• Tidak ada hasil yang ditemukan

BSM UMAT

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BSM UMAT "

Copied!
126
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Fungsi sosial perbankan syariah dalam pengelolaan dana ZISWAF diperkuat dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor: 6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah pada Pasal 37 ayat 2 disebutkan bahwa bank syariah dalam pelaksanaan fungsi sosial dapat bertindak sebagai penerima dana sosial, antara lain berupa zakat, infak, sedekah, wakaf, hibah dan menyalurkannya menurut hukum Syariah atas nama bank atau lembaga amil zakat yang ditunjuk pemerintah.6 . Namun kenyataannya, dengan adanya peraturan Bank Indonesia tersebut, banyak masyarakat yang belum mengetahui fungsi sosial perbankan syariah dalam penerimaan dana ZISWAF. Pengetahuan masyarakat hanya terbatas pada lembaga perbankan syariah karena lembaga perbankan tidak jauh berbeda dengan kegiatan perbankan konvensional.

Sedangkan di perbankan syariah juga terdapat Unit Penerima Zakat (UPZ) dimana masyarakat dapat menyalurkan dana zakat, infak, sedekah dan wakafnya ke UPZ yang berada di lembaga perbankan syariah tersebut. Namun, pada kenyataannya, sebagian besar masyarakat tidak mengetahui bagaimana lembaga pengelola zakat, infak, sedekah dan wakaf, termasuk BMT atau lembaga perbankan syariah, mengelola dana ZISWAF-nya. Bahkan dengan lembaga BAZNAS dan LAZ yang sudah ada, masyarakat masih merasa tidak aman, apalagi dengan sektor perbankan syariah yang brand image-nya adalah sektor keuangan.

Padahal harus ada aturan dan undang-undang tentang keberadaan UPZ di berbagai instansi pemerintah, swasta atau lembaga lain yang ditunjuk seperti Perbankan syariah, seharusnya mampu meningkatkan penerimaan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf kepada negara. Namun pada kenyataannya, keberadaan UPZ khususnya di lembaga perbankan syariah belum mampu meningkatkan penerimaan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf secara signifikan.

Fokus dan Subfokus Penelitian

Keengganan masyarakat untuk menggunakan lembaga pengelola dana ZISWAF mungkin karena kurangnya pemahaman mereka karena kurangnya informasi atau karena kurangnya penjelasan tentang penyaluran dana ZISWAF. Berdasarkan prima clause di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Sinergi Pengelolaan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf Pada Bank Syariah Mandiri dan LAZNAS BSM UMAT”.

Perumusan Masalah

Kegunaan Penelitian

Hal ini dapat bermanfaat sebagai tambahan wawasan keilmuan yang dapat berguna pada akhirnya ketika peneliti berperan aktif dalam kehidupan masyarakat. Dapat menjadi wawasan yang detail tentang ilmu zakat, infak, sedekah dan wakaf serta manfaatnya bila disalurkan ke lembaga yang lebih terorganisir. Sementara itu, perbankan syariah dapat menemukan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan perannya membantu peningkatan penerimaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf di Indonesia.

Sistematika Penulisan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh para pemangku kepentingan, antara lain.

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian

  • Sinergitas
  • Manajemen
  • Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf
  • Perbankan Syariah

Topik penelitian membahas tentang sinergi pengelolaan zakat, infak, sedekah dan wakaf di Bank Syariah Mandiri dan LAZNAS BSM UMAT. Pertama, penerimaan dana zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) LAZNAS BSM berasal dari Bank Syariah Mandiri termasuk dana. Landasan hubungan LAZNAS BSM UMAT dengan Bank Syariah Mandiri sendiri dibuat berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU).

Bank Syariah Mandiri dalam menjalankan fungsi sosialnya, hanya sebatas menyalurkan dana ZISWAF-nya ke LAZNAS BSM UMAT. Persentase penerimaan dan penyaluran dana sosial (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) pada LAZNAS BSM UMAT. Penerimaan dana sosial dari Bank Syariah Mandiri hingga akhir Agustus 2018 ke LAZNAS BSM UMAT mencapai 25 Miliar.

Penyaluran Infaq Sepuasnya Rp. Analisis SWOT penghimpunan dan penyaluran dana pada LAZNAS BSM UMAT. Analisis SWOT pengumpulan dan pendistribusian ana pada LAZNAS BSM UMAT adalah sebagai berikut :. Pengelolaan amanah atau CSR berkomitmen terhadap LAZNAS BSM UMAT dengan tetap bersinergi dengan Bank Mandiri Syariah.

Bank Syariah Mandiri (BSM) hendaknya mendesak LAZNAS BSM UMAT untuk memperluas jaringan kerjasama dengan lembaga lain selain BSM sehingga dapat meningkatkan penghimpunan dana. Bank Syariah Mandiri secara berkala bersama LAZNAS BSM UMAT mengevaluasi kinerja pengelolaan dana kebajikan agar peningkatan kesejahteraan yang dimaksud tercapai secara optimal. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dan LAZNAS BSM UMAT dalam menghimpun dana zakat, infak, sedekah dan wakaf selain yang berasal dari pendapatan BSM.

Dimana dana zakat, infak, sedekah dan wakaf yang disalurkan di Bank Syariah Mandiri kepada LAZNAS BSM UMAT. Bagaimana prosedur yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri ketika ingin menyalurkan dana ZISWAF atau dana amal yang terkumpul di LAZNAS BSM UMAT kepada masyarakat. Apakah ada evaluasi kinerja pengelolaan dana zakat atau dana zakat antara Bank Syariah Mandiri dengan LAZNAS BSM UMAT.

Hasil Penelitian yang Relevan

METODOLOGI PENELITIAN

  • Tujuan Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Latar Penelitian
  • Metode dan Prosedur Penelitian
  • Data dan Sumber Data
  • Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Validitas Data
    • Kredibilitas
    • Transferabilitas
    • Dependabilitas
    • Konfirmabilitas

Ketiga, dukungan sumber daya manusia (SDM), sistem, sarana dan prasarana dalam pengelolaan dan ZISWAF di LAZNAS BSM UMAT.90. LAZNAS BSM UMAT hanya melakukan sedikit pelatihan pasca rekrutmen untuk asisten karena mereka memiliki.

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum tentang Latar Penelitian

Atas dasar undang-undang no. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank syariah dan badan usaha syariah, yang meliputi kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam menjalankan kegiatan usahanya. Sedangkan bank syariah yang dimaksud adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan sesuai dengan prinsip syariah. Secara garis besar, bank syariah dapat didefinisikan sebagai bank dengan model bagi hasil sebagai landasan utama dalam segala operasionalnya, baik dalam produk pembiayaan, pembiayaan maupun produk lainnya.

Produk perbankan syariah serupa tetapi tidak sama dengan produk perbankan konvensional karena adanya larangan riba, gharar dan maysir. Oleh karena itu, pembiayaan dan produk pembiayaan pada bank syariah harus menghindari unsur-unsur yang dilarang tersebut. Bahkan, sejak tahun 1983 perbankan syariah di Indonesia sudah mulai mengeluarkan Paket Desember 1983 (Pakdes 83) yang memuat sejumlah regulasi di bidang perbankan, termasuk regulasi yang membolehkan bank.

Bank Umum Syariah (BUS) selain BMI, setelah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah berdirinya Bank Syariah Mandiri yang merupakan hasil akuisisi dan konversi PT. Tahapan pemurnian dalam hal perbankan syariah baru disahkan pada tanggal 17 Juni 2008, Undang-Undang Bank Syariah disahkan yang pengumumannya dimuat dalam Lembaran Negara tanggal 16 Juli 2008 yaitu UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Namun sering berganti nama, terakhir berganti nama menjadi Bank Syariah Mandiri pada tahun 1999 setelah sebelumnya bernama Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi.

Dengan ini, PT Bank Syariah Mandiri resmi mulai bekerja sejak Senin 25 Rajab 1420 H atau 1 November 1999 M hingga sekarang. Sasaran dari visi tersebut adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) berupaya menjadi salah satu Lembaga Keuangan Syariah yang selalu dapat unggul di antara pelaku industri perbankan syariah di Indonesia pada segmen Konsumer, Mikro, UKM, Komersial dan Korporasi, serta menjadi bank syariah dengan sistem pelayanan dan teknologi terkini yang melebihi harapan nasabah 81 Sedangkan misi adalah cara untuk mencapai visi itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menjadi Bank Syariah terpercaya pilihan mitra usaha, Bank Syariah Mandiri mengemban misi sebagai berikut.

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan tahun 2005, lahirlah nilai-nilai baru perusahaan yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Bank Syariah Mandiri Shared Values. . Seiring dengan perubahan dan penggantian BSB menjadi Bank Mandiri Syariah (BSM) sejak 1 November 1999, BAMAZ turut serta melakukan terobosan dan perbaikan. Hukum perbankan syariah mewajibkan pengelolaan zakat tanpa melupakan fungsi utamanya di bidang syariah.

Pembahasan Temuan Penelitian

Dalam penyaluran LAZNAS BSM UMAT bekerjasama dengan mustahik melalui kantor perwakilan BSM di daerah dan juga bekerjasama dengan mitra. Dengan mengunjungi kantor LAZNAS BSM UMAT yang beralamat di Ruko Mega Grosir Cempaka Mas Blok M1 no. Nasabah dapat menyalurkan donasinya dengan mendatangi langsung Bank Syariah Mandiri kemudian menyetorkan uang tunai ke rekening LAZNAS BSM UMAT atau melalui ATM Bank Syariah Mandiri.

Dalam menentukan wilayah sasaran penyaluran zakat, LAZNAS BSM UMAT masih belum memiliki peta wilayah mustahik tersendiri. Untuk memperlancar realisasi tujuan zakat dan dana sosial lainnya untuk pengentasan kemiskinan, LAZNAS BSM UMAT tidak sendirian dalam menjalankan tugasnya. Jumlah amil di LAZNAS BSM UMAT sedikit sehingga banyak program yang kurang efektif karena tidak ada yang bertanggung jawab secara langsung.

Apakah ada perbedaan sistem penghimpunan dan penyaluran dana ZISWAF pada lembaga Amil Zakat pada umumnya dan LAZNAS BSM UMAT. Apa saja program kerja yang dimiliki LAZNAS BSM UMAT sebagai upaya optimalisasi penggunaan dana sosial atau ZISWAF bagi mustahiq.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

21 Tahun 2008 dan Peraturan Bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004 tentang Penyelenggaraan Fungsi Sosial Perbankan Syariah, yang menyebutkan bahwa perbankan syariah juga dapat menerima zakat, infak, sedekah, hadiah, dan subsidi. Bank Syariah Mandiri dalam melakukan penatausahaan zakat, infak, sedekah dan wakaf hanya menyalurkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf, baik yang berasal dari pendapatan perusahaan maupun gaji pegawai. BSM juga memberikan kemudahan bagi nasabahnya yang ingin menyalurkan zakatnya melalui ATM atau transfer ke rekening LAZNAS BSM.

Fokus utama kiprah Bank Syariah Mandiri tetap sebagai perusahaan pembiayaan syariah, bukan mengelola ZISWAF atau dana sosial.

Saran

Bank Syariah Mandiri bersama LAZNAS BSM UMAT memiliki hubungan yang intens dengan mustahik yang berwenang dan memiliki klasifikasi mustahik penerima dana kebajikan yang dapat diperhitungkan dalam penentuan prioritas penyaluran zakat dan dana kebajikan lainnya. Apa dasar hukum pengelolaan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf di Bank Syariah Mandiri. Apakah ada batas minimal dan maksimal penyaluran dana ZISWAF atau dana kebajikan untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Selama ini ada data konkrit yang menyebutkan bahwa zakat, infaq, sedekah dan infak atau dana kebajikan yang disalurkan oleh LAZNAS BSM UMAT atau oleh BSM dapat meningkatkan pangsa pasar BSM. Apakah dengan adanya goodwill fund atau dana pendapatan ZISWAF yang terkumpul dan digunakan untuk pemberdayaan masyarakat dapat menjadi salah satu cara untuk promosi melalui BSM itu sendiri kepada masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya audit syariah dapat diketahui dan dipastikan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya yang dilakukan lembaga pengelola

Oleh karena itu dalam penelitian ini terdapat permasalahan, yaitu bagaimana mengoptimalisasikan fungsi pembiayaan qardh berbasis grameen bank dan zakat, infak, sedekah serta wakaf

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis hukum ekonomi syariah terhadap pengelolaan zakat, infak dan sedekah (ZIS) pada Unit Pengelola Zakat (UPZ)

Pemberdayaan ekonomi umat Islam di kabupaten Sambas oleh Dompet Ummat dilakukan melalui penyaluran bantuan dari hasil sumbangan donatur, maupun dari zakat, infak dan sedekah

Pemilihan program yang tepat sasaran, efektif, danekonomis akan sangat membantu dalam proses alokasi dana zakat, infak, sedekah,hibah, dan wakaf yang

Sekretariat Baitul Mal Aceh pada Tahun 2020 telah merealisasikan sasaran strategis “Meningkatnya penerimaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF)” rata –

Melalui audit syariah dapat diketahui dan dipastikan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya yang dilakukan badan amil zakat dan lembaga amil zakat telah

Adapun hasil penelitian yang penulis temukan bahwa pemahaman masyarakat mengenai perbedaan antara zakat, infak, sedekah dan wakaf setelah dilakukan penelitian ternyata pemahaman