PENGARUH IKLIM, MODAL, HARGA, LUAS LAHAN DAN JAM KERJA TERHADAP PRODUKSI BAWANG MERAH
DI KAYU JAO NAGARI BATANG BARUS KECAMATAN GUNUNG TALANG
KABUPATEN SOLOK
JURNAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pedidikan (Strata 1)
AYU ANDIRA ZALFITRI NIM : 12090058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2017
PEi;(;ARI.]II
H,\LAMAN PENGESAH 4NI JTJRNAL
IKI,IIVI,"MODAL, HARGA,
',UASi LAHAN, DAN JAI\,I KIiI]..IA TEIIHADAP PRODUKSI Bzt!l/,t:,,iC N{lil{AII DI
KAYU JAO NAGARI BA'I'ANG BART]S KECAN,IATAN GUNUNGl'ALANC
KABI-IPATEN SOLoK
: t\yu ArrdiraZafffiri : I 2090058
: I'cndirlil<an ELouorni
: Seholah Tinglgi l(eguruan clan Ilnru Pcncliclikan (S'l'KlP) PGRI Surnaiera Barat
ParJang, 17
Mart
2Ai7Disetu.iui Olch:
Pembimbing I
Nart'lr NPM
Pr oglarn
In s tit usi Srudi
(Yolamalinda,
Uu*
N{. Si)Pembimbing
(Mona Ameli
PENGARUH IKLIM, MODAL, HARGA, LUAS LAHAN DAN JAM KERJA TERHADAP PRODUKSI BAWANG MERAH DI KAYU JAO NAGARI BATANG BARUS
KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK
Oleh :
Ayu Andira Zalfitri1, Yolamalinda2, Mona Amelia3 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
STKIP-PGRI Sumatera Barat
2,3) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera Barat
Email :[email protected] ABSTRACT
The results of data analysis showed that (1) there is a negative and significant effect of climate on onion production, where the value of the regression coefficient = 0.252 and the value thitung 3,619> ttable 1,661; (2) there is a positive and significant influence between the capital of the onion production, where the value of the regression coefficient = 0.507 and 6.903 thitung value> ttable 1,661; (3) there are significant positive and significant correlation between the price on onion production, where the value of the regression coefficient = 0.328 and 2.400 thitung>
ttable 1,661; (4) there is a positive and significant influence between the land of the onion production, where the value of the regression coefficient = 0.248 and 2.997 thitung value> ttable 1,661; (5) there is a positive and significant influence between the working hours of the onion production, where the value of the regression coefficient = 0.403 and 4.175 thitung value> ttable 1,661; (6) a significant difference between the effects of climate, capital, price, land and working hours of the onion production where the regression coefficient = -3.358. The magnitude of the effect of climate influence, capital, price, land and working hours of the onion production is 82.7%
and the remaining 17.3% is influenced by other factors not included in this study.
Keywords: Climate, Capital, Price, Land, Hours of Work and Production Shallots ABSTRAK
Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan iklim terhadap produksi bawang merah, dimana nilai koefisien regresi = 0,252 dan nilai thitung sebesar 3,619> ttabelsebesar 1,661; (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara modal terhadap produksi bawang merah, dimana nilai koefisien regresi = 0,507 dan nilai thitungsebesar 6,903> ttabelsebesar 1,661; (3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara harga terhadap produksi bawang merah, dimana nilai koefisien regresi = 0,328 dan thitung sebesar 2,400> ttabel sebesar 1,661; (4) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara luas lahan terhadap produksi bawang merah, dimana nilai koefisien regresi = 0,248 dan nilai thitungsebesar 2,997> ttabel sebesar 1,661; (5) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara jam kerja terhadap produksi bawang merah, dimana nilai koefisien regresi = 0,403 dan nilai thitungsebesar 4,175> ttabelsebesar 1,661; (6) terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh iklim, modal, harga, luas lahan dan jam kerja terhadap produksi bawang merah dimana nilai koefisien regresi = -3,358. Besarnya pengaruh pengaruh iklim, modal, harga, luas lahan dan jam kerja terhadap produksi bawang merah yaitu 82,7% dan sisanya 17,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Iklim, Modal, Harga, Luas Lahan, Jam Kerja dan Produksi Bawang Merah
PENDAHULUAN
Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peran strategis dalam pembangunan nasional karena diantaranya sebagai sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, kontributor terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto, sumber devisa, bahan baku industri, sumber bahan pangan dan gizi, serta pendorong bergeraknya sektor-sektor riil lainnya. Oleh sebab itu, sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Menonjolnya sektor pertanian terutama ditunjang oleh ketersediaan lahan yang cukup dan subur, serta iklim tropis yang cocok untuk kegiatan pertanian. Dengan alasan ini maka peningkatan kapasitas produksi pertanian merupakan salah satu jalan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, sebesar 45,6 persen penduduk Indonesia menggantungkan kehidupannya pada sektor ini. Pada tahun 2014, sektor pertanian menempati urutan keempat dalam memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia. Namun demikian, dibandingkan dengan sektor lain, laju pertumbuhan PDB pada sektor pertanian relatif tinggi, yaitu sebesar 30,25 persen (BPS 2015).
Tanaman holtikultura seperti bawang merah merupakan jenis komoditi pertanian tanaman pangan yang mampu mempunyai kedudukan sangat penting dalam kehidupan
ekonomi masyarakat maupun dalam perekonomian nasional. Selain sebagai komoditas yang secara luas dan umum dikembangkan oleh masyarakat, bawang merah mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena memiliki peluang pasar domestik dan luar negeri yang cukup baik guna meningkatkan devisa Negara yaitu dari komoditi non migas.
Provinsi Sumatera Barat di Kabupaten Solok merupakan salah satu daerah penghasil bawang merah di Indonesia.Rata-rata penduduk Kabupaten Solok memiliki mata pencarian sebagai petani bawang merah.Bawang merah sebagai salah satu jenis tanaman holtikultura umumnya mempunyai sifat-sifat seperti diproduksi musiman, selalu segar, jumlahnya banyak tapi nilainya relative kecil, tanaman lokal yang spesifik dimana tidak dapat diproduksi disetiap tempat. Dengan sifat-sifatnya ini, maka sangat berpengaruh pada mekanisme produksi sehingga sering terjadi harga produksi komoditi bawang merah di pasar berfluktuasi tajam.
Di Kabupaten Solok, petani bawang merah memiliki perkembangan produksi yang cukup baik. Hal ini seperti ditunjukkan dengan jumlah produksi yang meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah luas tanam dan produktifitas bawang merah juga mempengaruhi hasil produksi berdasarkan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Solok.
Tabel 1.JumlahLuasTanam, Produksi danProduktifitas Bawang MerahPer Kecamatan tahun 2015
No Kecamatan LUAS
TANAM (Ha)
PRODUKSI (Ton)
PRODUKTIFI TAS (Ton/Ha)
1 Pantai Cermin 104 848 8,00
2 Lembah Gumanti 3469 42.361 12,19
3 Hiliran Gumanti 40 389 9,48
4 Payung Sekaki 59 654 11,46
5 Tigo Lurah - - -
6 Lambang Jaya 367 3.936 11,48
7 Danau Kembar 456 5.009 10,84
8 Gunung Talang 158 1.505 8,50
9 Bukit Sundi - - -
10 X Kto Sungai Lasi - - -
11 Kubung 28 212 7,56
12 IX Koto Diatas - - -
13 IX Koto Singkarak 4 13 6,40
14 Junjung Sirih 213 2.420 7,73
2011 2012 2013
3.072 3.204 4.155
30.219,6 33.331,4 40.757,1
10,07 10,30 10,78 Sumber:DATABASE potensi produksi pangan kabupaten solok ,2015
Di Kabupaten Solok terdapat 14 kecamatan dan tidak semua kecamatan bisa memproduksi bawang merah.
Seperti yang dilihat dari tabel di atas tingkat produksi paling tinggi terdapat di kecamatan Lembah Gumanti dengan produksi sebanyak 42.361 ton dengan produktifitas 12,19 ton/ha. Tingkat produksi yang paling sedikit terdapat dikecamatan IX Koto Singkarak dengan produksi sebanyak 13 ton dan produktifitas 6, 40 ton/ha.
Dilihat dari tabel di atas, Kecamatan Gunung Talang termasuk memproduksi bawang merah tertinggi dibandingkan dengan beberapa kecamatan lainnya. Jumlah produksi di Gunung Talang sebesar 1.505 ha dengan produktifitas 8,50 ton/ha. Di kecamatan Gunung Talang rata-rata tanahnya cocok untuk dijadikan lahan
pertanian.Salah satunya di Nagari Batang Barus Jorong Kayu Jao, daerah ini sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani.
.
KAJIAN TEORI Teori Produksi
Produksi adalah suatu proses untukmengkombinasikan,mentransfor masikan dan mengubah input menjadi output. Teknologi produksi terkait dengan input dan output. Kuantitas tertentu suatu input dibutuhkan untuk memproduksi tiap barang atau jasa tertentu (Case & Fair, 2007:175).
Menurut Sriyadi (2001:6) Produksi secara luas dapat diartikan sebagai pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Produksi dalam arti ekonomi mempunyai pengertian semua kegiatan untuk
menambah atau meningkatkan nilai kegunaan atau faedah (utility) suatu barang dan jasa. Sedangkan menurut Rahim(2007:31) Proses produksi atau lebih dikenal dengan budi daya tanaman atau komoditas pertanian merupakan proses usaha bercocok tanam/budi daya di lahan untuk menghasilkan bahan segar (raw material). Bahan segar tersebut dijadikan bahan baku untuk menghasilkan bahan setengah jadi (work in process) atau barang jadi (finished product) di industri-industri pertanian atau dikenal dengan dengan nama agroindustri (agrifood industry).
Teori Iklim
Menurut Ricardo (2008:3) analisis pendekatan pengumpulan data empiris (cross section) untuk mempelajari produksi pertanian, dari observasi awalnya tentang nilai lahan yang akan tercermin dalam produktifitas bersihnya. Jika perubahan iklim akan meningkatkan penerimaan petani, maka akan menguntungkan, sebaliknya jika perubahan iklim akan menurunkan penerimaan petani, maka itu akan membahayakan.
Menurut Mendelsoh (2008:5) sistem pertanian dalam zona agroekologi yang berbeda dilakukan dengan cara yang berbeda pula, tergantung kepada kondisi agroekologi yang ada. Setiap rumahtangga petani akan memilih tipe pertanian tertentu dengan spesies tanaman tertentu yang sesuai dan cocok dengan kondisi agroekologi setempat, sehingga penerimaan rumahtangga petani dari produksi hasil tanaman komersial yang diusahakan juga akan berbeda.
Teori Modal
Menurut Donald E dkk (2007:132) Modal merupakan
kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya. Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiayai segala keperluan usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara modal keahlian diperlukan untuk mengelola atau menjalankan usaha tersebut, Kasmir (2011:64).
Menurut Astameon (2005:67) harus memperhatikan dan menyikapi arti modal-modal tersebut sebagai berikut:
a. Modal Diri
Modal diri adalah modal yang pertama kali harus dipupuk sejak dini oleh diri masing-masing dalam bentuk pengetahuan,keterampilan, pengalaman dan yang paling penting adalah kesehatan jasmani, rohani, serta dukungan keluarga.
b. Modal Materi Sendiri
Modal materi adalah wujud suatu barang yang mempunyai nilai.Nilai yang dimaksud disini adalah nilai uang.Artinya barang tadi dapat dijual dengan harga tertentu sesuai dengan nilai pasar.Biasanya modal materi didapatkan dari penyisihan hasil usaha baik gaji pokok, dagangan atau warisan.
c. Modal Usaha
Apabila suatu usaha sudah berjalan dengan memanfaatkan modal diri dan modal materi sendiri, maka usaha tersebut kemudian dapat memanfaatkan modal-modal lain.
Seperti penanaman modal yaitu sebagai utang dan sebagai ekuitas
Teori Harga
Menurut Case & Fair (2007:97) harga dasar adalah harga minimum yang dibawahnya tidak diizinkan. Jika
harga pasar ditetapkan di atas harga ekuilibrium, hasilnya adalah penawaran berlebih, kuantitas yang ditawarkan akan lebih besar dari pada kuantitas yang diminta. Menurut Pendyck (2012:5) dalam ilmu mikro ekonomi juga menggambarkan bagaiman harga terbentuk.Dalam perekonomian terencana terpusat, harga diatur oleh pemerintah.Dalam perekonomian pasar, harga ditentukan oleh interaksi konsumen, tenaga kerja dan perusahaan.
Menurut Simamora (2003:31) harga adalah nilai yang dipertukarkan
untuk memperoleh suatu
produk.Biasanya harga dihitung dalam nilai uang.Menetapkan harga sembarangan mudah, yang tidak mudah adalah menetapkan beberapa harga yang tepat yaitu tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal dimana konsumen dan masih memberikan keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi kelemahan perusahaan dimata pesaing.
Teori Luas Lahan
Luas lahan adalah Luas penguasaan lahan pertanian yang merupakan tanah garapan dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian Daniel (2004:56). Menurut Bonawati (2013:26) luas kebun adalah luas tanah yang telah diperuntukan untuk dapat dimanfaatkan oleh pemiliknya.Tanah merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena tanah merupakan tempat dimana usahatani dapat dilakukan dan tempat hasil produksi dikeluarkan karena tanah tempat tumbuh tanaman. Tanah memiliki sifat tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya langka.
Menurut Mubyarto (dalam Hijratulaili, 2009:13) di negara agraris seperti Indonesia, tanah merupakan faktor produksi yang paling penting dibandingkan dengan faktor produksi yang lain karena balas jasa yang diterima oleh tanah lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Dalam bidang pertanian, penguasaan tanah bagi masyarakat merupakan unsur yang paling penting untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Teori Jam Kerja
Menurut Halim (2012) jam kerja adalah waktu yang dijadwalkan untuk perangkat peralatan yang dioperasikan atau waktu yang dijadwalkan bagi pegawai untuk bekerja.Jam kerja meliputi berbagai hal berikut.
a) Lamanya seseorang mampu bekerja secara baik.
b) Hubungan antara waktu kerja dengan waktu istirahat.
c) Jam kerja sehari meliputi pagi, siang, sore dan malam
Arifin (2002:15), mengemukakan secara umum dapat diasumsikan bahwa
“semakin banyak jam kerja yang dipergunakan, berarti akan semakin produktif”. Hal ini berarti dengan jumlah jam kerja yang panjag secara tidak langsung akan membuat suatu pekerjaan semakin produktif dan dengan bekerja secara produktif diharapkan dapat menghasilkan pendapatan yang baik.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskripti asosiatif.
Penelitian ini dilaksanakan di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Desember tahun 2016. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 98 orang petani bawang merah.
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel produksi sebagai variabel terikat (Y), iklim (X1) modal (X2) harga (X3) luas Lahan
(X4) jam kerja (X5) sebagai variabel bebasnya. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda.
Tabel 26.Hasil Analisisregresi Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.358 .586 -5.731 .000
Iklim (X1) -.252 .070 -.183 -3.619 .000
Modal (X2) .507 .073 .456 6.903 .000
Harga (X3) .328 .137 .120 2.400 .018
Luas Lahan (X4) .248 .083 .187 2.997 .004
Jam Kerja (X5) .403 .097 .223 4.175 .000
a. Dependent Variable: Produksi (Y)
Sumber: Olahan Data Primer, 2017
Rumus persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y= -3,358 - 0,252 X1+ 0,507X2+ 0,328 X3+ 0,248 X4 + 0,403 X5
nilai konstanta sebesar -3,358 yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari variable iklim, modal, harga, luas lahan dan jam kerja maka produksi petani baru mencapai -3,358. Nilai koefisien regresi iklim sebesar -0,252.
Hal ini berarti adanya pengaruh negatif perubahan iklim terhadap produksi, apabila perubahan iklim menurun sebesar satu satuan maka produksi akan menurun sebesar -0,252 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Nilai koefisien regresi modal sebesar 0,507. Hal ini berarti adanya pengaruh positif modal terhadap produksi, apabila modal meningkat
sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,507 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Nilai koefisien regresi harga sebesar 0,328. Hal ini berarti adanya pengaruh positif harga terhadap produksi, apabila harga meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,328 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Nilai koefisien regresi luas lahan sebesar 0,248. Hal ini berarti adanya pengaruh positif luas lahan terhadap produksi, apabila luas lahan meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,248 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Nilai koefisien regresi jam kerja sebesar 0,403. Hal ini
berarti adanya pengaruh positif jam kerja terhadap produksi, apabila jam kerja meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,403 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan
Koefisien Determinasi ( )
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel model summary diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,827 yang artinya 82,7% perubahan pada variabel dependen (produksi) dapat dijelaskan oleh variabel independen (iklim, modal, harga, luas lahan dan jam kerja) sedangkan sisanya sebesar 17,3%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.
Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji t
Berdasarkan hasil uji t dari pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi loyalitas naabah adalah :
1) Hipotesis 1, terdapat pengaruh negatif antara iklim (X1) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi iklim sebesar 0,252. Hal ini berarti adanya pengaruh perubahan iklim terhadap produksi, apabila iklim menurun sebesar satu satuan maka produksi akan menurun sebesar 0,252 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung sebesar 3,619 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,000 <
0,05, berarti Ha diterima dan H0
ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara iklim terhadap hasil produksi petani bawang merah di
Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.
2) Hipotesis 2, terdapat pengaruh positif antara modal (X2) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi modal sebesar 0,507. Hal ini berarti adanya pengaruh modal terhadap produksi, apabila modal meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,507 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung sebesar 5,655 > ttabel
sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara modal terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.
3) Hipotesis 3, terdapat pengaruh positif antara harga (X3) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi modal sebesar 0,328. Hal ini berarti adanya pengaruh positif harga terhadap produksi, apabila harga meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,328 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung sebesar 2,400 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,018 <
0,05, berarti Ha diterima dan H0
ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara harga terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.
4) Hipotesis 4, terdapat pengaruh positif antara luas lahan (X4) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi modal sebesar 0,248. Hal ini berarti adanya pengaruh positif luas lahan terhadap produksi, apabila luas lahan meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,248 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung sebesar 2,997 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,00140,05, berarti Ha
diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara luas lahan terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.
5) Hipotesis 5, terdapat pengaruh positif antara jam kerja (X5) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi modal sebesar 0,403. Hal ini berarti adanya pengaruh positif jam kerja terhadap produksi, jam kerja meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,403 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung sebesar 4,175 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Haditerima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara jam kerja terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.
Hasil Uji F
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 15.0, menunjukkan bahwa Fhitung 87,736 > Ftabel2,47 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0ditolak dan Ha diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan iklim, modal, harga, luas lahan dan jam kerja secara stimultan berpengaruh terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.
PEMBAHASAN
Pengaruh Iklim (X1) Terhadap Produksi Petani Bawang Merah(Y) di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok
Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara iklim (X1) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi iklim sebesar 0,252.
Hal ini berarti adanya pengaruh perubahan iklim terhadap produksi, apabila iklim menurun sebesar satu satuan maka produksi akan menurun sebesar 0,252 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitungsebesar 3,619 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,000
< 0,05, berarti Ha diterima dan H0
ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara iklim terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok dan sebanyak 24 orang (24,5%) petani mengalami musim hujan paling banyak terjadi dalam satu bulan yaitu selama 7- 8 hari dengan rata-rata musim hujan selama 6 hari/bulan dengan musim
hujan paling sedikit 1 hari/bulan dan paling lama 15 hari/bulan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Widyantara, 2013) tentang Iklim sangat berpengaruh Terhadap Risiko Produksi Usahatani Bawang Merah dengan salah satu variabel bebas adalah iklim, diperoleh hasil yang terdapat pengaruh iklim terhadap produksi petani bawang.
Menurut Bonawati(2013:56) Suhu merupakan pengukuran intensitas cahaya. Dalam hubungannya dengan kehidupan organisme, suhu yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman pertanian anatara lain 150 C sampai dengan 400C. Dibawah atau di atas suhu tersebut tanaman pertanian akan menurun drastis. Suhu untuk pertumbuhan tanaman pertanian dibedakan dalam tiga hal, yakni suhu, kritis, dan termoperiodisme. Sinar matahari juga merupakan energi yang menyebabkan tanaman yang membentuk gula (fotosintesis).
Lamanya penyinaran sangat ditentukan oleh panjangnya hari (tergantung dari daerahnya). Daerah tropis akan berbeda dengan daerah subtropis, subtropis akan berbeda dengan daerah sedang dan sebagainya.
Analisa peneliti terhadap hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara iklim dengan produksi petani bawang merah, dimana semakin menurun intensitas hujan maka akan meningkatkan hasil produksi bawang merah dan juga sebaliknya semakin banyak hari hujan maka akan menurunkan hasil produksi petani bawang merah tersebut.
Pengaruh Modal (X2) Terhadap Produksi Petani Bawang Merah(Y) di Kayu Jao Nagari Batang Barus
Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok
Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara modal (X2) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi modal sebesar 0,507.
Hal ini berarti adanya pengaruh modal terhadap produksi, apabila modal meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,507 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung sebesar 5,655 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,000 <
0,05, berarti Ha diterima dan H0ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara modal terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok dan sebanyak 39 orang (39,8%) petani memiliki modal paling banyak yaitu 3.735.715- 7.096.429 dengan rata-rata modal 5.513.900, modal terendah yaitu 375.000 dan modal tertinggi yaitu 23.900.000.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rusdi, Herman, & Boy, 2009) tentang Peningkatan Pendapatan Rumah tangga Petani Bawang Merah lokal Palu melalui Pendakatan PTT di Sulawesi Tengah dengan salah satu variabel bebas adalah modal, diperoleh hasil terdapat pengaruh modal terhadap pendapatan petani bawang.
Menurut Donald E. Kieson, Jerry J. Weygandt (2007:132) Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiayai segala keperluan usaha, mulai dari biaya prainvestasi, pengurusan izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara modal keahlian
diperlukan untuk mengelola atau menjalankan usaha tersebut.
Analisa peneliti terhadap hasil penelitian bahwa modal memiliki pengaruh positif terhadap produksi panen bawang merah. Modal salah satu faktor produksi penting diantara berbagai faktor produksi yang diperlukan, dengan adanya modal yang
cukup maka akan mampu
meningkatkan hasil produksi, karena dengan modal tersebut akan bisa membeli pupuk yang lengkap dari proses penanaman, penggarapan sampai panen bawang tersebut, dengan arti kata semakin banyak modal yang dimiliki maka akan semakin meningkatkan hasil produksi panen bawang merah tersebut.
Pengaruh Harga (X3) Terhadap Produksi Petani Bawang Merah(Y) di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok
Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara harga (X3) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi harga sebesar 0,328.
Hal ini berarti adanya pengaruh positif harga terhadap produksi, apabila harga meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,328 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung
sebesar 2,400 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,018 <
0,05, berarti Ha diterima dan H0ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara harga terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok dan sebanyak sebanyak 29 orang (29,6%) petani paling banyak menjual hasil pertanian
yaitu bawang sebesar 9.000-12.250 dengan rata-rata harga jual 16.444 dengan harga jual terendah yaitu 9.000 dan harga jual tertinggi yaitu 35.000.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ade Pranata, 2015) tentang Pengaruh harga bawang merah terhadap produksi bawang merah di Jawa Tengah, yang diperoleh hasil terdapat pengaruh harga terhadap hasil produksi pada petani bawang merah.
Menurut Pindyk (2012:5) dalam ilmu mikro ekonomi juga menggambarkan bagaimana harga terbentuk. Dalam perekonomian terencana terpusat, harga diatur oleh pemerintah. Dalam perekonomian pasar, harga ditentukan oleh interaksi konsumen, tenaga kerja, dan perusahaan dan menurut (Sari, 2014:29) Harga suatu barang selalu dipandang sebagai faktor yang sangat penting dalam menentukan penawaran barang tersebut. Oleh sebab itu teori penawaran terutama menumpukan perhatiannya kepada hubungan diantara tingkat harga dengan jumlah yang ditawarkan.
Analisa peneliti terhadap hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh yang positif harga terhadap hasil produksi dimana harga bawang merah tergantung pada penawaran dan produksi bawang merah. Jika penawaran meningkat dan produksi bawang merah sedikit maka harga bawang merah akan meningkat, demikian juga sebaliknya sebaliknya.
Pengaruh Luas Lahan (X4) Terhadap Produksi Petani Bawang Merah(Y) di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok
Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara luas lahan
(X4) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi modal sebesar 0,248. Hal ini berarti adanya pengaruh positif luas lahan terhadap produksi, apabila luas lahan meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,248 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitungsebesar 2,997 >
ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,00140,05, berarti Ha
diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara luas lahan terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok dan sebanyak 40 orang (40,85) petani dengan luas lahan 150-569 meter dengan rata-rata luas lahan sbenayak 779,59 dengan luas lahan terendah 150 meter dan luas lahan tertinggi yaitu 3.500 meter.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rohatman Sinaga, 2013) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah studi kasus pada usaha tani di desa Srigading, Kecamatan sanden, Kab.
Bantul, DIY diperoleh hasil terdapat pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi petani bawang merah.
Menurut Hijratulaili (2009:13) di negara agraris seperti Indonesia, tanah merupakan faktor produksi yang paling penting dibandingkan dengan faktor produksi yang lain karena balas jasa yang diterima oleh tanah lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Dalam bidang pertanian, penguasaan tanah bagi masyarakat merupakan unsur yang paling penting untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Analisa peneliti terhadap hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh positif luas lahan terhadap hasil produksi, jika petani memiliki luas lahan untuk bertanam bawang yang luas maka sangat mempengaruhi peningkatan hasil produksi bawang merah tersebut karena area penanaman bawang semakin luas otomatis hasil produksi yang diperoleh akan semakin meningkat. Keseluruhan wilayah yang menjadi tempat penanaman atau mengerjakan proses penanaman, luas lahan menjamin jumlah atau hasil yang akan diperoleh petani.
Pengaruh Jam Kerja (X5) Terhadap Produksi Petani Bawang Merah (Y) di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok
Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh antara jam kerja (X5) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi modal sebesar 0,403.
Hal ini berarti adanya pengaruh positif jam kerja terhadap produksi, jam kerja meningkat sebesar satu satuan maka produksi akan meningkat sebesar 0,403 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung
sebesar 4,175 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,000 <
0,05, berarti Ha diterima dan H0ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara jam kerja terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok dan sebanyak 30 orang (30,6%) petani bekerja sebanyak 90-156 jam dalam proses penggarapan sampai panen bawang dengan rata-rata 248 jam dengan membutuhkan waktu paling sedikit selama 90 jam dan paling
banyak selama 620 jam dalam masa panen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Riyanti, 2011) tentang analisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor- faktor produksi pada usahatani bawang merah varietas bima di Kabupaten Brembes, dengan salah satu variabel bebas adalah jam kerja dan diperoleh hasil terdapat pengaruh jam kerja terhadap hasil produksi bawang merah.
Menurut Arifin (2002:15) Analisis jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro, khususnya pada teori penawaran tenaga kerja yaitu tentang kesediaan individu untuk bekerja dengan harapan memperoleh penghasilan atau tidak bekerja dengan konsekuensi mengorbankan penghasilan yang seharusnya ia dapatkan dan menurut Halim (2012) jam kerja adalah waktu yang dijadwalkan untuk perangkat peralatan yang dioperasikan atau waktu yang dijadwalkan bagi pegawai untuk bekerja. Jam kerja meliputi berbagai lamanya seseorang mampu bekerja secara baik, hubungan antara waktu kerja dengan waktu istirahat dan jam kerja sehari meliputi pagi, siang, sore dan malam.
Analisa peneliti terhadap hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh positif jam kerja terhadap hasil produksi panen bawang merah dengan arti kata jika jam kerja meningkat maka akan meningkatkan hasil produksi panen bawag merah dan juga sebaliknya jika jam kerja berkurang maka akan mengurangi hasil produksi panen bawang merah. semakin banyak jam kerja yang dipergunakan, berarti akan semakin produktif. Hal ini berarti dengan jumlah jam kerja yang panjang secara tidak langsung akan membuat
suatu pekerjaan semakin produktif dan dengan bekerja secara produktif diharapkan dapat menghasilkan produksi yang baik.
Pengaruh Iklim, Modal, harga, Luas Lahan dan Jam Kerja Terhadap Produksi Petani Bawang Merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok
Berdasarkan hasil penelitian secara stimultan terdapat pengaruh antara iklim, modal, harga, luas lahan dan jam kerja terhadap produksi (Y) dengan nilai constant sebesar -3,358 dengan nilai Fhitung87,736 > Ftabel 2,47 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan iklim, modal, harga, luas lahan dan jam kerja secara stimultan berpengaruh terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok dan sebanyak 41 orang (41,8%) petani memiliki hasil produksi bawang sebanyak 90-704 kg dengan rata-rata produksi 994 kg dengan paling sedikit 90 kg hasil produksi dan paling banyak 5.000 kg hasil produksi dalam satu kali panen.
Berdasarkan nilai R square sebesar 0,827 yang artinya 82,7%
perubahan pada variabel dependen (produksi) dapat dijelaskan oleh variabel independen (iklim, modal, harga, luas lahan dan jam kerja) sedangkan sisanya sebesar 17,3%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.
Menurut Rahim (2007:31) Proses produksi atau lebih dikenal dengan budi daya tanaman atau komoditas pertanian merupakan proses usaha bercocok tanam/budi daya di lahan
untuk menghasilkan bahan segar (raw material). Bahan segar tersebut dijadikan bahan baku untuk menghasilkan bahan setengah jadi (work in process) atau barang jadi (finished product) di industri-industri pertanian atau dikenal dengan dengan nama agroindustri (agrifood industry).
Dalam kegiatan produksi, petani menghadapi permasalahan dalam menentukan berapa banyak input yang harus digunakan atau berapa banyak output yang harus dihasilkan untuk memaksimalkan keuntungan atau laba bersih untuk pertaniannya, dari masing- masing input yang digunakan akan menghasilkan output yang maksimum.
Dalam menunjang keberhasilan agribinis, maka tersedianya bahan baku pertanian secara kontiniu dalam jumlah yang tepat sangat diperlukan.
Tersedianya produksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain macam komoditi, luas lahan, tenaga kerja, modal, iklim dan faktor sosial- ekonomi produsen.
Analisa peneliti terhadap hasil penelitian bahwa secara stimultan terdapat pengaruh perubahan iklim, modal, harga, luas lahan dan jam kerja terhadap hasil produksi petani bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh negatif antara iklim (X1) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi iklim sebesar -0,252 dan nilai thitung sebesar 3,619 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,000 <
0,05. Hal ini berarti H0ditolak dan Haditerima.
2. Terdapat pengaruh positif antara modal (X2) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi modal sebesar 0,507 dan nilai thitung
sebesar 6,903 > ttabelsebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,000 <
0,05.Hal ini berarti H0 ditolak dan Haditerima.
3. Terdapat pengaruh positif antara harga (X3) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi harga sebesar 0,328 dan thitung sebesar 2,400 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,018 <
0,05.Hal ini berarti H0 ditolak dan Haditerima.
4. Terdapat pengaruh positif antara luas lahan (X4) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi luas lahan sebesar 0,248 dan nilai thitung sebesar 2,997 > ttabel sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,004<0,05.Hal ini berarti H0
ditolak dan Haditerima.
5. Terdapat pengaruh positif antara jam kerja, (X5) terhadap produksi (Y) dengan nilai koefisien regresi perubahan iklim sebesar 0,403 dan nilai thitung sebesar 4,175 > ttabel
sebesar 1,661 sedangkan nilai signifikan 0,000<0,05. Hal ini berarti H0ditolak dan Haditerima.
1. Terdapat pengaruh iklim, modal, harga, luas lahan dan jam kerja secara stimultan berpengaruh terhadap produksi bawang merah dengan Fhitung87,736 > Ftabel 2,47 dan nilai signifikan 0,000<0,05.
Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha
diterima.
Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian, Penulis mengemukakan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan produksi bawang merah di Kayu Jao Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok.
1. Diharapkan kepada petani bawang merah agar dapat mengetahui pada bulan apa saja terjadi musim hujan serta pada musim apa saja cocok untuk bertani bawang merah., sehingga mampu memprediksi hasil panen dan tidak merugikan petani bawang merah.
2. Diharapkan kepada petani bawang merah untuk bisa menambah modal untuk pengelolaan lahan dan pembelian pupuk yang bermutu untuk bisa menghasilkan bawang merah yang lebih banyak dan juga hasil yang berkualitas tinggi, sehingga usaha tersebut mampu meningkatkan produksi petani bawang merah.
3. Diharapkan kepada petani agar mampu meningkatkan hasil produksi pada saat harga bawang naik, karena harga yang naik akan mempengaruhi penjualan bawang merah, kalau kualitas produksi baik maka konsumen akan membeli hasil panen tersebut walaupun mengalami peningkatan harga.
4. Diharapkan kepada para petani bawang merah untuk bisa memanfaatkan luas lahan yang tersedia dengan baik dalam penanaman bawang merah dan mampu menggarap lahan tersebut dalam menghasilkan produksi bawang yang banyak dan bermutu tinggi.
5. Disarankan kepada petani agar bisa memanfaatkan jam kerja dalam proses-proses produksi bawang merah, dimulai dari proses
penanaman sampai proses panen bawang, sehingga waktu yang digunakan menjadi waktu yang memiliki kualitas yang baik dalam penanaman bawang merah bagi petani tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, B. (2002). Formasi Makro- Mikro Ekonomi Indonesia. Jakara:
Pustaka INDEF
Astameon, M. (2005).
Enterprenuership dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Bonawati, E. (2013). Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak Anggota IKAPI.
Case, K. E., & Fair, R. C. (2007).
Prinsip-Prinsip Ekonomi.
Erlangga.
Daniel Mohar. (2004). pengantar ekonomi pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
DATABASE potensi produksi pangan kabupaten solok ,2015.
Donald E. Kieson, Jerry J. Weygandt, T. D. W. (2007). Akuntansi Intermediate. Jakara: Erlangga.
Halim, M. (2012). Pentingnya Mengatur Jam Kerja. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hijratulaili. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah. Skripsi.
Kasmir dan Jakfar. (2011).
Kewirausahaan. Jakara: PT. Raja Grafindo Persada.
Mendelsohn, R, Dinar, a, Hasan, R. dan K. (2008). A Ricardian Analysis of the Distributionof Climate Change Impacts on Agriculture across Agro-Ecological Zones in Aferica.
Policy Research Working Paper
4599, (april).
Pindyk, robert s. (2012). mikro ekonomi. Jakara: PT. Glora Aksara Pratama.
Pranata, A. T. U. (2015). Pengaruh harga bawang merah terhadap produksi bawang merah di jawa tengah. Journal, 8(1), 32–35.
https://doi.org/10.15294/jejak.v7i1 .Journal
Rahim, A. dan D. R. D. H. (2007).
Ekonomika Pertanian (Pengantar, teori dan kasus. Jakara: Penebar Swadaya.
Ricardo, D. (2008). Artikel Ilmiah.
Sumatera: West Sumatera.
Riyanti, L. (2011). Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor- faktor Produksi pada Usahatani Bawang Merah Varietas Bima di Brembes. Journal, vol 2, No 1. 5–
6.
Rohatman Sinaga, N. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Bawang Merah Studi Kasus pada Usaha
Tani di desa Srigading,
Kecamatan Sanden, Kab. Bantul, DIY. Ekonomi
Pembangunan.Journa, vol.1-2 Rusdi, M., Herman, S., & Boy, R.
(2009). Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Petani Bawang Merah Lokal Palu Melalui Pendekatan PTT di Sulawesi Tengah. Journal, 1, 59–64
Simamora, H. (2003). Manajemen Pemasaran Internasional. Jakara:
PT. Salemba Empat.
Sriyadi. (2001). Bisnis Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern.
Semarang: IKIP Semarang Press Widyantara, W. (2013). Iklim Sangat
Berpengaruh Terhadap Risiko Produksi Usahatani Bawang Merah ( Allium Ascalonicum L ), E-journal Agribisnis dan Agrowisata, Vol.2.No 1, 32–
37,Januari 2013.