• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku panduan prakikum silvika

N/A
N/A
Bzz Ytr

Academic year: 2024

Membagikan " Buku panduan prakikum silvika"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

i

REFLEKSI

Nama :

NIM :

Mata Kuliah :

Kelas :

Prodi :

Fakultas :

(2)

ii DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. ... 1

1.1 Latar Belakang. ... 1

1.2 Tujuan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ... 3

2.1 Mata Kuliah Wajib Kurikulu ... 3

2.2 Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ... 3

BAB III HASIL REFLEKSI ... 5

3.1 Pengetahuan ... 5

3.2 Cara Pandang ... 5

3.3 Perubahan Perilkau ... 5

3.4 Keterampilan Komunikasi ... 6

3.5 Substansi Mata Kuliah Sesuai dengan Karakter Bintang USU ... 6

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 8

4.1 Simpulan ... 8

4.2 Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi merupakan salah satu bentuk pendidikan untuk mengembangkan kultur demokratis yang mencakup kebebasan, persamaan, kemerdekaan, toleransi, dan kemampuan untuk menahan diri di kalangan mahasiswa. Berdasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, serta SK dirjen DIKTI nomor 43/DIKTI/Kep/2006, mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi terdiri atas pendidikan agama, pendidikan Kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Cakupan materi Mata kuliah pendidikan Kewarganegaraan meliputi identitas nasional,hak dan kewajiban warganegara, negara dan konstitusi, demokrasi dan pendidikan demokrasi, HAM dan rule of law, Geopolitik Indonesia dan Geostrategi Indonesia. Dalam UU Nomor12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 35 ayat (3) Juga mewajibkan mata kuliah Kewarganegaraan disampaikan di Perguruan Tinggi. Dalam penjelasan pasal 35 ayat (3), dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ”mata kuliah kewarganegaraan” adalah pendidikan mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Menurut Nu,man Somantri dalam dikti (2014:7), pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berfikir kritis, analitis, bersikap, dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata kuliah wajib nasional yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa pada jenjang pendidikan diploma maupun sarjana.

Namun demikian, pendidikan kewarganegaraan harus disampaikan dengan metode dan pendekatan yang bukan indoktrinasi melainkan dengan metode yang memungkinkan daya kritis mahasiswa terhadap berbagai persoalan bangsa. Pendidikan kewarganegaraan diberikan agar mahasiswa memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis, berkeadaban, berdaya saing, disiplin dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional

(4)

2

guna mewujudkan tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi, PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam hal ini, PKn berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan warga negara, menumbuhkan partisipasi warga negara dan mengembangkan tanggungjawab warganegara untuk bela negara. Warganegara yang cerdas diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi negara dan bangsanya.

Melalui partisipasi warganegara akan membawa kemajuan negara, karena tidak ada satu negara pun di dunia maju tanpa partisipasi aktif dari warga negaranya. Begitu pula dengan tanggungjawab warganegara atas persoalan yang dihadapi negara dan bangsanya akan berkontribusi untuk kemajuan negara dan bangsanya.

1.2. Tujuan

 Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

 Menjelaskan Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

 Menjelaskan Pengetahuan tentang Pendidikan Kewarganegaraan

 Menjelaskan Perubahan Perilaku selama memgikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(5)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Mata Kuliah Wajib Kurikulum

Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) merupakan kelompok mata kuliah yang dibentuk untuk menyiapkan karakter mahasiswa di perguruan tinggi cetak generasi unggul.Sehingga mahasiswa bisa mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang fleksibel dan disesuaikan dengan keadaan zaman. Pentingnya MKWK sebagai dasar pondasi untuk menciptakan manusia yang unggul sudah sangat disiapkan oleh Kemendikbud. Lecutan MKWK ini dinilai mampu mengembangkan potensi diri mahasiswa untuk mencetak generasi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Namun, tak meninggalkan budaya dan nilai-nilai kebangsaan.

2.2

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan membahas dan mendalami tentang pengetahuan dan pengalaman belajar untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang: rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis berkeadaban, menjadi warganegara yang berkepribadian Indonesia memiliki daya saing, berdisiplin dan berpartisifasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. Mampu mewujudkan diri menjadi warga negara yang baik yang mampu mendukung bangsa dan negara, warga negara yang demokratis yaitu warga negara yang cerdas, berkeadaban dan dan bertanggung jawab bagi kelangsungan hidup negara Indonesia dalam mengamalkan kemampuan ilmu pengetahun, teknologi dan seni yang dimilikinya.

Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu bentuk pendidikan yang ditunjukan untuk generasi penerus bangsa agar mereka menjadi warga negara yang berfikir kritis dan sadar mengenai hak dan kewajibannya dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Adanya pendidikan kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia diharapkan untuk mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang – Undang Dasar 1945, yaitu sebagai manusia yang religious, berkemanusiaan, memiliki rasa nasionalisme, menjadi bangsa yang cerdas, yang berkerakyatan yang adil terhadap lingkungan sosialnya (Erwin, 2013,6)

(6)

4 BAB III HASIL REFLEKSI

3.1

Pengetahuan

Secara umum tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah terbentuknya warga negara yang baik (good citizen) yang tentu saja berbeda menurut konteks negara yang bersangkutan (Winarno, 2011). Untuk itu pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mengusung konsep transfer nilai-nilai Pancasila ke dalam struktur keilmuannya yang hendak diberikan kepada peserta didik. Oleh karenanya, terdapat tiga ihwal penting yang perlu senantiasa diingat (Kalidjernih & Winarno, 2019). Pertama, Pancasila tidak diperlakukan sekadar sebagai pengejawantahan ideologi negara belaka. Pancasila harus dilihat sebagai filosofi bangsa yang hidup. Sila-silanya adalah cerminan pandangan hidup dan cita-cita yang dinamis dan terbuka sesuai dengan perkembangan zaman. Kedua, Pancasila selayaknya ditempatkan sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan dalam konteks yang lebih luas dan umum. Pancasila berintikan pendidikan moral atau pendidikan karakter.

3.2

Cara Pandang

Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting karena kita diarahkan untuk menanamkan rasa nasionalisme dan nilai nilai moral bangsa bagi pelajar mulai sejak dini. Pendidikan Kewarganegaraan ini menjadi patokan dalam menjalankan kewajiban dan memperoleh hak sebagai warga negara. Dengan pendidikan kewarganegaraan ini para generasi muda diharapkan memiliki kesadaran penuh akan demokrasi dan HAM. Dengan bekal keadaran ini, mereka akan memberikan kontribusi yang berarti dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa, seperti konflik dan kekerasan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, dengan cara-cara yang damai dan cerdas.

3.3

Perubahan Perilaku

Dengan adanya perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dapat membentuk karakter religius, jujur, disiplin dan rasa ingin tahu. Membangun karakter religius dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan pada setiap pertemuan, yaitu dengan cara mengawali pembelajaran dengan mengajak mahasiswa berdoa. Membangunan karakter jujur terhadap mahasiswa juga dilakukan dalam

(7)

5

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini. Hal Ini dilakukan mulai dari awal sebelum memulai perkuliahan, pada saat berlangsung maupun setelah menjelang akhir.

Pada saat sebelum dimulai perkuliahan dibuktikan melalui pengisian daftar hadir di e- lerning di bagian attendance list yang sudah disetting “Submit Attendance", dengan cara meng-klik "Present" jika hadir tepat waktu, "Late" jika terlambat, "Excused" jika izin, dan

"Absent" jika tidak hadir yang sudah ditautkan di e-learning USU sesuai dengan kehadiran mahasiswa secara fisik di kelas virtual. karakter disiplin dibangun di mulai dengan cara menyiapkan aturan tata tertib mengikuti perkuliahan daring, diantaranya disiplin waktu masuk kelas virtual yang di awali dengan mengisi daftar hadir.

3.4

Keterampilan Komunikasi

Perkuliahan dengan matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini, meningkatkan keterampilan saya dalam berkomunikasi dengan baik dan benar terhadap lawan bicara saya. Materi – materi yang diberikan oleh dosen pengampu sangat berperan dalam perkembangan keterampilan komunikasi saya. Seperti, kapan waktu yang tepat untuk kita berbicara dan kapan waktunya kita dapat memberikan pendapat.

3.5

Subtansi mata kuliah sesuai dengan karakter BINTANG Universitas Sumatera Utara

Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat menjadi landasan bagi mahasiswa dalam mewujudkan karakter BINTANG Universitas Sumatera Utara yang antara lain, yaitu :

1. Beriman

Hal ini dapat dilihat ketika memasuki perkuliahan melalui zoom, kita selalu mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa lewat doa karena berkatnya kita dapat berkumpul di zoom tersebut untuk melakukan perkuliahan.

2. Inovatif

Sifat inovatif pada perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat dikembangkan ketika mahasiswa diberikan tugas. Dibutuhkan jawaban – jawaban inovatif, tidak meniru secara keseluruhan dari satu sumber. Sifat Inovatif pada mahasiswa juga tercermin ketika para mahasiswa diberikan tugas proyek mkwk. Berbagai bentuk proyek pun akhirnya tercipta dari hasil inovatif mereka

3. Arif dan Tangguh

(8)

6

Sikap tangguh dan arif pada mahasiswa juga didapat karena tugas ataupun latihan – latihan yang diberikan kepada mahasiswa. Mereka juga harus memiliki sikap tanggungjawab atas apa yang dikerjakan. Bersikap bijakasana dalam berpikir dan bertindak segala sesuatu. Dengan adanya beberapa tugas yang diberikan, dapat memperkuat mental mahasiswa tersebut sehingga dapat bersaing kelak dimasa depan

(9)

7 BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1

Simpulan

Pendidikan Kewarganegaraan Sangat Penting Membentuk Karakter Mahasiswa.

Pendidikan Kewarganegaraan yang bersifat fundamental dan memiliki visi dan misi pendidikan kewarganegaraan secara umum yaitu misi untuk membentuk pendidikan moral bangsa, menjadi warga negara yang memiliki tingkat cerdas yang tinggi, sebagai negara demokratis, dan pastinya berakhlak mulia, secara tetap serta melestarikan dan mengembangkan impian negara demokrasi dan sebagai membangun suatu karakter anak bangsa. Sehingga visi dari pendidikan Kewarganegaraan yaitu mewujudkan langkah pendidikan yang terencana pada pengembangan kemampuan sendiri dan menjadi warga Negara indonesia yang cerdas akan ilmu, partisipatif sebagai warga negara indonesia, dan bertanggung jawab atas negaranya.

MKWK merupakan kelompok mata kuliah yang dibentuk untuk menyiapkan karakter mahasiswa di perguruan tinggi cetak generasi unggul. Sehingga mahasiswa bisa mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang fleksibel dan disesuaikan dengan keadaan zaman. Pentingnya MKWK sebagai dasar pondasi untuk menciptakan manusia yang unggul sudah sangat disiapkan oleh Kemendikbud. Lecutan MKWK ini dinilai mampu mengembangkan potensi diri mahasiswa untuk mencetak generasi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Namun, tak meninggalkan budaya dan nilai- nilai kebangsaan 10 aspek nilai-nilai karakter yakni meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif/bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Dari aspek nilai karakter tersebut dikolaborasikan dengan berbagai pelajaran dari tingkat bawah hingga atas.

Berbeda dengan perguruan tinggi nilai karakter disusun dalam bentuk perkulihan wajib melalui MKWK termasuk karakter toleransi.

(10)

8

4.2

Saran

Semoga dengan dibuatnya Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah wajib kurikulum dalam perguruan tinggi, semua mahasiswa dapat lebih mengenal nilai nilai karakter yakni meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, memghatgai prestasi, komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, pedkli sosial dan tanggung jawab.

(11)

9

DAFTAR PUSTAKA

Ujang, Damanhuri, Deny, Raharjo. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Palembang: Badan Kerjasama perguruan tinggi negeri wilayah Indonesia bagian Barat

Sahrona Harahap. 2022. Karakter Toleransi: Tinjauan Mata Kuliah Wajib Kulikulum di Universitas Cipasung Tasikmalaya.

https://sg.docworkspace.com/l/sICLijZ6GAdzfhJ0G?sa=e1&st=1t

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa I ndonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang -Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk

Bagi bangsa Indonesia tujuan Negara seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap

sasaran pembangunan manusia seutuhnya sebagaimana amanat dari Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah Kota Medan bersama-sama dengan DPRD Kota Medan memiliki komitmen

Satu-satunya cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan meningkatkan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan seperti yang diamanatkan dalam

3 Aturan jaminan sosial telah diamanatkan didalam konstitusi Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang disebut (UUD 1945) Pasal 28H menyatakan bahwa

pengetahuan clan pemahaman para guru Pendidikan Pancasila clan Kewarganegaraan mengenai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Mahkamah

Amanat Bangsa Indonesia terhadap pembangunan sumber daya manusia seperti yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu "melindungi segenap

Mata kuliah Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Ne- gara Kesatuan Republik Indonesia NKRI dan Bhinneka