• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Classroom Action Research)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(Classroom Action Research)"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

Huruf vokal ganda bahasa arab yang lambangnya merupakan gabungan huruf vokal dan huruf, transliterasinya merupakan gabungan huruf yaitu :.

Gambar  1  Kerangka Penelitian……………………………………  39
Gambar 1 Kerangka Penelitian…………………………………… 39

Maddah

Terdapat dua transliterasi bagi ta>' marbu>t}ah, iaitu: ta>' marbu>t}ah yang hidup atau menerima perbuatan feth}ah, kasrah dan d}ammah, transliterasinya ialah [t]. Jika perkataan yang berakhir dengan ta>' marbu>t}ah diikuti dengan perkataan yang menggunakan perkataan sandang al- dan kedua-dua perkataan itu dibaca secara berasingan, maka ta>'.

Syaddah (Tasydi>d)

Dalam panduan transliterasi ini, artikel ditranskrip seperti biasa, al-, baik yang diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Namun jika hamzah berada di awal kata, maka tidak dilambangkan karena dalam aksara arab merupakan alif.

Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia

Judul : Pemanfaatan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman Mencuci Siswa Kelas II MI DDI Kabupaten Bila Pinrang (Penelitian Kelas). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman wudhu siswa kelas II MI DDI Bila di Kecamatan Pinrang.

ثحبلا ديرجت

لإا مس

ىتايمس

ليجستلا مقر

عوضوم :ةلاسرلا

طئاسولا مادختسا ةرفو نيسحتل ةيرصبلاو ةيعمسلا

لا بلاطل ءوضولاف

صل

جنارنيب و ةوعدلا راد ةيئادتبلإا

داشرلإا

يف لكاشملا ىلع بلغتلل لولحلا دحأ وه ةساردلا هذه نم ضرغلا

يناثلا لصفلا يف بلاطلل ءوضولا نم ملعتلا ةيلمعب

ةسردم جنارنيب

داشرلإا و ةوعدلا راد ةيئادتبلإا .يرصبلا يعمسلا ملعتلا طئاسو مدختسي

يساردلا لصفلا يف ثحب نع ةرابع وه ثحبلا نم عونلا اذه

ممصم ةثلاثىلإ

تارابتخا ميدقت متي ، ةرود لك ةياهن يف .لمأتو ةبقارمو ذيفنتو طيطخت ليلحت مت دقو .بلاطلا مهف لوح تانايب ىلع لوصحلل ، ةسرامملاو مييقتلا

يتلا ملعتلا لامتكاو ، ةيوئملا بسنلاو ، تاطسوتملا يه يتلا ةيفصولا .بلاطلا اهققح

اهمادختسلا طئاسولا دادعإ يه ةذختملا تاوطخلا نأ نيح يف ، تاوطخ يف

لثم ءوضولا ملعتلومحم

ضرعلا

فادهلأا لقن ، ءوضولا نع ويديف ،

ءوضولا ، ءوضولا تابلطتم مهفو ظفح ةمهمب ةعومجم لك فيلكت امم ، ءوضولا

حيحص لكشب ءوضولا تاءارجإ

Latar Belakang Masalah

Selain itu, kenyataan menunjukkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan karena guru sendiri jarang menggunakan media pembelajaran audiovisual. Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Wudhu Siswa Kelas II MI DDI Bila Kabupaten Pinrang (Penelitian Tindakan Kelas).

Rumusan Masalah

Analisis aktivitas pembelajaran menggunakan media audiovisual untuk meningkatkan pemahaman wudhu siswa kelas II MI DDI Bila di Kabupaten Pinrang. Untuk mengetahui apakah penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan pemahaman wudhu siswa kelas II MI DDI Bila di Kabupaten Pinrang.

Garis Besar Isi Tesis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru guna meningkatkan pemahaman siswa tentang wudhu dengan menggunakan perangkat pembelajaran audio visual. Pada bab ini penulis memaparkan kesimpulan hasil penelitian yang disertai implikasi penelitian dan rekomendasi.

BAB II

Penelitian yang relevan

Dalam penelitian ini diketahui bahwa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan perlu menggunakan media pembelajaran yang efektif, diantaranya juga penggunaan media audiovisual. Pengembangan Multimedia Interaktif Sebagai Media Pembelajaran IPS Materi Kolaboratif Bagi Peserta Didik IV. kelas di SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta.

Analisis Teoritis Variabel a. Media Audio Visual

  • Karakteristik Media Audio visual
  • Tinjauan Tentang Wudhu
  • Teknik media yang digunakan dalam pembelajaran berwudhu

Model permainan pembelajaran merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan media audio visual berbasis komputer. Ciri-ciri media audio visual dalam pembelajaran adalah: a) mempunyai lebih dari satu media yang menyatu, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.

Kerangka Konseptual Penelitian

Setiap siklusnya siswa mengamati media yang ditampilkan sambil mencatat syarat-syarat, rukun, sunnah dan doa setelah berwudhu dengan media yang ditampilkan guru. ..siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Siswa mengikuti tes tertulis, tes lisan dan praktek.. pilihan media kurang variatif.. pembelajaran di kelas kurang melibatkan siswa sepenuhnya,.. sebagian besar kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru. Tujuan dari model Permainan Instruksional adalah untuk menyediakan suasana atau lingkungan yang menyediakan fasilitas pembelajaran yang meningkatkan kemampuan siswa.

Model permainan pembelajaran tidak harus meniru kenyataan, namun dapat memiliki karakter yang memberikan tantangan menyenangkan bagi siswa.

Hipotesis Tindakan

BAB III

Waktu dan Lokasi Penelitian

Dan lokasi penelitian ini adalah Madresah Ibtidaiyah (MI) DDI Bila yang terletak di Bila, Desa Tapporang, Kecamatan Batulappa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

Subyek Penelitian

Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas, refleksi merupakan upaya menelaah apa yang terjadi atau tidak, apa yang dihasilkan atau tidak berhasil diselesaikan berdasarkan tindakan perbaikan yang dilakukan. Hasil refleksi ini akan digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam upaya mencapai tujuan penelitian tindakan kelas yang telah ditetapkan. Hasil analisis dan refleksi menentukan mampu atau tidaknya tindakan yang dilaksanakan mengatasi permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini.

Dengan kata lain, apabila permasalahan yang diteliti belum terpecahkan atau belum terpecahkan secara memuaskan, maka penelitian tindakan kelas harus dilanjutkan. Dalam penelitian tindakan kelas, jumlah siklus sebenarnya tidak dapat ditentukan terlebih dahulu, hal ini tergantung pada permasalahannya. Ada penelitian tindakan kelas yang mungkin cukup untuk satu siklus, namun ada juga yang memerlukan beberapa siklus.

Dengan demikian, jumlah siklus dalam penelitian tindakan kelas tergantung pada pemecahan masalah yang diteliti.

RPP, 4. Silabus

Dalam observasi partisipatif, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Data dalam penelitian ini dikumpulkan peneliti melalui observasi atau catatan, dokumentasi, dan tes penilaian. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati subjek, yaitu mengamati terutama perhatian dan perubahan-perubahan yang dialami siswa selama proses pembelajaran.

Hal-hal yang diamati adalah aspek perhatian siswa ketika media audio visual ditampilkan, antusiasme siswa dalam menulis materi yang diberikan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dan dilakukan selama proses penggunaan pembelajaran audiovisual. Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari hasil observasi, hasil tes penilaian yang dilakukan, foto-foto yang diperoleh selama penelitian, lembar observasi pada saat pembelajaran, foto sekolah, foto aktivitas siswa menggunakan media pembelajaran audiovisual, foto siswa pada saat, latihan wudhu, foto selama tes evaluasi.

Dalam penelitian ini penilaian yang dilakukan adalah penilaian proses dan penilaian terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Memberikan contoh gerakan pada bahan mencuci kepada siswa lain yang ditampilkan dengan menggunakan media audio visual. Memberikan contoh gerak kepada siswa lain terkait materi wudhu yang disajikan dengan menggunakan media audiovisual sebanyak 6 siswa (20%). 6 siswa (20%) mampu menyatakan ungkapan, rukun dan sunnah wudhu sesuai materi yang disampaikan dengan menggunakan media audio visual.

Memperhatikan penjelasan guru terhadap materi wudhu yang disampaikan melalui media audiovisual, 21 siswa (70%) dan 14 siswa (46,67%) membacakan doa sebelum dan sesudah wudhu, serta 19 siswa mampu memahami praktik metode wudhu secara berurutan (63,33 ). %). Rata-rata pemahaman siswa pada siklus I. Penyebutan gerakan-gerakan terkait materi wudhu yang ditampilkan menggunakan media audiovisual. Pada tabel diatas terlihat 4 orang siswa (13,33%) menyebutkan gerakan-gerakan yang berkaitan dengan materi wudhu yang ditampilkan dengan menggunakan media audiovisual, dan memberikan contoh gerakan kepada siswa lainnya mengenai materi wudhu yang ditampilkan dengan menggunakan media media audiovisual. 5 orang siswa (16,67%) mampu menyatakan syarat, rukun dan sunnah wudhu sesuai materi yang disampaikan dengan media audiovisual. Materi wudhu yang ditampilkan dengan media audiovisual sebanyak 25 siswa (83,33%), bacaan doa sebanyak 26 siswa (86,67%), mampu mengamalkan wudhu secara konsekutif sebanyak 26 siswa (86,67%).

Pada tabel diatas terlihat 2 orang siswa (6,67%) menyebutkan gerakan mengenai materi wudhu yang ditampilkan dengan media audiovisual, yang memberikan contoh gerakan kepada siswa lainnya mengenai materi wudhu yang ditampilkan dengan media audiovisual. Saya berjumlah 3 siswa (10). %), mampu menyebutkan syarat-syarat, rukun dan sunnah wudhu sesuai materi yang ditampilkan dengan media audiovisual. Tentang materi wudhu yang ditampilkan dengan media audiovisual, 22 siswa (73,33%) dapat membaca doa sebelum dan sesudah wudhu, 26 siswa (86,67%). Rata-rata pemahaman wudhu siswa pada siklus II. wudhu ditampilkan dengan media audiovisual. Memberikan contoh gerak kepada siswa lain terkait materi wudhu yang ditampilkan dengan media audio visual sebanyak 8 siswa (26,67).

Pengujian Hipotesis Tindakan

Pembelajaran pada Siklus III menitikberatkan pada siswa mampu memahami materi wudhu yang disajikan dengan menggunakan media audiovisual. Pada Siklus III, siswa menjadi lebih perhatian dan aktif di kelas, berusaha menyelidiki dan menganalisis data serta memecahkan masalah. Pada siklus III guru sudah mampu mengelola kelas dengan baik sehingga dapat tercipta suasana yang kondusif di dalam kelas.

Pada siklus III rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya yaitu 8,33. Dan pada siklus III tidak ada kendala yang berarti, namun pengajaran sebaiknya lebih ditingkatkan dengan menggunakan media audio visual untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan tindakan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman wudhu siswa dalam proses pembelajaran.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pemahaman siswa menunjukkan gerakan mencuci pada siklus II mengalami penurunan dari 13,33% menjadi 6,67% dan 10%. Pada akhir pertemuan setiap siklus dilakukan tes untuk mengetahui sejauh mana media audiovisual dapat mempengaruhi pemahaman siswa. Hanya saja pada pertemuan 1 sampai 3 masih ada peran guru yang belum muncul yaitu menyebutkan gerakan mencuci siswa.

Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual untuk meningkatkan pemahaman wudhu siswa kelas II MI DDI Kabupaten Bila Pinrang berhasil. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan media audiovisual efektif meningkatkan pemahaman wudhu siswa kelas II MI DDI Bila di Kecamatan Pinrang. Dengan menggunakan media audiovisual untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang mencuci di kelas II MI DDI Kabupaten Bila Pinrang, siswa lebih tertarik untuk memperhatikan materi sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang mencuci dapat ditingkatkan melalui penggunaan media pembelajaran audiovisual.

Materi Pembelajaran

Yang dimaksudkan dengan niat menurut syarak ialah kemahuan melakukan pekerjaan atau amal kerana ia tertakluk kepada hukum Allah SWT. Membasuh muka, berdasarkan ayat di atas (K.S. al-Ma'ida/5: 6) batas muka yang wajib dicuci ialah dari tempat tumbuhnya rambut di atas kepala hingga ke dua tulang dagu pada. bahagian bawah, lebar dari telinga ke telinga, seluruh bahagian muka yang disebutkan sebelum ini wajib dicuci, tidak tinggal sedikit pun, malah wajib ditambah sedikit untuk memastikan semuanya telah dicuci. Seiring dengan niat dan membasuh muka, kedua-duanya hendaklah dilakukan bersama-sama dan yang lain didahulukan.

Membuka pembelajaran dengan salam dan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa dengan khusyuk. Mulailah belajar dengan membaca surah pendek Al-Qur'an pilihan dengan lancar dan benar (nama surah sesuai dengan program pembiasaan yang telah ditetapkan sebelumnya). Melakukan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan siswa dari kegiatan yang dilakukan sebagai masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.

Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik dan Instrumen Penilaian

  • Jurnal
  • Unjuk Kerja 2) Portofolio
  • Pembelajaran Remedial dan Pengayaan a. Remedial

Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian apabila siswa memperoleh nilai di bawah ketuntasan minimal.

TES SOAL PADA AKHIR SIKLUS II

TES SOAL PADA AKHIR SIKLUS III

PRAKTEK WUDU

WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH

IDENTITAS PRIBADI

RIWAYAT PENDIDIKAN

Gambar

Gambar  1  Kerangka Penelitian……………………………………  39
Gambar 2. Siklus Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi tentang sastra dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar