• Tidak ada hasil yang ditemukan

penggunaan media audio visual untuk meningkatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penggunaan media audio visual untuk meningkatkan"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Media Pembelajaran

Rossi dan Breidle (Sanjaya menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala alat dan bahan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Radio, televisi, dan sebagainya.

Jenis – jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau isi pembelajaran, merangsang pikiran, emosi, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat melancarkan proses belajar mengajar. mereka memperoleh kekayaan informasi yang menunjukkan perkembangan ide, objek, institusi, orang, keluarga menurut ruang dan waktu. Poster merupakan gabungan gambar dan teks dalam satu area yang memberikan informasi tentang satu atau dua gagasan pokok. Poster dibuat dengan hiasan gambar dan huruf yang jelas. Pesan yang ingin disampaikan diungkapkan melalui simbol-simbol bunyi, baik yang bersifat verbal (kata-kata/bahasa lisan) maupun non-verbal.

Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan ke dalam media audio, antara lain: radio, pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa. Pita yang digunakan untuk alat perekam kaset adalah pita magnetik, berbentuk strip plastik tipis dan fleksibel. Di laboratorium bahasa, siswa duduk secara individu di bilik akustik dan kotak suara yang disediakan.

Media proyeksi masih memiliki kesamaan dengan media grafis dalam hal menyajikan rangsangan visual. Perbedaan yang jelas antara keduanya adalah jika media grafis dapat berinteraksi langsung dengan pesan media yang bersangkutan dalam suatu proyeksi stasioner, maka pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat terlebih dahulu oleh sasarannya.

Kriteria Pemilihan Media

Menurut Sudjana, hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Dan media audiovisual diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa. Berdasarkan permasalahan di atas maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada kelas bahasa Indonesia di sekolah SMPI Darul Hikmah Makassar tahun pelajaran 2017/2018.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan hasil dalam penggunaan media audiovisual untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jika hasil belajar berbicara siswa dengan media audiovisual pada siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Distribusi frekuensi dan persentase pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VII SMPI Darul Hikmah Makassar pada siklus II.

Pembahasan hasil penelitian ini terdiri dari aktivitas dan hasil belajar siswa dalam memahami topik bahasa Indonesia melalui penggunaan media audiovisual. Selanjutnya tes hasil belajar bahasa Indonesia pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan dari 25 siswa kelas VII pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada pembelajaran materi bahasa Indonesia pada sastra dengan menggunakan media audiovisual untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMPI Darul Hikmah Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut.

Berdasarkan uraian ringkasan di atas, maka terkonfirmasi hipotesis tindakan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia terkait karya sastra di kelas VII Darul Hikmah Makassar.

Mnfataatt Media Dalam Pembelajaran

Prinsip – Prinsip Penggunaan Media

Prinsip utama yang harus diperhatikan dalam penggunaan media dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah media digunakan dan diarahkan untuk memudahkan belajar siswa dalam upaya memahami materi pelajaran.

Media Audio Visual

Peneliti akan melakukan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada siklus II. Implementasi pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media audiovisual pada II. Siklus berlangsung dalam dua pertemuan pribadi dan satu pertemuan untuk siklus tes. Tes siklus II dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.

Pada siklus II observasi aktivitas siswa dilakukan selama satu hari yaitu pada pertemuan pertama, sedangkan pada pertemuan kedua tidak dilakukan observasi karena pertemuan kedua merupakan hari dimana guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. Berdasarkan tabel 4.6 aktivitas belajar siswa siklus II siklus II terhadap 25 siswa kelas VII SMPI Darul Hikmah Makassar, antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui media audiovisual meningkat pesat. Hasil pembelajaran bahasa Indonesia siklus I menunjukkan bahwa dari 25 siswa kelas VII pada siklus I, hanya 10 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan berjumlah 15 orang atau 65,789%.

Berdasarkan peningkatan nilai hasil belajar pada siklus II di atas dapat diartikan bahwa revisi tindakan yang dilakukan pada siklus II pada proses pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual terbukti efektif. Misalnya saja hasil belajar siswa kelas VII SMPI Darul Hikmah Makassar meningkat karena adanya kerjasama yang baik dalam kelompok serta bimbingan dan arahan dari guru.

Macam-Macam Audio Visual

  • Kelebihan Media Audio Visual

Kekurangan Media Audio Visual

Penggunaan media tersebut memerlukan dukungan sarana dan prasarana tertentu, seperti listrik dan peralatan atau material khusus, yang tidak selalu mudah didapat di tempat tertentu.

Jenis Media Yang Di Gunakan

Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa pada bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar. Data yang berkaitan dengan hasil observasi akan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia akan dianalisis secara kuantitatif. Kriteria keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VII SMPI Darul Hikmah Makassar adalah jika terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan media, mencapai nilai rata-rata minimal 85%, mencapai kriteria standar keberhasilan. atau memperoleh skor ≥70.

Implementasi materi karya sastra menggunakan media audiovisual pada siklus I dilaksanakan pada pertemuan tatap muka dan pertemuan tes siklus. Pada siklus I observasi aktivitas siswa dilakukan selama satu hari yaitu pada pertemuan pertama, sedangkan pada pertemuan kedua tidak dilakukan observasi, karena pertemuan kedua merupakan hari dimana guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. Penilaian proses dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar dilakukan dengan menilai hasil tes belajar siswa.

Pada pertemuan pertama yang dilakukan peneliti, peneliti mengingatkan siswa untuk belajar bahasa Indonesia dari materi sebelumnya pada siklus I, namun pada siklus II menggunakan media audiovisual dengan menggunakan materi sastra. Meningkatnya hasil belajar pada siklus II seperti tergambar di atas, serta meningkatnya aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran dan menurunnya aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran berbasis masalah, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran ini mempunyai manfaat dalam meningkatkan hasil belajar. dan kegiatan belajar.

Pengertian Hail Belajar

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Kerangka Pikir

Lebih khusus lagi pengertian media dalam proses belajar mengajar biasanya diartikan sebagai alat grafis. Hasil belajar bukanlah penguasaan hasil pelatihan, melainkan perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang dan berlangsung terus menerus, tidak statis (Slameto. 2010: 3).

Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Gagne menyatakan bahwa hasil belajar adalah kapasitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses pembelajaran, yang meliputi lima kategori hasil belajar, yaitu: 1). Lebih lanjut Gagne mengatakan bahwa hasil belajar pada akhirnya adalah perilaku yang dapat diamati dari penampilan orang yang belajar (Gagne.M.Robert 1981:25).

Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran, seperti yang disampaikan oleh Soemanto bahwa “pengakuan seseorang terhadap hasil belajar atau kemajuan belajar itu penting karena dengan mengetahui hasil yang telah dicapai maka seseorang akan berusaha untuk meningkatkan hasil belajar selanjutnya”. Dalam bukunya Rusyan mengatakan bahwa pendekatan proses belajar mengajar menegaskan: “Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah diajar pada suatu saat oleh seorang guru. Menurut aliran psikologi kognitif, hasil belajarnya adalah: Mengembangkan strategi yang berbeda untuk mencatat dan memperoleh informasi, siswa harus secara aktif menemukan informasi tersebut, dan guru menjadi mitra siswa dalam proses menemukan informasi yang berbeda dan makna informasi tersebut. mereka peroleh dalam pelajaran yang kita diskusikan dan kita pelajari bersama.

Tingkat pendidikan orang tua, besarnya pendapatan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, harmonis atau tidaknya hubungan orang tua dan anak, tenang atau tidaknya situasi di rumah, semua itu juga mempengaruhi tercapainya prestasi. hasil belajar anak.

Hipotesis Tindakann

METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

Kegiatan Implementasi yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan skenario pembelajaran yang direncanakan, pelaksanaan evaluasi berupa tes. Observasi Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam skenario pembelajaran Mengadakan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi mengenai skenario, tes pemahaman dan sebagainya.

Teknik Pengumpulan Data

Dokumentasi berupa nilai ujian formatif mahasiswa dan dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian, seperti surat izin fakultas dan surat izin pemerintah daerah.

Teknik Analisis Data

Kriteria yang digunakan berdasarkan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2009) adalah sebagai berikut:

Instrumen Penelitian

Indikator Keberhasilan

Dari tabel 4.2 diatas terlihat bahwa pada siklus I persentase ketuntasan siswa hanya sebesar 34,210% yaitu 10 dari 25 siswa berada pada kategori tuntas. Berdasarkan tabel 4.3 aktivitas belajar siswa siklus I pada siklus I sebanyak 25 siswa kelas VII SMPI Darul Hikmah Makassar, antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan media audiovisual masih kurang namun sudah mulai meningkat. Meskipun terjadi peningkatan, namun dapat dikatakan bahwa semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran melalui media audiovisual pada siklus I masih kurang, oleh karena itu peneliti akan melanjutkan pada siklus II.

Pada Siklus II dilaksanakan berdasarkan pertimbangan dari Siklus I, karena Siklus II merupakan lanjutan dari Siklus I. Nilai ujian siswa dianalisis untuk menentukan tingkat kemampuan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. seolah-olah. dilakukan pada siklus I. Pada siklus II seluruh siswa berada pada kategori tuntas karena dari 25 siswa berada pada kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang.

Selama proses pembelajaran pada siklus II, semangat dan keaktifan siswa meningkat dan menunjukkan perubahan yang sangat baik. Hasil tindakan siklus II dinyatakan sesuai dengan kurikulum yang disusun peneliti dan telah mencapai hasil yang diharapkan sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya atau siklus ketiga karena keterampilan siswa dalam siklus II sudah baik dan mengalami peningkatan yang dibuktikan dengan adanya 25 siswa atau 100% seluruhnya berada pada kategori penuh dan tidak ada siswa yang berada pada kategori tidak tuntas. Aktivitas siswa menggunakan media audio visual dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan.

Selain itu keterampilan klasikal siswa dari siklus I dan siklus II dikatakan mengalami peningkatan yaitu pada siklus I 34,210% mengalami ketuntasan dan 65,789% dinyatakan tuntas, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 100% dengan ketuntasan, dan mencapai indikator ketuntasan klasik minimal yaitu ≥85%, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.

Tabel  4.2.  Distribusi  Ketuntasan  Belajar  Secara  Klasikal  Siswa  Kelas  VII  SMPI  Darul Hikmah pada siklus I
Tabel 4.2. Distribusi Ketuntasan Belajar Secara Klasikal Siswa Kelas VII SMPI Darul Hikmah pada siklus I

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kategori Hasil Belajar

Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampuan Siswa Siklus I

Distribusi Ketuntasan Belajar Secara Klasikal Siswa Siklus I

Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

Distribusi Frekuensi dan Persentase Kemampua Siswa Siklus II

Distribusi Kentuntasan Belajar Siswa Klasikal Siswa Siklus II

Gambar

Table 3.1 Kategorisasi Hasil Belajar
Tabel  4.2.  Distribusi  Ketuntasan  Belajar  Secara  Klasikal  Siswa  Kelas  VII  SMPI  Darul Hikmah pada siklus I
Tabel  4.3.  Lembar  Observasi  Aktivitas  Belajar    Siswa  Selama  Mengikuti   Pembelajaran Siklus I
Tabel  4.4.  Distrubusi  Frekuensi  dan  Persentase  Pelajaran  Bahasa  Indonesia  pada  Siswa Kelas VII SMPI Darul Hikmah Makassar pada Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tindakan kelas tentang pemanfaatan media visual untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa pada materi beriman kepada Allag SWT di Kelas IV SDN

Grafik Perubahan Rata-Rata Nilai Siswa dan Ketuntasan Klasikal Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi tes tindakan terhadap penggunaan media audio visual untuk meningkatkan