Semua undang-undang dan peraturan yang ada akan tetap berlaku sampai undang-undang dan peraturan baru diterapkan sesuai dengan Konstitusi ini. Semua lembaga negara yang ada berjalan sepanjang melaksanakan ketentuan konstitusi dan tidak ada lembaga baru yang dibentuk berdasarkan konstitusi ini. Dengan berlakunya perubahan UUD ini, maka Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan Pasal.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bentuk negara yang dipilih sebagai hasil komitmen bersama para pendiri bangsa. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang bercirikan kepulauan dengan wilayah yang terbatas. Penetapan batas laut 12 mil yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik-titik terluar di pulau-pulau Negara Republik Indonesia ditetapkan dengan undang-undang.
Prinsip ini kemudian ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 4/PRP/1960 tentang perairan Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan kepulauan dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditentukan. Negara mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi menjadi provinsi-provinsi, dan provinsi menjadi kabupaten dan kota, setiap provinsi, kabupaten dan kota mempunyai pemerintahan daerah yang mengaturnya.
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DALAM UNDANG-UNDANG DASAR
ISTILAH DAN PENGERTIAN BHINNEKA TUNGGAL IKA 2
BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI SEMBOYAN NEGARA
KEANEKARAGAMAN
SUMPAH PEMUDA
Kami putra dan putri Indonesia mengaku
Kami putra dan putri Indonesia mengaku
SEMBOYAN
BHINNEKA TUNGGAL IKA
Ikrar untuk bersatu padu mendirikan Negara
Cita-cita membangun sebuah bangsa Indonesia
Semboyan yang
Semboyan adalah Perkataan atau kalimat pendek yg dipakai sebagai dasar tuntunan (pegangan hidup); inti sari suatu usaha dan sebagainya; slogan; moto
BAHASA DAERAH
1128 SUKU
6 AGAMABERAGAM
BUDAYABERAGAM
ADAT ISTIADAT
FLORA DAN FAUNA
RAGAM
KEKAYAAN DAN KEBERAGAMAN BANGSA 1
Dua orang calon presiden dan wakil presiden yang memperoleh lebih dari lima puluh persen jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sekurang-kurangnya dua puluh persen suara di setiap provinsi, yang terbagi dalam lebih dari separuh provinsi di Indonesia, diangkat menjadi presiden dan wakil. Presiden. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan kepulauan yang wilayahnya batas-batas dan hak-haknya ditentukan dengan undang-undang. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip-prinsip negara kesatuan republik.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas wilayah-wilayah provinsi, dan wilayah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota, yang masing-masing mempunyai pemerintahan daerah yang diatur.
BHINNEKA TUNGGAL IKA
DALAM UNDANG-UNDANG DASAR
TENTANG
PENINJAUAN TERHADAP MATERI DAN STATUS HUKUM KETETAPAN MPRS DAN MPR RI
TAHUN 1960 SAMPAI DENGAN TAHUN 2002
KETETAPAN MPR RI NOMOR I/MPR/2003
- Pasal I Aturan Tambahan UUD NEGARA RI TAHUN 1945
- Pasal I Aturan Peralihan UUD NEGARA RI TAHUN 1945
- Pasal II Aturan Peralihan UUD NEGARA RI TAHUN 1945
- TAP MPR RI Nomor II/MPR/1999 sampai dengan perubahan yang kelima tahun 2002 tentang Peraturan Tata Tertib MPR RI
- TAP MPR RI Nomor III/MPR/2002 tentang Penetapan Pelaksanaan Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2003
Majelis Permusyawaratan Rakyat bertugas mengkaji materiil dan status hukum Ketetapan MPR dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat. TAP MPR RI Nomor II/MPR/1999 sampai dengan perubahan kelima tahun 2002 tentang Peraturan MPR RI dan Peraturan Tata Tertib MPR RI.
DASAR HUKUM PEMBENTUKAN 17
TAP MPR RI NOMOR I/MPR/2003
TAP MPRS/TAP MPR yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (8 Ketetapan)
TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan (3 Ketetapan)
TAP MPR yang dinyatakan tetap berlaku sampai dengan terbentuknya Pemerintahan Hasil Pemilu 2004 (8 Ketetapan)
TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tetap berlaku sampai dengan terbentuknya undang-undang (11 Ketetapan)
TAP MPR yang dinyatakan masih berlaku sampai dengan ditetapkannya Peraturan Tata Tertib baru oleh MPR Hasil Pemilu 2004 (5 Ketetapan)
TAP MPRS/TAP MPR yang dinyatakan tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat final (einmalig), telah dicabut, maupun telah selesai
- Ketetapan MPRS RI Nomor X/MPRS/1966 tentang Kedudukan Semua Lembaga-Lembaga Negara Tingkat Pusat dan Daerah pada Posisi dan Fungsi yang Diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945
- Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/1973 tentang Kedudukan dan Hubungan Tata-kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/atau antar Lembaga-Lembaga Tinggi Negara
- Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/1973 tentang Keadaan Presiden dan/atau Wakil Presiden Republik Indonesia Berhalangan
- Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/1978 tentang Kedudukan dan Hubungan Tata-Kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan/atau Antar Lembaga-Lembaga Tinggi Negara
- Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/1988 tentang Pemilihan Umum
- Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
- Ketetapan MPR RI Nomor XIV/MPR/1998 tentang Perubahan dan Tambahan atas Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor III/MPR/1988 tentang Pemilihan Umum
- Ketetapan MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
1.Ketetapan MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik
Ketetapan MPR RI Nomor V/MPR/1999 tentang Penentuan Pendapat di Timor Timur
Tentang
Pembubaran PKI, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah
Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme
TETAP BERLAKU DENGAN KETENTUAN
Seluruh ketentuan dalam Ketetapan MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 ini, ke
DEMOKRASI dan HAK ASASI MANUSIA
21 Pasal 2
Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi
22 Pasal 2
Penentuan Pendapat di Timor Timur
TETAP BERLAKU DENGAN KETENTUAN: Ketetapan ini tetap berlaku sampai
Nomor V/MPR/1999
23 Pasal 2
- Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004
- Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah
- Ketetapan MPR RI Nomor VIII/MPR/2000 tentang Laporan Tahunan Lembaga-Lembaga Tinggi Negara pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2000
- Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2001 tentang Penetapan Wakil Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri Sebagai Presiden Republik Indonesia
- Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2001 tentang Pengangkatan Wakil Presiden Republik Indonesia
- Ketetapan MPR RI Nomor X/MPR/2001 tentang Laporan Pelaksanaan Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia oleh Lembaga Tinggi Negara pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan
- Ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/2002 tentang Rekomendasi Kebijakan untuk Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional
- Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2002 tentang Rekomendasi atas Laporan Pelaksanaan Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia oleh Presiden, Dewan Pertimbangan Agung,
Ketetapan MPR RI Nomor VIII/MPR/2000 tentang Laporan Tahunan Lembaga Tinggi Negara pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2000. Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/2001 tentang Pengangkatan Wakil Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden Republik Indonesia. Ketetapan MPR RI Nomor
Keputusan MPR RI Nomor VI/MPR/2002 Tentang Rekomendasi Laporan Pelaksanaan Keputusan Majelis Konstituante Republik Indonesia oleh Presiden, Dewan Pertimbangan Agung, Majelis Konstituante Republik Indonesia oleh Presiden, Penasihat Mahkamah Agung Papan. Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa Keuangan, Mahkamah Agung pada sidang tahunan Majelis Konstituante Nasional Republik Indonesia.
Pemilu 2004 telah terbentuk
TAP MPR YANG DINYATAKAN TETAP
BERLAKU SAMPAI DENGAN TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN HASIL PEMILU 2004
- TAP MPRS Nomor XXIX/MPRS/1966 Tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera
- TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
- TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional Yang Berkeadilan; serta Perimbangan
- TAP MPR Nomor III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
- TAP MPR Nomor V/MPR/2000 Tentang Pemantapan Persatuan Dan Kesatuan Nasional
- TAP MPR Nomor VI/MPR/2000 Tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
- TAP MPR RI Nomor VII/MPR/2000 Tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia
- TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa
- TAP MPR Nomor VII/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depan
- Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/2001 Tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN
- Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang pejabat publik yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Penataan, distribusi dan penggunaan sumber daya nasional secara adil; serta menyeimbangkan distribusi dan penggunaan sumber daya nasional secara adil; dan perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. TAP Nomor MPR VI/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia.
TAP MPRS Nomor XXIX/MPRS/1966 Tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera
Hasil Kajian
26 Pasal 4
Substansi
TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 Tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN
27 Pasal 4
Karena amanat Ketetapan MPR RI tidak mempunyai daya jual/validitas dan aplikabilitas/efektifitas). 3. TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Organisasi, pembagian dan penggunaan sumber daya.
28 Pasal 4
Substansi
TAP MPR Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
TAP MPR Nomor V/MPR/2000 Tentang
Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional
30 Pasal 4
31 Pasal 4
Keputusan ini menetapkan tentang jati diri, peran, susunan dan kedudukan, tugas pembantuan, dan peran serta TNI dan POLRI dalam penyelenggaraan negara. Memerintahkan pembentukan undang-undang tentang penyempurnaan Pasal 5 ayat (4) dan Pasal 10 ayat (2) tentang hak untuk memilih dan dipilih oleh TNI dan POLRI, disesuaikan dengan hal tersebut. Konstitusi, dan penetapan undang-undang mengenai pelaksanaan dinas militer dan mengenai tugas pembantuan antara TNI dan POLRI.
Belum ada undang-undang mengenai pelaksanaan tugas dinas dan bantuan militer antara TNI dan POLRI, sehingga Keputusan ini tetap berlaku. mempunyai daya jual/validitas dan kegunaan/efisiensi).
32 Pasal 4
Keputusan ini menuntut peningkatan kualitas manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan berkepribadian Indonesia dalam kehidupan berbangsa. Prinsip etika kehidupan berbangsa mengacu pada cita-cita persatuan dan kesatuan, ketahanan, kemandirian, keunggulan dan kejayaan, serta kelestarian lingkungan hidup yang dijiwai dengan nilai-nilai agama dan etika. Perlu didukungnya etika kehidupan berbangsa yang meliputi etika sosial budaya, etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi dan bisnis, serta etika penegakan hukum yang adil dan merata.
Ketentuan ini belum sepenuhnya dijadikan pedoman dalam perumusan berbagai kebijakan atau penyusunan peraturan perundang-undangan, khususnya yang berkaitan dengan. Etika kehidupan berbangsa dan bernegara, keputusan ini tetap berlaku (memiliki keabsahan dan efektifitas).
33 Pasal 4
Visi Indonesia ke depan diperlukan untuk menjaga kelangsungan arah penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara guna mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. VII/MPR/2001 tentang Visi Masa Depan Indonesia sebagai salah satu landasan operasional Undang-Undang tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Bahkan menjadi sumber inspirasi, motivasi, kreativitas.
34 Pasal 4
35 Pasal 4
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
36 Pasal 4
TAP MPR YANG DINYATAKAN MASIH BERLAKU SAMPAI DENGAN DITETAPKANNYA PERATURAN
Ketetapan di dalam pasal ini berjumlah 104 Ketetapan
TAP MPRS/TAP MPR YANG DINYATAKAN TIDAK PERLU LAGI DILAKUKAN TINDAKAN HUKUM LEBIH
DILAKSANAKAN