1020 Vol. 1 No. 1, September 2021 I Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DI
SEKOLAH MENENGAH ATAS
MADINATUL MUNAWWARAH1 E-mail [email protected]
ABSTRAK
Masalah utama pembelajaran peserta didik di tingkat sekolah menengah atas kesulitan memahami tanpa adanya interaksi dalam kegiatan diskusi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik memahami, berfikir dan mengajukan pendapat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode diskusi dalam meningkatkan motivasi belajar serta pemahaman peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di Kelas X SMAN 4 Muara Teweh.
Penelitian yang lakukan ini adalah termasuk dalam kategori penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dan untuk jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research.
Hasil dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwasannya metode diskusi merupakan salah satu metode yang digunakan pada pembelajaran PAI dan dapat meningkatkan motivasi belajar serta pemahaman peserta didik di Kelas X SMAN 4 Muara Teweh. Dan dengan disediakannya media pendukung belajar seperti proyektor yang mana akan membantu memotivasi peserta didik-peserta didik yang kurang senang atau malas dalam mengikuti metode pembelajaran tersebut.
Kata Kunci: Motivasi belajar dan pemahaman siswa, metode diskusi
PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan aktivitas dan semangat belajar diperlukan ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara penggunaan metode yang tepat dalam motivasi.
Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah umum, metode merupakan unsur yang sangat penting
1021 Vol. 1 No. 1, September 2021 I Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam
dan tidak dapat dihilangkan dalam pembelajaran untuk mrncapai suatu tujuan yang diinginkan.
Di sini peneliti mengunakan metode diskusi sebagai penelitian dalam pembelajaran di SMAN 4 Muara Teweh. Karena dengan metode ini peneliti berharap dapat mengetahui bagaimana antusiasme peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode diskusi adalah sala satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang di hadapai, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya (Pupuh Faturrohman & M. Sobry Sutikno, 2010).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai (Surawan : 2019).
Tempat Penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMAN 4 Muara Teweh Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara Tahun Pelajaran 2021/2022. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus semester ganjill 2021/2022 Subyek Penelitian adalah siswa- siswi Kelas X SMAN 4 Muara Teweh Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara Tahun Pelajaran 2021/2022.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.Adapun tujuan utama dari PTK adalahuntuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
1022 Vol. 1 No. 1, September 2021 I Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. (1) Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. (2) Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran. (3) Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengolahan metode diskusi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal
1023 Vol. 1 No. 1, September 2021 I Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam
yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal- soal ini berjumlah 5 butir
Metode Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode diskusi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
Teknik analisis Data, untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
N
X X
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
% . 100
.
. x
Siswa
belajar tuntas
yang Siswa
P
1024 Vol. 1 No. 1, September 2021 I Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam
Hasil PENELITIAN
Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I dan II) yaitu masing-masing 10% dan 90%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
Table 1. Data Nilai Ketuntasan Siklus I
NO NAMA NILAI KRITERIA
1 AGUS RIANTO 65 BT
2 AHMAD FAJAR SENTOSA 70 BT
3 AHMAD SAMIAL RADADI SIDIG 70 BT
4 ALFIYANNOR 60 BT
5 ALPIN 70 BT
6 ANDHIKA DWI PUTRA YANA 70 BT
7 FIRDAUS MUNADI 65 BT
8 MULIDA AJAHRA 65 BT
9 MUTIA 70 T
10 NABILA 70 T
11 NADIATUL ZANNAH 65 BT
12 NADYA SITI HAFSAH 65 BT
13 NUR ANISA ANDINI 65 BT
14 PUTRI 65 BT
15 RIFKY ANDIKA 65 BT
16 RIVALDO 70 BT
17 SALLY DWI ANGGRAENI 70 BT
18 SOLIHIN 65 BT
19 SANDY ANGGRAENI 70 BT
20 SRI ANISA 65 BT
21 TRISKA ESMAYA PUTRI 70 BT
22 WIDIA SABILA 65 BT
23 YOLANDA FEBRYANI 70 T
24 NOR MAYA 65 BT
25 YUNI NURHALIDA 70 T
1025 Vol. 1 No. 1, September 2021 I Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam
Data Nilai Ketuntasan Siklus II
NO NAMA NILAI KRITERIA
1 AGUS RIANTO 70 T
2 AHMAD FAJAR SENTOSA 70 T
3 AHMAD SAMIAL RADADI SIDIG 70 T
4 ALFIYANNOR 70 T
5 ALPIN 70 T
6 ANDHIKA DWI PUTRA YANA 70 T
7 FIRDAUS MUNADI 75 T
8 MULIDA AJAHRA 75 T
9 MUTIA 70 T
10 NABILA 70 T
11 NADIATUL ZANNAH 70 T
12 NADYA SITI HAFSAH 70 T
13 NUR ANISA ANDINI 70 T
14 PUTRI 70 T
15 RIFKY ANDIKA 75 T
16 RIVALDO 70 T
17 SALLY DWI ANGGRAENI 70 T
18 SOLIHIN 65 BT
19 SANDY ANGGRAENI 70 T
20 SRI ANISA 65 BT
21 TRISKA ESMAYA PUTRI 70 T
22 WIDIA SABILA 65 BT
23 YOLANDA FEBRYANI 70 T
24 NOR MAYA 70 T
25 YUNI NURHALIDA 70 T
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah metode diskusi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKPD /menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
1026 Vol. 1 No. 1, September 2021 I Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam
KESIMPULAN
Dari data yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan beberapa hal dari paparan data yang ada, diantaranya adalah :
Penerapan metode diskusi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMAN 4 Muara Teweh adalah dengan cara pengelompokan peserta didik, karena dengan hal itu akan membiasakan peserta didik untuk dapat memecahkan masalah secara musyawarah yang nantinya akan mendapatkan jawaban yang memuaskan, dan hal itu (membagi kelompok) dapat menjadikan peserta didik yang mandiri dan kritis. Penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMAN 4 Muara Teweh ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman peserta didik khususnya peserta didik kelas X. Respon peserta didik dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan metode diskusi sangat antusias dan bersemangat. Adapun bentuk motivasi yang digunakan oleh guru PAI untuk mempertahankan minat peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan adalah dengan cara memberi angka atau pujian.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Bima Aksara.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.
Jakarta: PT. Intermasa.
Arikonto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bodgan, Robert dan Steven J. Taylor. 1992. Kualitatif. Surabaya: Usaha Offset Printing.
Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dimyati dan Mudjiono. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta.
Furchan, Arief. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitataif. Surabaya:
Usaha Nasional.
Hasibuan dan Moedjiono. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lincon dan Guba. 1985. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
M., Masnur, dkk. 1992. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang: Jemmars.
1027 Vol. 1 No. 1, September 2021 I Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama
Islam
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Citra Media.
Muhaimin. 2004. Paradigma PendidikanIslam. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.
Pupuh Faturrohman & M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Rusyan, A. Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Shaleh, Abdul Rachman. 2000. Pendidikan Agama dan Keagamaan. Jakarta Pusat: PT. Gemawindu Pancaperkasa.
Soedarsono, FX. 2001. Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soenarjo, A. 1971. AL-Qur’an dan Terjemah . Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an.
Sugiono. 2006. Metode Kuantitaif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharjono. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Rosdakarya. Sukidin, dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Rosdakarya.
Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi". Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2.
Sutiah. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas Islam Negeri Malang.