Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang berjudul “Childfree dalam Perspektif Hukum Islam dan Hak Asasi Manusia (Studi Banding)” benar-benar karya penulis dan saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sudut pandang keilmuan yang akan dijadikan. dipertahankan. Penelitian ini membahas mengenai tidak mempunyai anak dalam perspektif hukum Islam dan Hak Asasi Manusia dengan menonjolkan rumusan masalah, Pertama: Bagaimana perspektif hukum Islam dan Hak Asasi Manusia mengenai tidak memiliki anak, Kedua: Apa itu hukum Islam dan Hak Asasi Manusia dibandingkan dengan tidak memiliki anak. Penelitian ini penting dilakukan karena masyarakat Indonesia saat ini sedang hangat memperdebatkan fenomena tidak mempunyai anak, selain itu terdapat pertentangan perspektif antara hukum Islam dan hak asasi manusia mengenai kemungkinan tidak mempunyai anak.
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa: Pertama, tidak mempunyai anak diperbolehkan secara khusus dalam perspektif hukum Islam dalam batasan keputusan suami istri untuk tidak mempunyai anak kandung karena alasan tertentu. Kedua, bahwa tidak mempunyai anak dalam perspektif hukum Islam dan Hak Asasi Manusia mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan, persamaannya adalah: sama-sama memperbolehkan tidak mempunyai anak, sama-sama memerlukan adanya unsur kesepakatan antara laki-laki dan perempuan untuk tidak mempunyai anak, tidak mempunyai anak diperbolehkan hanya pada tingkat individu. . tidak berada di ranah umum, dalam ranah masyarakat, dan saling mengajak, serta tidak diperbolehkan menggunakan cara-cara terlarang dalam pelaksanaannya tanpa adanya anak. Penelitian ini membahas mengenai Kebebasan Anak dalam Perspektif Hukum Islam dan Hak Asasi Manusia, sehingga memunculkan rumusan masalah, Pertama: Bagaimana perspektif Hukum Islam dan Hak Asasi Manusia bagi anak yang tidak mempunyai anak, Kedua: Bagaimanakah Hukum Islam dan Hak Asasi Manusia? dibandingkan dengan kebebasan anak-anak.
The results of this study confirm that: First, childfreedom, specifically in the view of Islamic law, is permitted within the limits of married couples' decision not to have biological children for certain reasons.
Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof متـنأأ
Kata Sandang Alif + Lam
Penyusunan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penyusunannya
Maddah
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik guna memenuhi salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar Magister Hukum Islam. Program Studi Hukum Keluarga. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari motivasi dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada; Muhammad Taib Hunsouw, S.Ag., M.A, selaku pembimbing II yang telah sabar dan pengertian dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Ridwan, M.H, selaku Penguji II yang telah memberikan masukan dan koreksi guna menyempurnakan skripsi ini. Segenap Dosen dan Tenaga Pascasarjana serta Civitas Akademika IAIN Ambon yang telah memberikan ilmu dan pelayanan yang baik selama proses perkuliahan. Pimpinan dan seluruh pegawai Pengadilan Agama Masohi mengucapkan terima kasih atas kebijaksanaan, pengertian dan dukungannya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Muhammad Almahdaly dan Syarifah Futur Alhamid selaku orang tua penulis, serta kakak dan adik penulis yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis. Sahabat Pascasarjana Hukum Keluarga Islam IAIN Ambon, terima kasih atas persatuan dan semangatnya selama ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, telah memberikan kontribusinya dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari segala keterbatasan penulis baik waktu, tenaga maupun penguasaan keilmuan, mohon dimaafkan apabila ada kekurangan. Akhir kata penulis hanya bisa memohon kepada Allah SWT, semoga segala nikmat, bantuan, bimbingan, bimbingan dan sumbangan dari semua pihak dibalas oleh Allah SWT. Perkawinan adalah suatu ikatan jasmani dan rohani antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
اوُحِكنَأ َوٱ
مِهِن ُ للَّٱ
حاَكِ نلا ْن ِم
Dilihat dari berbagai sudut pandang, memiliki anak merupakan bagian alami dari sebuah pernikahan yang menjadi dambaan sebagian besar pasangan suami istri. Oleh karena itu Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits sangat memperhatikan hal ini, dengan banyaknya ayat-ayat Al-Qur'an bahkan Hadits Nabi Muhammad SAW yang memberikan petunjuk untuk memenuhi tujuan pernikahan yaitu menghasilkan keturunan yang terbaik. Maka sekarang bersyafaatlah kepada mereka dan ikutilah apa yang diperintahkan Allah kepadamu.4 (QS. Al-Baqarah: 187).
Beberapa sahabat seperti Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Anas menafsirkan bahwa makna “yang Allah tetapkan bagimu” adalah memperoleh anak (keturunan), sebagaimana juga disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Kelahiran anak dalam ikatan perkawinan juga diibaratkan perhiasan bagi sebuah keluarga, sebagaimana firman Allah SWT.
اللَّ َو هَدْنِع
بْلا َو يِق
دَحاَنَث
عيِب رلا َلاَق
رَفْعَج َلاَق
ءَلَعْلا ْنَع
هيِبَأ ْنَع
لوُس َر ِالل
اَذِإ : َتاَم
ةَي ِراَج ْوَأ
Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah
- Batasan Masalah
 
Rumusan masalah sangat mendasar dalam menentukan penelitian yang akan penulis lakukan dalam mengidentifikasi masalah yang akan diteliti dan membantu mengarahkan penelitian yang akan dibahas nantinya. Karena perdebatan mengenai Childfree sangat luas dan agar perdebatan ini tidak meluas melampaui apa yang diinginkan, maka penulis fokus membatasi permasalahan pada Childfree dari sudut pandang hukum Islam dan hak asasi manusia serta membandingkan kedua sudut pandang tersebut. .
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
- Manfaat Teoritis
 - Manfaat Praktis
 
9 2) Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk pengembangan ilmu hukum keluarga Islam, sehingga menambah pemahaman dan pengetahuan teoritis tentang Childfree, serta memberikan tambahan informasi dan referensi yang bermanfaat bagi siswa yang belajar akan mempersiapkan penelitian masa depan.
Defenisi Operasional
- Jenis Penelitian
 - Pendekatan Penelitian
 
10 Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (UDHR) dan UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menganggap keputusan atau pilihan hidup pasangan suami istri untuk tidak mempunyai anak, baik anak kandung, anak tiri, maupun anak angkat, sebagai salah satu hak mendasar mereka. yang menjadi milik setiap orang dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Jadi Childfree dalam perspektif hukum Islam dan Hak Asasi Manusia adalah pandangan atau cara pandang hukum Islam yaitu Al-Qur'an, Hadits, Ijma, Qiyas, serta fatwa para ulama masa kini, tentang keputusan pasangan suami istri untuk tidak melakukan hubungan suami istri. anak, serta pandangan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia atau Universal Declaration of Human Rights (UDHR) dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia tentang Kebebasan Anak sebagai hak asasi yang dimiliki setiap manusia dan tidak dapat dipungkiri. dapat diperebutkan oleh siapa pun, di mana pun. dan kapan saja. Menurut Peter Mahmud Marzuki, penelitian hukum normatif adalah suatu proses penemuan kaidah-kaidah hukum, asas-asas hukum, dan doktrin-doktrin hukum guna menjawab permasalahan hukum yang dihadapi.1 Berdasarkan definisi tersebut maka jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, karena peneliti menggunakan penelitian hukum normatif. bahan pustaka sebagai data primer untuk menganalisis kasus, dan penulis tidak melakukan penelitian lapangan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bahan pustaka (bahan penolong) atau penelitian hukum kepustakaan yang secara umum fokus pada: penelitian asas-asas hukum, penelitian sistem hukum, penelitian sinkronisasi hukum, dan penelitian perbandingan hukum.2. Pendekatan konseptual, yaitu pendekatan yang bermula dari pandangan dan doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum.4. Pendekatan sosiologi hukum merupakan pendekatan yang menganalisis bagaimana reaksi dan interaksi berlangsung ketika sistem norma beroperasi dalam masyarakat.5.
Sumber Data
48 Merupakan bahan hukum yang terdiri atas tafsir Al-Qur’an, buku, jurnal hukum, pendapat ilmiah (doktrin), kasus hukum dan kasus hukum yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Bahan-bahan tersebut memberikan informasi mengenai bahan-bahan hukum primer dan sekunder, seperti tafsir peraturan perundang-undangan, ensiklopedia hukum, indeks jurnal hukum, kamus seperti kamus bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Arab, serta kamus ilmiah seperti kamus istilah-istilah hukum.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
49 dalam Perspektif Hukum Islam dan Hak Asasi Manusia sebagaimana disebutkan pada bagian sumber data di atas. Tidak memiliki anak secara umum dalam pandangan hukum Islam bertentangan dengan nilai-nilai Islam karena beberapa alasan, yaitu: mempunyai anak adalah tujuan perkawinan, mempunyai anak adalah fitrah manusia, mempunyai dan mendidik anak termasuk dalam sunah. Nabi SAW, anak pemberi rezeki, anak yang menjaga ketika orang tua mulai menua dengan ikhlas, anak adalah amal, dan memiliki anak adalah jalan maqashid syari'ah (Hifdz al-Nasl) untuk mewujudkan pada tingkat dharuriyyat . Secara spesifik, childfree diperbolehkan dalam batasan keputusan suami istri untuk tidak mempunyai anak kandung karena alasan tertentu.
Sedangkan hak asasi manusia memandang childfree sebagai hak atas kebebasan pribadi setiap pasangan untuk menentukan nasib pribadi keluarganya, serta dalam memilih jalan hidupnya, yang harus diperlakukan sama oleh negara, sehingga keputusan untuk tidak mempunyai anak harus diperlakukan sama. anak-anak diperbolehkan. Namun kebebasan tersebut tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat, khususnya nilai-nilai Islam yang merupakan agama mayoritas penduduk Indonesia. Perbandingan hukum Islam dan HAM mengenai child free adalah terdapat persamaan di beberapa sisi dan perbedaan di sisi lain.
Persamaannya adalah: Pertama, sama-sama memperbolehkan bebas anak, yang dalam hukum Islam memperbolehkan bebas anak khusus bagi anak kandung dan didasari alasan-alasan tertentu, dan dalam HAM bebas anak diperbolehkan karena merupakan hak kebebasan masing-masing pasangan. untuk menjalani kehidupan pribadi mereka.menentukan Ketiga, kemampuan untuk bebas anak hanya pada tingkat individu, bukan pada ranah publik, dalam lingkup komunitas, dan saling mengajak. Perbedaannya adalah: Pertama, dari segi sumber konsep childfree berasal dari hukum Islam dari Allah SWT, sedangkan dalam Hak Asasi Manusia berasal dari manusia itu sendiri.
Kedua, mengenai motif izin tidak mempunyai anak, dalam hukum Islam tidak boleh memiliki anak hanya diperbolehkan berdasarkan alasan tertentu seperti kesehatan fisik atau mental, sedangkan dalam Hak Asasi Manusia tidak ada motif khusus izin tidak memiliki anak. Ketiga, dampak yang ditimbulkan dari Childfree yang menurut syariat Islam, keputusan untuk tidak memiliki anak, memberikan dampak negatif, baik di kehidupan dunia maupun di akhirat. Sedangkan HAM tanpa anak hanya berdampak pada kehidupan dunia, baik negatif maupun positif.
Saran
Bagi umat Islam khususnya pasangan suami istri diharapkan tidak memilih untuk tidak memiliki anak, karena tidak memiliki anak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Selain itu, memiliki keturunan merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan syariah yaitu menopang eksistensi manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan masih banyak manfaat lain yang bisa diperoleh dari memiliki anak. Anshori, Muhamaad Luqman et.al., Hubungan riwayat efek samping, akses pelayanan dan role model dengan partisipasi sebagai akseptor kontrasepsi tubektomi di Kelurahan Mangunsari Kota Salatiga.