21 3.1 Deskripsi Tanah
BH-01 (0,00 m - 22,00 m)
- Kedalaman 0,00 m – 3,00 m terdiri dari jenis tanah lempung organik, warna coklat bersifat sangat lunak. Nilai N1 = 0 ; N2 = 1 ; N3 = 21 maka Nspt rata-rata =
N1+N2+N3
3 = 0+1+21
3
=
7,33- Kedalaman 3,00 m - 4,00 m terdiri dari jenis tanah lempung, warna kuning kecoklatan plastisitas rendah bersifat sangat lunak. Nilai N1 = 21 ; N2 = 41 maka Nspt rata-rata
= N1+N2
2 = 21+41
2
=
31- Kedalaman 4,00 m - 5,50 m terdiri dari jenis pasir lepas,bersifat padat. Nilai N1 =41;
N2 = 17 maka Nspt rata-rata = N1+N2
2 = 41+17
2
=
29- Kedalaman 5,50 m – 7,50 m terdiri dari jenis tanah lempung, warna putih kecoklatan plasitas rendah bersifat lunak. Nilai N1 =17; N2 = 8 ; N3 = 14 maka Nspt rata-rata
= N1+N2+N3
3 = 17+8+14
3
=
13- Kedalaman 7,50 m – 9,00 m terdiri dari jenis tanah lempung, warna keputihan plastisitas sedang bersifat lunak. Nilai N1=14 ; N2=16 ; N3=18 maka Nspt rata-rata
= N1+N2+N3
3 = 14+16+18
3
=
16- Kedalaman 9,00 m – 11,50 m terdiri dari jenis tanah lempung, warna kuning plastitas sedang bersifat sedang. Nilai N1 =18 ; N2 = 19 ; N3 = 22 maka Nspt rata-rata =
N1+N2+N3
3 = 18+19+22
3
=
19,67- Kedalaman 11,50 m –12,50 m terdiri dari jenis tanah lempung, warna putih plastitas sedang bersifat sedang. Nilai N1 =22 ; N2 = 23 ; N3 = 26 maka Nspt rata-rata =
N1+N2+N3
3 = 22+23+26
3
=
23,67- Kedalaman 12,50 m –16,50 m terdiri dari jenis tanah lempung, warna abu-abu plastitas sedang bersifat sedang. Nilai N1 =26 ; N2 = 33 ; N3 = 36 ; N4 = 37 maka Nspt rata-rata = N1+N2+N3+N4
4 = 26+33+36+37 4
=
33- Kedalaman 16,50 m –20,50 m terdiri dari jenis tanah lempung berpasir, warna abu- abu bersifat padat. Nilai N1 =37 ; N2 = 38 ; N3 = 41 ; N4 = 46 maka Nspt rata-rata
= N1+N2+N3+N4
4 = 37+38+41+46
4
=
40,5- Kedalaman 20,50 m –22,00 m terdiri dari jenis tanah lempung, warna abu-abu plastitas tinggi bersifat keras. Nilai N1 = 46 ; N2 = 60 maka Nspt rata-rata = N1+N2
2 =
46+60 2
=
53BH-02 (0,00 m – 14,00 m)
- Kedalaman 0,00 m – 6,00 m terdiri dari jenis pasir halus. . Nilai N1 = 0 ; N2 = 2 ; N3
= 2 ; N4 = 3 maka Nspt rata-rata = N1+N2+N3+N4
4 = 0+2+2+3
4
=
1,75- Kedalaman 6,00 m - 10,00 m terdiri dari jenis tanah lempung, warna abu-abu muda plastisitas sedang bersifat sedang. Nilai N1 = 3 ; N2 = 20 ; N3 = 24 maka Nspt rata- rata = N1+N2+N3
3 = 3+20+24
3
=
15,67- Kedalaman 10,00 m – 14,00 m terdiri dari jenis tanah lempung, warna abu-abu muda kemerahan plastisitas sedang bersifat keras. Nilai N1 = 24 ; N2 = 30 ; N3 = 53 ; N4
=56 maka Nspt rata-rata = N1+N2+N3+N4
4 = 24+30+53+56
4
=
40,753.2 Perhitungan Daya Dukung Tanah
• Perhitungan Dimensi Penampang Lingkaran:
Luas Lingkaran Ap = 1
4 𝜋𝑑2 = 1
4𝑥 3,14 𝑥 (15 𝑐𝑚 )2 = 176,63 cm2 = 0,2 𝑚2 Keliling Tiang Lingkaran :
p = π . d
= 3,14 x 15 cm
= 47,10 cm = 0,47 m 3.2.1 Menggunakan Metode Mayerhof (1976)
• Perhitungan daya dukung ultimit pondasi tiang Qult =
𝜮
Qp +𝜮
QsDimana :
Qult : Daya dukung ultimit tiang (ton)
𝜮
Qp : Total daya dukung ujung tiang𝜮
Qs : Total daya dukung selimut tiang• Perhitungan daya dukung ujung ultimit tiang (Qp)
Qp = 9 x Cu x Ap ... (Tanah Kohesif) Qp = 40 x N-SPT x 𝑳
𝑫x Ap ... (Tanah Non Kohesif) Diameter 15 cm → konversikan : 0,15 m
Dimana :
Qp : Daya dukung ujung tiang Cu : Kohesi undrained (kN/m2)
: N-SPT x 0,6 x (10 → konversi satuan dari ton/ m3 → kN/m2) : secara umum nilai Cu dapat diambil sebesar 0,6 kali nilai
N-SPT dimana Cu dalam Satuan ton/ m3 Ap : Luas penampang (m2)
L : Panjang lapisan tanah (m) D : Diameter tiang pancang (m)
• Perhitungan tahanan gesek ujung tiang tahah (Qs) Qs = α x Cu x p x Li ... (Kohesif) Qs = 2 x N-SPT x p x Li ... (Non Kohesif) Dimana :
α : Koefisien adhesi antara tanah dan tiang Cu : Kohesi undrained (kN/m2)
p : Keliling tiang (m)
Li : panjang lapisan tanah (m) N-SPT : Nilai N-SPT sekitar tiang
Untuk mendapatkan nilai koefisien adhesi antara tanah dan tiang ( α ) dapat dilihat pada grafik hubungan nilai kohesi undrained (Cu) dengan koefisien adhesi tanah yang terlihat pada gambar 3.1 pada halaman 25.
Gambar 3.1 : Grafik faktor adhesi tanah lempung
Untuk lebih tepat menentukan nilai α dapat menggunakan rumus interpolasi 1. Daya Dukung Tanah (BH-01)
• Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada kedalaman 0,00 - 3,00 meter, dengan nilai N-SPT = 7,33 (tanah kohesif) adalah :
Qp1 = 9 x Cu x Ap
= 9 x (N-SPT x 0,6 x 10) x Ap
= 9 x (7,33 x 0,6 x 10) (0,2) = 9 x (44) x (0,2)
= 69,93 kN
= 7,13 Ton
Interpolasi :
α =
𝑦−𝑦0𝑥−𝑥0
=
𝑦1−𝑦0𝑥1−𝑥0
Dik. Yo = 0,75 x0 = 0 Y = ? x(cu) = 44 Y1 = 1 x1 = 50
Interpolasi untuk mencari nilai koefisien adhesi antara tanah dan tiang ( α ) pada grafik hubungan nilai kohesi undrained (Cu) dengan koefisien adhesi tanah
α
=
𝑦−𝑦0𝑥−𝑥0
=
𝑦1−𝑦0𝑥1−𝑥0
=
𝑦−0,7544−0
=
1−0,7550−0
=
𝑦−0,7544
=
0,2550
=50y−37,5 = 11
= 50y = 11 + 37,5
= y = 48,50
50
α = y = 0,97 Qs1 = α x Cu x p x Li = 0,97 x 44 x 0,47 x 3 = 60,31 kN
= 6,15 Ton
• Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada kedalaman 3,00 - 4,00 meter, dengan nilai N-SPT = 31 (tanah kohesif) adalah :
Qp2 = 9 x Cu x Ap
= 9 x (N-SPT x 0,6 x 10) x Ap
= 9 x (31 x 0,6 x 10) (0,2) = 9 x (186) x (0,2)
= 29,57 kN
= 3,02 Ton Interpolasi :
α =
𝑦−𝑦0𝑥−𝑥0
=
𝑦1−𝑦0𝑥1−𝑥0
Dik. Yo = 0,25 x0 = 150 Y = ? x(cu) = 186 Y1 = 0,50 x1 = 200
Interpolasi untuk mencari nilai koefisien adhesi antara tanah dan tiang ( α ) pada grafik hubungan nilai kohesi undrained (Cu) dengan koefisien adhesi tanah
α =
𝑦−𝑦0𝑥−𝑥0
=
𝑦1−𝑦0𝑥1−𝑥0
=
𝑦−0,25186−150
=
0,5−0,25200−150
=
𝑦−0,2536
=
0,2550
=50y−12,5 = 9
= 50y = 9 + 12,5
= y = 21,5
50
α = y = 0,43 Qs2 = α x Cu x p x Li = 0,43 x 186 x 0,47 x 1 = 37,67 kN
= 3,84 Ton
• Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada kedalaman 4,00 - 5,50 meter, dengan nilai N-SPT = 29 (tanah kohesif) adalah :
Qp3 = 9 x Cu x Ap
= 9 x (N-SPT x 0,6 x 10) x Ap
= 9 x (29 x 0,6 x 10) (0,2) = 9 x (174) x (0,2)
= 27,66 kN
= 2,82 Ton Interpolasi :
α =
𝑦−𝑦0𝑥−𝑥0
=
𝑦1−𝑦0𝑥1−𝑥0
Dik. Yo = 0,25 x0 = 150 Y = ? x(cu) = 174 Y1 = 0,5 x1 = 200
Interpolasi untuk mencari nilai koefisien adhesi antara tanah dan tiang ( α ) pada grafik hubungan nilai kohesi undrained (Cu) dengan koefisien adhesi tanah
α =
𝑦−𝑦0𝑥−𝑥0
=
𝑦1−𝑦0𝑥1−𝑥0
=
𝑦−0,25174−150
=
0,5−0,25200−150
=
𝑦−0,2524
=
0,2550
=50y−12,5 = 6
= 50y = 6 + 12,5
= y = 18,5
50
α = y = 0,37 Qs3 = α x Cu x p x Li
= 0,37 x 174 x 0,47 x 1,5 = 45,48 kN
= 4,64 Ton
• Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada kedalaman 5,50 - 7,50 meter, dengan nilai N-SPT = 13 (tanah kohesif) adalah :
Qp4 = 9 x Cu x Ap
= 9 x (N-SPT x 0,6 x 10) x Ap
= 9 x (13 x 0,6 x 10) (0,2) = 9 x (78) x (0,2)
= 12,40 kN
= 1,26 Ton Interpolasi :
α =
𝑦−𝑦0𝑥−𝑥0
=
𝑦1−𝑦0𝑥1−𝑥0
Dik. Yo = 0,5 x0 = 50 Y = ? x(cu) = 78 Y1 = 0,75 x1 = 100
Interpolasi untuk mencari nilai koefisien adhesi antara tanah dan tiang ( α ) pada grafik hubungan nilai kohesi undrained (Cu) dengan koefisien adhesi tanah
α =
𝑦−𝑦0𝑥−𝑥0
=
𝑦1−𝑦0𝑥1−𝑥0
=
𝑦−0,578−50
=
0,75−0,5100−50
=
𝑦−0,528
=
0,2550
=50y−25 = 7
= 50y = 7+25
= y = 32
50
α = y = 0,64 Qs4 = α x Cu x p x Li = 0,64 x 78 x 0,47 x 2 = 47,02 kN
= 4,80 Ton
• Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada kedalaman 7,50 - 9,00 meter, dengan nilai N- SPT = 16 (tanah non-kohesif) adalah :
Qp5 = 40 x N-SPT x 𝐿
𝐷x Ap = 40 x 16 x 1,5/0,15 x (0,2) = 113,04 kN
= 11,53 Ton
Qs5 = 2 x N-SPT x p x Li = 2 x 16 x 0,47 x 1,5 = 22,62 kN
= 2,31 Ton
• Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada kedalaman 9,00 – 11,50 meter, dengan nilai N- SPT = 19,67 (tanah non-kohesif) adalah :
Qp6 = 40 x N-SPT x 𝐿
𝐷x Ap
= 40 x 19,67 x 2,5/0,15 x (0,2) = 231,58 kN
= 23,62 Ton
Qs6 = 2 x N-SPT x p x Li = 2 x 19,67 x 0,47 x 2,5 = 46,32 kN
= 4,72 Ton
• Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada kedalaman 11,50 – 12,50 meter, dengan nilai N- SPT = 23,67 (tanah non-kohesif) adalah :
Qp7 = 40 x N-SPT x 𝐿
𝐷x Ap = 40 x 23,67 x 1/0,15 x (0,2) = 111,47 kN
= 11,37 Ton
Qs7 = 2 x N-SPT x p x Li = 2 x 23,67 x 0,47 x 1 = 22,29 kN
= 2,27 Ton
• Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada kedalaman 12,50 – 16,50 meter, dengan nilai N- SPT = 33 (tanah non-kohesif) adalah :
Qp8 = 40 x N-SPT x 𝐿
𝐷x Ap = 40 x 33 x 4/0,15 x (0,2) = 621,72 kN
= 63,42 Ton
Qs8 = 2 x N-SPT x p x Li = 2 x 33 x 0,47 x 4 = 124,34 kN
= 12,68 Ton
• Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada kedalaman 16,50 – 20,50 meter, dengan nilai N- SPT = 40,5 (tanah non-kohesif) adalah :
Qp9 = 40 x N-SPT x 𝐿
𝐷x Ap = 40 x 40,5 x 4/0,15 x (0,2) = 763,02 kN
= 77,83 Ton
Qs9 = 2 x N-SPT x p x Li = 2 x 40,5 x 0,47 x 4 = 152,60 kN
= 15,57 Ton
• Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada kedalaman 20,50 – 22,00 meter, dengan nilai N- SPT = 53 (tanah non-kohesif) adalah :
Qp10 = 40 x N-SPT x 𝐿
𝐷x Ap = 40 x 53 x 1,5/0,15 x (0,2) = 374,45 kN
= 38,19 Ton
Qs10 = 2 x N-SPT x p x Li = 2 x 53 x 0,47 x 1,5 = 74,89 kN
= 7,64 Ton
Tabel 3.1 Rekapituasi Perhitungan QP dan QS metode Meyerhof 1976 NO
KEDALAMAN
(Meter) N-SPT QP (Ton) QS (Ton)
1 0,00-3,00 7.33 7.13 6.15
2 3,00-400 31.00 3.02 3.84
3 4,00-5,50 29.00 2.82 4.64
4 5,50-7,50 13.00 1.26 4.80
5 7,50-9,00 16.00 11.53 2.31
6 9,00-11,50 19.67 23.62 4.72
7 11,50-12,50 23.67 11.37 2.27
8 12,50-16,50 33.00 63.42 12.68
9 16,50-20,50 40.50 77.83 15.57
10 20,50-22,00 53.00 38.19 7.64
• Daya dukung ujung tiang total (Qp) :
Qp = Qp1 + Qp2 + Qp3 + Qp4 + Qp5+ Qp6 + Qp7 + Qp8 + Qp9+ Qp10
= 7.13 + 3.02 + 2.82 + 1.26 + 11.53 + 23.62 + 11.37 + 63.42 + 77.83 + 38.19
= 233,77 Ton
• Daya dukung selimut tiang total (Qs) :
Qs = Qs1 + Qs2 + Qs3 + Qs4 + Qs5 + Qs6 + Qs7 + Qs8 + Qs9 + Qs10 = 6.15 + 3.84 + 4.64 + 4.80 + 2.31 + 4.72 + 2.27 + 12.68 + 15.57 + 7.64
= 64,62 Ton
• Daya dukung ultimit pondasi tiang : Qult =
𝜮
Qp +𝜮
Qs= 233,77 + 64,62
= 298,39 Ton
• Daya dukung ijin pondasi tiang : Qall = Qult / SF
= 298,39
3
=
99,46 TonL = 22 m
4d = 4 x 0,15 = 0,6 m d = 0,15 m
4d = 4 x 0,15 =0,6 m N1= N-spt = 54
N2= N-spt = 60
21,4 meter 22 meter 22,6 meter
N-spt = 60
3.2.2 Dengan Menggunakan Metode Luciano Decourt (1987) Qu = (Ap x Np x k) + (As x (Ns/3+1))
Dimana:
Qu = Daya dukung dukung ultimit tiang (ton) Ap = Luas penampang tiang (m2)
Np = Nilai rata-rata harga SPT mulai 4D dibawah ujung tiang hingga 4D di atas tiang
k = Koefisien Jenis Tanah As = Luas Selimut Tiang (m)
Ns = Nilai SPT rata-rata pada lapisan tanah sepanjang tiang yang ditinjau dengan batasan : 3 ≤ N ≤ 50
`Menghitung daya dukung tiang pancang diameter 600 mm data SPT dapat dilihat pada Log Bore.
Ap = 1
4 𝜋𝑑2 = 1
4𝑥 3,14 𝑥 (15 𝑐𝑚 )2
= 176,63 cm2 = 0,2 m 2
p = π . d
= 3,14 x 15 cm
= 47,10 cm = 0,47 m As = p x L
= 0,47 x 22 = 10,34 m
K = 12 ton/m2, untuk tanah lempung Np = N1 + N2/2
N1 = 54 N2 = 60 Np =54+60
2
= 57
Ns = 21+41+23+8+12+16+17+19+21+23+29+33+35+36+37+38+40+41+50 19
= 28,4
Perhitungan daya dukung ultimit tiang (ton) Qu = (Ap x Np x k) + (As x (Ns/3+1)) Qu = (0,2 x 57 x 12) + (10,34 x ( 28,4/3+1))
= 243,65 ton
Menghitung keamanan (safety factor) dengan angka keaman = 3 Qall = Qu
𝑆𝑓 = 243,65
3 = 81,22 ton
Tabel 3.2 Rekapitulasi Nilai Daya Dukung Tanah Dari 2 Metode
Untuk merencanakan beban dan kebutuhan pondasi pada setiap kolom, maka nilai daya dukung ijin (Qall) yang dipakai adalah nilai Qall terkecil yaitu 81,22 ton.
3.3 Perhitungan Beban
Tabel 3.3 kombinasi beban ultimit untuk perencanaan pondasi ( SOAL ) ) No.
Kombinasi
Beban P(kN) Tx(kN) Ty(kN) Mx(kN) My(kN)
1 KOMB-1 3416 333 0 291 0
2 KOMB-2 3435 558 28 792 90
3 KOMB-3 3435 573 28 812 90
4 KOMB-4 3435 587 28 830 90
5 KOMB-5 2390 748 564 1040 766
Metode Qult (ton) Qall (ton)
Mayerhof (1976) 298,39 99,46
Luciano Decourt 243,65 81,22
Tabel 3.4 pergantian 2 digit nim terakhir 2 Digit Nim Terakhir 46
p 46 + 21 67
Tx 46 + 5 51
Ty 46 + 2 48
Mx 46 + 7 53
My 46 + 12 58
Tabel 3.5 kombinasi beban ultimit untuk perencanaan pondasi (+NIM)
No. Kombinasi Beban P(kN) Tx(kN) Ty(kN) Mx(kN) My(kN)
1 KOMB-1 6716 513 48 531 58
2 KOMB-2 6735 518 48 532 58
3 KOMB-3 6735 513 48 532 58
4 KOMB-4 6735 517 48 530 58
5 KOMB-5 6790 518 484 5340 586
Tabel 3.6 kombinasi beban ultimit untuk perencanaan pondasi setelah konversi ke satuan Ton
No. Kombinasi Beban P(TON) Tx(TON) Ty(TON) Mx(TON) My(TON)
1 KOMB-1 685,03 52,33 4,90 54,16 5,92
2 KOMB-2 686,97 52,84 4,90 54,26 5,92
3 KOMB-3 686,97 52,33 4,90 54,26 5,92
4 KOMB-4 686,97 52,73 4,90 54,06 5,92
5 KOMB-5 692,58 52,84 49,37 544,68 59,77
Pembebanan Jembatan KOMB-1
Jumlah tiang pondasi :
Beban ultimit adalah 685,03Ton N = P / Qall
= 685,03 / 81,22
= 8,543 = 9 tiang
KOMB-2
Jumlah tiang pondasi :
Beban ultimit adalah 686,97 Ton N = P / Qall
= 686,97 / 81,22
= 8,646 = 9 tiang KOMB-3
Jumlah tiang pondasi :
Beban ultimit adalah 686,97 Ton N = P / Qall
= 686,97 / 81,22
= 8,646 = 9 tiang KOMB-4
Jumlah tiang pondasi :
Beban ultimit adalah 686,97 Ton N = P / Qall
= 686,97 / 81,22
= 8,646 = 9 tiang
KOMB-5
Jumlah tiang pondasi :
Beban ultimit adalah 692,58 Ton N = P / Qall
= 692,58 / 81,22
= 8,753 = 9 tiang
0.150.19
m1D
0.230.150.230.150.19
m2
m3
Bg = 1.29
n1 n2 n3
n4 n5 n6
Ø 0,15 M
n7 n8 n9
Tabel 3.7 rekapitulasi jumlah tiang pondasi
No. Kombinasi Beban P N Tiang
1 KOMB-1 685,03 8,543 9
2 KOMB-2 686,97 8,646 9
3 KOMB-3 686,97 8,646 9
4 KOMB-4 686,97 8,646 9
5 KOMB-5 692,58 8,753 9
Didapat nilai P terbesar 692,58 Ton dengan N (Tiang) = 8,753, maka direncanakan amannya 9 tiang.
3.4 Menghitung Efisiensi Kelompok Tiang Pancang Beban 3.4.1 Perhitungan Efisiensi dengan Jumlah Tiang = 9 Tiang
Gambar Denah Pondasi Tiang Pancang 9 Buah Pondasi
Persamaan untuk menghitung efisiensi kelompok tiang pancang menggunakan persamaan Conversi – Labarre sebagai berikut :
Eff = 1
-
𝜃90
(
(𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛 (𝑚 𝑥 𝑛))
n = jumlah tiang dalam baris y = 9 m = jumlah baris = 3
d = diameter tiang = 15 cm = 0,15 m
S = jarak antar tiang
= 2,5 D = 2,5 x 0,15 = 0,38 m
= 1,25 D = 1,25 x 0,15 = 0,19 = jarak tiang ke tepi poer
Jarak minimum antara tiang 2 D, dan jarak optimal antara tiang adalah 2,5 D – 3,0 D, dan jarak tiang ke tepi poer adalah 1,25 D
𝜃 = arc tan 𝜃 (d/s)
= arc tan 𝜃 (0,15/0,38) = 0,4o
= arc tan 𝜃 ( 0,4o )
= 0,3805063771 1 Rad = 180/π = 57,32
𝜃 = 0,3805063771 x 57,32 = 21,81o Maka,
Eff = 1
-
𝜃90
(
(𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛 (𝑚 𝑥 𝑛))
Eff = 1
-
𝜃(
(𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛 90(𝑚 𝑥 𝑛))
Eff = 1
– 21,81
o(
(9−1)3+ (3−1)9 90(3 𝑥 9))
= 1 – 21,81
(
243042)
= 1 –
(
916,022430)
= 1 – 0,236
= 0,764 Eff = 0,764 x 100 = 76,40 %
Syarat aman efisiensi minimal 75,00%
Eff ≥ 75,00%
76,40 % ≥ 75,00% (Aman)
Maka, daya dukung kelompok tiang adalah :
= Eff x Jumlah Tiang x Daya Dukung Tiang
= 0,764 x 9 x 81,22
= 558,50 ton
3.5 penurunan pondasi tiang kelompok
Perhitungan penurunan pondasi tiang kelompok dihitung menggunakan metode Vesic (1977).
Diketahui :
S = 0,38 cm
D = 15 cm
Bg = 129 cm Penyelesaian : Sg =
s. √
BgD
=
0,38 . √12915
=
1,11 cmKontrol :
Settlement Group (Sg) ≤ Safety Factor (SF) 1,11 ≤ 3(Aman)
3.6 Stabilitas Abutment 3.6.1 Stabilitas Guling
Sf
guling=
∑𝑀𝑋∑𝑀𝑦
≥ Fgs
Dimana :
∑𝑀𝑡 = Momen tahan terhadap guling (kNm)
∑𝑀𝑔 = Momen total sesungguhnya yang menyebabkanguling (kNm).
Fgs ≥ 1,5 untuk tanah dasar non kohesif / granuler Fgs ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif
Tabel 3.8 Stabilitas Guling Soal
Kombinasi Beban Mx(t) My(t)
KOMB-1 54,16 5,92
KOMB-2 54,26 5,92
KOMB-3 54,26 5,92
KOMB-4 54,06 5,92
KOMB-5 544,68 59,77
KOMB-1
Stabilitas Terhadap Guling Sfguling = ∑𝑀𝑥
∑𝑀𝑦
=54,16
5,92
= 9,16 ≥ 2 ( Aman ) KOMB-2
Stabilitas Terhadap Guling Sfguling = ∑𝑀𝑥
∑𝑀𝑦
= 54,26
5,92
= 9,17 ≥ 2 ( Aman ) KOMB-3
Stabilitas Terhadap Guling Sfguling = ∑𝑀𝑥
∑𝑀𝑦
= 54,26
5,92
= 9,17 ≥ 2 ( Aman )
KOMB-4
Stabilitas Terhadap Guling Sfguling = ∑𝑀𝑥
∑𝑀𝑦
= 54,06
5,92
= 9,14 ≥ 2 ( Aman )
KOMB-5
Stabilitas Terhadap Guling Sfguling = ∑𝑀𝑥
∑𝑀𝑦
= 544,68
59,77
= 9,11 ≥ 2 ( Aman )
Tabel 3.9 Rekapitulasi Stabilitas terhadap Guling
Kombinasi Beban Mx(t) My(t) SF SF Guling Keterangan
KOMB-1 54,16 5,92 2,0 9,16 Aman
KOMB-2 54,26 5,92 2,0 9,17 Aman
KOMB-3 54,26 5,92 2,0 9,17 Aman
KOMB-4 54,06 5,92 2,0 9,14 Aman
KOMB-5 544,68 59,77 2,0 9,11 Aman
3.6.2 Stabilitas Geser
SF
geser=
𝛴V x tan 𝛿 + Ca x B𝛴H
≥ Fgs
Dimana :
𝛴V = Gaya yang bekerja pada arah vertikal 𝛴H = Gaya yang bekerja pada arah horizontal (ton)
tan 𝛿 = Koefisien gesek (tan 𝛿) antara dasar pondasi dan tanah dasar Ca = adhesi antara tanah dan tiang = 0
B = Lebar pondasi (m)
Fgs ≥ 1,5 untuk tanah dasar non kohesif / granuler Fgs ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif
Tabel 3.10 Koefisien gesek (tan 𝛿) antara dasar pondasi dan tanah dasar
No Jenis tanah pada dasar pondsi tan 𝛿
1 Tanah granular kasar tak mengandung lanau atau lempun 0,55
2 Tanah granular kasar mengandung lanau 0,45
3 Tanah lanau tak berkohesi 0,35
4 Batu keras permukaan kasar 0,60
(Sumber :Hardiyatmo,2014) Tabel 3.11 Stabilitas Geser (soal)
No. Kombinasi Beban Tx(t) Ty(t) Tan α Ca B ( Meter )
1 KOMB-1 52,33 4,90 0,45 0 0,15
2 KOMB-2 52,84 4,90 0,45 0 0,15
3 KOMB-3 52,33 4,90 0,45 0 0,15
4 KOMB-4 52,73 4,90 0,45 0 0,15
5 KOMB-5 52,84 49,37 0,45 0 0,15
KOMB-1
Stabilitas Terhadap Pergeseran SFgeser = 𝛴V x tan 𝛿 + Ca x B
𝛴H
= (52,33 x 0,45) +( 0 x 0,15 )
4,90
= 4,81 ≥ 2 ( Aman )
KOMB-2
Stabilitas Terhadap Pergeseran SFgeser = 𝛴V x tan 𝛿 + Ca x B
𝛴H
= (52,84 x 0,45) +( 0 x 0,15 ) 4,90
= 4,86 ≥ 2 ( Aman ) KOMB-3
Stabilitas Terhadap Pergeseran SFgeser = 𝛴V x tan 𝛿 + Ca x B
𝛴H
= (52,33 x 0,45) +( 0 x 0,15 ) 4,90
= 4,81 ≥ 2 ( Aman ) KOMB-4
Stabilitas Terhadap Pergeseran SFgeser = 𝛴V x tan 𝛿 + Ca x B
𝛴H
= (52,73 x 0,45) +( 0 x 0,15 ) 4,90
= 4,85 ≥ 2 ( Aman ) KOMB-5
Stabilitas Terhadap Pergeseran SFgeser = 𝛴V x tan 𝛿 + Ca x B
𝛴H
= (52,84 x 0,45) +( 0 x 0,15 ) 49,37
= 0,48 < 2 ( Tidak Aman)
44
2 KOMB-2 52,84 4,90 0,45 0 0,15 2 4,86 Aman
3 KOMB-3 52,33 4,90 0,45 0 0,15 2 4,81 Aman
4 KOMB-4 52,73 4,90 0,45 0 0,15 2 4,85 Aman
5 KOMB-5 52,84 49,37 0,45 0 0,15 2 0,48 Tidak Aman
45 4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada perencanaan pondasi ini adalah:
1. Dari hasil uji SPT, tanah keras berada pada kedalaman 14,00 m dari jenis tanah lempung, warna abu-abu muda kemerahan plastisitas sedang bersifat keras dengan nilai N-SPT = 40,75.
2. Dari hasil perhitungan daya dukung tanah dengan mengunakan metode Luciano Decourt memperoleh nilai daya dukung ultimit (Qu) sebesar 243,65 ton dan daya dukung ijin (Qa) sebesar 81,22 ton.
3. Dari hasil perhitungan daya dukung tanah dengan mengunakan metode Mayerhoff memperoleh nilai daya dukung ultimit (Qu) sebesar 298,39 ton dan daya dukung ijin (Qa) sebesar 99,46 ton.
4. Jumlah tiang yang diperlukan dalam satu kelompok tiang adalah sebanyak 9 tiang.
5. Dari hasil perhitungan efisien diperoleh nilai sebesar 76,40 %. Telah melewati batas minimal 75,00%.
6. Nilai penurunan pondasi tiang kelompok sebesar 1,11 cm, dengan faktor penurunan 3,00 cm maka dipastikan aman.
4.2 Saran
Adapun saran pada perencanaan pondasi ini adalah:
1. Perhitungan perencanaan pondasi dalam dapat dilakukan dengan metode lainnya.
2. Perencanaan selanjutnya diharapkan menggunakan jenis pondasi dalam yang berbeda.
46
Pendidikan Universitas Jambi), Jurnal Manumata, Universitas Jambi, Jambi.
Muthmaimunah, M., 2021, Analisis Kapasitas Daya Dukung Dan Penurunan Pondasi Tiang Pancang Dengan Variasi Dimensi, Skripsi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Das,Braja M., 1995. Mekanika tanah (prinsip-prinsip rekayasa geoteknis), Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Hardiyatmo, H.C., 1996, Teknik Fondasi I, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Hardiyatmo, H.C., 2008, Teknik Fondasi II, Edisi Keempat, Gramedia Pustaka Jakarta.
Hardiyatmo, H.C., 2015, Analisis dan Perancangan Fondasi II. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Anggota IKAPI.
Tambunan, J., 2012, Studi Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang , Jurnal Rancang Sipil, Universitas Simalungun.