• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Halal Dan Haram Dalam Al-Qur’an Kajian Hukum Islam Tentang Konsumsi Dengan Pendekatan Tafsir) - Repository UIN Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep Halal Dan Haram Dalam Al-Qur’an Kajian Hukum Islam Tentang Konsumsi Dengan Pendekatan Tafsir) - Repository UIN Sumatera Utara"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

294

BAB VI

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Halal ialah sesuatu yang dibolehkan. Orang yang melakukannya akan mendapat

kemuliaan. Sedangkan haram ialah sesuatu yang dilarang. Orang yang

melakukannya akan mendapat mudharat dan kesengsaraan. Sebaliknya orang

yang meninggalkannya akan mendapat kemuliaan. Dengan kata lain, kerangka

halal dan haram adalah pelaksanaan hukum-hukum dan aturan Allah demi untuk

kemasalahatan manusia itu sendiri. Halal dimaksudkan untuk menghindarkan

manusia dan melepaskan diri dari bahaya dan mudharat sedangkan haram

dimaksudkan untuk menghindarkan manusia agar tidak terjerat dalam kehinaan

dan mudharat. Kedua-duanya, baik halal maupun haram dimaksudkan adalah

untuk menjaga kemuliaan dan kehormatan umat manusia.

2. Al-Qur’an tidak secara eksplisit menjelaskan bagaimana konseo-konsep

konsumsi. Namun indikator istilah dan ruang lingkup tampak dijelaskan cukup

lengkap. Dalam al-Qur’an, aktivitas konsumsi diungkapkan dengan istilah-istilah

akala-ya’kulu atau makan, makna ini mencakup kegiatan dari mana, bagaimana

cara, pola dan apa yang dimakan dan minum. Syariba-yasyrabu atau minum

mencakup kepada makna cara, pola dan apa yang diminum. Akhaza-ya’khuzu atau

menggunakan, mengenakan, memakai dan lain-lain, makna ini mencakup makna

cara, pola dan apa yang dipakai atau digunakan. Mengeluarkan atau menafkahkan

atau yang diwakili dari kata nafaqa - yunfiqu, makna ini mencakup makna cara,

pola, apa, dari mana dan untuk apa benda itu digunakan atau dibelanjakan.

Dari istilah-istilah aktivitas konsumsi yang dikemukakan maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa ruang lingkup konsumsi mencakup lima kategori.

Kategori pertama, halal dari aspek bendanya, yang mencakup konsumsi yang

berasala dari nabati, hewani, dan konsumsi olahan. Kedua, halal dari segi cara

memperoleh sumber dan anggarannya. Kategori ini menjelaskan aktivitas kerja

(2)

295

Ketiga, halal dari aspek pengeluaran/ penggunaannya. Kategori ini meliputi

aktivitas pengeluaran konsumsi yang ditujukan untuk kepentingan pribadi dan

keluarga dan masyarakat luas (sosial). Keempat, kategori halal dari proses dan

pengolahannya. Kategori ini mencakup konsumsi olahan yang melibatkan proses

dan pengolahannya harus terhindar dari unsur-unsur yang menyebakan produk

konsumsi tersebut menjadi haram. Kelima, thayyib dari pola konsumsinya,

meliputi pola konsumsi dari segi jumlah, waktu, tata cara konsumsi dan dari segi

kondisi pelaku konsumsi sendiri harus thayyib atau baik bagi keadaan pelaku

konsumsi tersebut.

3. Penentuan halal dan haram dalam konsumsi dapat dilihat dari tiga aspek.

Pertama, penentuan dari kata yang yang digunakan, yaitu istilah haram dan halal.

Kedua, penentuan dengan menggunakan kalimat perintah dan larangan dan ketiga

penentuan dengan mengetahui kriteria-kriterianya. Dengan perkembangan

teknologi dan rekayasa genetika dalam bidang konsumsi menuntut adanya

perkembangan baru dalam penentuan halal dan haram. Selain menggunakan

kriteria yang ditetapkan para ulama dengan berpedoman kepada al-Qur’an, sunnah, ijma’, Qiyas dan Qaulushahabah, penetapan halal dan haram dalam konsumsi, khususnya bagi produk konsumsi olahan, dewasa ini menuntut adanya

pembuktian teknis apakah produk konsumsi tersebut benar-benar terhindar dari

unsur-unsur yang menjadikannya haram.

B.Saran-saran

Konsep-konsep halal dan haram dalam hal konsumsi pada dasarnya mengandung

nilai-nilai kemuliaan bagi manusia. Halal dimaksudkan untuk memberikan kemudahan

dan kemuliaan bagi manusia. Haram dimaksudkan untuk melindungi manusia dari hal-hal

yang dapat membahayakan dan merendahkan manusia dan fungsi kemanusiaannya. Oleh

karena itu, untuk merealisasikan nilai-nilai kemuliaan ini perlu dilakukan sosialisasi

kepada masyarakat tentang konsep-konsep halal dan haram dalam hal konsumsi.

Sejalan dengan hal tersebut wacana dan diskursus tentang konsep halal dan haram

(3)

296

yang lebih kontekstual dengan persoalan konsumsi dan kehidupan beragama masyarakat

dewasa ini.

Selanjutnya, perlu dilakukan perumusan kerangka operasional agar ide-ide

konsepsional halal dan haram dalam konsumsi dapat disosialisaikan dengan nyata.

Sosialisasi nyata pada akhirnya dapat memberi kontribusi pada upaya melahirkan

peraturan pemerintah dalam bentuk yang lebih mengikat seperti dalam bentuk

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Induksi Kalus Akasia ( Acacia mangium ) Dengan

Setelah selesai melakukan penyidikan, PPNS Keimigrasian menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum dan tahapan pelaksanaan dalam rangka memperoleh keterangan

Bisa saja jika mereka sekolah mereka akan menyadi dokter, profesor, bupati, menteri, gubernur, bahkan presiden kenapa tidak karena mereka mempunya pendidikan

Penerapan teori humanistik dalam pembelajaran dapat dimodifikasi secara lentur oleh guru, hal ini lebih memberikan ruang kreatifitas yang tidak terbatas pada

Changes in the size and number of contracts induced by financial innovations result in more disperse interest rates, as rates for low risk borrowers decline while high risk

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-P Saya dengan judul pemanfatan ekstrak daun, biji,kulit gamal(gliricidia sepium) dicampurkan dengan ekstrak akar tuba (derris

Limiting the coordination and management of the integration process and the utilization of an organization's resources ( human, financial , physical or material ,

Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi brand trust dari FJB Kaskus diantara faktor-faktor yang terkait dalam pembelian online atau transaksi digital seperti: