sosial.
Survey, pelaksana melakukan kegiatan survey ke tempat pengabdian masyarakat dan meminta izin kepada pengurus panti asuhan untuk melakukan pengabdian masyarakat di panti asuhan Bina Insani Jl. Observasi awal, setelah mendapat persetujuan, pelaksana melakukan observasi lapangan untuk mengetahui kondisi permasalahan yang dihadapi panti asuhan Bina Insani dengan melakukan wawancara kepada pengurus panti asuhan. Dapat meningkatkan minat dan motivasi untuk lebih giat belajar serta mendorong anak-anak Panti Asuhan Bina Insani untuk memiliki hobi membaca.
Panti Asuhan Bina Insani berdiri sejak tahun 2010 yang didirikan oleh sepasang suami istri bernama Ir. Awal berdirinya Panti Asuhan Bina Insani yaitu pada tahun 2010, Ibu Lela Wati adiknya yaitu Ibu. Dalam pertemuan tersebut, pengurus Panti Asuhan Bina Insani menjelaskan tentang kondisi panti asuhan dan jumlah anak yang ada di panti asuhan tersebut serta tidak adanya sumber kebutuhan pangan yang selama ini sering mereka beli dari pasar.
Sehingga diharapkan perpustakaan dengan adanya program pengabdian kepada masyarakat ini dapat meningkatkan minat membaca dan pemahaman pada anak-anak Panti Asuhan Bina Insani. Pada tahap ini dipasang poster-poster Islami seperti slogan Ekonomi Syariah sehingga bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan anak-anak Panti Asuhan Bina Insani. Dengan adanya poster ini diharapkan anak-anak yatim piatu tidak mudah melupakan pentingnya ilmu di panti asuhan. ekonomi Islam. Dengan adanya akun media sosial Panti Asuhan Bina Insani dapat menjadi sarana penyebaran informasi mengenai panti asuhan dengan menggunakan media digital sebagai media sosialisasi kepada masyarakat.
Facebook merupakan media sosial yang dipilih oleh tim pengabdian masyarakat sebagai sarana yang dibuat dan akan digunakan oleh panti asuhan dalam menyebarkan informasi tentang Panti Asuhan Pembangunan Manusia dan kegiatan lainnya yang perlu disebarluaskan untuk menarik minat calon. donatur yatim piatu. Pasalnya jejaring sosial Facebook mudah diakses oleh semua kalangan yang akan menjadi calon donatur Panti Asuhan Bina Insani. Tahapan ini merupakan tahap dimana foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdian diposting melalui akun pribadi di jejaring sosial Panti Asuhan Bina Insani yang diambil oleh pelayan.
Dari program media sosial Media sosial sendiri diciptakan dengan harapan dapat menjadi wadah informasi bagi panti asuhan sekaligus sebagai tempat penggalangan dana. Dari ketiga program yang dilakukan, mereka mencukupi, melengkapi dan melengkapi kekurangan yang ada di Panti Asuhan Bina Insani.