• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS & PERANCANGAN FONDASI BAGIAN

N/A
N/A
Aleetha queen

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS & PERANCANGAN FONDASI BAGIAN "

Copied!
604
0
0

Teks penuh

Puji Alhamdulillah dan atas rahmat dan hidayah Allah S.W.T, telah diterbitkan buku Analisis dan Perancangan Pondasi. Teori daya dukung tanah disajikan secara lengkap, meliputi pengaruh beban eksentrik, beban miring, tanah bertingkat dan lain-lain. Bab VI, VII dan VIII membahas cara perancangan pondasi individu, pondasi gabungan dan pondasi rakit.

BABI

BATUAN

Terdapat tiga kelompok batuan pada kerak bumi, yaitu: batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metarock. Batuan beku merupakan batuan primer yang terbentuk dari pembekuan magma atau rekristalisasi batuan tua dengan panas dan tekanan yang sangat tinggi sehingga menjadi cair kemudian membeku kembali. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pengendapan sisa-sisa tumbuhan dan hewan serta dari bahan-bahan pembentuk batu apung.

1) Merupakan bahan keras dan kuat yang hampir tidak mengandung tar. 2) Kekuatan geser tergantung pada sambungan dan lapisan. dan kehancuran di hatinya. 1 ) Kekerasan batu kapur bervariasi dari lunak hingga keras, tergan. Kekuatan gesekan tergantung pada tekstur jantung. Batu kapur yang bersifat porous hanya mempunyai kekuatan geser yang rendah. Lapisan batuan yang terbentuk dari bongkahan batu besar yang tidak beraturan memerlukan penyelidikan yang cermat jika berada di atasnya.

BABII

PENDAHULUAN

CARA PENYELIDIKAN

Jika pengeboran dilakukan pada lapisan batuan, sampel inti batuan diambil dengan bor putar. Data air tanah yang tidak tepat dapat menyulitkan pelaksanaan konstruksi pondasi dan dapat menyebabkan kesalahan dalam analisis stabilitas.

ALAT-ALAT PENYELIDIKAN TANAH

Alat pengeboran seperti terlihat pada Gambar 2.1a hanya dapat digunakan jika tanah mempunyai kohesi yang cukup, sehingga lubang yang dibor dapat tetap stabil di dalam panci. Untuk lubang yang lebih dalam pada tanah kohesif, bor sekrup dapat digunakan (Gbr. 2.lb). Metode pengeboran cuci tidak dapat digunakan jika tanahnya mengandung batuan besar. a) Auger tangan untuk tanah kohesif (b) Auger auger.

Investigasi tanah dengan menggunakan mesin bor atau mesin putar (Gambar 2.4a) dapat dilakukan pada semua jenis tanah. Mata bor berputar membentuk permata. Sampel inti batuan masuk ke bagian tengah bor dan sekaligus masuk ke dalam tabung inti bagian dalam yang dibuat tidak berputar. Contoh bentuk pengeboran tipe barel berinti tabung ganda ditunjukkan pada Gambar 2.4b. a) Skema bor putar (b) Laras berinti tabung ganda.

Gambar 2.1  Bor tangan.
Gambar 2.1 Bor tangan.

ALAT-ALAT PENGAMBILAN CONTOH TANAH

Semakin tinggi Ca, semakin besar pula ketahanan penetrasi tabung pengambilan sampel, sehingga meningkatkan risiko kerusakan pada sampel tanah. Untuk meminimalkan gesekan antara tanah dan dinding bagian dalam tabung, sehingga tingkat gangguan sampel kecil, ujung tabung dibengkokkan sedikit ke dalam atau dilengkapi dengan alat pemotong yang diameter dalamnya lebih kecil dari bagian dalam. . diameter tabung sampel (Gambar 2.5a). Berbagai jenis tabung pengambilan sampel tanah digunakan. kai sampai saat ini, beberapa contohnya antara lain:

Selama pengambilan sampel tanah, tabung sampel dikompresi secara dinamis atau statis oleh alat tekanan. Jika digunakan pada tanah granular (berbutir lepas), penjepit inti yang berfungsi harus digunakan untuk menjaga sampel tanah tetap tersuspensi di dalam tabung. Pipa pendek digunakan untuk pipanya. Tabung sampel untuk tabung berdinding tipis terdapat 2 jenis, yaitu tabung piston mengambang dan tabung piston tetap.

Tabung sampel piston cocok untuk tanah yang sensitif terhadap gangguan, seperti tanah liat lunak dan tanah liat plastis. Selain itu dapat juga digunakan untuk pengambilan contoh tanah pada sumur uji dan pengambilan contoh pada lubang bor dangkal. B. Setelah tabung dan pendorong menyentuh substrat, tabung sampel didorong ke bawah sementara pendorong tetap pada tempatnya.

Gesekan antara sampel dengan dinding tabung menyebabkan sampel tetap berada di dalam tabung. Ketika tabung contoh ditarik dan dikeluarkan dari batang bor, kedua ujung tabung contoh tanah yang berisi tanah tidak terganggu dilapisi dengan lilin dan dikirim ke laboratorium. B. 2). Dalam tabung sampel piston tetap (Gbr. 2.7b), piston dapat ditahan pada posisinya dengan batang baja yang efektif. Pengambilan sampel tanah dipilih pada kedalaman tertentu yang diperkirakan tanahnya tidak terganggu oleh kegiatan pengeboran.

Tabung sampel terdiri dari tabung yang dapat dibelah menjadi dua bagian atau dipisahkan pada saat pengambilan sampel tanah (Gambar 2.8).

Gambar 2.5. Jika Ca membesar,  semakin besar pula tahanan penetrasi  dari tabung contoh, yang dengan demikian  semakin besar pula resiko  kerusakan contoh tanah
Gambar 2.5. Jika Ca membesar, semakin besar pula tahanan penetrasi dari tabung contoh, yang dengan demikian semakin besar pula resiko kerusakan contoh tanah

PENANGANAN CONTOH T ANAH

LAPORAN HASIL PENGEBORAN

Ujung atas dan bawah tabung sampel harus dipasang. dai dengan benar, sehingga pengujian di laboratorium menjadi tanggul. mengetahui bagaimana sampel tanah akan dikeluarkan dari tabung sampel. Sampel tanah liat yang sensitif harus dirawat dengan benar saat diangkut ke laboratorium. terutama jangan goyang. skala besar yang dapat merusak sampel tanah. Kebanyakan tanah terdiri dari beberapa campuran jenis tanah tertentu seperti lempung berpasir, lanau berpasir, kerikil berlanau, dll.

PENYELIDIKAN TANAH DJ LAPANGAN

Uji yang umum digunakan untuk mengetahui nilai kepadatan relatif adalah Uji Penetrasi Standar atau dikenal juga dengan Uji Penetrasi Standar (SPT). Uji SPT dapat dihentikan apabila jumlah pukulan melebihi 50 sebelum tercapai penetrasi 30 cm, namun nilai penetrasi tetap dicatat. Apabila pengujian SPT dilakukan di bawah muka air tanah, maka harus dilakukan dengan hati-hati karena air tanah akan masuk ke dalam air tanah.

Untuk tanah berbatu, digunakan pipa terbuka standar, yang ditutup dan diruncingkan 30° pada ujungnya (Gambar 2.10b). 1953) menyatakan bahwa nilai N hasil uji SPT untuk tanah liat hanya merupakan perkiraan kasar, sedangkan untuk tanah berpasir nilai N. Hasil pengujian SPT sangat bergantung pada jenis alat yang digunakan dan pengalaman operator yang melakukan pengujian.

Uji SPT dilakukan dengan tabung SPT standar dan pemukul tipe aman (buatan Amerika) pada pasir halus pada kedalaman 6 m. Uji penetrasi kerucut statis atau uji probe banyak digunakan di Indonesia selain uji SPT. Dari sini diperoleh grafik resistansi kerucut statis atau resistansi kerucut yang menyajikan nilai keduanya (Gambar 2.12b).

Robertson dan Campanella (1983) mengusulkan bantalan punggung tirus (qc) dengan rasio gesekan fr untuk mengklasifikasikan jari-jari dengan cara perkiraan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.13a. Pelat dipasang berdasarkan denah pondasi dengan lebar lubang minimal 4 kali lebar pelat yang digunakan (Gambar 2.14). Hal ini disebabkan zona geser yang terjadi pada saat tanah bergerak dan lebih besar dari bidang lapisan bawah tanah (Gambar 2.15b.

Kuat geser tak terdrainase Su(lapangan) diperoleh dari uji geser kipas lapangan. faktor koreksi ditunjukkan pada Gambar 2.17.

Gambar 2.9  Contoh penggambaran simbol-simboljenis tanah.
Gambar 2.9 Contoh penggambaran simbol-simboljenis tanah.

SPT 0-4

  • PENGUJIAN DJ LABORATORIUM
  • DENAH TITIK-TITIK PENYELIDIKAN
  • KEDALAMAN L UBANG BOR
  • LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH UNTUK PERAN
  • PENDAHULUAN
  • TIPE-TIPE KERUNTUHAN FONDASI
  • TEORI KAPASITAS DUKUNG

Jika pondasi yang diperluas atau pondasi pondasi digunakan, kedalaman pondasi, dimensi, daya dukung yang diijinkan dan penurunan yang diharapkan di bawah tekanan tanah yang diijinkan harus ditentukan. Analisis daya dukung (carrying capacity) telah dipelajari. kemampuan tanah dalam menopang beban pondasi struktur di atasnya. Daya dukung menyatakan kekuatan geser tanah untuk menahan penurunan akibat beban, yaitu ketahanan geser yang dapat dilakukan tanah sepanjang bidang geser. Perancangan pondasi harus memperhatikan adanya kebocoran. gunting dewa dan jatuh berlebihan.

Dalam analisis daya dukung tanah, sebuah pondasi memanjang tak terhingga dengan lebar B ditempatkan di atas tanah homogen dan dibebani dengan beban qu yang terdistribusi merata (Gambar 3.5a). Po = DtY = tekanan lapisan penutup pada dasar pondasi (kN/m2) NJ> Ne, Nq = Faktor daya dukung Terzaghi. Nilai N�>No Nq merupakan faktor daya dukung tanah yang merupakan fungsi dari sudut gesek dalam (

Pada persamaan dukung ultimit di atas, qu adalah beban total maksimum per satuan luas, pada saat pondasi akan mengalami keruntuhan geser. Analisis daya dukung tanah di atas didasarkan pada kondisi keruntuhan geser umum suatu bahan plastik, yang volume dan kuat gesernya tidak berubah akibat keruntuhan. Secara umum, jika perhitungan daya dukung didasarkan pada analisis keruntuhan geser lokal dan keruntuhan penetrasi, maka nilai daya dukung ijin (qa) akan ditentukan dari pertim. sejauh mana penurunannya.

Jika pada permukaan tanah terdapat beban q0 yang terdistribusi merata (Gambar 3.7), maka persamaan daya dukung ultimit menjadi: Nr Ne, Nq = faktor daya dukung yang besarnya berdasarkan sudut gesek dalam (

Teori daya dukung Terzaghi telah banyak digunakan dalam menghitung daya dukung tanah granular dan tanah yang mempunyai kohesi dalam dan sudut gesek (c-

5B. Gambar 3.8), Terzaghi mengemukakan persamaan daya dukung dengan faktor daya dukung yang sama, hanya faktor gesekan dinding pondasi yang diperhitungkan. Untuk tanah dengan permeabilitas rendah (tanah berbutir halus.§_: lempung), analisis daya dukung pada kondisi kritis dilakukan dalam kondisi jangka pendek atau segera setelah selesainya pelaksanaan.

Gambar 2.19  Kurva basil uji  pressuremeter  (Baguelin et  al.,  1 968).
Gambar 2.19 Kurva basil uji pressuremeter (Baguelin et al., 1 968).

Untuk tanah liat jenuh (

Gambar  3.19  Kapasitas  dukung  ultimit  fondasi  memanjang  yang  terletak  pada tanah miring (Meyerhof, 1 957)
Gambar 3.19 Kapasitas dukung ultimit fondasi memanjang yang terletak pada tanah miring (Meyerhof, 1 957)

3.44) Pada persamaan Brinch Hansen tersebut, faktor-faktor kapasitas

Hansen menganalisis daya dukung sebagai masalah beban bidang, yang hanya berlaku jika pondasi diperpanjang tanpa batas. Dalam menghadapi tegangan bidang, nilai sudut gesek dalam (

Tabel 3.5a  Faktor-faktor bentuk fondasi (Hansen,  1 970)  Arah beban  Faktor
Tabel 3.5a Faktor-faktor bentuk fondasi (Hansen, 1 970) Arah beban Faktor

3.5 1 ) Nilai numerik N1 yang diusulkan oleh Caquot dan Kerisel. diperoleh persamaan daya dukung ultimit pondasi memanjang :. 3.54) Nilai numerik persamaan faktor kapasitas.

3.54) Nilai-nilai numerik dari persamaan persamaan faktor kapasitas

Sedangkan untuk faktor kedalaman, Vesic (1973) menyarankan penggunaan faktor kedalaman (do dq, d;) dari Hansen (1970) (Tabel 3.6b). Jangan digunakan jika pondasi terkena pengaruh momen (gaya nonsentris) dan/atau gaya horizontal, atau jika pondasi miring. Pondasi tiang bundar jembatan berdiameter 2 m menopang beban sebesar 1.000 kN yang arahnya diasumsikan vertikal pada titik tengah pondasi.

Pondasi dianggap kedap air, oleh karena itu harus diperhitungkan tekanan ke atas yang diberikan oleh air pada dasar pondasi. Pondasi bujursangkar lebar 1,8 m yang menahan beban vertikal dan beban momen : P = 900 kN, Mx = 1 80 kN.m dan My. Jika tekanan bersih pondasi dihitung dengan benar, dengan asumsi tebal pelat pondasi 40 cm dan berat isi beton 24 kN/m3, maka tekanan pondasi menjadi tanah.

Faktor keamanan terhadap perpindahan F = Pmak!H Tekanan tanah pasif diabaikan dan dasar pondasi dianggap sangat kasar, sehingga adhesi ea = c dan sudut gesek antara dasar pondasi dengan tanah adalah δ =

Tabel 3.6c  Faktor kemiringan beban (Vesic  1 975)  Faktor
Tabel 3.6c Faktor kemiringan beban (Vesic 1 975) Faktor

Gambar

Gambar  1.2  Klasifikasi  butiran  menurut  Sistem  Unified,  ASTM,  MIT,  International Nomenclature
Gambar 1 .3.  Distribusi ukuran butir tanah.
Gambar  1 .6  Metode uji kuat geser tanah.
Gambar  1.8  Tegangan efektif (Peck et al., 1974).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai kuat tekan dan kohesi pada kedua tanah dengan kolom garam memiliki nilai yang lebih besar dari tanah tanpa kolom dengan kuat tekan sebesar 6,94 kN/m 2

Perpindahan vertikal pada tanah dasar dengan sirtu dan tanah serta beton styrofoam ringan sebagai timbunan yang ditinjau dari pusat fondasi terhadap kedalaman. Perpindahan vertikal

Tujuan dari skripsi ini untuk menghitung daya dukung dan penurunan fondasi suatu bangunan yang menggunakan fondasi dengan maupun tanpa perkuatan tiang pancang pada tanah

Nama Barang/ Jenis Barang Nomor Kontruksi Panjang (Km) Lebar (M) Luas (M2) Letak/Lokasi Alamat Dokumen Status Tanah Nomor Kode

Data tanah yang dipakai pada perhitungan kapasitas dukung fondasi tiang bor diperoleh dari data geoteknik lapangan PT.SANBE KARYA PERSADA , Bandung yaitu :.. Lapisan

Pada tugas akhir ini, pondasi mesin tertanam di kedalaman 2 m, pada tanah pasir kelanauan (kohesif), dengan nilai c (kohesi) 107 kN/m 2 yang ditafsir dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang fondasi berdasarkan daya dukung tanah yang mampu menahan beban dan penurunan yang tidak berlebihan dari hasil uji sondir

Dayadukung tanah lempung de- ngan Faktor Keamanan = 2 untuk fondasi dangkal dengan kedalaman 1 M pada kondisi local shear, dapat mengalami peningkatan kekuatan