• Tidak ada hasil yang ditemukan

For Christ, For The Church, For The World, and For God's Glory : Kumpulan Tulisan Para Pendidik Teologi STT SAAT Dalam Rangka Memperingati HUT STT SAAT Ke-70

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "For Christ, For The Church, For The World, and For God's Glory : Kumpulan Tulisan Para Pendidik Teologi STT SAAT Dalam Rangka Memperingati HUT STT SAAT Ke-70"

Copied!
262
0
0

Teks penuh

Sedangkan Chandra Wim dalam tulisannya “Making Sense of John Calvin’s Literal Sense of Scripture”. Seminari Alkitab Asia Tenggara untuk terus berpartisipasi dalam kehidupan teologis dan gereja di Indonesia.

Konsep Kerajaan Allah dalam Perumpamaan tentang Talenta

PENDAHULUAN

PERUMPAMAAN TENTANG TALENTA

Menyoroti ciri-ciri di atas, tentunya perumpamaan tentang talenta juga memiliki unsur-unsur di atas. Berdasarkan kategori Johnson di atas, Perumpamaan tentang Talenta termasuk di bagian akhir klasifikasi Kerajaan Allah.

KONSEP KERAJAAN ALLAH DALAM PERUMPAMAAN TENTANG TALENTA

Hanko menjelaskan bahwa Kerajaan Allah ini sama dengan Kerajaan Surga yang disebutkan Kristus dalam perumpamaan-Nya. Hanko mengoreksi bahwa bakat dalam perumpamaan ini tidak berarti sama dengan bakat secara harfiah berarti bakat atau pemberian.

PENUTUP

Sebagai renungan, hendaknya kita memeriksa diri sendiri dan mengevaluasi apakah kita termasuk dalam kategori hamba yang baik dan setia atau hamba yang malas dan buruk. Ciri pembeda terbesar terletak pada kenyataan bahwa hamba yang malas dan jahat tidak pernah benar-benar menjadi warga Kerajaan Allah, meskipun secara kasat mata ia dapat dilihat sebagai seorang aktivis di gereja.

DAFTAR PUSTAKA

Kami Adalah Utusan Kristus”

Artikel ini ditulis dalam rangka HUT ke-70 STT SAAT dengan tema Seeing What Jesus Sees: The Harvest Is Now yang menekankan pentingnya utusan Kristus. Daniel Lucas Lukito, yang mengakhiri jabatannya sebagai utusan Kristus pada Mei 2022, juga menjadi penggagas tema Dies Natalis.

DUA TEKS PRESBEUŌ DAN GAMBARANNYA

Ada dua hal yang diperhatikan dari motif ini, yaitu rahasia yang disebut misteri Kristus (Ef. 3:3-4) dan misteri Injil (Ef. 6:19). Penebusan ini adalah pengampunan dosa (Efesus, Ef 1:7), dimana caranya adalah melalui kematian Kristus di kayu salib (Ef 2:16).

PAULUS SEBAGAI PRESBEUŌ

Jelas bahwa Paulus tidak berpikir dalam istilah Hellenistik ketika dia menggunakan istilah presbeuō, kemudian mengidentifikasi dirinya sebagai utusan tetap yang membawa pernyataan (apodictic). Sikap Paulus terhadap presbeuō dan sekaligus menjadi sikap khasnya sebagai utusan Kristus.

PRESBEUŌ SEBAGAI REPRESENTASI KRISTUS ATAU INJIL

Jadi di sini Paulus mewakili Kristus.17 Kemudian ayat 5:20b menyatakan isi dari nasihat tersebut, yaitu bahwa jemaat Korintus akan menerima rekonsiliasi dari Allah. Jadi ayat-ayat ini dengan jelas menggambarkan hubungan Paulus sebagai presbeuō terhadap pesannya, dan dia memprioritaskan pesan rahasia Injil lebih dari dirinya sendiri.

KESIMPULAN

Jika konteks ini diterima sebagai sebuah peroratio, niscaya Paulus menjadikan berita itu lebih sentral dari dirinya sendiri.

SUMBER INTERNET

Faith in Christ, the Stone: Paul’s Use of Isaiah 8:14 and Isaiah

28:16 in Romans 9:33

INTRODUCTION

Hays, Paul encourages his audience to understand his message in light of the context of the Scriptures to which he refers. By referring to these two verses of Isaiah, Paul shows that the failure of Israel is that they pursue righteousness based on their works instead of faith in Christ, τέλος Torah.

COMPARISON BETWEEN ROMANS 9:33, THE HEBREW TEXT, AND THE SEPTUAGINT

Paul and the translator of the LXX also supply a prepositional phrase, ἐπ᾽ αὐτῷ ("in him") in this quotation. Troxel claims that the translator of the LXX does not understand the meaning of this Hebrew word.

THE CONTEXT OF ISAIAH 8:14

In chapter 8, the Lord commands Isaiah to write his son's name on a tablet before he marries the boy's mother. Instead of being a sanctuary that could bring peace to both houses of Jacob (Israel and Judah), the Lord will become a stumbling block and a snare.

THE CONTEXT OF ISAIAH 28:16

Childs argues that the reference to the stone must be understood in the whole context of Isaiah and as. On the other hand, the faithful remnant will be saved as they cling to the true refuge, the rock - "everyone who believes in it will not be hasty" (v. 16).

THE SYNTHESIS OF THE CONTEXT OF ISAIAH 8:14 AND 28:16

Based on the immediate context, it appears that the stone in 28:16 refers to the faithful remnant of Israel which is itself a prediction of the coming Messiah who will reign in Zion. Regarding the LXX, this Greek translation puts a little more emphasis on faith by adding phrases such as "if you have faith in him" (καὶ ἐὰν ἐπ᾽ αὐτῷ πεποιθὼς ᾖς) (8:14) and "for you who have vain faith in lies ( οἱ πεποιθότες μάτην ψεύδει (28:17).

THE CONTEXT OF ROMANS 9:33

AND 28:16 IN THE CONTEXT OF ROMANS 9:33

In contrast, the majority of the Jews from the time of Moses (when of the twelve spies only Caleb and Joshua were justified because of their faith, also the majority of Israel could not enter the Promised Land because they disbelieved) to the time of Paul, would not put their trust in the Lord, but trust in their righteousness and works. The Jews' main problem is not their belief that obeying the law can save them.

CONCLUSION

Paul cleverly mixes up these two Isaiah verses to show that God's covenant promises don't fail, but what happens in the time of Isaiah, the majority of the Jews don't want to put their trust in Christ. Even though they have followed the law, they cannot get righteousness and be justified because they did it without believing in Christ.

BIBLIOGRAPHY

LXX-Isaiah as translation and interpretation: the strategies of the translator of the Septuagint of Isaiah. Heralds of the Good News: Isaiah and Paul "In Conservation" in the Letter to the Romans.

Making Sense of John Calvin’s Literal Sense of Scripture

This brief article, however, focuses only on the issue of Calvin's understanding of the literal meaning of Scripture by dealing with selections from his corpus. It essentially tries to answer a fundamental question of what Calvin meant by literal interpretation of Scripture and argues that Calvin has a more nuanced understanding of it than we modern Christians usually think.

CALVIN AS THE CHAMPION OF THE LITERAL INTERPRETATION OF SCRIPTURE

Calvin's exegesis and his theology.4 The scientific discussion about Calvin's hermeneutics is indeed complex and interesting. 8 Gary Neal Hansen, John Calvin and the Nonliteral Interpretation of Scripture (Ann. Arbor: UMI Dissertation Services, 2000), 70.

LITERAL AND CONTEXTUAL INTERPRETATION OF SCRIPTURE

The other context to consider is the historical context of the text. In particular, he believes that the application of much of the Old Testament is through analogy.

MAKING SENSE OF CALVIN’S LITERAL EXEGESIS

Thus, part of Calvin's literal meaning may include idiomatic expressions and figures of speech as used by the human writer of the text in question. Commentaries on the Book of the Prophet Jeremiah and the Lamentations, Volume 4.” Translated by John Owen.

Determinisme Ilahi Calvinis, Kehendak Bebas, dan Problem

Dalam teologi Calvinis, Tuhan adalah penyebab sekaligus pencipta dosa.3 Konsisten dengan kritik ini adalah sudut pandang Roger Olson, yang juga menjadi salah satu referensi Lahope. Konsep Kalvinis tentang providensi Allah menjadikan Allah pencipta dosa 4 Olson menjelaskan: “Yang harus dihadapi adalah pertanyaan tentang sisi mana dari doktrin ganda tentang kedaulatan Allah, determinisme, dan tanggung jawab tunggal manusia atas kejahatan, yang saya anut .

DETERMINISME ILAHI CALVINISME

Apa mekanisme Tuhan menentukan segala sesuatu yang ada dalam ciptaan Tuhan. Kausalitas Tuhan ini juga merupakan penyebab utama (primary cause) dan bukan penyebab kedua (secondary cause) yang ada di alam, seperti manusia sebagai pelaku tindakan moral.

KOMPATIBILISME CALVINIS

Sementara itu, (2) sourcehood libertarian-ism mengajarkan bahwa orang yang berkehendak bebas adalah orang yang setiap tindakannya bersumber semata-mata dari dirinya sendiri secara pamungkas tanpa ada pengaruh dari luar yang mengendalikan tindakannya. Dengan kata lain, kedaulatan mutlak Tuhan, yang menentukan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, tidak bertentangan dengan kehendak bebas umat ciptaan Tuhan.

PROBLEM PENCIPTA DOSA

Oleh karena itu Allah tidak bertanggung jawab secara moral atas kurangnya kebaikan dalam diri manusia. Perbedaan kualitatif antara Tuhan dan manusia juga tampak dalam masalah metafisik mengenai sifat kausal Tuhan dan manusia.

KONSEP SPHERE SOVEREIGNTY KUYPER

Calvin mulai menerapkan prinsip kedaulatan bola dengan tidak mencampurkan urusan masing-masing bola dalam praktek-praktek yang dilakukannya di kota Jenewa. Rumusan modern kedaulatan bola pertama kali diberikan oleh John Althusius, seorang ahli hukum Calvinis.

EVALUASI PEMIKIRAN KUYPER TENTANG SPHERE SOVEREIGNTY

Kontribusinya adalah (1) menempatkan konsep anti-reduksi dalam arti yang lebih luas, yaitu bahwa ciptaan Allah bukanlah hasil kebetulan, melainkan kosmos yang teratur, tunduk pada hukum dan norma yang diberikan atas karunia-Nya; (2) upaya untuk mendeskripsikan aspek-aspek realitas yang pada dirinya sendiri tidak dapat direduksi tetapi, jika ditempatkan dalam konteks agama yang terdistorsi, dapat mengarah pada proyek reduksionis. Misalnya, modernisme menganggap bahwa aspek rasional menjadi lensa untuk menentukan legitimasi aspek lain.

SUMBANGSIH PEMIKIRAN KUYPER

Culture, church and civil society." Dalam The challenges of cultural discipleship: essays along the lines of Abraham Kuyper, 16–32. Some Thoughts on Sphere Sovereignty.” Dalam The challenges of cultural discipleship: essays along the lines of Abraham Kuyper, 33–57.

Berteologi Secara Kontekstual- Injili: Sebuah Pertimbangan

Artinya, dia dapat dengan tegas mengatakan, "Saya tidak bisa melangkah lebih jauh dari garis ini." Baris ini adalah parameter dari apa yang dia yakini sebagai iman universal dan esensial serta keyakinan teologis, seperti doktrin otoritas dan kredo alkitabiah. Tulisan ini merupakan pertimbangan parametrik yang berusaha menjelaskan beberapa faktor yang membentuk seperangkat sistem teologis yang diharapkan dapat membantu seorang teolog evangelis melihat sejauh mana dia berteologi secara kontekstual-evangelis.

KAUM INJILI DAN KONTEKSTUALISASI

Friend Coe, salah satu inisiator utama, menekankan bahwa tujuan dari proses ini adalah untuk menggunakan sumber daya yang dapat membantu guru dan siswa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang Alkitab dalam konteks budaya dan agama tertentu, sehingga gereja sebagai komunitas yang diutus memiliki kesadaran untuk menghadapi secara efektif dalam kehidupan masyarakat 4 Proses ini akan mengantarkan seorang mahasiswa teologi untuk secara langsung dan sungguh-sungguh menghadapi kebenaran-kebenaran Alkitab dalam pola pikir dan budayanya. Pada tanggal 23–32 Agustus 1982, sebuah organisasi evangelis yang bergerak di bidang pendidikan teologi di Asia, yaitu Theological Association of Asia (ATA) mengadakan Konsultasi Teologi Asia Keenam bertajuk "Theology and the Bible in Context". Para teolog evangelis Asia, selain mengkritisi teologi kontekstualisasi Barat dan Dunia Ketiga, juga mencoba merumuskan pemikirannya untuk menjadikan Alkitab (pesan Alkitab) relevan dengan keragaman budaya di Asia. 12 Meskipun berasal dari latar belakang daerah dan budaya yang berbeda. latar belakang, mereka membutuhkan evaluasi kritis terhadap upaya untuk mengembangkan teologi dalam budaya tertentu.

KONTEKSTUALISASI INJILI KRITIS

Menempatkannya dalam konteks proses teologis, Tite Tiénou mendefinisikan konsep ini sebagai dinamika proses teologis yang berlangsung secara dinamis dalam diri seseorang (internal dynamics of theological process), di mana ia tidak sekadar meminjam bentuk budaya atau teologis yang ada untuk masuk ke dalam konteks yang berbeda, tetapi lebih dari itu, dia dapat menangkap pesan Injil sedemikian rupa sehingga dia dapat berkomunikasi dengan Tuhan.19 Sementara itu, David J. Hesselgrave dan Edward Rommen memahami proses ini sebagai upaya untuk mengkomunikasikan secara pribadi, pekerjaan, kata , dan kehendak Tuhan dengan cara yang setia (faithful) kepada wahyu Tuhan, khususnya sebagaimana yang diajarkan firman Tuhan, dan yang bermakna (meaningful) bagi responden dalam konteks kultural dan eksistensialnya.20 Di sini, meskipun penekanannya tetap ada. adalah pemahaman yang otentik atau setia terhadap kitab suci (wahyu, interpretasi dan penerapan kitab suci), tetapi fokusnya juga pada efektivitas dalam mengkomunikasikan pesan Injil dalam konteks tertentu.

PARAMETER BERTEOLOGI SECARA KONTEKSTUAL- INJILI

Chow, "Biblical Foundations for Evangelical Theology in the Third World," dalam Bible and Theology in Asian Contexts, 87. 33Kent Sparks, "The Sun also Rises: Accomodation in Inscripturation and Interpretation," dalam Evangelicals and Scriptures, ed.

Kontekstualisasi di Era Disrupsi: Sebuah Tinjauan

Kontekstualisasi sebagai Sebuah Strategi dalam

Kepada mereka yang berada di bawah hukum saya telah menjadi seperti mereka yang berada di bawah hukum, meskipun saya sendiri tidak berada di bawah hukum, untuk memenangkan mereka yang berada di bawah hukum. Bagi mereka yang tidak berada di bawah hukum, saya sebagai mereka yang tidak berada di bawah hukum, meskipun saya tidak.

PEMAHAMAN TENTANG ERA DISRUPSI SERTA DAMPAKNYA BAGI MANUSIA

Selain itu, inovasi yang harus dilakukan dalam ilmu-ilmu sosial adalah agar ilmu sosial tidak hanya mampu menafsirkan atau mendefinisikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, tetapi ilmu sosial harus mampu mengubah kehidupan sosial ekonomi masyarakat atau menjadi salah satu problem solver di masyarakat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa disruptive innovation merupakan keniscayaan di masa kini, sehingga masyarakat harus siap menghadapinya.

TINJAUAN ULANG TERHADAP PEMAHAMAN SERTA PENERAPAN KONTEKSTUALISASI BAGI ORANG

Para misiolog sepakat bahwa ada korelasi antara budaya dan pandangan dunia, di mana pandangan dunia membangun budaya dan budaya membangun pandangan dunia. Carson membahas budaya yang tidak dapat dipisahkan dari pandangan dunia 25 Oleh karena itu, fakta bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa harus diperhitungkan ketika budaya dan pandangan dunia dibahas.

TINJAUAN ULANG TENTANG KONTEKSTUALISASI YANG DIKAITKAN DENGAN PELAYANAN MISI DI

Pembersihan gereja di sini berarti umat Kristiani yang berbudaya secara otomatis meninggalkan gereja. Apakah ini disebabkan oleh adanya umat Kristiani yang menganut pandangan yang disebutkan oleh T.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Permasalahan yang ada, maka rumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana menganalisis resiko kecelakaan kerja pada Rope Access dengan menggunakan Metode Failure