• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Konstruksi 2021 1 compress

N/A
N/A
obing suhaeri

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Konstruksi 2021 1 compress"

Copied!
342
0
0

Teks penuh

Sejak pasca reformasi, terbuka peluang lebih luas bagi badan usaha jasa konstruksi nasional untuk terlibat dalam proyek internasional. Ketimpangan peran antara pengguna dan penyedia jasa tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi badan usaha jasa konstruksi nasional.

Brundtland report, 1987)

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan 'infrastruktur berkelanjutan' adalah infrastruktur yang dilaksanakan dengan pendekatan konstruksi berkelanjutan. konstruksi berkelanjutan) adalah suatu pendekatan untuk melaksanakan serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk menciptakan fasilitas fisik yang memenuhi tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan serta prinsip-prinsip berkelanjutan saat ini dan masa depan. Materi dalam buku ini dapat membantu mengelola pengetahuan dan teknik praktis yang diperoleh dalam melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pengembangan jasa konstruksi. Selanjutnya juga sebagai upaya berbagi pengalaman dan pembelajaran dalam industri jasa konstruksi agar berkelanjutan bagi masyarakat jasa konstruksi, dan terakhir sebagai sarana sosialisasi hasil pelaksanaan tugas dan fungsi pengembangan jasa konstruksi yang dilaksanakan. dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

PERIZINAN BERUSAHA DALAM RANGKA

Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sedikit banyak menghambat percepatan transformasi yang dilakukan pemerintah Indonesia, dimana sebagian besar konsentrasinya dialihkan ke sektor kesehatan dan sektor pemulihan ekonomi. Pandemi COVID-19 memaksa sektor kesehatan mengalami kemajuan pesat, sementara berbagai kebijakan pembatasan mobilitas yang diterapkan mengakibatkan banyak sektor yang terdampak.

MENINGKATKAN EKOSISTEM INVESTASI DAN KEGIATAN

Izin usaha berbasis risiko ini tertuang dalam aturan turunan Undang-Undang Cipta Kerja pada PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Izin Usaha Berbasis Risiko dan pada PP 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Izin Usaha di Daerah dan Peraturan Daerah.

gambar 2.1.2. Penentuan Tingkat Risiko sumber : Kemenko Perekonomian, 2021
gambar 2.1.2. Penentuan Tingkat Risiko sumber : Kemenko Perekonomian, 2021

CAPAIAN DAN ARAH PENGEMBANGAN

PEMBANGUNAN NASIONAL

Di Amerika, hal ini dilakukan dengan: i) perkuatan/perbaikan bangunan untuk meningkatkan efisiensi energi; ii) perluasan angkutan massal dan kereta barang; (iii) sistem cerdas untuk sistem transmisi jaringan listrik; (iv) pengembangan energi terbarukan – tenaga angin, tenaga surya dan biofuel berbahan dasar jagung, seperti limbah tanaman pertanian atau tanaman khusus seperti rumput keledai dan alga, serta energi berbasis bio lainnya.

Cina

Upaya keselamatan konstruksi akan sangat erat kaitannya dengan kesadaran dan budaya keselamatan yang dimiliki oleh seluruh pelaku konstruksi di seluruh fase siklus hidup aset. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMERINTAH Mengatasi kecelakaan konstruksi. Mengingat situasi kritis dengan tingginya angka kecelakaan konstruksi sementara kegiatan konstruksi tidak dapat dihentikan, maka pemerintah mengambil kebijakan untuk segera mendorong dan membangun budaya keselamatan konstruksi. Terlihat bahwa Komite Keselamatan Konstruksi mempunyai peran strategis dalam memberikan masukan politik untuk mewujudkan keselamatan konstruksi, termasuk pengembangan peraturan perundang-undangan.

21 Tahun 2019 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi adalah kegiatan teknis untuk mendukung pekerjaan konstruksi dalam mencapai pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan. Dengan mengembangkan ketentuan dan peraturan keselamatan konstruksi yang komprehensif dan kemudian menerapkannya dengan disiplin dan serius, kami berharap dapat membangun budaya keselamatan konstruksi dalam penyediaan jasa konstruksi di Indonesia. Pada tahap seleksi, Penyedia Pekerjaan Konstruksi wajib menyampaikan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dalam dokumen teknis.

Untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur yang andal dan aman, diperlukan keseriusan dan keterampilan, dengan memperhatikan penerapan kaidah keselamatan konstruksi pada setiap tahapan penyelenggaraan jasa konstruksi.

gambar 3.2.3. Peran Standar K4 dalam Penyelenggaraan Konstruksi
gambar 3.2.3. Peran Standar K4 dalam Penyelenggaraan Konstruksi

PENGUATAN PERAN PENILAI AHLI DALAM PENILAIAN

Berdasarkan data BPS yang dilansir Bisnis Indonesia (Juni 2020), sektor konstruksi Indonesia memberikan kontribusi sebesar 10,7% terhadap PDB nasional. Sedangkan jika dilihat dari pendapatan tenaga kerja, sektor konstruksi memberikan kontribusi sebesar 6,08% atau menempati urutan keenam di bawah pertanian sebagai sektor yang mampu menampung tenaga kerja terbesar yaitu 29,04% (LPJK PUPR 2021).

KEGAGALAN BANGUNAN

Asesor ahli terdiri dari perorangan, kelompok, dan lembaga yang bekerja secara kelompok berdasarkan Kementerian PUPR untuk melakukan penilaian cacat struktural. Penilai Ahli dalam Undang-undang ini dimaknai sama dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017, yaitu untuk melakukan penilaian terhadap kegagalan bangunan gedung. Berbeda dengan konteks ahli penilai dalam UU Nomor 2 Tahun 2017 yang ditugaskan oleh Menteri dan bukan berdasarkan kesepakatan para pihak.

Saat ini LPJK masih menyiapkan tenaga penilai ahli yang dapat bertugas sesuai amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017. Pelatihan calon penilai ahli dilakukan oleh LPJK dan dapat bekerjasama dengan lembaga/lembaga/ahli terkait. Setelah mengikuti uji kompetensi, calon penilai ahli mendapat Sertifikat Penilai Ahli (SPA) dengan masa berlaku 5 (lima) tahun.

Penilai ahli berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 merupakan pelimpahan kewenangan Menteri PUPR untuk menilai kegagalan bangunan gedung.

gambar 3.4.1. Posisi Penilai Ahli dalam Kegagalan Bangunan sumber : LPJK, materi pelatihan kompetensi teknis khusus-modul 14
gambar 3.4.1. Posisi Penilai Ahli dalam Kegagalan Bangunan sumber : LPJK, materi pelatihan kompetensi teknis khusus-modul 14

MENUJU INDUSTRI

KONSTRUKSI INDONESIA 2045

Hossain dan Nadeem (2019) memaparkan definisi Konstruksi 4.0 yang ditetapkan oleh FIEC (Federation of the European Construction Industry) sebagai tandingan Industri 4.0 dalam industri Architecture, Engineering and Construction (AEC), yang mengacu pada digitalisasi industri konstruksi . Rastogi dalam (Hossain & Nadeem, 2019) juga menyatakan bahwa tujuan utama Konstruksi 4.0 adalah menciptakan situs konstruksi digital yang dapat memantau segala sesuatunya. Untuk mengimplementasikan Konstruksi 4.0 pada industri konstruksi, terdapat 2 konsep kerangka implementasi yang disampaikan oleh Hossain & Nadeem (2019) dan El Jazzar (2020).

Sehubungan dengan hal tersebut, pemanfaatan Konstruksi 4.0 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi atau yang lebih sederhana disebut administrasi konstruksi harus diterapkan pada seluruh elemen siklus hidup administrasi konstruksi. Mengadopsi model kerangka transformasi industri konstruksi yang dikemukakan oleh Alaloul dkk (2018), konsep kerangka transformasi penyelenggaraan konstruksi di Indonesia selanjutnya adalah Construction Delivery 4.0 Indonesia. Beberapa kebijakan perlu dikembangkan dan diterapkan untuk mendorong Konstruksi 4.0 dalam pelaksanaan konstruksi di Indonesia.

Pelaku usaha konstruksi (kontaktor, konsultan, industri pemasok bahan bangunan dan peralatan konstruksi) harus meningkatkan kesadarannya mengenai perkembangan Konstruksi 4.0, menyiapkan mekanisme fasilitasi dan insentif bagi pelaku konstruksi yang akan memasuki era Konstruksi 4.0.

Gambar 3.5.1. Pilar pembangunan Indonesia 2045 (Kementerian PPN/Bappenas)
Gambar 3.5.1. Pilar pembangunan Indonesia 2045 (Kementerian PPN/Bappenas)

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI KONSTRUKSI

Kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus meningkat sebesar lebih dari 10 persen dari waktu ke waktu menjadikan industri konstruksi sebagai salah satu penopang pertumbuhan perekonomian nasional. Meskipun pandemi COVID-19 membuat industri ini sedikit tidak stabil, namun dengan komitmen dan dukungan kuat dari Pemerintah, industri konstruksi dapat terus bergerak maju.

NASIONAL

Melakukan inventarisasi dan memitigasi hal- hal berkenaan dengan legal

Memonitor perubahan perilaku pembayaran Kontraktor pada masa pandemi COVID-19

Meningkatkan kemampuan cash

Menyikapi hal tersebut, para pelaku usaha di bidang jasa konstruksi dan pemerintahan harus sama-sama, konsisten dan terus menerus berkomitmen untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur, terutama dalam pengembangan proyek transportasi, utilitas dan TIK. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk dapat meningkatkan rating pilar infrastruktur agar mampu bersaing secara global dengan meningkatkan daya saing Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) nasional. Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas badan usaha jasa konstruksi nasional, pemerintah pusat mengembangkan struktur dan sistem persyaratan badan usaha jasa konstruksi;

Dalam masa perkembangan industri konstruksi, perlu dilakukan upaya peningkatan mutu tenaga kerja konstruksi dan badan usaha jasa konstruksi (manusia), pemanfaatan pasokan dan permintaan bahan dan peralatan konstruksi (mesin dan bahan), serta pengaturan pelaksanaannya. jasa konstruksi (metodologi) menjadi yang terdepan. ), serta peningkatan investasi di bidang infrastruktur dan pasar konstruksi melalui koefisien kapitalisasi konstruksi (uang). Oleh karena itu, perubahan regulasi seperti struktur usaha jasa konstruksi saat ini juga telah disesuaikan dengan promosi kontraktor dan konsultan spesialis. Penyesuaian ini juga diharapkan dapat mendorong kerja sama antara kontraktor utama dan kontraktor khusus dalam penyelenggaraan pengadaan publik atas jasa konstruksi (kontrak) dalam bentuk kerja sama operasi (JO).

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, struktur usaha jasa konstruksi meliputi: jenis, sifat, klasifikasi dan jasa usaha; dan bentuk dan kualifikasi bisnis.

BS002 Subklasifikasi bangunan sipil untuk jembatan, jalan layang, jalan layang dan underpass BS003 Subklasifikasi konstruksi perkeretaapian. BS006 Subklasifikasi Prasarana dan Sarana Konstruksi Sipil Sistem Pengolahan Limbah Padat, Cair dan Gas. BS019 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil untuk Fasilitas Militer dan Peluncuran Satelit BS020 Subklasifikasi Konstruksi Jaringan Irigasi, Komunikasi dan Limbah Lainnya Sumber : (Peraturan Menteri No. 6 Tahun 2021).

ST001 Subklasifikasi bangunan sipil untuk jembatan, jalan layang, jalan layang dan underpass ST002 Subklasifikasi bangunan sipil untuk pengolahan air bersih. ST004 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Prasarana Sumber Daya Air ST005 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Pelabuhan Non Perikanan Tabel 4.3.5. ST006 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Migas ST007 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Pertambangan ST008 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Panas Bumi ST009 Subklasifikasi Konstruksi Bangunan Sipil Sarana Olahraga.

ST011 Subklasifikasi Bangunan Sipil, Fasilitas Militer dan Peluncuran Satelit Sumber : (Peraturan Menteri PUPR No. 6 Tahun 2021).

Tabel 4.3.1. Subklasifikasi Jasa Konsultansi Konstruksi Bersifat Umum
Tabel 4.3.1. Subklasifikasi Jasa Konsultansi Konstruksi Bersifat Umum

LIBERALISASI

Sedangkan perdagangan jasa adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan transaksi di dalam atau di luar negeri, namun berkaitan dengan jasa dan kinerja berupa pekerjaan atau hasil pekerjaan yang dicapai, diperdagangkan oleh satu pihak ke pihak lain dalam masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau pelaku usaha (UU). nomor 7 tahun 2014). Berbeda dengan perdagangan barang, perdagangan jasa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: tidak berwujud; tidak dapat disimpan di gudang; tarif tidak dapat diterapkan; pengaturan dalam bentuk kebijakan/tindakan; produksi dan konsumsi berlangsung secara bersamaan; persaingan lebih ditentukan oleh kualitas pelayanan dan lebih mudahnya perdagangan.

PERDAGANGAN JASA KONSTRUKSI SEBAGAI

PELUANG PENGEMBANGAN USAHA JASA KONSTRUKSI

Putaran Uruguay menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain: (i) pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia pada tanggal 15 April 1994 (efektif 1 Januari 1995); (ii) GATT, yang mencakup berbagai perjanjian perdagangan komoditas; dan (iii) Perjanjian Umum Perdagangan Jasa (GATS), yang mencakup berbagai perjanjian perdagangan jasa. Aliran bebas jasa diwujudkan melalui liberalisasi perdagangan jasa berupa penghapusan/pengurangan berbagai hambatan perdagangan jasa secara bertahap sesuai skala prioritas. Hasil dari Perjanjian Liberalisasi Perdagangan Jasa dituangkan dalam ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) yang direncanakan dalam 10 (sepuluh) putaran, dimulai dari putaran tersebut.

Liberalisasi perdagangan jasa di WTO mencakup 12 (dua belas) klasifikasi sektor jasa, yaitu jasa :. saya) bisnis; (ii) komunikasi; (iii) konstruksi; (iv) distribusi; (v) pendidikan; (vi) lingkungan hidup; (vii) keuangan; (viii) kesehatan; (ix) rekreasi, kebudayaan dan olah raga; (x) pariwisata; (xi) transportasi; Komitmen terhadap liberalisasi perdagangan jasa antara lain: (i) Pembatasan Akses Pasar (MA), yang memuat persyaratan yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa asing yang akan membuka usaha jasa di negara tuan rumah, seperti pembentukan usaha patungan. badan usaha dengan penyertaan modal asing (FEP tertentu) atau kantor perwakilan badan usaha asing; (ii) Pembatasan Perlakuan Nasional (NT), memuat persyaratan yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa luar negeri yang akan melakukan pelayanan yang berbeda dengan persyaratan yang diterapkan pada penyedia jasa dalam negeri (perlakuan berbeda bagi penyedia jasa luar negeri), seperti Badan usaha JV atau bentuk JO dengan. Umumnya negosiasi dimulai dengan “Penawaran Awal” mengenai komitmen liberalisasi perdagangan jasa yang disediakan oleh masing-masing negara anggota forum.

Perjanjian Perdagangan Jasa ASEAN (ATiSA) Untuk memperluas kedalaman dan cakupan integrasi perdagangan jasa di AFAS, Negara-negara Anggota ASEAN pada tanggal 23 April 2019 (kecuali Filipina yang memberikan persetujuannya pada tanggal 7 Oktober 2020) menandatangani Perjanjian Perdagangan Jasa ASEAN (ATISA) yang menjadi salah satu poin utama dalam perundingan liberalisasi perdagangan jasa ASEAN untuk mewujudkan MEA.

gambar 4.5.1. Keterkaitan Pelatihan dengan Sertifikasi Kompetensi Kerja
gambar 4.5.1. Keterkaitan Pelatihan dengan Sertifikasi Kompetensi Kerja

Gambar

gambar 2.1.2. Penentuan Tingkat Risiko sumber : Kemenko Perekonomian, 2021
gambar 2.1.4. PP No.42 Tahun 2021 tentang Kemudahan Proyek Strategis Nasional sumber : KPPIP,2021
gambar 2.1.5. Pemberian Fasilitas Dukungan dalam Lingkup Percepatan PSN sumber : KPPIP,2021
gambar 2.1.6. Pola Investasi yang dilakukan melalui LPI sumber : KPPIP,2021
+7

Referensi

Dokumen terkait

FLOWCHART PROSES PENILAIAN KINERJA DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK KEGIATAN DOSEN PA FAKULTAS TIM MONEV LP2MP WR I WR II YPHAS BAGIAN KEUANGAN TIM UNIVERSITAS 1.. FAKULTAS :