• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PEDOMAN UMUM KADER PEMBANGUNAN MANUSIA

N/A
N/A
Kayana Laylani

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU PEDOMAN UMUM KADER PEMBANGUNAN MANUSIA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Sesuai dengan arah kebijakan Menteri Perkotaan, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang menetapkan penggunaan Dana Kota akan diprioritaskan pada tahun 2019, salah satunya adalah pencegahan hambatan. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019, khususnya Pasal 6 menyebutkan bahwa Dana Desa diprioritaskan untuk kegiatan pelayanan gizi dan pencegahan stunting. Kebijakan ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian target RPJMN 2015-2019, yaitu penurunan prevalensi stunting dari 37,2% (data Riskesdas 2013) menjadi 28% pada tahun 2019.

Intervensi pencegahan stunting harus dilakukan melalui konvergensi program yang melibatkan lintas sektoral di tingkat pusat, daerah, dan desa. Pedoman Umum Ketenagakerjaan untuk Pembangunan Manusia' sebagai bentuk bimbingan dan bantuan teknis untuk memfasilitasi konvergensi pencegahan stunting di desa. Kami berharap pedoman ini dapat meningkatkan akses yang lebih besar terhadap layanan pencegahan stunting yang berkualitas untuk setiap sasaran dan secara konkrit dapat mendukung penurunan angka stunting untuk mencapai peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan.

Panduan ini disusun berdasarkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan yang peduli terhadap upaya konvergensi pencegahan stunting. Pencegahan stunting itu penting,” perlu dipastikan merupakan gerakan bersama yang tercermin dalam koordinasi kebijakan dan anggaran di tingkat pusat, daerah, dan desa.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Maksud dan Tujuan
  • Hasil yang Diharapkan
  • Dasar Hukum

Fasilitasi konvergensi yang dimaksud berupa bantuan kepada Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa untuk mengarahkan pilihan penggunaan Dana Desa untuk Kegiatan Pembangunan Desa yang berdampak langsung pada percepatan hambatan yang dikelola secara terpadu dengan sumber dana lain. pendanaan pembangunan. Bantuan pencegahan stunting di desa diberikan oleh pendamping masyarakat desa dan Kader Pembangunan Manusia (HDF). Untuk memfasilitasi kerja KPM dalam pencegahan konvergen disabilitas di desa, Pedoman Umum Kerangka Pembangunan Manusia telah ditetapkan.

Tujuan umum penyusunan Pedoman Umum Kerangka Pembangunan Manusia adalah untuk meningkatkan peran MPC yang terdidik dan terlatih untuk mewujudkan konvergensi dalam pencegahan stagnasi pedesaan. Hasil yang diharapkan dari Pedoman Umum ini adalah tersedianya kader pembangunan manusia yang terdidik dan terlatih untuk memfasilitasi kegiatan konvergensi guna mencegah stagnasi pedesaan. Kinerja KPM yang dikelola dalam memfasilitasi konvergensi pencegahan stagnasi pedesaan terutama melalui pemantauan terhadap target rumah tangga 1.000 HPK.

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Pangan dan Gizi; Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri nomor 140-8698 Tahun 2017, Menteri Keuangan nomor 954/KMK.07/2017, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 116 Tahun 2017 dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 01/SKB/M.PPN/12/2017 tentang Penyelarasan dan Penguatan Kebijakan Percepatan Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

GAMBARAN UMUM KPM

  • Definisi KPM
  • Kriteria KPM
  • Tugas KPM
  • Hubungan KPM dengan Kelembagaan di Desa
  • Prosedur Kerja KPM
  • Buku Pegangan Kerja KPM

Dalam hal pencegahan di desa, KPM harus selalu berkoordinasi dengan pemerintah desa, penyedia layanan kesehatan dan pendidikan, serta berbagai kelompok masyarakat di desa yang peduli terhadap upaya pencegahan. RDS dibentuk melalui musyawarah desa berdasarkan potensi sumber daya lokal dan kelembagaan yang ada di desa. Pemetaan sosial merupakan proses tingkat desa untuk mengidentifikasi dan mencatat status layanan 1.000 rumah tangga HPK sasaran dan status layanan sosial dasar di desa.

Tahap ini dilakukan paling lambat sebelum dilaksanakannya musyawarah stunting di Desa dalam rangka penyusunan RKP Desa pada tahun berikutnya. Hasil pemetaan sosial di desa-desa menjadi dasar diskusi pencegahan stunting, dan hasil diskusi kelompok terfokus di desa-desa yang diselenggarakan melalui RDS menjadi masukan dalam Musyawarah Antar Desa (MAD). RDS mengadakan pembahasan penghambatan di Desa yang dilaksanakan sebelum Musyawarah Desa untuk menyusun Rencana Pembangunan Desa pada tahun berikutnya.

Diskusi mengenai stunting ini merupakan forum konsultasi antara masyarakat desa, pemerintah desa dan BPD untuk membahas pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan di desa khususnya stunting dengan menggunakan sumber daya pembangunan yang ada di desa. Kesepakatan hasil musyawarah mengenai keterbelakangan pertumbuhan di desa dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh perwakilan RDS, masyarakat desa, dan pemerintah desa.

DIAGRAM 1. BAGAN ALUR TAHAPAN KEGIATAN
DIAGRAM 1. BAGAN ALUR TAHAPAN KEGIATAN

REKRUTMEN KPM

DUKUNGAN OPERASIONAL KPM

PENINGKATAN KAPASITAS KPM

PENUTUP

Kegiatan pencegahan penghambatan berupa intervensi gizi spesifik atau sensitif pada rumah tangga sasaran 1.000 HPK harus dipastikan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, meningkatkan kebutuhan gizi anak dalam 1.000 HPK, meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan serta meningkatkan kualitas gizi. merawat anak kecil. Untuk itu, dalam kerangka konvergensi, pencegahan penghambatan di desa harus secara khusus didasarkan pada satu data dan pemantauan terhadap target rumah tangga 1.000 HPK. Paket layanan yang diberikan kepada rumah tangga 1.000 HPK dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: 1) paket layanan untuk ibu hamil dan 2) paket layanan untuk anak usia 0-23 bulan.

Sedangkan anak usia 0 sampai dengan 23 bulan mendapatkan 5 (lima) paket lengkap layanan intervensi gizi khusus dan sensitif. Paket layanan pencegahan stunting di desa sebaiknya direncanakan berdasarkan data layanan dan target rumah tangga 1.000 HPK. Pemantauan konvergensi pencegahan keterbelakangan di desa menuju target 1000 rumah tangga HPK dengan menggunakan indikator konvergensi desa sebagai alat evaluasi capaian penerimaan layanan dan capaian konvergensi desa.

Rincian indikator pendataan dan pemantauan setiap paket layanan intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam konvergensi pencegahan stunting di desa untuk rumah tangga sasaran 1.000 HPK tercantum pada Tabel 1 seperti pada Lampiran 1.1. Kegiatan konvergensi pencegahan stunting di desa diawali dengan kegiatan pendataan pelayanan dan sasaran rumah tangga 1.000 HPK. Pendataan kondisi pelayanan dan rumah tangga sasaran 1.000 HPK dilakukan untuk menilai kondisi layanan kesehatan dan pendidikan di desa-desa yang diakses oleh rumah tangga sasaran 1.000 HPK melalui: 1) penyusunan peta dasar sosial partisipatif dan 2) pengisian data pelayanan kondisi dan ringkasan status target.

Pendataan kondisi pelayanan dan ringkasan status sasaran 1.000 rumah tangga HPK dirinci pada Formulir 1 seperti pada lampiran 1.2. Pemantauan dilakukan dengan mengikuti pelaksanaan kegiatan posyandu, kegiatan PAUD dan kunjungan ke rumah tangga sasaran 1.000 HPK yang difasilitasi oleh KPM dengan melibatkan kader posyandu, tenaga pendidik PAUD dan kader masyarakat lainnya. Rapat evaluasi konvergensi pencegahan hambatan di Kota meliputi pembahasan: a) tingkat kinerja penerimaan pelayanan, dan b) tingkat pencapaian Konvergensi Kota.

Hasil diskusi tersebut menjadi bahan perbaikan pelaksanaan konvergensi pencegahan stunting di desa untuk periode 3 (tiga) bulan ke depan. Pemerintah daerah kabupaten/kota berkewajiban mendorong dan mengawasi pelaksanaan konvergensi pencegahan stunting di desa. Orang tua/wali yang mempunyai anak usia 0 sampai dengan 23 bulan mengikuti konseling gizi secara rutin minimal sebulan sekali.

6 Rumah tangga ibu hamil mempunyai akses terhadap air minum yang aman 7 Rumah tangga ibu hamil mempunyai fasilitas toilet keluarga yang memadai. 5 IBU HAMIL (KEK/RESTI) MENDAPATKAN KUNJUNGAN RUMAH BULANAN 6 RUMAH TANGGA IBU HAMIL MEMILIKI AKSES TERHADAP AIR MINUM YANG AMAN 7 RUMAH TANGGA IBU HAMIL MEMILIKI WC YANG LAYAK.

Tabel 1. Indikator Paket Layanan Intervensi Pencegahan Stunting Desa
Tabel 1. Indikator Paket Layanan Intervensi Pencegahan Stunting Desa

Gambar

DIAGRAM 1. BAGAN ALUR TAHAPAN KEGIATAN
Tabel 1. Indikator Paket Layanan Intervensi Pencegahan Stunting Desa
TABEL 1. JUMLAH SASARAN 1.000 HPK (IBU HAMIL DAN ANAK 0-23 BULAN)
TABEL 4. TINGKAT KONVERGENSI DESA

Referensi

Dokumen terkait

1) Diharapkan pemerintah dapat terus berupaya untuk melakukan investasi di bidang infrastruktur, yang terdiri dari peningkatan proporsi jumlah rumah tangga untuk

Perjanjian Kinerja tersebut di atas belum termasuk kegiatan Layanan Perkantoran sebesar Rp.. Sebagaimana dijelaskan pada tabel di atas sasaran strategis Balai Arkeologi Papua

Periksa Rincian 8: Nomor urut rumah tangga sampel harus sesuai dengan yang tercantum di Kolom 1, Blok IV, VSENP08.DSRT, yaitu mulai dari nomor 1 sampai dengan 16 untuk setiap

Dengan rincian: 0 orang yaitu dalam satau rumah tangga tidak ada yang bekerja di pertambangan pasir, dimana terdapat 47 responden (50%), 1 orang yaitu dalam satu rumah

Pengiriman Hasil Pemutakhiran Muatan Blok Sensus ke BPS Kabupaten/Kota dan Penerimaan Daftar Sampel Rumah Tangga (1) Masalah: Pada beberapa daerah tertentu, pengawas

Tulis semua biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk rawat inap selama 1 tahun terakhir dalam satuan rupiah termasuk biaya yang dikeluarkan untuk rawat inap pada Rincian 1.

Rincian 18.b: Jika Ya, jenis bahan bakar pengganti kayu tersebut adalah: Lingkari salah satu kode pengganti bahan bakar kayu yang akan digunakan untuk keperluan rumah

pasal 1 angka 1, sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan.. sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah