• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU AKHLAK DAN KEBAHAGIAAN (Menapaki Jalan Filosofis Ibnu Miskawaih)

N/A
N/A
eko

Academic year: 2024

Membagikan "BUKU AKHLAK DAN KEBAHAGIAAN (Menapaki Jalan Filosofis Ibnu Miskawaih)"

Copied!
365
0
0

Teks penuh

Perasuah mudah mendapat wang secara haram, tetapi apabila perbuatan mereka diketahui, kesenangan itu bertukar menjadi penderitaan.8 Kebahagiaan tidak akan dapat dicapai jika tidak didahului dengan kebaikan. Fenomena kehidupan manusia di era abad ke-21 ini, mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan kebahagiaan yang diserap dengan benda (material), memfokuskan kepada kepuasan fizikal. Kebahagiaan yang disasarkannya ialah kebahagiaan rohani apabila dapat melakukan kebaikan berdasarkan akhlak yang mulia.

Miskawaih (932-1030 M) dan para filosof Islam lainnya menawarkan suatu bentuk kebahagiaan yang mengutamakan jiwa spiritual dan tidak terikat pada dunia material. Konsep kebahagiaan yang ditawarkan Ibnu Miskawaih bisa dijadikan berkah ketika dunia modern kehilangan nilai-nilai spiritual dan menjadi tandus cinta. 16. Kebahagiaan adalah keadaan batin yang bahagia dan terbebas dari kesusahan.21 Ungkapan makna kebahagiaan yang telah dijelaskan di atas menempatkan kebahagiaan dalam bentuk rasa puas yang tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat materi, melainkan sesuatu yang bersifat spiritual.

Kebahagiaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan jiwa untuk menikmati kesenangan yang terpisah dari nilai-nilai materi, namun lebih terfokus pada pelaksanaan kebaikan moral untuk mencapai kesempurnaan.

Filsafat Akhlak

Kebahagiaan merupakan tujuan akhir hidup manusia dan merupakan hal yang paling dicari dalam setiap langkah kehidupan. Sebab dalam kajian filsafat, kebahagiaan mencari hakikat kebahagiaan sampai ke akar-akarnya yang mampu menembus batas-batas pandangan empiris, sehingga yang kita lihat adalah kebahagiaan yang melampaui batas-batas empiris duniawi. Kita harus mewaspadai maraknya pencarian kebahagiaan yang mengarah pada sikap hedonis, karena akan melemahkan mentalitas generasi muda masa depan.

Oleh karena itu, batasan masalah penelitian ini lebih pada pemahaman tentang kebahagiaan sejati yang memancarkan kebaikan jiwa seutuhnya. Secara etimologis, akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang dalam bahasanya berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau budi pekerti.26 Akhlak juga diartikan sebagai sikap yang menimbulkan perbuatan, yang mungkin baik atau mungkin buruk. Dalam percakapan sehari-hari, akhlak juga diartikan sebagai tingkah laku yang baik, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perangai, tingkah laku dan akhlak.27 Dalam pernyataan lainnya, Abdul Hamid Suwaid menyatakan bahwa kata khuluq dapat diartikan sebagai budi pekerti atau perangai.

Imam al-Ghazali mengatakan bahawa akhlak (khuluk) adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang menimbulkan perbuatan yang sederhana dan mudah.

Ibnu Miskawaih

Teori Terkait Kebahagiaan dan Ahklak

Kebahagiaan adalah keadaan jiwa yang merupakan gambaran perasaan tenang, damai, puas terhadap diri sendiri dan puas terhadap ketetapan Allah SWT. Kebahagiaan melekat pada diri seseorang yang bisa diukur dari seberapa dekat orang tersebut dengan Allah SWT. Al-Farabi (870-950 M) menjelaskan bahwa tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat berkaitan dengan jiwa yang baik al-fahīlah, yaitu jiwa yang terbebas dari ikatan materi dan tuntutan hawa nafsu, menunaikan amanah dan janji. , menunaikan tugas-tugas wajib dengan sempurna, menjauhi dosa-dosa besar dan meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt.46.

Sampai seorang anak dibiasakan berperilaku baik menurut syariat Islam, maka ia akan mempunyai akhlak yang mulia, dalam kurun waktu yang terus menerus, hingga ia beramal shaleh dan memperoleh kebahagiaan.49 Miskawaih (932-1030 M) menawarkan pendidikan sepanjang hayat (umur panjang). ). pendidikan). Hubungan dengan pikiran yang aktif adalah kesempatan terbesar manusia untuk memperoleh kebaikan dan kebahagiaan.50 Kebahagiaan berkaitan dengan urusan jiwa, sehingga hanya jiwa yang mampu berkomunikasi dengan pikiran yang aktif, dan tubuh fisik tidak menyumbang apa pun untuk masuknya. alam rohani. Pikiran terakhir (kesepuluh), yang oleh para filosof disebut sebagai pikiran aktif (al-'aqlal-fa'al), adalah entitas spiritual yang mengendalikan alam material ini.

Al-Farabi (870-950 M) melihat kejayaan, seperti halnya Aristoteles (384-382 SM), berada di tengah dua garis, pro dan kontra.

Karya Terkait

Kebahagiaan lebih dari sekedar kedamaian dan kenyamanan, karena perasaan senang dan nyaman yang dialami seseorang dengan sendirinya akan menghasilkan kebahagiaan.71. Buku Meraih Hidup Bahagia yang ditulis oleh Abdur Rahman bin Nasir As-Sa'di, Islamhousecom, 2010 menjelaskan bahwa ketenangan hati dan kegembiraan, serta lenyapnya rasa takut dan gelisah merupakan dambaan setiap orang, karena dengan cara inilah kehidupan yang damai akan terwujud. , kehidupan bahagia dan sejahtera akan tercapai. Ibrahim Hamd al-Quayyid, dalam buku terjemahan bahasa Indonesia berjudul Panduan Hidup Bahagia dan Sukses terbit tahun 2004.

Kebahagiaan akan diperolehi oleh seseorang sekiranya dia mampu mencapai kejayaan di dunia dan akhirat dengan melakukan kebaikan dan mengharapkan keredhaan Allah swt. Sa'id Abdul Azhim menulis dalam bukunya Kaifa Tanal Al-Sa'ādah Al-Haqīqiyyah, yang diterbitkan pada tahun 2006, bahawa seseorang akan mencapai kebahagiaan sejati jika dia telah dapat memperoleh kebahagiaan rohani yang jauh mengatasi kebahagiaan material. 84 Ibrahim Hamd al-Quayyid, Al-Mursyid al-Syakhshiy li al-sa'ādah wa an-Najah, Terj.

Abdul Karim Bakar, dalam buku yang diterjemahkan dengan judul 86 Langkah Meraih Kebahagiaan dalam Hidup terbitan 2008, memberikan pengetahuan kepada pembacanya bahwa kebahagiaan bisa diraih dengan selalu berpikir positif.

BIOGRAFI IBNU MISKAWAIH

Sejarah Hidup Ibnu Miskawaih

Nama lengkap Ibnu Miskawaih Abu Ali al-Kasim Ahmad (Muhammad) bin Yaqub bin Miskawaih.5 Miskawaih lahir di Ray (sekarang Teheran), berdasarkan tahun lahir yang disebutkan para ulama. Mengacu pada gelar tersebut, banyak orang yang mengklaim bahwa Miskawaih adalah penganut Syiah. Miskawaih hidup pada masa kejayaan Kekhalifahan Abbasiyah, tepatnya pada masa pemerintahan Bani Abbas yang dipengaruhi oleh Bani Buwaih yang beragama Islam Syiah dan berasal dari keturunan Persia.9 Miskawaih merupakan keturunan Persia, konon ia dan keluarganya menganut agama sihir lalu masuk Islam.

Dalam buku Seratus Tokoh Sejarah Islam juga disebutkan bahwa Miskawaih adalah seorang sejarawan yang pemikirannya sangat cemerlang. Namun dapat diasumsikan bahwa Miskawaih tidak berbeda dengan kebiasaan seseorang yang mempelajari ilmu pengetahuan pada masa itu. Namun jika dicermati karya-karyanya, Miskawaih terbukti memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemikiran filsafat.

Dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, Miskawaih merupakan seorang ahli yang aktif menulis, hal ini dibuktikan dengan tulisan-tulisannya yang menjadi saksi masa dimana Miskawaih mempunyai keluasan ilmu dan keagungan budaya pada masa hidupnya.

KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF FILOSOF

Persepsi Filosof Yunani Tentang Kebahagiaan

Bahkan, ia akan merasa tidak bahagia ketika orang lain merasa bahagia.3 Dengan demikian, perilaku yang baik atau terpuji (akhlâk al-karîmah) ​​​​akan menjamin seseorang mencapai kebahagiaan yang menjadi tujuan hidup. Baik dan buruk Dalam pandangan hedonisme yang dikembangkan oleh filsuf Yunani pasca-Aristotelian Epicurus, nilai baik adalah sesuatu yang mendatangkan kesenangan dan rasa pada hasrat biologis. Akibatnya, sangat sulit bahkan mustahil untuk mendefinisikan garis kebahagiaan yang diterima secara umum.

Aristoteles menyatakan bahwa kebahagiaan merupakan suatu komoditi yang bernilai tinggi, yang berlaku secara universal, sehingga mencakup seluruh bidang kehidupan manusia.10 Kemudian al-Ghazali (1058-1111 M) mengatakan bahwa kebahagiaan universal yang diyakini Aristoteles secara garis besar mencakup empat macam kebahagiaan: Pertama, kebahagiaan yang dirasakan setelah merasa puas dengan ilmu, kebijaksanaan, sikap menjaga diri, keberanian moral dan keadilan yang telah dilakukan. Kedua, kebahagiaan yang dirasakan setelah memperoleh manfaat internal, misalnya tetap sehat, energik, kuat, dan panjang umur. Ketiga, kebahagiaan yang dirasakan setelah menerima manfaat lahiriah; misalnya ada dukungan harta benda yang dimiliki, ada dukungan keluarga, ada dukungan kharisma, dan dukungan nama baik.

Kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan yang dirasakan di akhirat sebagai pahala bagi orang yang beramal shaleh selama hidup di dunia. Konsep kebahagiaan yang ditawarkan oleh kaum Stoa masih berimplikasi pada bunuh diri, yang sebenarnya tidak dilakukan orang. Kebahagiaan Versi Filsuf Modern dan Kontemporer Immanuel mewakili para filsuf Barat era modern (tepatnya zaman Immanuel mewakili para filsuf Barat era modern (tepatnya fajar pikiran) dengan memaparkan teori kebahagiaan yang juga sangat spesifik. .

Namun ada juga filosof yang mengabaikan keberuntungan dan segala sesuatu yang datang melalui keberuntungan. Para filosof tersebut tidak menempatkan hal-hal tersebut dalam konteks kebahagiaan karena kebahagiaan dipandang sebagai sesuatu yang bersifat permanen, tidak hilang dan tidak berubah. Kebahagiaan adalah hal yang paling mulia, paling mulia dan tertinggi yang pernah ada, sedangkan hal yang paling indah dengan ciri-ciri mengalami perubahan adalah tidak kekal, tidak dapat diwujudkan dengan pikiran dan bukan merupakan hasil akal atau kebajikan. Semua hal ini kemudian bukan bagian dari kebahagiaan.23.

Makna kebahagiaan yang ditekankan oleh para filosof pada zaman sekarang telah memunculkan kepuasan batin ketika. Ini adalah bentuk kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata dan diukur dengan bobot materi.

KEBAHAGIAAN MENURUT IBNU MISKAWAIH

Posisi Jiwa dalam Pencapaian Kebahagiaan

Ketika seseorang mengatakan mencintai suami, anak, orang tua, pemimpin atau temannya, maka orang tersebut akan melakukan hal-hal yang menyenangkan hati orang yang dicintainya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa ketaatan kepada Allah SWT tidak lebih membahagiakan dari seseorang yang dengan leluasa mengikuti hawa nafsunya. Namun ketika orang-orang disekitarnya berbuat jahat padanya, kebahagiaan tersebut akan hilang dalam sekejap.

Jadi jelas bahwa orang yang bahagia pasti berada pada salah satu dari dua level yang disebutkan. Jelas juga bahwa satu orang yang bahagia tidaklah sempurna dan tidak cukup bagi orang lain. Orang-orang pada level ini tidak terlalu sempurna dan tidak terlalu bahagia.

Orang seperti ini adalah orang yang selalu bertawakal dan bergembira dengan apa yang dimilikinya sebagai wujud keimanan yang diberikan oleh Allah SWT. Kebahagiaan hanya dimiliki oleh orang-orang yang sempurna, maka orang-orang yang tidak sempurna seperti anak-anak atau yang sejenisnya tidak akan memperoleh kebahagiaan.155 Maka obsesi manusia dalam mencari kebahagiaan tidak akan pernah tercapai jika ia menjauh dari petunjuk Allah. Ketiga, kebahagiaan karena mempunyai nama dan terkenal di kalangan orang-orang yang mempunyai keutamaan sehingga orang tersebut mendapat gengsi karena kebaikan yang dimilikinya.

Orang yang sudah mempunyai kemuliaan dan kehormatan akan mendapatkan kebahagiaan ketika berbuat baik kepada orang yang berhak. Jadi jelas bahwa orang yang bahagia harus berada pada salah satu dari dua level yang disebutkan sebelumnya. Orang ini tidak perlu dikasihani atau dikritik.191 Orang yang tidak mampu menemukan dan menikmati indahnya dunia ruhani dalam kekuatan keimanan kepada Allah SWT.

Sebaliknya kerugian dan kekurangan yang paling besar terjadi pada orang-orang yang berpaling dari Allah. Jelas pula bahwa orang yang bahagia tidaklah sempurna dan tidak mampu bagi orang lain, sedangkan orang yang tidak sempurna tidaklah bebas dari penderitaan. Orang-orang pada level ini tidak terlalu sempurna dan tidak terlalu bahagia.

Melainkan orang itu bersama orang yang sama atau mendekatinya dan ingin belajar daripadanya. Sesungguhnya (memindahkan kiblat) itu amatlah berat kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dengan keimanan seseorang itu dapat mendekatkan diri kepada Allah swt., maka berbahagialah orang yang sentiasa mendekatkan diri kepada Allah swt.

Referensi

Dokumen terkait