PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI MTs
MIFTAHUL ISHLAH TEMBELOK TP 2018/2019
Oleh Siti Norliana NIM. 1501040472
JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2019
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI MTs
MIFTAHUL ISHLAH TEMBELOK TP 2018/2019
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Siti Norliana NIM. 1501040472
JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2019
MOTTO
اا اعْسُ هَِإ اًسْفان ُ هَ ُفِ لاكُي اَ
Artinya, “Allah Tidak Membebani Seseorang Melainkan Sesuai dengan Kesanggupannya”. (Q.S. Al-Baqarah: 286)
“Entah akan Berkarir atau Menjadi Ibu RumahTangga, Seseorang Wanita Wajib Berpendidikan Tinggi, karena Mereka akan Menjadi Seorang Ibu. Ibu-ibu yang
Cerdas akan Melahirkan Anak-anak yang Cerdas”.
(Dian Sastrowardoyo)
PERSEMBAHAN
Puji syukur alhamdulillah atas segala rahmat, taufik dan ridho Allah SWT.
yang selalu menyertaiku dalam menuntut ilmu hingga akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. dari lubuk hati yang terdalam, ku persembahkan skripsi ini untuk:
1. Kedua orang tuaku Bapak Adnin dan Ibu Nunung Nuraini serta adikku Muhammad Azmir Maulana Malik. Terimakasih atas segala limpahan kasih sayang, peluh keringat kerja keras, dukungan semangat, serta untaian doa-doa disetiap sujudnya yang tak pernah putus dan selalu mengiringi setiap langkahku.
2. Dosen pembimbingku Bapak Dr. Bahtiar, M.Pd. Si. dan Ibu Risa Umami, M.Sc. yang senantiasa dengan penuh kesabaran membimbing, mengarahkan dan memberikan koreksi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Kepala dan Bapak/ibu guru MTs Miftahul Ishlah Tembelok yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian, serta memberikan dukungan sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
4. Kepada sahabat-sahabatku yang aku sayangi yaitu, Nur yuliana, Fera Purnawati Ningsih, Diya Wilianti, Susi Wulandari, dan Raen Yulan, yang telah banyak memberikan inspirasi dan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
5. Kepada teman-teman seperjuangan kelas A, yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
6. Kepada rekan KKP dan rekan PPLku yang telah memberikanku banyak pelajaran hidup, rasa kekeluargaan, kerjasama dan tanggung jawab sehingga aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada program Strata-1 di Jurusan Pendidikan IPA- Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu sebagai berikut.
1. Bapak Dr. Bahtiar, M.Pd, Si. sebagai Pembimbing I dan Ibu Risa Umami, M.Sc. sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail secara terus-menerus dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam menjalankan tugas sebagai dosen.
2. Bapak Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan IPA- Biologi yang telah memberikan penulis kesempatan dalam membuat dan menyusun proposal skripsi ini.
3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd. sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK).
4. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama dikampus tanpa pernah selesai.
5. Keluarga tercinta, Mamah, Bapak dan Saudara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik berupa do’a dan dukungan serta motivasi agar selalu semangat dan pantang untuk menyerah.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada umumnya, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Di MTs Miftahul Ishlah Tembelok TP 2018/2019.
Mataram, 03 Maret 2019 Penulis,
Siti Norliana
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
ABSTRAK ... xvii
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Definisi Operasional ... 9
BAB II: KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14
A. Kajian Pustaka ... 14
B. Kerangka Berpikir ... 25
C. Hipotesis penelitian ... 27
BAB III: METODE PENELITIAN ... 28
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 28
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28
D. Variabel Penelitian ... 29
E. Desain Penelitian ... 29
F. Instrumen/ Alat dan Bahan Penelitian ... 30
G. Teknik Pengumpulan Data ... 30
H. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
A. Hasil Penelitian ... 32
B. Pembahasan ... 36
BAB V: PENUTUP ... 39
A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 40
LAMPIRAN ... 43 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Pretest kelas eksperimen dan kontrol, 04.
Tabel 3.1 Desain Penelitian, 29.
Tabel 4.1 Hasil Pretest Postest Kelas Eksperimen Dan Kontrol, 33.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa, 35.
Tabel 4.3 Chi-Square Test, 35.
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berpikir, 26.
Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Siswa Pretest Postest, 34.
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lampiran 3 Soal Tes Esay
Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lampiran 5 Hasil Belajar Pretest-Postest Siswa Lampiran 6 Hasil Analisis Bivariat
Lampiran 7 Dokumentasi Foto Penelitian
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA di MTs
MIFTAHUL ISHLAH TEMBELOK TP 2018/2019 Oleh:
Siti Norliana NIM 1501040472
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe think pair and share terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di MTs Miftahul Ishlah Tembelok TP 2018/2019. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain pretest-postest control group design. Pengambilan sampel dilakukan secara tidak rendom. Sampel penelitian berjumlah 24 siswa untuk kelas eksperimen, dan 22 siswa untuk kelas kontrol. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes subjektif berupa esay dan lembar observasi aktivitas siswa. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hipotesis yang diajukan dalam peneltian ini adalah terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe think pair and share terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe think pair and sahare mempunyai perbedaan yang signifikan dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang diperoleh melalui pretest kedua kelas memiliki nilai rata-rata yang tidak berbeda jauh. Kelas eksperimen memiliki jumlah skor 1189 dengan nilai rata-rata 49,54. Sedangkan nilai pretest pada kelas kontrol memiliki jumlah skor 1038 dengan nilai rata-rata 47,18. Setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata kelas ekperimen jauh lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh melalui postest kelas eksperimen memiliki jumlah skor 2063 dengan nilai rata-rata 85,94.
Sedangkan nilai postest kelas kontrol memiliki jumlah skor 1122 dengan nilai rata-rata 51. Selain itu, aktivitas siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh yaitu pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 3,8% (aktif) dibandingkan dengan aktivitas siswa pada kelas kontrol yaitu 3,1% (cukup aktif).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di era global. Salah satu upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu melalui pendidikan.1 Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan peradaban manusia. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan manusia yang seutuhnya, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan peserta didik, memecahkan suatu permasalahan kehidupan yang dihadapinya, menciptakan peserta didik yang mandiri dalam belajar, memiliki keterampilan yang berguna untuk diri sendiri, orang lain, bangsa dan negara. Sehingga akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) dengan kemampuan/ watak, dan peradaban yang bermartabat.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas melalui pendidikan sains. Pendidikan sains merupakan sebuah produk yang terdiri dari sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip dan hukum tentang gejala alam. Pendididkan sains sebagai salah satu aspek pendidikan memiliki peran penting dalam peningkatkan mutu pendidikan khususnya di dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia
1 Ando Hutagalung dan Usler Simarmata, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Vol. 3, Nomor 1, 2015, hlm. 16.
yang mampu berpikir kritis, kreatif, mampu dalam mengambil keputusan, dan mampu memecahkan masalah serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan untuk kesejahteraan umat manusia. Pendidikan sains berpotensi memainkan peranan strategis dalam menyiapkan SDM yang berkualitas untuk berkompetisi dalam penguasaan dan pengembanga IPTEK. Potensi ini dapat terwujud, jika pendidikan sains mampu melahirkan siswa yang kuat dalam sains dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, berpikir kritis, kreatif, berinisiatif dan adaptif terhadap perkembangan IPTEK (Suastra dkk:
2007). 2
Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas harus ditunjang dengan kemajuan pendidikan, kemajuan pendidikan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Salah satu upaya yang dialakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan pengembangan model-model pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, penataran bagi guru, penyediaan sarana-prasarana yang menunjang pembelajaran, dan pelatihan-pelatihan. 3
Selain itu, upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia adalah dengan mengadakan pembaharuan kurikulum seiring dengan realitas, perubahan dan tantangan dunia pendidikan dalam membekali peserta didik yang siap hidup dalam berbagai keadaan.
Penerapan kurikulum dalam sistem pendidikan indonesia tidak sekedar
2 Ketut Suartika, I B. Arnyana, G A. Setiawan, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Pemahaman Konsep Biologi Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA”, Vol. 3, 2013, hlm. 1.
3 I Putu Ariadi, Ndara T. Renda, Ni wayan Rati, “Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas IV”, Vol. 2, Nomor 1, 2014, hlm. 3.
pergantian kurikulum, tetapi menyangkut perubahan fundimental dalam sistem pendidikan.4 Selain itu juga, pupaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan mengadakan pembaharuan sistem pendidikan nasional, diantaranya pembaharuan dan penghapusan disentralisasi pendidikan oleh pemerintah.
Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Namun fakta dilapangan belum menunjukan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.5
Hasil observasi yang telah dilakukan dengan mewawancarai guru mata pelajaran IPA Terpadu Bapak Muhammad Nawawi S.Pd, M.Si, pada tanggal 18 November 2018 terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran, masalah yang dialami oleh guru di dalam kelas yaitu kurang efektifnya proses pembelajaran, banyak siswa yang mengobrol didalam kelas, siswa kurang memperhatikan ketika dijelaskan, kurangnya kerjasama antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa dan cenderung pasif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, masalah yang ada disekolah juga dikarenakan oleh guru yang tidak pernah menerapkan model pembelajaran di dalam kelas, sehingga aktivitas siswa di dalam kelas kurang aktif, dikarenakan siswa merasa bosan dengan cara penyampaian pembelajaran oleh guru yang masih bersifat monoton.
4 Andini Nur C, Haryono, Masykuri, “Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Dilengkapi Media Peta Pikiran Pada Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Kerjasama dan Prestasi Belajar Siswa Kelas xi ipa sma Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2012/2013”. Vol. 3, Nomor 2, 2014, hlm. 1-2.
5 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 15.
Hal ini yang mengakibatkan rendahnya suatu pemahaman siswa terhadap suatu materi pembelajaran, dikarenakan guru lebih bersifat dominan dalam proses pembelajaran. Cara penerimaan informasi kurang efektif karena tidak adanya proses penggunaan daya ingat, meskipun ada proses penguatan yang berupa pembuatan catatan. Hal ini menyebabkan siswa terjebak dalam model pembelajaran yang kurang efektif seperti model dikte dan mencatat semua yang didiktekan oleh guru. Sehingga kreativitas dalam diri siswa tidak terbentuk. Jika hal ini dibiarkan secara terus-menerus maka akan mengakibatkan tujuan dari proses pembelajaran tidak tercapai secara optimal.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih sangat rendah yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65.
Tabel 1.1
Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
No Kelas Jumlah Siswa (n) Pretest
Jumlah Skor Rata-rata
1 Eksperimen 24 1189 49,54
2 Kontrol 22 1038 47,18
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa nilai rata-rata pretest kelas kontrol dan eksperimen masih berada dibawah KKM (65). Hal ini disebabkan karena kurangnya siswa memahami materi pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, dalam proses pelaksanaan pembelajaran didalam kelas, banyak yang harus guru ketahui agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat
menghantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah satunya guru harus mengetahui strategi pembelajaran yang akan diterapkan. 6
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan utama dari pembelajaran kooperatif ini adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan pendapat mereka secara berkelompok.7
Strategi pembelajaran kooperatif berpotensi meningkatkan seluruh dimensi pembelajaran siswa. Hal ini dikarenakan susunan kooperatif jauh lebih efektif dalam meningkatkan perkembangan personal, sosial dan akademik siswa. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe yang terangkum dalam beberapa kelompok model pembelajaran.8 Oleh karena itu, guru harus mampu menentukan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan perkembangan siswa dan juga materi pembelajaran yang akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menerapkan salah satu model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share. Model pembelajaran ini merupakan cara yang efektif untuk mengubah
6 Sidi Muhammad Muadz-dzin Asis Hawaya Sugeng Hadi Utomo, “Penerapan Pembelajaran Dengan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Modern Al-Rifa’ie Gondanglegi Kabupaten Malang”, Vol. 9, Nomor 2, 2016, hlm. 198.
7 Ando Hutagalung dan Usler Simarmata, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Vol. 3, Nomor 1, 2015, hlm. 17.
8 . Hani Wardah Latipah, Adman, “Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMKN 3 Bandung),”, Vol. 1, Nomor 2, 2018, hlm. 126-128.
pola diskusi di dalam kelas. Model pembelajaran Think Pair and Share ini memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Siswa secara langsung dapat memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.9 Sehingga, model pembelajaran Think Pair and Share memudahkan siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapat, ide, dan gagasannya, serta tidak menyita waktu untuk mengatur tempat duduk siswa karena pembagian kelompok dilakukan secara berpasangan yaitu satu bangku.
Hasil penelitian yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Think Pair and Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada MTs/SMP ini sudah pernah dilaksanakan sebelumnya. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Wahyudi (2010) dan Furda (2011). Hasil penelitian wahyu dan Furda menunjukkann bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa.10
9 Dewi Sartika, Ara Hidayat, Meti Maspupah, “ Penerapan Model Pembelajaran Think Pair and Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Vertebrata”, Vol. 5, Nomor 1, 2017, hlm. 2.
10 Febri Permitasari, Budi Handoyo, J.P Buranda, “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair and Share Berbasis Keterampilan Berfikir Kritis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-F SMPN 18 Malang”, 2012, hlm. 4.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Tenik Think Pair and Share Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di MTs Miftahul Ishlah Tembelok TP 2018/2019.
B. Rumusan Dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di MTs Miftahul Ishlah?
2. Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah lebih terfokus, maka diperlukan pembatasan masalah dalam penelitian. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share terhadap aktivtas dan hasil belajar siswa
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan
Berdasarakan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di MTs Miftahul Ishlah.
1) Manfaat
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapakan memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang pendidikan, yaitu dalam hal menentukan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, khususnya pada pembelajaran kooperatif yaitu Think Pair and Share (TPS) terkait peningkatan hasil belajar siswa sehingga dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh siswa terkait dengan peningkatan hasil belajar.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memudahkan guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang kondusif, menyenangkan dan mampu menarik perhatian siswa dan cara meningkatkan motivasi belajar. Selain itu, penelitian ini sebagia masukan bagi guru bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair and Share (TPS) dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatnya motivasi sekolah dalam menciptakan sistem pembelajaran yang lebih beragam dan menyenangkan, serta sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan selanjutnya demi kemajuan sekolah.
4. Bagi peneliti, penelitian ini diharapakan mampu dijadikan sebagai wadah pengembangan berpikir dan penerapan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari di bangku kuliah sehingga diharapkan dapat berguna di masa yang akan datang.
D. Definisi Operasional
Ada beberapa istilah dalam judul penelitian ini yang perlu dijelaskan untuk menghindari penapsiaran ganda, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. 11
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran kelompok yang dalam proses pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga dalam proses pembelajaran menghendaki peserta didik aktif dan adanya kerjasama antar anggota kelompok. Melalui pembelajaran kooperatif peserta didik secara aktif dan kooperatif bersama peserta didik yang lainnya mengkonstruksikan pengetahuannya melalui diskusi kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran teman sebaya dimana peserta didik bekerja dalam kelompok kecil yang memiliki latar belakang kemampuan yang berbeda. Pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif pembelajaran yang menarik yang dapat mencegah timbulnya keagresifan dalam sistem kompetisi dan keterasingan individual peserta didik tanpa mengorbankan aspek kognitif yang dimiliki peserta didik tersebut.12
2. Model Pembelajaran Think Pair And Share
Model Think Pair and Share atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Frang Lymen dan koleganya yang menyatakan bahwa Think Pair and
11 Ando Hutagalung dan Usler Simarmata, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Vol. 3, Nomor 1, 2015, hlm. 17.
12 Tri Hartoto, “ Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Sejarah”, Vol. 4, Nomor 2, 2016, hlm. 133.
Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola sdiskusi kelas yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dengan asumsi bahwa diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair and Share dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu berpikir dalam memecahkan masalah, untuk merespon dan saling membantu. Think Pair and Share merupakan model pembelajaran yang memeberi kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir terlebih dahulu sebelum mendiskusikan dnegan paangannya dan memperesentasikan didepan kelas, belajar sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. 13
Tahapan model pembelajaran think pair and share yaitu sebagai berikut:
a) Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anggota/ siswa
b) Guru memberikan tugas pada setiap kelompok
c) Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu
d) Kelompok membentuk anggota-anggotanya secra berpasangan. Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya
e) Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing- masing untuk menshare hasil diskusinya
13 Riska Dewi Handayani, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Di Kelas IV MI Terpadu Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung”, Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 110.
3. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan baik secara jasmani atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa yang menunjang keberhasilan belajar atau dapat mencapai tujuan belajar. Jenis-jenis aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa kegiatan, yaitu visul activities, oral activities, listening sctivities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities.14
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Gagne hasil belajar harus harus didasarkan pada pengamatan tingkah laku melalui stimulus respon. Hasil belajar berkenaan dengan kemampuan siswa di dalam memahami materi pelajaran. Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.15
14 Iin Isnaini, “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas IV SDN 19”, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjung Pura Pontianak, Pontianak, 2012), hlm. 03.
15 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Edisi Revisi, 2004), hlm. 89.
Benjamin S. Bloom membagi tujuan pengajaran yang menjadi acuan pada hasil belajar menjadi tiga bagian, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif yaitu hasil belajar berdasarkan pemahaman konsep. Ranah afektif yaitu hasil belajar berdasarkan sikap dan ranah psikomotorik yaitu hasil belajar berdasarkan keterampilan/ skill.16
Kemampuan-kemampuan yang termasuk ranah kognitif oleh Bloom dan kawan-kawan dikatagorikan ke dalam enam jenjang keampuan, yakni pengetahuan (C1), pemahaman (C2), pengaplikasian (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan, yaitu menerima, menanggapi, menilai, mengelola, dan menghayati. Sedangkan Ranah psikomotor yaitu menirukan, memanipulasi, pengalamiahan dan.artikulasi17
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif harus menjadi bagian dari hasil penilaian dan proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan hasil tersebut dapat digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan dan hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarata: Bumi Aksara, 2009), hlm. 117.
17 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hlm. 15-17.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce (1992: 4) bahwa “Each model guides us as disign
intruction to help students achieve various objectives”. Maksud kutipan tersebut adalah bahwa stiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.18
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap- tahap kegiatan pembelajaran, lingkuangan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajara. Pemilihan model pembelajaran sangan dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarakan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tngkat kemampuan peserta didik. Disamping itu pula, setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang oleh siswa
18 Huda Miftahul, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hlm. 73.
dengan bimbingan guru. Anatara yang satu dengan sintaks yang satu inilah, terutama yang berlangsungnya diantara pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus dipahami oleh guru penutup pembelajaran, agar model-model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. Oleh karena itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai keterampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka ragam.19
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur.
Ciri-ciri tersbut ialah rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya, landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berhasil, lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.20
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan bersaha menemukan
19 Trianto, M.Pd., Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), hlm.
51-55
20 Ibid, hlm. 55
informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka.21
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Arends, pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar yang melibatkan interaksi antar siswa dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dalam membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri atas dua atau lebih siswa untuk memecahkan masalah. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Belajar koopertaif maksudnya membelajarkan siswa pada siswa lain atau tutor sebaya. Menurut Sharan, siswa yang belajar menggunakan pembelajara kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari teman sebayanya.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa berada dalam kelompok yang memiliki kemampuan yang bervariasi, hal ini berujuan agar siswa yang kemampuannya lebih rendah akan terbantu dan termotivasi oleh siswa yang kemampuannya lebih tinggi. 22
21 Agus Suprijono, Cooperaif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 54.
22 Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 23.
Model pembelajaran koopertif adalah suat model pembelajaran yang saait ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permaslaahan yang dikemukakan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang ain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.23
3. Model Pembelajaran Think Pair and Share
a. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair and Share
Think Pair and Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Strategi think pair and share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa think pair and share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair and share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.24
23 Ibid, hlm. 16-17.
24 Riska Dewi Handayani, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Di kelas IV MI Terpadu Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung”, Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 110.
b. Tahap-taham Model Pembelajaran Think Pair and Share
Tahapan model pembelajaran think pair and share yaitu sebagai berikut:
1. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anggota/ siswa
2. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok
3. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu
4. Kelompok membentuk anggota-anggotanya secra berpasangan.
Setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya 5. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya
masing-masing untuk menshare hasil diskusinya
Sedangkan menurut Abdul Majid (2013: 191) dalam tipe think pair and share guru perlu menerapkan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap I: Thnking
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
2. Tahap II: Pairing
Guru meminta siswa agar berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu
persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
3. Tahap III: Sharing
Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Hal ini cukup efektif jika dilakukan dengan cara bergiliran antara pasangan demi pasangan, dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapatkan kesempatan untuk melaporkan.25
c. Kelebihan Model Pembelajaran Think Pair and Share
Beberapa kelebihan model pembelajaran think pair and share sebagai berikut:
1. Memungkinkan peserta didik untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain
2. Mampu mengoptimalkan partisipasi peserta didik
3. Mampu memberikan kesempatan lebih banyak kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan partisipasinya
4. Cocok untuk tugas sederhana 5. Interaksi lebih mudah
6. Lebih mudah dan cepat membentuknya
7. Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas d. Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair and Share
25 Juniza, Arcat, Harianto, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMPN I Kepunahan Hulu”, Vol. 1, Nomor 1, November 2014, hlm. 3.
1. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor atau dibutuhkan cukup banyak sumber daya manusia untuk memonitor kelompok belajar dalam TPS
2. Lebih sedikit ide yang muncul
3. Jika ada perselisihan tidak ada penengah
4. Tidak selamanya bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematik
5. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada siswa yang tidak memiliki pasangan.
Akibatnya terdapat kelompok yang beranggotakan lebih dari 2 siswa.
6. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak dan menggantukan pasangan26
4. Akivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan baik secara jasmani atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa yang menunjang keberhasilan belajar atau dapat mencapai tujuan belajar. Jenis-jenis aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa kegiatan, yaitu visul activities, oral activities, listening sctivities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities.
26 Ulfah Cahayaningsih, “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Koperasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015), hlm. 23.
a. Visual activities terdiri dari membaca, melihat/ memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan dan bermain.
b. Oral activities terdiri dari menyatakan, merumuskan, bertanya, wawancara, diskusi dan mengeluarkan pendapat.
c. Listening activities terdiri dari mendengarkan, uraian, percakapan dan pidato
d. Writing activities terdiri dari menulis cerita, menulis laporan karangan, membuat sketsa atau rangkuman dan angket.
e. Drawing activities terdiri dari menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.
f. Motor activities terdiri dari melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, bermain, menari, berternak dan berkebun.
g. Mental activities terdiri dari menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.
h. Emotional activities terdiri dari minat, merasa bosan, gembira, berani, semangat, tenang dan gugup.27
27 Iin Isnaini, “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas IV SDN 19”, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjung Pura Pontianak, Pontianak, 2012), hlm. 03.
5. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran berbeda-beda. Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah aktivitas. Aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar. Siswa yang aktif cenderung mendapatkan nilai yang tinggi dibandingkan siswa yang kurang aktif.28
Menurut Bloom mengemukakan tipe ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan Snjaya mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan gambaran kemampuan peserta didik dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.29
28 Tri Hartoto, “ Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Sejarah”, Vol. 4, Nomor 2, 2016, hlm. 133.
29 Nurul Halimah, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Berbasis Etnomatematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik SMK Perintis Adiluhur Tahun Pelajaran 2016/2017”, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Lampung, 2017), hlm. 20.
b. Jenis-jenis Hasil Belajar 1. Kognitif
Hasil belajar kognitif mengacu pada hasil belajar yang berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran peserta didik. Domain kognitif ini memiliki enam tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, pengaplikasian, analisis, evaluasi dan kreasi.
2. Afektif
Hasil belajar afektif mengacu pada sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.
Domain afektif ini memiliki lima tingkatan, yaitu menerima, menanggapi, menilai, mengelola, dan menghayati.
3. Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik mengacu pada kemampuan bertindak. Hasil belajar psikomotorik terdiri dari empat tingkatan, yaitu menirukan, memanipulasi, pengalamiahan, dan artikulasi..30 c. Faktor-faktor Hasil Belajar
Secara umum, hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri peserta didik dan faktor-faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri pelajar.
30 Maria Rosari Andita Tannendra, “Pengaruh Metode Penerapan Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IA Di SMA Negeri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Statistika”, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2017), hlm. 13.
1. Faktor Internal
a. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik besifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawan maupun keturunan, yang meliputi faktor intelektual dan faktor non intelektual.
Faktor intelektual terdiri atas faktor potensial yaitu intelegensi dan bakat, dan faktor aktual yang terdiri atas kecakapan dan prestasi. Sedangkan faktor non aktual yaitu komponen- komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional dan sebagainya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial, budaya, lingkungan fisik, spiritual atau lingkungan keagamaan. Faktor sosial terdiri atas faktor lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, kelompok. Faktor budaya terdiri atas adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya. Faktor lingkungan fisik terdiri atas fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya.31
31 Wiwit Rahayu, “Penerapan Metode Mind Mapping Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 1 Karang Sari Pengasih Kulon Progo”, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2016), hlm. 20.
B. Kerangka Berpikir
Peranan guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting dalam menentukan bentuk kegiatan belajar mengajar yang dipilih. Dalam hal ini, guru dapat membuat suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa terlibat dalam pengalaman belajar sehingga pembelajarannya lebih bermakna dan pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam.
Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan interaksi aktif dengan teman, lingkungan atau narasumber lainnya. Interaksi yang dilakukan dengan sesama siswa akan membuat siswa lebih aktif dibandingkan dengan siswa yang bekerja secara individu. Melalui kerjasama dengan siswa lainnya pembelajaran akan lebih efektif, karena latar belakang pengalaman dan pengetahuan para siswa yang lebih mirip dibandingkan dengan guru. Selain itu, interaksi siswa dalam menyelesaikan tugas, dapat mempermudah mereka dalam memahami konsep-konsep yang sulit dan akan meningkatkan hasil belajar mereka. Keadaan ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk menentukan model pembelajaran yang akan digunakan, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran yang tepat.
Model pembelajaran yang menekankan interaksi antar siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Ada banyak teknik dalam model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran think pair and share adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, bekerja sama dan menjelaskan hasil pemikirannya kepada orang lain
mengenai informasi yang telah dimiliki siswa sebelumya. Keunggulan lain dari model pembelajaran think pair and share ini adalah optimalisasi siswa. Karena masing-masing siswa mempunyai kesempatan untuk berpikir secara individu sebelum berdiskusi dengan siswa lain atau dengan pasangannya. Kemudian pada tahap berbagi, setiap pasangan dapat mempresentasikan hasil pemikirannya ke depan kelas secara bergantian. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatf tipe think pair and share dapat menjadi pilihan model pembelajaran yang dapat meningkatakan aktivitas dan memudahkan untuk memahami materi sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang baik.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Model pembelajaran IPA
yang masih monoton
Guru lebih bersifat dominan
Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA
Penerapan model pembelajaran yang tepat/sesuai Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair and Share
Penerapan model yang kurang tepat terhadap
materi yang diajarkan
Siswa lebih aktif
Meningkatnya aktibvitas dan hasil belajar siswa
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
Ha: Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe think pair and share terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di MTs Miftahul Ishlah Tembelok TP 2018/2019.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang analisisnya lebih fokus pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua peserta didik MTs Miftahul Ishlah Tembelok TP 2018/2019.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII A yang berjumlah 24 siswaa untuk kelas eksperimen dan VIII B 22 siswa untuk kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakuakan secara tidak rendom.
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April tahun pelajaran 2018/2019.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Miftahul Ishlah Tembelok.
D. Variabel Penelitian
Ada dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Think Pair and Share.
2. Variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa di MTs Miftahul Ishlah.
E. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest control group design yaitu desain yang digunakan dalam dua kelas subjek.
Desain ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas kontrol dengan diskusi biasa dan kelas eksperimen dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share. Dua kelas di anggap sama dalam semua aspek yang relevan dan perbedaan hanya terdapat dalam perlakuan. Desain penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
A (Eksperimen) T1 X1 T2
B (Kontrol) T1 X2 T2
Keterangan:
A : Kelas eksperimen B : Kelas kontrol
T1 : Tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol T2 : Tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
X1 : Perlakuan model pembelajaran Think Pair and Share X2 : Tanpa Perlakuan model pembelajaran TPS (diskusi biasa)32 F. Instrumen/ Alat dan Bahan Penelitian
1. Instrumen
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif berupa esay dan lembar observasi aktivitas siswa.
2. Alat dan Bahan a. RPP
b. LKS
c. Lembar soal
d. Lembar observasi aktivitas siswa G. Teknik Pengumpulan Data
Tenik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa tes subjektif dan lembar observasi aktivitas siswa. Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:
1. Memberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang materi sistem pernapasan pada manusia di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Memberikan tes kemampuan akhir (postest) tentang materi sistem pernapasan pada manusia di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Melakukan penilaian dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa sebagai data skor sekunder untuk mengetahui tercapai tidaknya kegiatan pembelajaran.
32 Lia Hermawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia”, (Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakrata, Jakarta, 2010), hlm. 37.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat dengan bantuan SPSS windows 22.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MTs Miftahul Ishlah Tembelok pada Bulan April 2019. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa di MTs Miftahul Ishlah Tembelok. Kelas yang dipilih sebagai sampel penelitian adalah kelas VIII A dan VIII B, dengan rincian kelas VIII A sebagai kelas eksperimen yang terdiri atas 24 peserta didik, sedangkan kelas VIII B sebagai kelas kontrol yang terdiri atas 22 peserta didik.
Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti melalui metode observasi, metode dokumentasi dan metode tes. Metode observasi digunakan peneliti untuk mengamati kegiatan siswa di dalam kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan tersebut meliputi tindakan yang dilakukan oleh siswa yang dinilai oleh peneliti itu sendiri menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Metode dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data-data dari sekolah. Metode tes digunakan peneliti untuk mengetahui hasil belajar IPA Biologi materi sistem pernapasan manusia pada siswa kelas VIII A dan VIII B. Metode tes yang digunakan berupa pretest dan postest.
Berkaitan dengan metode tes, dalam hal ini peneliti memberikan tes berupa 10 soal isian mengenai sistem pernapasan manusia. Selanjutnya tes diberikan kepada sampel penelitian yaitu peserta didik kelas VIII A yang berjumlah 24 dan peserta didik kelas VIII B yang berjumlah 22.
Dimana kelas VIII A diajarkan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe think pair and share, sedangkan kelas VIII B diajarkan dengan model pembelajaraan konvensional.
2. Data Hasil Belajar Siswa
Hasil pretest dan postest siswa pada kelas VIII A dan B MTs Miftahul Ishlah Tembelok dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Hasil Pretest-Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
No Kelas Jumlah Siswa
(n)
Pretest Postest
Jumlah Skor
Rata- rata
Jumlah Skor
Rata- rata
1 Eksperimen 24 1189 49,54 2063 85,95
2 Kontrol 22 1038 47,18 1122 51
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal isian sebanyak 10 soal, nilai pretest kelas eksperimen memiliki jumlah skor 1189 dengan nilai rata-rata 49,54 yaitu masih berada di bawah KKM dan nilai pretest kelas kontrol memiliki jumlah skor 1038 dengan nilai rata-rata 47,18 yaitu masih berada di bawah KKM. Sedangkan nilai postest kelas eksperimen memiliki jumlah skor 2063 dengan nilai rata-rata 85,94
yaitu berada di atas KKM (75). Sedangkan nilai postest kelas kontrol memiliki jumlah skor 1122 dengan nilai rata-rata 51 yaitu masih berada di bawah KKM.
Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Siswa Pretest Postest
Berdasarkan grafik diatas bisa dilihat bahwa hasil belajar pretest siswa kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan pretes kelas eksperimen. Sedangkan hasil belajar postest siswa kelas eskperimen lebih tinggi dibandingakn dengan kelas kontrol.33
3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Hal yang diamati berupa aktivitas siswa yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi aktivitas siswa digunakan
33 Lampiran 5.
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Pretest Posttest
Chart Title
EksPerimen Kontrol
untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pertemuan
I II III IV I II III IV 1. Jumlah skor 17 18 19 22 22 23 23 24
2. Banyak item 6 6 6 6 6 6 6 6
3. Skor rata-rata 2,8 3 3,1 3,6 3,6 3,8 3,8 4
4. Rata-rata 3,1 3,8
5. Kategori Cukup aktif Aktif
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat aktivitas siswa kelas eksperimen (3,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas siswa pada kelas kontrol (3,1%).34
4. Analisis Data
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji- t, maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian analisis bivariat.
Tabel 4.3 Chi-Square Tests
Aspek Taraf Signifikan Asymp. Sig (2-sided) Pretest
0,05
.267
Postest .000
34 Lampiaran 4.
Berdasrkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai sig.(2-sided) adalah ,000 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho di tolak dan Ha diterima.35
B. Pembahasan
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe think pair and sahare mempunyai perbedaan yang signifikan dengan pembelajaran diskusi biasa atau konvensional.
Perbedaan tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe think pair and share terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.
Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan kepada dua sampel. Berdasarkan data yang diperoleh melalui pretest kedua kelas memiliki nilai rata-rata yang tidak berbeda jauh. Kelas eksperimen memiliki jumlah skor 1189 dengan nilai rata-rata 49,54. Sedangkan nilai pretest pada kelas kontrol memiliki jumlah skor 1038 dengan nilai rata-rata 47,18. Setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata kelas ekperimen jauh lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh melalui postest kelas eksperimen memiliki jumlah skor 2063 dengan nilai rata-rata 85,94. Sedangkan nilai postest kelas kontrol memiliki jumlah skor 1122 dengan nilai rata-rata 51.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini sesuai dengan peneliian yang dilakukan oleh Ni’mah Sofwatin yang berjudul
35 Lampiaran 6.
“Pengaruh Penggunaan Model Think Pair And Share Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VII Smp Negeri 3 Sidayu”, menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan model think pair and share.36
Penelitian lain yang sama dilakukan oleh Furda dengan judul
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Kelas VIII A SMPN 24 Malang” yang menyatakan bahwa model pembelajaran think pair and share dapat meningkatkan hasil belajar siswa.37
Selanjunya, Penelitian wahyudi dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMP Islam As Shidiq Bululawang Malang” yang menyatakan bahwa model pembelajaran think pair
and share dapat meningkatkan hasil belajar siswa.38
Penerapan model pembelajaran yang menarik dapat memotivasi siswa untuk belajar yang pada akhirnya berpengaruh pada meningkatnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh yaitu pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 3,8%
(aktif) dibandingkan dengan aktivitas siswa pada kelas kontrol yaitu 3,1%
(cukup aktif). Hasil tersebut menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada kelas
36 Ni’mah, “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Think Pair and Share Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Sidayu Gresik”, 2007, hlm. 09.
37Furda, Muchlisotul, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Kelas VIII A SMPN 24 Malang. (Skripsi Jurusan Geografi FIS Universitas Malang, Malang, 2011).
38 Wahyudi, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Sejarah di SMP Islam As Shidiq Bululawang Malang, (Skripsi, Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Malang, Malang, 2010).
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share lebih tinggi dibandingkan keaktifan siswa pada kelas kontrol.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria Yashinta Afoan, Florentina Sepe, dan Aloysius Djalo dengan judul “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Pendekatan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia” yang menyatakan bahwa model pembelajaran think pair and share dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.39
39Maria Yashinta Afoan, Florentina Sepe, dan Aloysius Djalo, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Pendekatan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia”, Vol. 1, Nomor 10, 2016, hlm. 2057.