• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI BTN SYARIAH CABANG HARMONI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DI BTN SYARIAH CABANG HARMONI "

Copied!
116
0
0

Teks penuh

Penerapan Akad Murabahah dalam Pembiayaan CPR Syariah Berdasarkan Fatwa DSN-MUI di Cabang BTN Syariah Harmoni. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan pelayanan akademik dan administrasi terbaik.

METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENUTUP

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Fokus dan Sub Fokus
  • Perumusan Masalah
  • Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis
  • Sistematika Penulisan

Salah satu skema fikih yang biasa digunakan oleh perbankan syariah adalah skema jual beli murabahah. Sedangkan total aset perbankan syariah baru sebesar Rp 424 triliun. 14 Dari jumlah tersebut, berarti rasio aset perbankan syariah terhadap bank umum baru sebesar 5,73%.

TINJAUAN PUSTAKA

KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang latar belakang masalah, fokus dan subfokus penelitian, rumusan masalah, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Berisi identitas penulis seperti nama, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, dll.

TINJAUAN PUSTAKA

Pembiayaan

  • Pengertian Pembiayaan
  • Penilaian pembiayaan
  • Unsur-unsur pembiayaan
  • Pengertian Murabahah
  • Landasan Hukum Murabahah 26
  • Penetapan Fatwa DSN-MUI tentang Murabahah : 27
  • Rukun Murabahah
  • Syarat-syarat pembiayaan murabahah

Murabahah adalah produk jual beli dengan harga asal ditambah margin keuntungan yang disepakati. Potongan dalam Murabahah (DSN-MUI No. 16/DSN-MUI/IX/2000) 1) Harga (diskon) pada saat jual beli adalah jumlah yang disepakati.

Skema proses transaksi murabahah 31

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian pendahuluan dengan menggunakan metode studi kepustakaan dan data sekunder mencoba membuat analisis program gadai syariah yang diterbitkan oleh bank syariah di. Dari hasil kajian diketahui bahwa pemahaman orang dalam perbankan syariah terhadap produk perbankan syariah khususnya KPR syariah masih belum merata. Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa sebelum menandatangani akad sebaiknya pihak bank terlebih dahulu menjelaskan isi akad secara detail dan meminta nasabah untuk memahami isi akad agar tidak terjadi kesalahpahaman di tengah jalan. jalan.

4 Dwi Irene (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2015, Penggunaan Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Renovasi Rumah di Bank BJB.. menyimpulkan bahwa Akad Murabahah dalam Pembiayaan Renovasi Rumah dilaksanakan sesuai dengan fatwa DSN No. 04 DSN-MUI/IV/ 2000 pada murabah.subjek yang diinginkan secara mandiri.

METODE PENELITIAN

  • Tujuan Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Latar Penelitian
  • Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian
  • Data dan Sumber Data
  • Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari lapangan penelitian.40 Dengan adanya data tersebut, penulis langsung menanyakan dan memperoleh informasi lebih mendalam tentang penerapan akad Murabahah dalam pembiayaan KPR Syariah cabang BTN Syariah Harmoni dengan wawancara mendalam dengan pejabat , karyawan dan otoritas (otoritas). ) untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya oleh pihak lain.41 Data sekunder dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data.

Atas dasar itu, teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut. Metode wawancara yang digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang diperoleh adalah tentang penerapan akad Murabahah dalam pembiayaan gadai syariah. Setelah data yang diperoleh dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi, serta informasi dan informasi yang ditemukan dalam penelitian ini akan menjadi data yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.

Karena data yang diperoleh di lapangan sangat kompleks, masih mentah dan belum sistematis, maka peneliti harus melakukan analisis melalui reduksi data. Dari hasil data yang telah terkumpul, peneliti mereduksi data dengan cara melihat dan mencari data mana yang berhubungan, peneliti melakukan penyederhanaan terhadap data yang telah terkumpul. Dari hasil data yang mampu peneliti sajikan dan jelaskan, peneliti mampu menarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum BTN Syariah 1. Sejarah Bank BTN Syariah 48

  • Profil Bank BTN Syariah 51 a) Latar Belakang
  • Visi, Misi dan Nilai Dasar BTN Syariah 54 a) Visi
  • Struktur Organisasi 55
  • Produk BTN Syariah

Selanjutnya, Unit Usaha Syariah Bank BTN disebut “BTN Syariah” dengan motto “Maju dan Makmur Bersama”. Bersamaan dengan itu, Pimpinan Bank BTN meminta rekomendasi penunjukan DPS, dan pada tanggal 3 Desember 2004, Pimpinan Bank BTN menerima surat rekomendasi dari DSN/MUI terkait penunjukan DPS BTN Syariah. BTN Syariah merupakan unit usaha strategis (UUS) Bank BTN yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip syariah, memulai usahanya pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan kantor.

Berdasarkan tujuan di atas, keberadaan BTN Syariah sangat penting dalam upaya mengembangkan sistem keuangan syariah di Indonesia. Berdasarkan data di atas, BTN Syariah telah membuka cukup banyak kantor cabang syariah, hal ini menggambarkan unit syariah yang berkembang sangat pesat dan semakin memudahkan masyarakat untuk menggunakan produk keuangan syariah. Visi BTN Syariah adalah menjadi Unit Bisnis Strategis BTN yang sehat dan terdepan dalam memberikan layanan keuangan Syariah dengan mengutamakan kemaslahatan bersama.

Senantiasa memberikan yang terbaik dengan tulus kepada Bank BTN Syariah dan seluruh pemangku kepentingan sebagai wujud pengabdian kepada Allah SWT. e. Berdasarkan visi, misi dan core value BTN Syariah di atas, BTN Syariah memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan dan memenuhi kebutuhan layanan keuangan Syariah di Indonesia. KPR BTN iB merupakan produk pembiayaan BTN Syariah yang ditujukan kepada perorangan, untuk membeli rumah, ruko, apartemen, baru dan lama.

Temuan Penelitian

  • Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Pembiayaan KPR Syariah di BTN Syariah cabang Harmoni

Selain akad murabahah, afiliasi BTN Syariah Harmoni juga menggunakan akad wakalah untuk pembelian rumah kepada nasabah sebelum akad murabahah. Pada saat pelunasan pembiayaan, apabila nasabah ingin mengembalikan pembiayaan sebelum jatuh tempo, BTN Syariah cabang Harmoni dapat memberikan potongan jumlah pembiayaan dari margin keuntungan, dengan ketentuan belum disepakati di awal kontrak. Namun apabila nasabah dinyatakan pailit oleh BTN Syariah, namun nasabah tetap beritikad baik untuk melakukan pengembalian, maka BTN Syariah akan melakukan restrukturisasi sesuai dengan pola penjadwalan kembali sisa pembayaran (PUSP), dengan cicilan nasabah menjadi lebih kecil dengan jangka yang lebih panjang. penyanyi tenor.

Redeployment yang dilakukan BTN Syariah Cabang Harmoni hanya merelokasi sisa outstanding pokok dan margin tanpa tambahan lainnya. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan, melengkapi formulir dan menyampaikan syarat-syarat tersebut ke cabang Harmoni BTN Syariah. Setelah itu, BTN Syariah akan melakukan verifikasi kelengkapan permohonan pembiayaan KPR Platinum iB.

Ada dua keputusan dalam memutuskan pembiayaan yaitu pembiayaan disetujui atau ditolak, jika pembiayaan disetujui, BTN Syariah akan melakukan konfirmasi pemesanan kepada penjual/developer, dan bagian operasional bertugas membuat formulir akad. F. Kemudian rumah tersebut secara prinsip menjadi milik BTN Syariah, kemudian terjadi akad murabahah antara BTN Syariah dengan nasabah. Dalam hal ini subjek pembiayaan berupa rumah adalah asuransi/asuransi BTN Syariah.

Pembahasan Temuan Penelitian

Dengan menggunakan akad wakalah, ketika bank telah memberikan kuasa kepada nasabah atau nasabah menjadi perwakilan bank, nasabah sebagai agen BTN Syariah membeli rumah dari tukang/penjual rumah secara tunai, sehingga rumah tersebut menjadi milik nasabah, maka nasabah menyerahkan dokumen rumah ke BTN Syariah cabang Harmoni, rumah tersebut pada prinsipnya adalah milik bank. BTN Syariah menjual rumah tersebut kepada nasabah dengan harga dasar ditambah margin yang disepakati. Jika terjadi keterlambatan pembayaran murabahah yang menurut penilaian BTN Syariah, nasabah sebenarnya adalah nasabah yang mampu yang lalai dalam memenuhi kewajibannya, maka diambil tindakan.

Jika tidak ada hasil maka cabang BTN Syariah Harmoni akan menerbitkan SP1 sebagai teguran yang memiliki tenggang waktu dan berlanjut sampai SP3, jika tidak ada itikad baik dari nasabah maka cabang BTN Syariah Harmoni akan melanjutkan ke proses lelang pada Kantor lelang negara. Hasil penjualan agunan dimaksudkan untuk membayar sisa pokok utang nasabah, dimana jika lebih dari hasil lelang, BTN Syariah akan mengembalikannya kepada nasabah. Penjadwalan ulang yang dilakukan oleh Divisi Harmoni BTN Syariah hanya menjadwalkan kembali sisa pokok dan margin yang masih terutang tanpa menambahkan pokok, margin atau biaya lain yang tertunggak.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam fatwa No. 48/DSN-MUI/II/2005, yaitu biaya riil dalam proses pemrograman ulang. Bagi nasabah yang mengalami gagal bayar murabahah, BTN Syariah menawarkan fleksibilitas berupa penjadwalan ulang atau reschedule pembiayaan atau hingga nasabah mampu melunasi. BTN Syariah menawarkan potongan margin keuntungan, yang diberikan jika nasabah melunasi utang murabahah lebih awal dari jangka waktu yang disepakati dalam akad pembiayaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Otoritas Jasa Keuangan/syariah, https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/berita-dan activities/publikasi/Documents/.pdf, (diakses 27 Mei 2018). PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero), http://www.smf-indonesia.co.id/wp-content/uploads/2017/02/ Buku-prospektus-SMF-email.pdf, (diakses 29 Februari 2018) .

FATWA

DEWAN SYARI’AH NASIONAL Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000

Tentang Murabahah

يقهيبلاحصو وجام نباو

نابح نبا وح

34; Dan jika (orang yang berhutang) dalam kesusahan, tangguhkanlah dia sehingga dia mampu membayarnya...". mudharabah), dan campurkan gandum dengan gandum untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.'" (HR. Ijma' Majoriti ulama pada kemungkinan jual beli melalui Murabahah (Ibnu Rushyd, Bidayah al-Mujtahid, jld. 2, hlm. Sehubungan dengan itu, Bank hendaklah memaklumkan secara jujur ​​kepada pelanggan tentang kos barangan beserta kos yang diperlukan.

Jika bank ingin mewakili nasabah dalam membeli barang dari pihak ketiga, maka akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang tersebut secara prinsip menjadi milik bank. Bank kemudian menawarkan harta tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membelinya) sesuai dengan janji yang dibuat, karena secara hukum janji itu mengikat; Kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli. Dalam jual beli ini, bank diperbolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat perjanjian pemesanan awal ditandatangani.

Jika pelanggan kemudian menolak untuk membeli barang tersebut, mereka harus membayar biaya bank yang sebenarnya dari deposit tersebut. Jika nilai uang muka lebih kecil dari kerugian yang harus ditanggung bank, maka bank dapat menuntut sisa kerugian dari nasabah. Pada prinsipnya pelunasan utang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas objek tersebut.

Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan untung atau rugi, ia tetap wajib membayar utangnya kepada bank. Jika pelanggan menjual barang sebelum masa cicilan berakhir, ia tidak harus segera membayar semua cicilan.

BIODATA PENULIS

Data Pribadi

Latar Belakang Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Selebihnya berkenaan dengan penjaminan, terutama permasalahan administrasi pendaftaran serta pencatatan (security attachment), adalah sama sebagaimana penjaminan