• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku 1

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Buku 1"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Kepala Badan Ketahanan Pangan DIY : Ir Asikin Khalifah..1 2 LAREKA : TANAH REPUNG MODEL KEDAULATAN PANGAN KABUPATEN KAUR. Posisi Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim tropis dapat membantu penetapan kebijakan yang berdampak pada peningkatan ketahanan pangan nasional. Pada tahun 1970-an, pembahasan tentang pencapaian ketahanan pangan menekankan pada sisi penawaran di tingkat global dan nasional, sehingga tujuan pembangunan ketahanan pangan adalah menyediakan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk.

Memasuki tahun 1980-an, fokus kebijakan ketahanan pangan tidak lagi semata-mata pada penyediaan pangan pada tingkat makro (tingkat nasional), tetapi juga menekankan kecukupan pada tingkat rumah tangga, bahkan individu. Perubahan pemikiran tersebut diwujudkan dengan mengklasifikasikan sebagai berikut berdasarkan tahapan pemikiran tentang ketahanan pangan: (1) Mendekati ketersediaan pangan; (2) pendekatan untuk mendapatkan makanan; (3) Pendekatan ketahanan pangan berkelanjutan; (4) pendekatan keamanan pangan; dan (5) pendekatan kedaulatan pangan. Untuk beberapa bahan pangan pokok/strategis bagi perekonomian nasional, diperlukan campur tangan pemerintah untuk menjamin stabilitas ketahanan pangan.

Namun, dari perspektif pengadaan pangan berkelanjutan, kebijakan ketahanan pangan yang diterapkan selama ini jelas belum berhasil karena: (1) Meskipun biayanya tinggi, waktu yang diperlukan untuk mencapai swasembada beras memang sangat lama (lebih dari 25 tahun) dan praktis hanya bisa dipertahankan selama kurang lebih lima tahun. Dari paradigma di atas, terlihat bahwa kebijakan produksi pangan dalam mendukung ketahanan pangan dinilai masih belum sepenuhnya operasional untuk memenuhi persyaratan teknis sistem penyediaan pangan yang berkelanjutan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan dijelaskan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, berkeadilan, dan terjangkau.

Kebijakan ketahanan pangan juga merupakan bagian integral dari kebijakan pembangunan nasional, sehingga perumusannya harus terintegrasi dan selaras dengan kebijakan ekonomi makro. Secara lebih khusus, kebijakan ketahanan pangan harus dirumuskan sebagai bagian integral dari kebijakan penanggulangan kemiskinan dan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Dasar pemikiran penyusunan kebijakan ketahanan pangan adalah: (1) Harga terjangkau dan stabil, cukup untuk menjamin seluruh konsumen dapat memperoleh pangan yang cukup sesuai dengan kebutuhan hidupnya; (2) Tingkat harga di tingkat konsumen merupakan cerminan dari kecukupan pangan; (3) Stabilitas harga beras pada tingkat yang terjangkau cukup menjamin ketahanan pangan; (4) Produksi lokal merupakan sumber pengadaan yang paling dapat diandalkan untuk menjamin kecukupan pangan; (5) Swasembada pangan dan diversifikasi pangan merupakan strategi kebijakan ketahanan pangan yang paling efektif dalam jangka panjang.

Strategi ini merupakan bagian integral dari semua dimensi ketahanan pangan, terutama di tingkat rumah tangga mikro, karena ketahanan pangan mencakup tiga aspek penting: aksesibilitas, keterjangkauan, dan stabilitas. Singkatnya, perubahan komposisi pendapatan rumah tangga di perdesaan ini harus menjadi acuan penting bagi kebijakan pembangunan ketahanan pangan secara umum. Dengan demikian, semakin jelas bahwa kebijakan pembangunan ketahanan pangan harus menjadi bagian integral dari proses pembangunan ekonomi atau transformasi struktural perekonomian secara umum.

Muatan kebijakan pembangunan ketahanan pangan di Provinsi DIY diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pemerintah, swasta, dan elemen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, daerah, dan nasional. Selain memberikan pembinaan, penjabaran kebijakan pembangunan ketahanan pangan secara detail diharapkan dapat memberikan insentif dari hulu ke hilir atau sekaligus perlindungan kepada petani dan konsumen. Secara umum diharapkan kebijakan pembangunan ketahanan pangan di Provinsi DIY mampu mengakomodir berbagai macam kepentingan yang berkembang menurut pelaku ekonomi dan seluruh pemangku kepentingan, berdasarkan filosofi dasar ketahanan pangan bahkan swasembada pangan. yang meliputi dimensi ketersediaan pangan, aksesibilitas dan stabilitas harga pangan serta manfaat pangan.

Di satu sisi secara administratif telah ditegaskan bahwa keamanan pangan merupakan “wajib” bagi pemerintah daerah (Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dan PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan pemerintahan antar pemerintah, pemerintah provinsi). dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota).

Gambar 1. Pengaruh perlakuan konsentrasi pati ubi jalar dan karboksimetil selulosa terhadap tensile strength edible film
Gambar 1. Pengaruh perlakuan konsentrasi pati ubi jalar dan karboksimetil selulosa terhadap tensile strength edible film

DAFTAR PENULIS MAKALAH

35 Bambang Sumarsono Agroteknologi Studieprogram Det Jordbrugsfakultet UPN "Veteran" Yogyakarta 36 Bambang Supriyanto BPTP Central Java, Tegalepek Hill, Sidomulyo Ungaran. Jayanegara Agrotechnology Study Program Det Jordbrugsfakultet UPN "Veteran" Yogyakarta 48 Cokorda Javandira Det Jordbrugsfakultet Universitas Brawijaya, Jl. 67 Ellen Rosylina Sasmita Agrotechnology Study Program, Fakultet for Landbrug UPN "Veteran" Yogyakarta 68 Elys Fauziyah Agribusiness Study Program, University of Trunojoyo Madura.

Hendrawan Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 81 Fita Sudrajat dan BPTP Jawa Tengah, Bukit Tegalepek, Sidomulyo Ungaran. 95 Indah Widowati Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 96 Indah Widyarini Prodi Agribisnis UNSOED Purwokerto. 128 Madona Wanto Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian “Veterani” UPN Yogyakarta 129 Mardiana BPTP Nusa Tenggara Barat, Jl.

132 Maryana Program Studi Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 133 Masyhuri Pascasarjana Ilmu Pertanian, FP, Universitas Gadjah Mada, Jln. Program Studi Ilmu Tanaman Dawam Maghfoer Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 135 Mofit Eko Poerwanto Program Studi Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian “Veteran” UPN Yogyakarta 136 Mudji Rahaju2 Balitkabi Jl. 150 Nurngaini Program Studi Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 151 Okta Nofiyanto Fakultas Teknologi Pertanian Instiper Yogyakarta.

160 Rati Riyati Agroteknologi Studieprogram Det Jordbrugsfakultet UPN "Veteran" Yogyakarta 161 Renie Oelviani BPTP Central Java, Tegalepek Hill, Sidomulyo Ungaran. 165 Rina Sri Lestari Agroteknologi-studieprogram Landbrugsfakultetet UPN "Veteran" Yogyakarta 166 Rini Nur Hayati BPTP Central Java, Tegalepek Hill, Sidomulyo Ungaran. 179 S.Setyo Wardoyo Agroteknologi Studieprogram Landbrugsfakultetet UPN "Veteran" Yogyakarta 180 Saipul Bahri Daulay Agricultural Engineering Study Program, USU.

195 Siti Syamsiar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 196 Slamet Hartono Pascasarjana Ilmu Pertanian, FP, Universitas Gadjah Mada, Jln. 209 Subroto PS Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 210 Sudarto BPTP Nusa Tenggara Barat, Jl. 211 Sugeng Priyanto Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 212 Suharsono Balitkabi Jl.

217 Supono BS Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 218 Supriyono Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNS Surakarta. 226 Teguh Kismantoro Adji Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 227 Teguh Widiatmoko Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Gambar

Gambar 1. Pengaruh perlakuan konsentrasi pati ubi jalar dan karboksimetil selulosa terhadap tensile strength edible film
Gambar 2. Pengaruh perlakuan konsentrasi pati ubi jalar dan karboksimetil selulosa terhadap elongasi edible film.
Gambar 3. Pengaruh perlakuan konsentrasi pati ubi jalar dan karboksimetil selulosa terhadap WVTR edible film.

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara bersama bapak Solihin selaku ketua Badan Kesejahteraan Anak Yatim Dan Piatu “Amanah” Desa Tanjung Pasir yang bertempat dikediaman beliau dsn III Desa Tanjung

Menurut Brown (2012), proses mengumpulkan dan menganalisis kumpulan big data secara sistematis dari sumber yang dapat diperoleh secara online untuk meningkatkan proses