Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya kami dapat menyusun Panduan Pendirian TPA Daerah ini. Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pedoman dan acuan bagi pelaksanaan penyelenggara pembangunan dalam pembentukan lembaga TPA Daerah dan bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam membentuk lembaga TPA Daerah yang ramah lingkungan, efektif, efisien dan berkelanjutan. Segala ketentuan dan peraturan yang terdapat dalam panduan ini disusun melalui kajian dan hasil evaluasi pelaksanaan percontohan TPA regional di beberapa kota di Indonesia, antara lain TPA Regional Bangklet (Bali), TPA Regional Bandung Raya (Jawa Barat), TPA Regional Solok (Sumbar). ) TPA Daerah Maminasata (Sulsel), TPA Daerah Gorontalo (Gorontalo), TPA Daerah Pekalongan (Jawa Tengah) berupa fasilitasi bantuan teknis pembangunan prasarana dan sarana persampahan.
Proses penyusunan pedoman ini melibatkan banyak narasumber dan pakar dari perguruan tinggi, departemen/lembaga terkait yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri serta Pemerintah Daerah. Kami berharap pedoman ini dapat bermanfaat bagi para pemangku kepentingan, dan pada akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya buku ini.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Maksud dan Tujuan
- Landasan Hukum
- Definisi dan Pengertian
- Ruang Lingkup
- Tahapan Pembentukkan Kelembagaan TPA Regional
Salah satu strategi yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah pembenahan Pengelolaan TPA Daerah. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan kelembagaan yang memadai, dimana sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah, peran Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (RTKSD), yaitu tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah untuk membantu Kepala Daerah dalam persiapan kerja sama daerah, sangat penting. Pedoman ini dimaksudkan sebagai pedoman pelaksanaan dan acuan bagi penyelenggara dalam mendirikan lembaga TPA Daerah.
Pedoman ini bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam membentuk lembaga TPA daerah sehingga dapat mewujudkan pengelolaan TPA daerah yang berwawasan lingkungan secara efektif, efisien dan berkelanjutan. Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah yang selanjutnya disingkat TKKSD adalah tim yang dibentuk oleh Manajer Regional untuk membantu Manajer Regional dalam mempersiapkan kerja sama regional.
TAHAPAN PERSIAPAN
- Studi Pendahuluan
- Sosialisasi
- Detail Engineering Design (DED)
- Penawaran Kerjasama Antar Daerah
- Penyiapan Kesepakatan Bersama
- Penandatanganan Kesepakatan Bersama
- Penyiapan Perjanjian Kerja Sama
- Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama
Untuk mempersiapkan kerjasama daerah, Bupati/Walikota membentuk Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) yang mempunyai tugas menyusun rencana kerjasama yang meliputi: Dalam surat penawaran kerjasama dilampirkan keterangan dan data berupa petunjuk/usulan kerjasama daerah. benda yang akan dijahit menjadi satu. Equality of standing adalah persamaan persamaan dan kedudukan hukum bagi pihak-pihak yang melakukan kerja sama regional. Saya.
Jangka waktu penyusunan rancangan perjanjian kerja sama untuk masing-masing TKKSD yang merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bersama. Materi perjanjian kerjasama yang disepakati dituangkan dalam format perjanjian kerjasama sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
TAHAPAN PEMBANGUNAN
Pembentukan UPTD
Bersamaan dengan pengembangan Prasarana TPA Daerah, Para Pihak dapat memprakarsai pembentukan UPTD TPA Daerah sebagai Lembaga Pengelola TPA Daerah, mengacu pada kewenangan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, agar keberadaan UPTD TPA Daerah dapat dipertahankan. secara fungsional merupakan lembaga yang mempunyai kewenangan yang dapat mengakomodir kepentingan antar pemerintah daerah. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Pasal 8 menyatakan: Dalam melaksanakan pengelolaan sampah, pemerintah provinsi mempunyai kewenangan (antara lain) memfasilitasi kerjasama antar daerah dalam suatu provinsi, kemitraan dan jaringan dalam pengelolaan sampah. limbah. Apalagi lebih spesifiknya pada Peraturan Pemerintah no. 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah/Kota; pada Lampiran Surat C.
Departemen Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum Sub Bidang Persampahan menekankan bahwa: Pemerintah Provinsi mengurus pembentukan lembaga tingkat provinsi yang mengelola pengelolaan sampah lintas kabupaten/kota di provinsi tersebut. Berdasarkan ketentuan di atas, UPTD TPA daerah dibentuk dan ditetapkan oleh Gubernur. Lembaga ini berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada departemen terkait yang membidangi pekerjaan umum (selanjutnya disebut departemen pekerjaan umum dalam pedoman ini) provinsi yang bersangkutan.
Jumlah satuan kerja TPA lokal dalam satu provinsi dapat mengikuti jumlah TPA daerah di provinsi terkait. Nomenklatur masing-masing satuan kerja TPA Daerah dapat disesuaikan dengan menambahkan kombinasi nama atau singkatan nama wilayah kerja satuan kerja TPA Daerah yang bersangkutan. Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, bahwa pengaturan mengenai pelayanan dan instansi UPT mengenai nomenklatur, jumlah dan jenis, susunan organisasi, tugas dan fungsi ditetapkan dalam Peraturan Gubernur. Pembentukan UPTD sebagaimana tersebut di atas mengacu pada kondisi ideal, dimana satuan kerja TPA Wilayah menjadi UPTD tersendiri.
Namun apabila karena alasan teknis hal tersebut belum terlaksana atau tidak dapat dilakukan, maka pengelolaan TPA Daerah dapat dimasukkan dalam UPTD di bawah Dinas Pekerjaan Umum provinsi yang bersangkutan.
Struktur Organisasi
Kepala suku bagian atau bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi untuk menunjang kegiatan Unit Wilayah TPA di wilayah kerjanya dengan uraian tugas yang terdiri atas: Untuk kelancaran pelaksanaan tugas pokok TPA. seluruh departemen di lingkungan Satuan Kerja Wilayah TPA, perlu menetapkan tata kerja organisasi sebagai berikut. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala unit, kepala subbagian tata usaha, dan kepala bagian operasi dan pemeliharaan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal, baik dalam lingkungannya maupun dengan instansi lain sesuai dengan tugasnya;
Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan satuan kerja TPA Daerah bertugas memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya serta memberikan bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan tugas; Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan satuan kerja TPA Wilayah wajib mentaati perintah/instruksi atasannya dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya;
TAHAPAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
- Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur (SOP)
- Pelatihan dan Penyuluhan
- Pengembangan Kemitraan dan Peran Serta Masyarakat
- Peningkatan Kelembagaan PPK-BLUD
Penyusunan SOP juga berkaitan dengan pengelolaan data dan informasi TPA Daerah terkait sehingga dapat diketahui kemajuan pelaksanaan pengelolaan TPA Daerah. Dengan demikian, SOP yang disusun juga memuat SOP monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan TPA Daerah. Kepala UPTD wajib menyelenggarakan pelatihan yang ditujukan bagi pengelola TPA, badan usaha, dan/atau perseorangan yang terlibat dalam pengelolaan TPA Daerah dan masyarakat.
Agar seluruh proses pengelolaan TPA daerah dapat berjalan lancar, Kepala UPTD menyelenggarakan kontak masyarakat yang dapat mencakup instansi dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensi untuk melakukan komunikasi. Dalam pengelolaan TPA Daerah, Kepala UPTD dapat bekerjasama dengan badan usaha atau perseorangan di segala bidang pengelolaan sampah di TPA Daerah. TPA Satuan Wilayah dapat menerapkan model pengelolaan keuangan BLUD sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Penerapan PPK-BLUD pada Satuan Kerja Perangkat Daerah TPA harus terlebih dahulu memenuhi unsur esensial serta persyaratan teknis dan administratif.
Satuan kerja TPA Daerah pada dasarnya memenuhi persyaratan substantif, yaitu tugas dan fungsi satuan kerja TPA Daerah operasional dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang menghasilkan barang/jasa kuasi publik. Untuk memenuhi persyaratan teknis, kinerja pelayanan satuan kerja TPA Daerah harus dinyatakan layak dikelola oleh BLUD, yaitu berpotensi meningkatkan penyelenggaraan pelayanan secara efektif, efisien, dan produktif. Selain itu, kinerja keuangan satuan kerja TPA Daerah dinyatakan sehat, ditunjukkan dengan tingkat pendapatan jasa yang cenderung meningkat dan efektif dalam membiayai pengeluaran.
Selanjutnya satuan kerja TPA Daerah mengajukan permohonan kepada kepala daerah melalui kepala Dinas Pekerjaan Umum yang dilengkapi dokumen persyaratan administrasi. Berdasarkan permintaan tersebut, kepala daerah membentuk tim penilai untuk meneliti dan menilai usulan pelaksanaan TPA PPK-BLUD Daerah. Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, bahwa Satuan Kerja di SKPD yang melaksanakan PPK-BLUD selanjutnya disingkat Satuan Kerja BLUD, kemudian UPTD TPA Daerah yang telah melaksanakan PPK-BLUD selanjutnya disebut Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) TPA Daerah.
TAHAPAN PASCA OPERASI
Pentupan TPA Regional
Berkaitan dengan hal tersebut, TKKSD bertugas untuk mengingatkan pelanggan mengenai persiapan pembatalan, antara lain: .. a) inventarisasi barang bergerak dan barang tidak bergerak yang timbul akibat kerjasama.. b) pemenuhan kewajiban/utang dari perjanjian kerjasama. Penutupan TPA regional dilakukan secara bersama-sama oleh Para Pihak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang disepakati. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah, bahwa unit pelaksana teknis pelayanan (UPTD) pada hakikatnya hanya untuk pelaksanaan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang.
Pemantauan dan Evalausi
Para Pihak sepakat untuk berkomitmen melakukan kerja sama di bidang pengelolaan sampah dan TPA regional dalam meningkatkan pelayanan sampah dan pengelolaan lingkungan hidup, dalam batas kemampuan keuangan dan kapasitas teknis masing-masing pemerintah, dalam bidang-bidang berikut: Untuk melaksanakan Memorandum ini Untuk memfasilitasi Perjanjian ini, Para Pihak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Memorandum Saling Pengertian ini akan mengadakan pengaturan-pengaturan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama Antar Daerah tentang Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Daerah, yang meliputi bidang-bidang kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 1) Untuk Untuk tujuan melaksanakan bidang kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, Para Pihak sepakat untuk membentuk Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD). Pihak Pertama, Pihak Kedua, Pihak Ketiga, dan Pihak Keempat selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.
Berdasarkan keterangan di atas, Para Pihak sepakat untuk mengikatkan diri pada pasal-pasal yang terdapat dalam Perjanjian Kerja Sama ini dengan ketentuan sebagai berikut :. Bentuk kerjasamanya adalah Joint Building and Operation, PIHAK PERTAMA sebagai satu-satunya pihak yang mempunyai kewenangan pengelolaan sampah lintas kabupaten/kota... dengan ini menerima hak Para Pihak untuk mengelola sampah di wilayah Provinsi. Para Pihak dengan ini menyatakan telah sepakat dan sepakat untuk memberlakukan Peraturan, mengembangkan prasarana dan sarana, melaksanakan pengelolaan dan pemeliharaan, mengembangkan teknologi pengelolaan sampah, dan mengelola lingkungan hidup secara terpadu.
Melaporkan secara berkala (bulanan, triwulan, semester dan akhir tahun) atau sewaktu-waktu kepada pihak-pihak mengenai kegiatan pelayanan dan pengelolaan sampah di TPA Daerah.