• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan SL Pedo Preventif Resin

N/A
N/A
sarah lavania

Academic year: 2023

Membagikan "Catatan SL Pedo Preventif Resin"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan SL Pedo Preventif Resin

ERGONOMI

Operator Asisten

Regio 1 (Kanan atas) 10.00 02.00

Regio 2 (Kiri atas) 11.00 02.30

Regio 3 (Kiri bawah) 10.30 02.30

Regio 4 (Kanan bawah) 10.00 03.00

RISIKO KARIES ANAK

1. Menurut American Dental Association:

a. Karies rendah  pasien seluruh kelompok umur tanpa adanya karies baru terbentuk, ataupun lesi primer atau sekunder selama 3 tahun terakhir. Tidak ada faktor yang meningkatkan risiko

b. Karies sedang

 Usia di bawah 6 tahun  tidak ada karies baru ataupun lesi primer atau sekunder selama 3 tahun terakhir. Paling banyak memiliki 1 faktor meningkatkan risiko

 Usia di atas 6 tahun  memiliki satu/ dua karies baru terbentuk, namun tidak ada lesi karies selama 3 tahun terakhir. Ada 1 atau 2 faktor meningkatkan risiko c. Karies tinggi

(2)

 Usia di bawah 6 tahun  memiliki karies baru sepanjang 3 tahun terakhir.

Memiliki multipel faktor meningkatkan risiko karies, sosial ekonomi rendah, tidak cukup fluor, atau xerostomia

 Usia di atas 6 tahun  memiliki 3 atau lebih karies selama 3 tahun terakhir.

Memiliki multipel faktor meningkatkan risiko karies, tidak cukup fluor, atau xerostomia

2. Faktor meningkatkan risiko karies

 Tinggi jumlah bakteri kariogenik

 OH buruk

 Waktu susu panjang (botol/ASI)

 Kesehatan keluarga buruk

 Kelainan pembentukan struktur enamel

 Kelainan genetik gigi

 Restorasi beragam jenis

 Kemoterapi dan radioterapi

 Kelainan pengunyahan

 Penggunaan obat-obatan

 Perawatan gigi tidak teratur

 Diet kariogenik

 Perawatan orto

 Gigi dengan akar terbuka

 Kelainan fisik dan mental

PIT DAN FISUR SILEN  menutup pit dan fisur pada gigi bebas karies

1. Menurut klasifikasi Nagano, ada 5 jenis bentuk pit dan fisur oklusal gigi

a. Tipe V  celah fisur lebar dari atas dan secara gradual menyempit mengarah ke dasar fisur. Tingkat kedalaman fisur: dangkal. Prevalensi tipe V: 34%.

b. Tipe U  celah fisur hampir sama dari atas dan ke dasar fisur. Tingkat kedalaman fisur: medium. Prevalensi tipe U: 14% (tipe paling baik dalam adaptasi dan penetrasi silen)

c. Tipe I  celah fisur yang sangat sempit dari atas ke dasar fisur. Tingkat kedalaman fisur: dalam. Prevalensi tipe I: 1% (indikasi fisur silen dan enameloplasti)

d. Tipe K  celah fisur yang sangat sempit dihubungkan dengan adanya ruang yang besar di dasar fisur. Tingkat kedalaman fisur: dalam. Prevalensi tipe IK: 26% (indikasi fisur silen dan enameloplasti)

e. Tipe lain  Tingkat kedalaman fisur: dalam. Prevalensi tipe lain: 7%

2. Acuan aplikasi pit dan fisur silen berdasarkan usia (prioritas tinggi)

(3)

a. Usia 3 dan 4 tahun  waktu penting untuk melakukan pit dan fisur silen pada gigi sulung rentan karies, terutama molar susu

b. Usia 6-8 tahun  waktu erupsi gigi M1 permanen pada RA dan RB

c. Usia 11-13 tahun  waktu erupsi gigi P1, P2, M2 permanen pada RA dan RB 3. Indikasi

a. Pit dan fisur dalam yang rentan terhadap karies, terutama gigi baru erupsi b. Gigi sehat, tidak ada karies pada permukaan proksimal gigi

c. Risiko karies tinggi melalui pemeriksaan CRA d. Anak berkebutuhan khusus

e. Xerostomia

f. Sedang perawatan ortodontik

g. Pit dan fisur ada tanda-tanda demineralisasi atau dekalsifikasi (white spot lesions) h. Gigi M2 permanen yang baru erupsi harus di-sealant apabila gigi M1 permanen

sudah terkena karies gigi pada permukaan oklusal 4. Kontraindikasi

a. Self-cleansing rongga mulut baik

b. Gigi belum erupsi sempurna, dan isolasi gigi tidak memungkinkan c. Gigi tidak akan bertahan lama di mulut

d. Karies

e. Bebas karies selama 4 tahun atau lebih setelah waktu erupsi 5. Bahan Pit dan Fisur Silen

a. Silen berbasis resin  monomer polimerisasi dengan light cured. Lebih bertahan lama dan kuat. Tipe resin: unfilled, transparan ataupun berwarna putih

b. Glass ionomer (GI)  sifat melepaskan fluoride, stronsium, dan kalsium yang bersifat kariostatik dan mengurangi perkembangan karies pada daerah sealant. Ada reaksi asam basa antara fluoroaluminosilicate glass powder dan aqueous-based polyacrylic acid solution.

c. Polyacid-modified resin (kompomer)  kombinasi silen berbasis resin dengan pelepasan fluoride dan sifar adhesif GI. Kelebihan: properti adhesi terhadap enamel dan dentin yang lebih baik dan tidak mudah larut air dibandingkan bahan GI, dan lebih tidak teknik sensitif dibandingkan silen berbasis resin

(4)

d. Resin-modified GI sealants  bahan GI silen dengan komponen resin. Sifat melepaskan fluoride namun working time lama dan sensitif terhadap kelembapan rongga mulut

Silen berbasis resin GI (Fuji VII)

 Kekuatan kunyah besar

 Risiko karies rendah

 Gigi erupsi sempurna

 Area bebas kontaminasi dan mudah dikontrol

 Pasien kooperatif

 Kekuatan kunyah relative tidak besar

 Risiko karies tinggi

 Gigi belum erupsi sempurna

 Area kontaminasi yang sulit dihindari

 Pasien kurang kooperatif

6. Prosedur Glass Ionomer

a. Kontrol infeksi  memakai masker, kacamata pelindung, face shield, lalu handscoon b. Pemeriksaan objektif gigi dilakukan dengan kaca mulut, pinset, water/ air syringe.

Diagnosis gigi: gigi sehat/ sound teeth, ICDAS 0, Kriteria Nvyads: 0

c. Profilaksis dengan pumis profilaksis menggunakan dry bristle brush pada low-speed handpiece untuk membuang debris permukaan oklusal gigi posterior

d. Cuci dan keringkan gigi dengan spuit dan pus-pus/ cotton pellet

e. Lakukan isolasi (moisture control) dengan cotton roll, cotton pellet, dan dengan saliva ejector

f. Aplikasi dentin conditioner (20% polyacrylic acid solution), diamkan selama 20 detik g. Cuci dan keringkan gigi dengan spuit dan pus-pus/ cotton pellet. Lakukan isolasi

kembali dengan kapas kering

h. Aplikasi silen dengan menggunakan GI tipe IV atau GI tipe VII dengan alat aplikator.

Usahakan mulai dari permukaan tertinggi dan hati-hati jangan sampai ada udara terjebak dan jangan kurang/berlebihan.

 Ambil satu sendok bubuk GIC dan letakkan di mixing pad

 Sebelum meneteskan cairan, goyangkan botol lalu teteskan satu tetes

 Bubuk dibagi 2: setengah diaduk dengan keseluruhan liquid dan sisa bubuk diaduk sampai rata, dengan teknik melipat-lipat dan waktu pengadukan masing- masing adalah 15 detik

 Hasil akhir harus dempul, putih susu, dan glossy

(5)

i. Lakukan tes dengan sonde tumpul. Jika ada bagian yang belum tertutup, tambahkan bahan silen segera

j. Aplikasi cocoa butter (Vaseline) pada seluruh silen di permukaan oklusal

k. Cek oklusi dan adaptasi silen menggunakan articulating paper pada relasi sentrik dan eksentrik. Apabila ada traumatic oklusi, lakukan pengambilan bahan dengan bur stone putih dan polish dengan enhancer bur polish

l. Aplikasi cocoa butter (Vaseline) pada seluruh silen di permukaan oklusal

Silen Berbasis Resin

a. Kontrol infeksi  memakai masker, kacamata pelindung, face shield, lalu handscoon b. Pemeriksaan objektif gigi dilakukan dengan kaca mulut, pinset, water/ air syringe.

Diagnosis gigi: gigi sehat/ sound teeth, ICDAS 0, Kriteria Nvyads: 0

c. Profilaksis dengan pumis profilaksis menggunakan dry bristle brush pada low-speed handpiece untuk membuang debris permukaan oklusal gigi posterior

d. Cuci dan keringkan gigi dengan spuit dan pus-pus/ cotton pellet

e. Lakukan isolasi (moisture control) dengan cotton roll, cotton pellet, dan dengan saliva ejector

f. Etsa 15 detik, lalu bilas dan dianginkan hingga kering. Lakukan isolasi kembali dengan kapas kering

g. Aplikasikan sealant berbasis resin dengan alat aplikator. Usahakan mulai dari permukaan tertinggi dan hati-hati jangan sampai ada udara terjebak dan jangan kurang/berlebihan.

h. Disinar selama 30 detik (jarak sinar ke gigi adalah sejauh 1 mm)

i. Lakukan tes dengan sonde tumpul. Jika ada bagian yang belum tertutup, tambahkan resin segera

j. Cek oklusi dan adaptasi silen menggunakan articulating paper pada relasi sentrik dan eksentrik. Apabila ada traumatic oklusi, lakukan pengambilan bahan dengan bur stone putih dan polish dengan enhancer bur polish

(6)

PREVENTIF RESIN  teknik restorasi gigi karies dan mencegah karies tanpa perluasan preparasi dan dengan teknik etsa asam

1. Tipe-tipe restorasi preventif resin menurut Simon (1980) dan Hicks (1984)

a. Tipe A  memerlukan preparasi minimal pada pit dan fisur dengan menggunakan round bur nomor ¼ dan ½, dan hanya menggunakan bahan sealant. Indikasi:

kedalaman kavitas ≤ 0.5 – 0.8 mm

b. Tipe B  pembuangan karies dengan menggunakan round bur nomor 1 atau 2, dan menggunakan resin komposit diikuti dengan bahan sealant. Karies masih di lapisan enamel. Indikasi: kedalaman kavitas 1-2 mm

c. Tipe C  pembuangan karies dengan menggunakan round bur nomor 2 atau lebih.

Karies sudah mencapai dentin dan memerlukan kalsium hidroksida sebagai lining restorasi, lalu diberikan resin komposit atau GIC yang diikuti dengan bahan sealant.

Indikasi: kedalaman kavitas > 2 mm

2. Indikasi

 Eksplorer tertahan pada pit dan fisur dari permukaan yang utuh, menandakan adanya karies

 Gambaran klinis yang opak sepanjang pit dan fisur, yang mengindikasikan karies dini pada dasar pit dan fisur

3. Kontraindikasi

 Diperlukannya restorasi karies interproksimal

 Melibatkan karies yang luas sehingga memerlukan restorasi seluruh permukaan dengan amalgam atau restorasi komposit posterior

4. Prosedur

(7)

Tipe A

a. Kontrol infeksi  memakai masker, kacamata pelindung, face shield, lalu handscoon b. Pemeriksaan objektif gigi dilakukan dengan kaca mulut, water/ air syringe, sonde,

ekskavator. Diagnosis gigi: karies enamel, ICDAS Grade 1, WHO E1, Mount Hume Site 1 Size 1

c. Pembuangan karies gigi dengan round bur nomor ¼ dan ½

d. Profilaksis dengan pumis profilaksis menggunakan dry bristle brush pada low-speed handpiece

e. Cuci dan keringkan gigi dengan spuit dan pus-pus/ cotton pellet

f. Lakukan isolasi (moisture control) dengan cotton roll, cotton pellet, dan dengan saliva ejector

g. Etsa 15 detik, lalu bilas dan dianginkan hingga kering. Lakukan isolasi kembali dengan kapas kering

h. Aplikasikan sealant berbasis resin dengan alat aplikator. Usahakan mulai dari permukaan tertinggi dan hati-hati jangan sampai ada udara terjebak dan jangan kurang/berlebihan.

i. Disinar selama 30 detik (jarak sinar ke gigi adalah sejauh 1 mm)

j. Lakukan tes dengan sonde tumpul. Jika ada bagian yang belum tertutup, tambahkan resin segera

k. Cek oklusi dan adaptasi silen menggunakan articulating paper pada relasi sentrik dan eksentrik. Apabila ada traumatic oklusi, lakukan pengambilan bahan dengan bur stone putih dan polish dengan enhancer bur polish

(8)

Tipe B

a. Kontrol infeksi  memakai masker, kacamata pelindung, face shield, lalu handscoon b. Pemeriksaan objektif gigi dilakukan dengan kaca mulut, water/ air syringe, sonde,

ekskavator. Diagnosis gigi: karies enamel, ICDAS Grade 2, WHO E2, Mount Hume Site 1 Size 1

c. Pembuangan karies gigi dengan round bur nomor 1 atau 2

d. Profilaksis dengan pumis profilaksis menggunakan dry bristle brush pada low-speed handpiece

e. Cuci dan keringkan gigi dengan spuit dan pus-pus/ cotton pellet

f. Lakukan isolasi (moisture control) dengan cotton roll, cotton pellet, dan dengan saliva ejector

g. Etsa 15 detik, lalu bilas dan dianginkan hingga kering. Lakukan isolasi kembali dengan kapas kering

h. Bonding 10 detik, dianginkan, kemudian disinar selama 20 detik

i. Aplikasikan resin komposit dengan instrument plastis sesuai anatomi gigi pada bagian kavitas, kemudian disinar selama 30 detik (jarak sinar ke gigi adalah sejauh 1 mm)

j. Aplikasikan sealant berbasis resin dengan alat aplikator. Usahakan mulai dari permukaan tertinggi dan hati-hati jangan sampai ada udara terjebak dan jangan kurang/berlebihan.

k. Disinar selama 30 detik (jarak sinar ke gigi adalah sejauh 1 mm)

l. Lakukan tes dengan sonde tumpul. Jika ada bagian yang belum tertutup, tambahkan resin segera

m. Cek oklusi dan adaptasi silen menggunakan articulating paper pada relasi sentrik dan eksentrik. Apabila ada traumatic oklusi, lakukan pengambilan bahan dengan bur stone putih dan polish dengan enhancer bur polish

Tipe C

a. Kontrol infeksi  memakai masker, kacamata pelindung, face shield, lalu handscoon

(9)

b. Pemeriksaan objektif gigi dilakukan dengan kaca mulut, water/ air syringe, sonde, ekskavator. Diagnosis gigi: karies dentin, ICDAS Grade 3, WHO D1, Mount Hume Site 1 Size 2

c. Pembuangan karies gigi dengan round bur nomor 2 atau lebih

d. Profilaksis dengan pumis profilaksis menggunakan dry bristle brush pada low-speed handpiece

e. Cuci dan keringkan gigi dengan spuit dan pus-pus/ cotton pellet

f. Lakukan isolasi (moisture control) dengan cotton roll, cotton pellet, dan dengan saliva ejector

g. Basis Ca(OH)2 diletakkan pada dasar kavitas, biarkan basis polimerisasi

h. Etsa 15 detik, lalu bilas dan dianginkan hingga kering. Lakukan isolasi kembali dengan kapas kering

i. Bonding 10 detik, dianginkan, kemudian disinar selama 20 detik.

j. Aplikasikan resin komposit dengan instrument plastis sesuai anatomi gigi, pada bagian kavitas, kemudian disinar selama 30 detik (jarak sinar ke gigi adalah sejauh 1 mm)

k. Aplikasikan sealant berbasis resin dengan alat aplikator. Usahakan mulai dari permukaan tertinggi dan hati-hati jangan sampai ada udara terjebak dan jangan kurang/berlebihan l. Disinar selama 30 detik (jarak sinar ke gigi adalah sejauh 1 mm)

m. Lakukan tes dengan sonde tumpul. Jika ada bagian yang belum tertutup, tambahkan resin segera

n. Cek oklusi dan adaptasi silen menggunakan articulating paper pada relasi sentrik dan eksentrik. Apabila ada traumatic oklusi, lakukan pengambilan bahan dengan bur stone putih dan polish dengan enhancer bur polish

Referensi

Dokumen terkait

Tones Alpinus Saragih : Pemakaian Resin Komposit Pada Reparasi Restorasi Gigi Porselen, 2003... Tones Alpinus Saragih : Pemakaian Resin Komposit Pada Reparasi Restorasi Gigi

seperti pada gigi 21. Pengisian kavitas dilanjutkan menggunakan resin komposit. Sebelum dilakukan preparasi veneer pada gigi 21 dan 11, dilakukan manajemen gingiva

Salah satu bahan restorasi gigi yang banyak digunakan adalah resin komposit.. Resin komposit merupakan bahan restorasi sewarna gigi yang banyak

Salah satu masalah utama untuk merestorasi kavitas Klas V dengan resin komposit adalah sedikitnya struktur enamel dibanding struktur dentin yang menyebabkan

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan kebocoran mikro resin kom- posit bulkfill aktivasi sonic dan resin komposit nanohibrid pada kavitas kelas I, maka dapat

Pasak fabricated FRC dengan restorasi resin komposit kavitas kelas IV merupakan pilihan yang tepat pada kasus ini untuk menangani gigi insisivus sentral maksila yang memiliki

penelitian ini dilakukan pengujian kekuatan geser restorasi resin komposit pada email gigi tetap setelah aplikasi asam fosfat 37% dengan durasi 5, 15 dan 25 detik. Alasan

penelitian ini dilakukan pengujian kekuatan geser restorasi resin komposit pada email gigi tetap setelah aplikasi asam fosfat 37% dengan durasi 5, 15 dan 25 detik.. Alasan