PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Diagram Kerangka Keberhasilan Mal Pelayanan Publik Collaborative Governance di Kabupaten Barru Mal Pelayanan Publik (MPP) di Kabupaten Barru. Fokus penelitian ini adalah pada proses Collaborative Governance melalui Mal Pelayanan Publik di Kabupaten Barru yaitu dengan melihat indikator penilaian, inisiasi, konsultasi dan implementasi. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi penelitian mengenai Collaborative Governance melalui Mal Pelayanan Publik di Kabupaten Barru.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Collaborative Government yang dilakukan oleh pusat pelayanan publik di Kabupaten Barru, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Peran DPM-PTSP bekerjasama pada Pusat Pelayanan Publik (Studi pada Pusat Pelayanan Publik Kota Bekasi) (Universitas Brawijaya).
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep dan Teori
Tujuan penyelenggaraan pelayanan secara keseluruhan adalah untuk mengetahui bagaimana mempersiapkan pelayanan publik yang diinginkan atau dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu, hakikat penyelenggaraan pelayanan publik lebih dari sekedar memberikan pelayanan sesuai dengan proses atau standar pelayanan publik. Pedoman penyelenggaraan pelayanan publik memudahkan penyedia layanan dalam memberikan pelayanan yang jelas dan berkualitas kepada penerima layanan.
Tujuan hadirnya Mal Pelayanan Publik adalah untuk memberikan kemudahan, kecepatan, keterjangkauan, keamanan dan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan. Prinsip yang dianut dalam Pusat Pelayanan Publik adalah integrasi, efisiensi, koordinasi, akuntabilitas, aksesibilitas dan kenyamanan.
Kerangka Pikir
Prinsip yang dianut dalam Pusat Pelayanan Publik adalah integrasi, efisiensi, koordinasi, akuntabilitas, aksesibilitas dan kenyamanan. tinggi). Banyaknya permasalahan dalam pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah sehingga sangat perlu dilakukan perubahan atau reformasi melalui perbaikan pelayanan publik. Kerangka dasar inilah yang harus dipadukan menjadi prosedur yang berorientasi pada hasil dan tanggap terhadap kebutuhan dasar warga masyarakat guna melahirkan Generasi Pelayanan Publik Terpadu, kemudian generasi kedua disebut Pelayanan Terpadu Satu Pintu. (PTSD).
Mal Pelayanan Publik (MPP) merupakan generasi ketiga yang lebih progresif dan memadukan pelayanan pemerintah pusat, daerah, BUMN/BUMD dan swasta. Collaborative governance terus berkembang dalam pemerintahan karena adanya kompleksitas dan saling ketergantungan antar lembaga, dimana penyelesaian suatu permasalahan publik sangat sulit dilakukan oleh satu institusi pemerintah, sehingga kolaborasi sangat diperlukan agar permasalahan publik dapat terselesaikan dengan lebih baik. Mal Pelayanan Publik, menurut Peraturan Menteri PANRB Nomor 23 Tahun 2017, adalah tempat berlangsungnya kegiatan atau kegiatan penyediaan pelayanan publik atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang merupakan perpanjangan dari fungsi pelayanan terpadu, baik pusat maupun pusat. regional, serta pelayanan kepada BUMN/BUMD dan swasta untuk memberikan pelayanan yang cepat, mudah, terjangkau, aman dan nyaman.
Mal Pelayanan Publik (MPP) di Kabupaten Barru mempunyai 24 instansi dan 108 produk pelayanan MPP Kabupaten Barru bekerja sama dengan DPMPTSP & Tenaga Kerja Barru dalam satu gedung untuk pelaksanaannya. Merujuk pada konsep Collaborative Governance, Collaborative Governance merupakan upaya mempertemukan semua sektor, baik pemerintah maupun non-pemerintah, untuk mengatur, menyelenggarakan, dan menyelenggarakan urusan bersama guna mencapai hasil yang lebih berdaya guna dan efektif. Agar penjelasan di atas lebih mudah dipahami, maka penulis merumuskannya dalam bentuk kerangka kerja sebagai berikut.
Fokus Penelitian
Deskripsi Fokus Penelitian
Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung (observasi) dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan yang benar-benar paham mengenai pengelolaan kolaboratif melalui Mal Pelayanan Publik di Kabupaten Barru. Artinya mengidentifikasi informan berdasarkan kriteria terpilih yang relevan dengan fenomena penelitian yaitu pengelolaan kolaboratif melalui mal pelayanan publik di Kabupaten Barru. Observasi merupakan observasi yang dilakukan secara langsung oleh peneliti di lapangan untuk mempelajari dan memperoleh data terkait pengelolaan kolaboratif melalui Mal Pelayanan Publik di Kabupaten Barru.
Termasuk pemangku kepentingan di Pusat Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Barru, terdapat 24 instansi dan 108 produk layanan di MPP Kabupaten Barru yang bekerjasama dengan DPMPTSP & Tenaga Kerja Barru. DPMPTSP & Tenaga Kerja disini bertugas menghimpun dan mengkoordinasikan seluruh instansi di Kabupaten Barru yang fokus pada pelayanan publik. Diskusi diawali dengan pemaparan rencana penyelenggaraan Pusat Pelayanan Publik Kabupaten Barru oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Barru.
DPMPTSP Kabupaten Barru melaksanakan tugas mengkoordinasikan seluruh instansi dan swasta di Kabupaten Barru yang bergerak di bidang pelayanan publik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala DPMPTSP Kabupaten Barru, mal pelayanan publik ini beroperasi dengan visi dan misi. Tahap terakhir adalah sosialisasi dan publikasi, serta pengenalan dan penjabaran Peraturan Bupati Barru no. 32 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik di Kabupaten Barru.
Musyawarah Tata Kelola Kolaboratif melalui Mal Pelayanan Publik di Kabupaten Barru telah berjalan dengan baik, terdapat komitmen untuk bekerja sama bergabung dalam MPP yang tertuang dalam Memorandum. Perjanjian dan/atau perjanjian kerja sama antara pemerintah daerah dengan masing-masing penyedia layanan di Mal Pelayanan Publik. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Peralatan dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (MENPAN-RB), Nomor 23 Tahun 2017, tentang Penyelenggaraan Pusat Belanja Pelayanan Publik.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Tipe Penelitian
Sumber Data
Informan Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Keabsahan Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Ristiani, (2020) dengan judul “Manajemen Pelayanan Publik pada Mal Pelayanan Publik di Wilayah Sumedang Provinsi Jawa Barat”. Tujuan diselenggarakannya Mal Pelayanan Publik adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan publik sebagai perwujudan Kabupaten/Kota yang progresif, inovatif dan berkelanjutan. Dalam tahap implementasi diperlukan beberapa komponen untuk mendukung program yang akan dilaksanakan, antara lain pembentukan yayasan, konsultasi dan dialog antar staf di Mal Pelayanan Publik Kabupaten Barru.
Hal ini dilakukan dalam rangka Collaborative Governance melalui Public Service Center (PSC) di Kabupaten Barru yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan antara lain “assessment, inisiasi, review dan implementasi”, yang akan dibahas pada temuan penelitian di bawah ini. Pusat Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut MPP merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pemerintahan kolaboratif, yaitu pelayanan terpadu yang terpadu antara pelayanan pusat dan daerah secara bersamaan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kerjasama pelayanan publik di MPP Kabupaten Barru sangat mengedepankan profesionalisme dalam melayani masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan hasil wawancara, Ketua DPMPTSP Kabupaten Barru mengungkapkan bahwa dalam proses musyawarah sering terjadi argumentasi untuk mencapai kesepakatan dalam proses kerjasama untuk memperoleh komitmen bersama dalam penyelenggaraan pelayanan di Mal Pelayanan Publik. Penyidik juga melakukan wawancara terhadap petugas front office Mal Pelayanan Publik yang memberikan keterangan serupa dengan Kepala DPMPTSP Kabupaten Barru.
Pembahasan
Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Barru dibentuk dalam beberapa tahap yang dimulai dengan Koordinasi Pelayanan baik instansi pusat maupun daerah, BUMN/BUMD dan pihak swasta yang akan diintegrasikan. Untuk melihat Collaborative Governance pusat pelayanan publik di Kabupaten Barru, peneliti menggunakan beberapa indikator: Menurut pendapat Morse & Stephens (2012), Collaborative Governance: terdiri dari penilaian, inisiasi, pertimbangan dan implementasi. Melibatkan pemangku kepentingan di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Barru, terdapat 24 instansi dan 108 produk layanan di MPP Kabupaten Barru yang bekerjasama dengan DPMPTSP dan Buruh Barru dalam satu gedung untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan prinsip integrasi, akuntabilitas. , Efisiensi, ketersediaan, koordinasi dan kenyamanan dalam pelayanan.
DPMPTSP & Tenaga Kerja Kabupaten Barru yang berada pada tingkat koordinasi dipercaya untuk memfasilitasi instansi lain yang tergabung dalam MPP untuk menyebarkan program yang dibawanya untuk mengatur Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (MENPAN-RB) untuk membantu pelaksanaannya. ) Nomor 23 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan pusat pelayanan publik sebagai terobosan dan inovasi untuk menciptakan pelayanan prima. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh aparatur DPMPTSP Kabupaten Barru merupakan penyelenggara utama pelayanan di Pusat Pelayanan Publik dan staf lembaga yang terlibat dalam proses MPP ini mempunyai front office masing-masing untuk mendukung program kerjasama tersebut. Sedangkan sumber dana yang digunakan dalam penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik di Kabupaten Barru, seperti biaya operasional, pemeliharaan gedung, listrik, air, internet, dan jaringan telepon yang digunakan untuk pelaksanaan MPP, dialihkan ke APBD dalam bentuk DPMPTSP, sedangkan pembiayaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelayanan menjadi tanggung jawab masing-masing instansi yang tergabung dalam MPP dibebankan pada APBD.
Musyawarah yang dilaksanakan di DPMPTSP Kabupaten Barru membahas kesepakatan kerja sama dalam menentukan kesepakatan mengenai penyelenggaraan pelayanan publik. Berdasarkan pemaparan di atas, maka upaya penyelenggaraan Pusat Pelayanan Publik hendaknya melibatkan musyawarah atau pemangku kepentingan yang turut berkolaborasi untuk mendapatkan komitmen bekerja sama. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa kerjasama pengelolaan pelayanan di Mal Pelayanan Publik Kabupaten Barru dinilai memberikan dampak positif bagi masyarakat karena memudahkan masyarakat baik dalam pengurusan perizinan maupun non. - perizinan di Kabupaten Barru karena beberapa layanan yang sangat penting digabungkan dalam satu tempat yaitu Staatsdiens Mall.
Kajian Kolaboratif Tata Kelola Pemerintahan melalui Pusat Pelayanan Publik di Kabupaten Barru juga bertujuan ke arah yang sama, yaitu DPMPTSP Kabupaten Barru yang berada pada tingkat koordinasi dipercaya untuk memfasilitasi instansi lain yang tergabung dalam MPP untuk menyampaikan program-program yang diusungnya untuk membantu. melaksanakan Peraturan tersebut. MENPAN-RB) Nomor 23 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pusat Pelayanan Publik sebagai suatu kemajuan dan inovasi untuk menciptakan pelayanan prima. Inisiasi tata kelola kolaboratif melalui Pusat Pelayanan Publik di Kabupaten Barru yang sumber utama penyelenggaraannya adalah DPMPTSP Kabupaten Barru, sedangkan sumber pendanaan yang digunakan dalam penyelenggaraan Pusat Pelayanan Publik di Kabupaten Barru dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Penerapan Collaborative Governance melalui Pusat Pelayanan Publik di Kabupaten Barru secara umum telah berjalan dengan baik karena memudahkan masyarakat dalam pengurusan perizinan dan non perizinan di Kabupaten Barru karena beberapa pelayanan yang sangat penting digabungkan dalam satu tempat yaitu Pelayanan Publik. Pusat Pelayanan Publik. .
PENUTUP
Saran
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dinas Penanaman Modal hendaknya menyediakan atau membuat website khusus Mal Pelayanan Publik yang memuat masalah perizinan, pelayanan dan pengaduan agar masyarakat tidak kebingungan dalam memperoleh informasi sehingga pelayanan yang diberikan semakin meningkat. Disarankan kepada setiap petugas pelayanan di Mal Pelayanan Publik Kabupaten Barru agar menambah kuota pelayanan disesuaikan dengan jumlah pendaftar, sehingga masyarakat tidak perlu antri lama sebelum MPP dibuka dan menyediakan tempat duduk yang memadai. Kerja Sama Antar Organisasi Pemerintah Dalam Pengendalian Moda Transportasi di Kota Makassar (Studi Kasus Becak Bermotor).
Collaborative governance in the United States and Korea: Cases of negotiated policy making and service delivery.