Sekolah ini dengan keterbatasannya mampu membuat pembelajaran dengan baik dan media pembelajaran cocok untuk siswanya. Untuk meningkatkan kualitas lulusan, seorang guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran menyenangkan yang memiliki banyak fitur (Deepublish, 2016) yang dapat membantu siswa memahami suatu konsep atau teori sehingga mudah diterapkan dalam kehidupan nyata. akan diterapkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa “Literasi digital/TIK adalah kemampuan menggunakan teknologi digital, alat komunikasi atau jaringan untuk mendefinisikan, mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi dan menciptakan) dan informasi dengan baik dan berkomunikasi secara legal guna menciptakan suatu pengetahuan. komunitas” (Teresa, 2002).
Literasi digital juga berkaitan dengan kemampuan menelusuri dan mencari informasi secara online, seperti manajemen informasi dan evaluasi. Lebih lanjut, chatbot dalam dunia pendidikan dapat mendorong tumbuhnya keterampilan literasi digital dengan menyediakan konten yang positif, interaktif, dan menarik baik bagi guru maupun siswa. Pada tahun 2022, Kominfo meluncurkan chatbot literasi digital untuk meningkatkan literasi digital masyarakat (Kominfo, 2022).
Keterampilan digital pada siswa khususnya siswa SD/MI dapat dirangsang dan dikembangkan dengan menggunakan teknologi chatbot. Guru merupakan seorang fasilitator yang mempunyai peranan penting dalam memfasilitasi dan membimbing siswa dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan. Perencanaan strategi pembelajaran yang dirancang oleh guru harus tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Untuk itu guru harus lebih kreatif dalam memilih metode yang tepat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, terutama yang berkaitan dengan penguatan keterampilan siswa.
BULETIN VEA – Vol 1, Februari 2023
FUN READING WITH AN ANIMATION VIDEO
OIRUNNISA%20PERMATA%20HATI_
Mental Health dan Pembelajaran
BULETIN VEA – Vol 1, Februari 2023 Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa
Inggris Dengan Media Pembelajaran Berbasis Web
STAI Hubbulwathan Duri, Riau
Di atas adalah beberapa contoh media pembelajaran berbasis web yang telah diterapkan, pembelajaran dengan menggunakan media web seperti contoh di atas dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa termotivasi untuk belajar. Media pembelajaran berbasis web yang hadir dalam proses pembelajaran online ini berupa audio, video, benda bergerak seperti game dan lain-lain. Hal ini membuat motivasi siswa meningkat ketika menggunakan media pembelajaran web ini di dalam kelas.
Pentingnya penggunaan media pembelajaran berbasis web mempunyai banyak manfaat bagi siswa yaitu dengan menggunakan media pembelajaran berbasis web ini siswa dapat belajar sendiri dan dapat melakukannya dengan cepat yaitu menambah dan memperluas pengetahuan, belajar berkomunikasi dan mengembangkan bahasa inggris keterampilan. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya mendengarkan penjelasan guru saja, tetapi juga melakukan kegiatan lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Penyediaan lebih banyak materi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran khususnya bahasa Inggris. Dengan dikembangkannya lingkungan belajar berbasis web ini diharapkan siswa tidak bosan dan termotivasi dalam belajar, sehingga materi yang diberikan guru lebih mudah dipahami.
Sehingga lingkungan belajar ini up-to-date dan relevan bagi siswa masa kini yang menyukai hal-hal praktis. Seiring kita belajar untuk bisa mengunggah berbagai media seperti gambar, suara hingga video, sehingga dalam media pembelajaran berbasis web ini kita bisa mengimplementasikan hal-hal yang tidak bisa dilakukan pada pembelajaran biasa. Media pembelajaran berbasis web ini memberikan kemudahan bagi siswa untuk mencatat topiknya sendiri, sehingga tidak ada alasan bagi siswa untuk tidak mengetahui materi yang disampaikan.
Media pembelajaran berbasis web dapat berkomunikasi dan merespon dengan cepat terhadap tugas dan materi yang dapat disampaikan dengan cepat, dan siswa juga dapat merespon dengan cepat.
BULETIN VEA – Vol 1, Februari 2023 Pembelajaran Project Based Learning
Pada awal pembelajaran, saya dan siswa bekerja sama merencanakan proyek yang akan kami kerjakan. Perencanaan ini meliputi teknik pelaksanaan tugas proyek, pengelompokan, produk apa yang akan diproduksi dan jangka waktu pelaksanaannya. Proyek yang dilaksanakan ini sejalan dengan kompetensi yang ada dalam kurikulum, yakni membuat salah satu produk bioteknologi konvensional di daerah.
Saya memberikan kebebasan kepada mereka untuk membuat salah satu produk bioteknologi konvensional yang sering dikonsumsi sehari-hari, seperti tapai, tempe, yogurt, donat, dan pizza. Setelah mereka memahami proyek apa yang akan mereka lakukan, barulah kami menyusun rencana untuk melaksanakan proyek tersebut. Karena proyek ini dilakukan di rumah, setiap kelompok harus mendokumentasikan produksi produk bioteknologi dalam bentuk video.
Mereka bisa membuat videonya dengan menggunakan teknologi yang sering mereka gunakan yaitu menggunakan ponsel. Jika videonya sudah lengkap, mereka bisa mengumpulkannya baik melalui WhatsApp (WA), email, Google Drive, atau dalam bentuk link YouTube. Saya juga membimbing mereka untuk dapat memanfaatkan YouTube dalam belajar dan memanfaatkan media YouTube untuk menghasilkan karya.
Penilaian pengetahuan saya dilakukan dengan menggunakan Google form, sedangkan penilaian keterampilan saya diperoleh dari presentasi dan hasil proyek. Pada saat refleksi, saya meminta siswa mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama proses pembelajaran dan kegiatan selama penyelesaian proyek. Dari pelaksanaan proyek pembelajaran berbasis ebook ini, yang saya dapatkan adalah siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.
Melalui pembelajaran berbasis proyek dan e-book mereka dapat mempelajari materi bioteknologi dengan menyenangkan, dapat menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari serta dapat memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran sejalan dengan perkembangan zaman.
BULETIN VEA
Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Ruang Digital
Nurlatifah M. Persimpangan Kebebasan Berekspresi dan Tanggung Jawab Sosial pada Regulasi Jurnalisme
KONSTRUKSI IDENTITAS
Understanding teacher identity: A review of issues in the literature and implications for teacher education.” Cambridge Journal of Education 39 (2). Tensions in the beginning of the development of teachers' professional identity, accompanying feelings and coping strategies. European Journal of Teacher Education.
Pengembangan Literasi Digital Calon Guru Bahasa Inggris melalui TELL
Melalui pendidikan informal, literasi digital calon guru dapat ditingkatkan dengan mengadakan berbagai lokakarya dan kursus pelatihan TELL bagi siswa. Dalam pembelajaran, guru dapat memanfaatkan TELL untuk memperkenalkan TELL kepada siswa, meningkatkan rasa ingin tahu dan motivasi dalam mempelajari TELL, serta mendapatkan pengalaman dalam menggunakan teknologi. Hal ini akan memberikan siswa sikap positif terhadap TELL dan guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi TELL.
Siswa tidak hanya diberikan pengetahuan tentang TELL, tetapi juga diberikan kesempatan untuk secara aktif mengeksplorasi berbagai fitur TELL. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan siswa dalam suatu tugas dengan pembelajaran berbasis proyek atau pembelajaran berbasis kasus sehingga memungkinkan mereka mengeksplorasi teknologi untuk menyelesaikan tugas tersebut. Tidak hanya memaparkan kelebihan TELL, siswa juga harus diajak berdiskusi mengenai kelemahan TELL, sehingga mampu mencari solusi atas kelemahan tersebut dan menentukan teknologi apa yang dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan. kondisi di sekolah mereka masing-masing.
Pemahaman tersebut merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran abad 21 (The Partnership for 21st Century learning, 2009). Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong mereka untuk mengikuti berbagai lokakarya dan pelatihan tentang TELL yang saat ini tidak dipungut biaya. Selain itu, siswa harus didorong tidak hanya mampu memanfaatkan teknologi, namun mampu menciptakan teknologi tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid yang kita alami mengajarkan kita untuk tetap siap menghadapi berbagai tantangan pendidikan di masa depan. Teknologi terus berkembang seiring berjalannya waktu dan jika calon guru tidak dibekali dengan kemampuan literasi digital yang mumpuni, maka mereka akan tertinggal dan tidak mampu beradaptasi. Oleh karena itu, salah satu solusi untuk meningkatkan literasi digital calon guru dapat dilakukan melalui TELL.
Permasalahan guru dan siswa dalam proses pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di UPTD SMP Negeri 1 Parepare.
Siswa tanpa HP, bermain Quizizz? bisa dong?
Jadi meskipun ada imbauan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang agar sekolah tingkat dasar di Kabupaten Pemalang melarang siswanya membawa telepon seluler ke sekolah. Quizizz dapat menjadi solusi yang cukup memudahkan guru dalam berinovasi dalam pengajarannya menggunakan Quizizz.
INOVASI MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21 DALAM PENERAPAN
Discovery learning merupakan model pengajaran yang menghadirkan stimulus di awal pembelajaran untuk merangsang rasa ingin tahu siswa. Kemudian dilanjutkan dengan membuat rumusan masalah untuk menimbulkan pertanyaan dari siswa dan guru mengenai stimulus yang diberikan. Selain itu, siswa mengumpulkan data-data yang dibutuhkan di LKPD secara kolaboratif dan melakukan pengolahan data untuk menjawab soal-soal yang ada di LKPD dengan tetap diawasi oleh guru.
Pada akhirnya siswa mempresentasikan temuannya dan guru memeriksa, kemudian siswa menyelesaikan pembelajaran bersama-sama dan guru memberikan umpan balik. Perlu dipahami bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator yang menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar mengajar. Inkuiri merupakan model pembelajaran yang diawali dengan observasi fenomena untuk merangsang siswa mengajukan pertanyaan penelitian.
Dari sini siswa diminta untuk bersama-sama berinovasi melakukan sesuatu yang berbeda dan menyajikannya dalam rumusan masalah yang dapat menimbulkan hipotesis. Dalam model pembelajaran ini hasil tidak ditentukan oleh guru dan prosedurnya ditentukan oleh siswa sendiri. Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan pada pemecahan suatu masalah dengan ide atau karya solusi yang mengintegrasikan pengetahuan baru secara bersama-sama.
Blended Learning merupakan model pembelajaran inovatif yang memadukan pembelajaran kelas tatap muka dan juga pembelajaran online atau jarak jauh. Model pembelajaran blended learning tidak menjadikan ruang dan waktu sebagai batasan dan hambatan dalam proses transfer pengetahuan. Dari kelima model pembelajaran di atas setidaknya dapat tergambar bahwa peran guru dalam pendidikan abad 21 mempunyai kedudukan yang sangat penting dan merupakan ujung tombak dalam pembinaan peserta didik.
Permasalahan pendidikan di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru dan tidak dapat diselesaikan. Banyak penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan pendidikan di Indonesia, seperti permasalahan infrastruktur, sumber belajar, guru dan peran orang tua. Sebab banyak penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak sangat mendukung dan dapat mengatasi kesulitan belajar anak.
MENGUATKAN PENDIDIKAN
Salah satu permasalahannya adalah peran orang tua, karena selama ini orang tua masih banyak yang mengabaikan perannya karena ketidaktahuan mereka. Penulis sangat mengapresiasi permasalahan peran orang tua ini dapat segera teratasi jika hal ini diinformasikan secara merata dan terus menerus kepada orang tua.
BULETIN VEA – VOL 1, FEBRUARI 2023
Sebab-sebab orangtua tidak memainkan perannya dalam pendidikan anak?
Bagaimana peran orangtua dalam menguat- kan pendidikan anak?