PENDAHULUAN
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN … 12
- Kebijakan (Policy)
- Kebijakan Pendidikan (Education Policy) .…. 16
- Analisis Kebijakan
- Perumusan Kebijakan Pendidikan
- Kebijakan Desentralisasi Pendidikan …
Penelitian ini mempunyai topik “Implementasi Kebijakan Pemerintah Tentang Pendidikan Al-Qur’an di Kecamatan Soreang Kota Parepare. Unsur penyusunan rencana berkaitan dengan proses perencanaan pelaksanaan kebijakan pemerintah tentang Pendidikan Al-Qur’an di Kecamatan Soreang Kota Parepare Hal ini berdampak pada semakin terbukanya penyelenggara pendidikan Al-Quran terhadap siswa.
Buktinya, rata-rata siswa menyelesaikan program pembelajaran hingga mendapat sertifikat dari Lembaga Pendidikan Al-Qur'an di Kecamatan Soreang Kota Parepare. Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) di Kecamatan Soreang Kota Parepare belum memanfaatkan sumber daya manusia secara maksimal. Proses penerapan kurikulum pendidikan Al-Quran merupakan upaya peningkatan pembinaan dan pengembangan agama khususnya Islam.
Dan faktor penghambat pendidikan Al-Quran di Kecamatan Soreang Kota Parepare adalah: (a) pemanfaatan sumber daya manusia yang belum memadai; (b) penggunaan media sosial secara berlebihan; (c) kurang disiplinnya ustaz/ustazah TPA; (d) honorarium minimal tenaga pengajar; (e) kurangnya pendanaan operasional institusi. Kami berharap komponen masyarakat muslim dapat mengapresiasi penyelenggaraan pendidikan Al-Quran di Kecamatan Soreang Kota Parepare agar tetap terjaga eksistensinya.
PENDIDIKAN KEAGAMAAN
Pendidikan Keagamaan
Pendidikan agama sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 30 tentang Pendidikan. Keagamaan, menyatakan bahwa pendidikan agama diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat penganut agama sesuai dengan peraturan perundang-undangan (ayat 1). Pendidikan agama berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama (ayat 2).
Fungsi dan tujuan pendidikan agama bagi masyarakat Islam harus sesuai dengan konsep ajaran Islam, sebagaimana tercantum dalam QS. Pendidikan agama bertujuan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam, yaitu terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, dengan mencapai keselamatan dunia dan akhirat. Sistem yang memungkinkan proses pendidikan berkembang secara terus menerus dan konsisten untuk mencapai tujuannya adalah lembaga atau lembaga pendidikan Islam.
Kajian pendidikan Islam mengarah pada objek konkrit di lembaga pendidikan Islam yang eksis dalam bentuk fisik, kajian kurikulum pendidikan Islam mengarah pada mekanisme kerja operasional yang menjadi acuan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan Islam. 30 Pelayanan Unggulan Muliawan, Pendidikan Islam Terintegrasi: Upaya Reintegrasi Kesenjangan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Islam (Cet.
Konsepsi Pendidikan
Secara umum siswa merupakan anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk tumbuh dan berkembang menuju kedewasaan. Siswa adalah subjek yang otonom, mempunyai motivasi, keinginan, ekspresi dan cita-cita.38 Siswa adalah manusia yang mempunyai harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan berhak hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya, yang harus dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan akan mengembangkan kehormatan dan harkat dan martabat peserta didik sehingga menjadi manusia seutuhnya dan menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan paradigma belajar sepanjang hayat, istilah yang tepat untuk menyebut individu pencari ilmu adalah pelajar, bukan pelajar. Cakupan peserta didik lebih luas, tidak mencakup anak-anak saja, namun juga orang dewasa. Penyebutan peserta didik juga berarti bahwa lembaga pendidikan tidak hanya ada di sekolah, tetapi juga lembaga pendidikan yang ada di masyarakat, seperti Majelis Taklim, perkumpulan masyarakat, dan lain-lain.40.
Pendidikan yang bermutu adalah apabila peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, yang dilakukan secara sadar dan terencana. Dalam hal ini siswa diposisikan sebagai subjek pendidikan dan guru harus beradaptasi dengan potensi yang dimiliki siswa. 41 Dan, masyarakat dapat memiliki keterampilan yang baik jika sebelumnya memiliki keterampilan yang lebih rendah darinya dalam bidang yang sama.
Kurikulum
Masalah pembelajaran, penyelenggara pendidikan agama hendaknya menyadari etika interaksi bagi peserta didik, khususnya tempat terjadinya proses pembelajaran. Usman Muhammad berpendapat, ada pola pembelajaran yang mempertemukan laki-laki dan perempuan dalam satu ruangan dan ada pula yang memisahkannya. Saat ini, percampuran laki-laki dan perempuan merupakan hal yang lumrah dan lumrah terjadi pada tingkat sekolah dasar di seluruh dunia.48 Al-Anut binti Muhammad mengungkapkan, sudah sepantasnya kedua orang tua mengkhawatirkan putra-putrinya yang masih remaja karena banyak hal yang harus dilakukan. tidak dapat dipertanggungjawabkan, seperti merokok, narkoba, internet,
47Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Cet. IV; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hal.
Relevansi Pendidikan Keagamaan …
Artinya, setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus mampu membentuk manusia berkepribadian lebih baik yang memenuhi tujuan pendidikan umum baik pendidikan formal, informal, dan kasual. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku ideal sesuai dengan pandangan hidup dan falsafah bangsa, yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang.54. John Dewey menyatakan ada tiga kriteria tujuan yang baik, yaitu: tujuan yang ada harus menciptakan lebih banyak perkembangan, tujuan harus fleksibel dan menyesuaikan dengan keadaan, tujuan akhir muncul di luar proses tindakan, selalu kaku jika dipaksakan dari luar. 55 Tujuan Pendidikan penting bagi berfungsinya seseorang sebagai hamba Allah SWT, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian.
Pendekatan perkembangan kognitif pertama kali dikemukakan oleh Dewey yang membagi perkembangan moral siswa menjadi tiga tahap: tahap pra-konvensional, yaitu pada tahap ini perilaku manusia didorong oleh tekanan fisik atau sosial. 59Zubaedi, Pendidikan Masyarakat: Upaya Menawarkan Solusi Berbagai Permasalahan Sosial (Cet. V; Yogyakarta, Pustaka Mahasiswa, 2009), hal.16. Dalam pelaksanaan pembinaan diperlukan suatu metode pembinaan yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran, agar perkembangan kognitif peserta didik di lembaga pendidikan keagamaan dapat terwujud dengan baik.
Artinya dalam kesempatan pendidikan, pendidik dan peserta didik memenuhi standar, norma hidup, pandangan tentang individu dan masyarakat. Psikologi pendidikan, yaitu psikologi yang secara khusus menggambarkan aktivitas manusia dalam kaitannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana menarik perhatian siswa agar pelajaran mudah diterima, cara belajar, dan lain sebagainya. penilaian orang lain.
Pendidikan Keagamaan dalam Prespektif
Pendidikan Al-Quran adalah lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca, menghafal, dan memahami Al-Qur'an. Korelasi teori tersebut dengan tema dalam buku ini adalah penyelenggaraan pendidikan Al-Quran yang dilaksanakan sebagai hasil dan amanah Pemerintah. Unsur pengawasan terhadap pelaksanaan rencana tersebut jika dikaitkan dengan proses perencanaan pelaksanaan kebijakan Pemerintah tentang Pendidikan Al-Qur'an di Kecamatan Soreang, yaitu (1) mengupayakan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan agama tersebut. rencanakan agar dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Kota Parepare dikaitkan dengan pengawasan penyelenggaraan pendidikan, transparansi penyelenggaraan pendidikan Al-Quran sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan proses pembangunan jangka panjang. Adanya peraturan atau kebijakan pemerintah Kota Parepare akan memberikan dampak positif terhadap tumbuh kembangnya pendidikan Al-Qur’an di Kecamatan Soreang Kota Parepare. Kontribusi ini akan berdampak positif bagi keberlangsungan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) di Kecamatan Soraeng Kota Parepare.
Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) di Kecamatan Soreang Kota Parepare merupakan wadah untuk meningkatkan minat membaca dan menulis Al-Qur'an sejak usia dini. Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) bukan hanya sekedar tempat belajar membaca dan menulis Al-Qur'an, namun menjadi wadah pembinaan generasi umat Islam. Perlu dipahami bahwa proses pendidikan yang berlangsung dalam pendidikan Al-Qur’an mengutamakan pengembangan akhlak mulia demi kelangsungan hidup peserta didik di masa depan.
Proses penyelenggaraan pendidikan Al-Qur’an di Kecamatan Soreang Kota Parepare yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, serta memerlukan dukungan semua pihak untuk mewujudkan penyelenggaraan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Hasil dari implementasi kebijakan pemerintah terhadap pendidikan Al-Qur'an di Kecamatan Soreang Kota Parepare antara lain: (a) peningkatan membaca dan menulis Al-Qur'an sejak usia dini; (b) menambah pengetahuan tentang dasar-dasar dinul Islam; (c) menciptakan generasi Islam yang religius; (d) meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT; (e) penguatan akhlak mulia peserta didik; (f) meningkatkan kecerdasan dan minat belajar siswa dan (g) sebagai wadah pengembangan keagamaan. Kami berharap kepada pemerintah dan pemerintah kota Parepare dapat memberikan kontribusi yang cukup berupa pembinaan dan pembiayaan agar pendidikan Al-Qur'an di kecamatan Soreang kota Parepare dapat terlaksana dengan baik.
Kami berharap penyelenggara pendidikan Al-Qur'an di Kecamatan Soreang Kota Parepare lebih fokus dalam pengelolaannya dan mengintegrasikan pendidikan ke sekolah negeri dan madrasah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Kami berharap para santri Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) giat belajar agar mampu membaca dan menulis Al-Quran serta menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
PP RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang