• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU ILMU NEGARA (2016)

N/A
N/A
ritika adiba

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU ILMU NEGARA (2016)"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

Buku sederhana ini merupakan bahan kajian Ilmu Politik yang menjadi mata kuliah wajib di Fakultas Hukum. Tujuan studi Ilmu Politik terutama untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah, asal usul, hakikat dan perkembangan pemikiran politik universal.

PEMISAHAN KEKUASAAN 119 I RULE OF LAW 135

SISTEM PEMERINTAHAN A. Pengertian 149

PENDAHULUAN

Pengertian Ilmu Negara

Dengan demikian, ilmu kenegaraan berbeda dengan ilmu ketatanegaraan atau ilmu ketatanegaraan dan ilmu kenegaraan. Yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah hasil pemikiran manusia yang tersusun secara obyektif dan sistematis.

Sistematika Ilmu Negara

George Jellinek merupakan tokoh yang pertama kali merumuskan Ilmu Pengetahuan Negara sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Bapak ilmu politik.” Hal ini menimbulkan pertanyaan, yaitu apakah ilmu politik sebelum sistematisasi George Jellinek telah dipelajari sebagai suatu ilmu.

Keterkaitan Ilmu Negara dengan Ilmu Lain

  • Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum Tata Negara
  • Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum Adminsitrasi Negara
  • Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
  • Hubungan Ilmu Negara dengan llmu Ekonomi

Ilmu Politik (dis Staswissenschaft, Ilmu Politik) merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari persoalan-persoalan yang berkaitan dengan negara 8 Tujuan kajiannya adalah syarat-syarat berdirinya negara (Grundlagen), hakikat negara (Wesen), terbentuknya negara (Erscheinungsformen), dan pembangunan negara. Dalam perkembangan selanjutnya, objek kajian Ilmu Politik menjadi ketentuan-ketentuan yang berlaku di suatu negara tertentu, sehingga akan dipelajari Ilmu Hukum Negara dalam perkembangannya.

PERKEMBANGAN TEORI NEGARA

  • Pengantar
  • Teori Negara Formal
  • Teori Negara Kapitalis Klasik
  • Teori Negara Marxis Klasik
  • Teori Negara Bonapartis
  • Teori Negara Pluralis
  • Teori Negara Korporatis
  • Teori Negara Strukturalis
    • Teori Negara Organis

Teori ini memandang negara sebagai lembaga formal yang berperspektif normatif dan yuridis.6 Negara dipelajari dengan memperhatikan konstitusi dan aturan-aturan yang terkandung di dalamnya serta struktur kelembagaan yang berpola formal. Jalan yang ditempuh adalah dengan mengikat setiap perkumpulan yang ada agar tunduk pada kehendak negara, sehingga tercipta patriotisme alamiah dari setiap kelas masyarakat.24 Gagasan ini jauh berkembang ketika Plato menulis karyanya yang berjudul Republic has, and even was. praktis dilaksanakan. pada masa pemikiran Abad Pertengahan Kejayaan. dalam bentuk konkritnya yaitu pandangan fungsional masyarakat.25.

DEFINISI DAN HAKIKAT NEGARA

Pendapat Ahli

Menurut Anthony Gidden, negara merupakan badan yang kuat untuk mencapai tujuan jangka panjang guna melindungi sistem produksi kapitalis. Singkatnya, negara adalah sarana untuk mencapai suatu tujuan dan sarana itu adalah organisasi yang berwibawa.

Hakikat Negara

Menurut Miriam Budiardjo, negara adalah suatu wilayah yang rakyatnya dipimpin oleh pejabat-pejabat yang menuntut penghormatan warga negaranya menurut peraturan dan melalui penguasaan dan kekuasaan yang sah.7. Jika diperhatikan perbedaan pendapat para ahli di atas, menunjukkan sifat spekulasi filosofis mengenai kedudukan negara sebagai alat/lembaga yang mempunyai kewenangan tertentu dalam mengendalikan permasalahan di suatu wilayah tertentu.

UNSUR-UNSUR NEGARA

  • Wilayah
  • Penduduk
  • Pemerintahan yang Efektif
  • Hubungan dengan Negara Lain
  • Kriteria Modern

Dalam kaitannya dengan penetapan unsur-unsur berdirinya suatu negara, asas efektivitas bertujuan untuk memberikan landasan bagi terpenuhinya tuntutan pihak lain. Dalam praktiknya, asas efektivitas ini tidak hanya berlaku pada penentuan unsur-unsur berdirinya suatu negara.

ASAL MULA NEGARA

Masa Yunani Kuno

Hukum obyektif mengandung keadilan bagi masyarakat dan tidak semata-mata melayani kebutuhan penguasa yang unsur-unsurnya berubah. Dalam buku berjudul Protagoras, Plato mengatakan bahwa meskipun manusia mempunyai kekuatan untuk mendapatkan makanannya sendiri, mereka tidak akan mampu menghadapi kekejaman hewan.

Masa Romawi Kuno

Tirani mendapat perlawanan dari kaum intelektual dan bangsawan yang menggulingkan diktator, kemudian pemerintahan berubah formasi menjadi aristokrat. Akibat kebebasan yang tidak dikelola dengan baik, terjadilah kekacauan, sehingga pemerintahan menjadi oklokrasi.

Masa Abad Pertengahan

Kekuasaan negara diambil dari Tuhan dan negara sebagai organisasi siap menaati segala perintah Tuhan. Keluarga yang menjadi landasan berdirinya negara melimpahkan urusan-urusan tertentu kepada urusan negara, yang kemudian membatasi kekuasaan negara dalam tindakannya menurut moralitas hukum kodrat. Artinya negara sendirilah yang memiliki segalanya, sehingga di dalam negara tersebut tidak ada kekuasaan lain yang membuat undang-undang atau undang-undang.

Masa Aukflarung

Montesquieu mengembangkan lebih lanjut konsep monarki konstitusional John Locke, di mana kekuasaan seseorang membatasi kekuasaan orang lain. Kekuasaan absolut terhambat oleh pembagian kekuasaan yang membagi negara menjadi 3 poros kekuasaan: eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Terkait dengan negara, Immanuel Kant menekankan pentingnya Rechsstaat atau supremasi hukum yang mendefinisikan tugas penting negara untuk menjamin keamanan setiap warga negara.

Masa Teori Kekuatan

Dalam bukunya Die Sache, Oppenheimer mengatakan bahwa negara adalah alat kelompok yang berkuasa untuk menertibkan masyarakat. Sedangkan tujuan akhir dari semua ini adalah eksploitasi ekonomi kelompok lemah oleh kelompok berkuasa.19. Negara dijadikan alat pihak yang berkuasa untuk menindas kelompok ekonomi lemah.

Masa Positivisme

Perilaku apa pun yang dilakukan secara berulang-ulang akan dianggap sebagai hukum, sedangkan apa yang dianggap sebagai norma akan menjadi norma. Karena masyarakat bisa kalah melawan oligarki yang korup namun solid, masyarakat bisa semakin apatis terhadap korupsi dan kolusi sehingga korupsi dan kolusi dianggap sebagai perilaku yang wajar. Menurut Kelsen, negara adalah suatu tatanan hukum yang muncul karena terciptanya peraturan-peraturan hukum yang menentukan bagaimana orang-orang dalam masyarakat atau dalam negara harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Teori Modern

Menurut Kranenburg, negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok orang yang disebut bangsa. Dalam pandangan ini, negara merupakan persoalan utama, sedangkan manusia atau bangsa sebagai pendukungnya merupakan persoalan berikutnya.

BENTUK NEGARA

Negara Kesatuan

Dalam model ini, pemerintah pusat membentuk badan-badan pemerintahan untuk melaksanakan urusan pemerintahan di tingkat daerah. Dalam model ini, terdapat tiga kategori badan yang melaksanakan kewenangannya, yaitu: (i) badan yang dibentuk oleh pemerintah daerah; (ii) perwakilan pemerintah pusat, baik di pemerintah kabupaten maupun provinsi; dan (iii) perwakilan badan pemerintah pusat di daerah.2. Dengan demikian, kekuasaan asli terikat pada negara, yang dalam hal ini diwakili oleh pemerintah pusat.

Negara Federal

Sedangkan hubungan antara pemerintah federal dan negara bagian berbentuk kerjasama, jika kita menemukan lima ciri khasnya. Selama bertahun-tahun, hubungan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian cenderung beralih dari koordinasi ke kerja sama. Versi lainnya adalah praktik etnofederalisme, dimana setiap pemerintahan negara bagian merupakan tempat konsentrasi kelompok etnis tertentu.

TUJUAN NEGARA

  • Teori Lord Shang
  • Teori Nicollo Machiavelli
  • Teori Dante Alghieri
  • Teori John Locke
  • Teori Immanuel Kant
  • Pandangan Paham Sosialis
  • Pandangan Paham Liberalis Kapitalis
    • Pandangan Sosial Demokrat

Tujuan suatu negara menjadi pedoman bagi pemerintah negara tersebut dan juga menjadi barometer untuk mengukur seberapa baik pemerintah tersebut mampu melakukan tugasnya. Dengan memandang manusia sebagai makhluk yang setara, maka tujuan negara menurut paham sosialis adalah memberikan kebahagiaan hidup yang setara dan setara kepada setiap warga negara. Tujuan negara menurut pengertian ini adalah memberikan kebebasan penuh kepada setiap warga negara dalam mencapai kebahagiaan hidupnya.

TEORI KEDAULATAN

  • Teori Kedaulatan Tuhan
  • Teori Kedaulatan Raja
  • Teori Kedaulatan Rakyat
  • Teori Kedaulatan Negara
  • Teori Kedaulatan Hukum

Munculnya teori kedaulatan rakyat merupakan reaksi terhadap teori kedaulatan raja yang terutama mengakibatkan terjadinya monopoli dan penyalahgunaan kekuasaan yang pada akhirnya menimbulkan kezaliman dan kesengsaraan bagi rakyat. Namun teori ini justru melanggengkan dan meneruskan teori kedaulatan raja dalam suasana kedaulatan rakyat. Dalam teori kedaulatan negara, hukum ditempatkan di bawah negara, sehingga negara tidak tunduk pada hukum.

KONSTITUSI

Pengertian Konstitusi

Droit Constitutionnel identik dengan arti konstitusi, sedangkan Loi Constitutionnel identik dengan Constitutionnel dalam bahasa Indonesia yaitu dalam arti konstitusi tertulis.4. Namun atas prakarsa Gijbert Karel van Hogendorp pada tahun 1813, istilah grondwet digunakan untuk menggantikan istilah staatsregeling yang juga berarti hukum dasar atau konstitusi.6 Menurut Jimly Asshiddiqie, di berbagai negara di Benua Eropa, yang menganut tradisi hukum perdata, istilah konstitusi Selalu ada perbedaan antara pengertian konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. Dalam gagasan konstitusionalisme, konstitusi atau undang-undang dasar tidak hanya sekedar dokumen yang mencerminkan pembagian kekuasaan (anatomi suatu hubungan kekuasaan), tetapi dipandang sebagai suatu lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu pada satu kesatuan. di sisi lain untuk mendefinisikan dan membatasi kekuasaan dan di sisi lain, untuk menjamin hak-hak dasar politik warga negaranya.

Model Penyusunan Konstitusi

Dilihat dari kedudukannya, konstitusi merupakan kesepakatan umum (general konsensus) atau kesepakatan bersama (common agreement) seluruh rakyat mengenai persoalan-persoalan mendasar yang berkaitan dengan asas-asas kehidupan dan ketatanegaraan, serta organisasi. satu. Struktur Negara 19 Artinya, ketentuan-ketentuan UUD mempunyai arti penting dan akibat besar yang harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan tanpa pengecualian, baik melalui berbagai kebijakan maupun pengaturan peraturan perundang-undangan. Artinya, segala kebijakan perekonomian yang kita kembangkan harus mengacu dan/atau tidak boleh bertentangan dengan asas-asas yang tertuang dalam UUD 1945. Sebaliknya, susunan kata Pasal 33 saling melengkapi bahkan melengkapi bunyi judul XIV. dengan “Ekonomi Nasional dan Kesejahteraan Sosial”.

Penafsiran Konstitusi

  • Penafsiran Tektual
  • Penafsiran Struktural
  • Penafsiran Doktrinal

Dengan demikian, ekonomi bisa saja diharapkan membantu perhitungannya, namun yang menentukan adalah kebijakan berdasarkan ketentuan hukum sesuai dengan apa yang disepakati bersama oleh seluruh anak bangsa yang tercermin dalam konstitusi sebagai kontrak sosial. Hal ini dapat diartikan sebagai Mahkamah Agung di Amerika Serikat yang membatalkan undang-undang yang disahkan oleh Kongres, atau membatalkan undang-undang yang disahkan oleh Kongres. Untuk memutuskan masalah ini, pengadilan harus menentukan bahwa ketentuan dalam konstitusi diterapkan dengan jelas dan konsisten dengan tanggung jawab sosial dan keberlanjutan.

PEMISAHAN KEKUASAAN

16 Nobushige Ukai, “The Individual and the Rule of Law under the New Japanese Constitution,” New York University Law Review, Vol. 603; Peter Strauss, “The Place of Agencies in Government: Separation of Powers and the Fourth Branch,” Columbia Law Review, Vol. Lihat dalam Luis López Guerra, “The application of the Spanish model to constitutional transitions in Central and Eastern Europe”, Jurnal Cordozo Law Review, vol.

RULE OF LAW

Perspektif modern tentang supremasi hukum merupakan istilah doktrinal yang berkembang pada abad ke-19. Mendefinisikan unsur-unsur negara hukum dianggap wajar di negara-negara yang menganut doktrin kontinental. Di sisi lain, lahirnya negara hukum memerlukan dukungan baik pada tataran gagasan maupun tataran praktis.

SISTEM

PEMERINTAHAN

Pengertian

Dalam perspektif ini, kecenderungan teoritis pada akhirnya menunjukkan adanya dua (dua) model sistem pemerintahan yang sangat bertentangan satu sama lain, yaitu sistem presidensial dan sistem parlementer. Hubungan tersebut menciptakan sistem pemerintahan yang dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu sistem presidensial dan sistem parlementer. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis mengamini argumen Suwoto Mulyosudarmo yang mengatakan bahwa sistem pemerintahan di Indonesia tidak perlu disebut gabungan sistem presidensial dan sistem parlementer. Indonesia menganut sistem kekuasaan terpadu, sedangkan eksekutif menggunakan sistem presidensial dalam menjalankan kekuasaannya.

Presidensialisme

  • Semi Presidensialisme Prancis
  • Presidentialization

26Maurice Duverger says that the president (Prancis) super legitimizes him because Karena “has greater prestige because he is directly elected by the people and because of the symbolic role of the head of state as personification of the nation.” Hal ini dapat dikatakan sebagai “seeks and obtains the approval of Parliament, and similarly it may be censured by Parliament on other occasions if it fails to do so.” Meskipun demikian: “In a semi-presidential system, the government appears to be a typical parliamentary institution, but differs in a number of substantial respects: for example, it does not have the right to dissolve itself, which is a typical feature of the government. in a parliamentary system it is instead the president who, head of the executive branch, has the power to dissolve parliament. 31Paul Webb, “Parliamentarism and the Presidential Analogy: A Case Study of the UK”, Paper presented at ECPR Workshop on The Presidentialization of Parliamentary Democracies?, Copenhagen, April 14-19, 2000, hlm.

Cakupan Kekuasaan: Unitary Executive

Clarabesi, "...the duty of the president is to preserve, protect and defend his office, which is, or of course, a creation of the constitution itself. Yoo menyakan bahwa cakupan unified executive power dalam tradisi ketatanegaraan Amerika Serikat adalah "includes the president's power to remove, the president's power to direct subordinate executive officers, and the president's power to override or veto the exercise of discretionary executive power by subordinate executive officers."49 Dalam studi itu juga diungkapkan bahwa "the executive branch's consistent opposition to congressional intrusions into unitary executive authority has been consistent and persistent enough to refute any suggestion of presidential acquiescence in deviations from unitary executive authority."50. 53 Major fights over whether the Constitution gives the president the power to remove have often erupted, but each time the president in office has argued that the Constitution gives the president the power to remove and direct subordinates in the executive branch.

Daftar Pustaka

Luis López Guerra, “Using the Spanish Model in Constitutional Transitions in Central and Eastern Europe,” JurnalCordozo Law Review, Vol. Nobushige Ukai, “The Individual and the Rule of Law Under the New Japanese Constitution,” New York University Law Review, Vol. Paul Brest, “The Fundamental Rights Controversy: The Essential Contradictions of Normative Constitutional Scholarship,” Yale Law Journal, Vol.

Biografi Penulis

Referensi

Dokumen terkait