• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of COMMUNITY SOCIAL AWARENESS ENVIRONMENTAL CLEANLINESS IN TUNICAMASEANG VILLAGE, MAROS DISTRICT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of COMMUNITY SOCIAL AWARENESS ENVIRONMENTAL CLEANLINESS IN TUNICAMASEANG VILLAGE, MAROS DISTRICT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

and Development

E- ISSN: 2988-5558

Volume: 2, Issue: 2, Desember 2023, Page: No. 323-330

323 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

KESADARAN SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI DESA TUNIKAMASEANG

KABUPATEN MAROS

Nurhayati1, Muhammad Nawir2,Indah Ainun Mutiara3

*Email: nurhayatisunusi12@gmail.com

Abstrak

Kesadaran sosial masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesadaran sosial masyarakata terhadap kebersihan lingkungan di Desa Tunikamaseang Kabupaten Maros. Masalah dalam penelitian ini adalah faktot penyebab kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Desa Tunikamaseang Kabupaten Maros dan Strategi Peningkatan Kurangnya Kesadaran Masyarakat Terhadap keberihan lingkungan. Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif ini berlokasi di Desa Tunikamaseang Kabupaten Maros. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa faktor penyebab kurangnya kesadaran sosial masyarakat terhadap kebersihan lingkungan adalah kurangnya kesadaran terhadap lingkungan, tidak tersedianya sarana tempat sampah dan TPA, kebiasaan masyarakat, dan kurangnya perhatian dan pengawasan pemerinta. Adapun strategi peningkatan kesadaran sosial masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yaitu Mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi, Pengelolaan sampah melalui daur ulang, Penyediaan tempat sampah, dan partisipasi kelompok masyarakat.

Kata Kunci: Kesadaran, Masyarakat, Lingkungan

Abstract

Community social awareness of environmental cleanliness. This research aims to find out how social awareness of the community is regarding environmental cleanliness in Tunikamaseang Village, Maros Regency. The problem in this research is the factors causing the lack of public awareness of environmental cleanliness in Tunikamaseang Village, Maros Regency and the strategy for increasing the lack of public awareness of environmental cleanliness. This type of research is a qualitative method with a case study approach. This qualitative research was located in Tunikamaseang Village, Maros Regency. Data collection in this research used observation, interview and documentation techniques.The results of this research are that the factors causing the lack of social awareness of the community regarding environmental cleanliness are a lack of awareness of the environment, the unavailability of trash and landfill facilities, community habits, and a lack of government attention and supervision. The strategies for increasing public social awareness regarding environmental cleanliness are educating the public through outreach, waste management through recycling, providing rubbish bins, and participation of community groups.

Keywords: Awareness, Society, Environment

(2)

324 | https://etdci.org/journal/ijesd/index PENDAHULUAN

Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.

Menurut Elly M. Setiadi, (Rusdiana, 2012: 140), bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari ekosistem atau sistem ekologi. Ekosistem adalah satuan kehidupan yang terdiri atas suatu komunitas makhluk hidup (dari berbagai jenis) dengan berbagai benda mati yang membentuk suatu sistem. Manusia adalah bagian dari ekosistem.

Manusia menjadi salah satu faktor penentu dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, selain itu manusia juga memiliki peran dan tanggung jawab untuk memberdayakan kekayaan lingkungan guna kelangsungan hidup ekosistem. Dalam kenyataan keinginan besar untuk memenuhi kepuasan hidup, sering menjadi pemicu Manusia untuk menguasai alam yang cenderung menimbulkan kerusakan akibat sikap mementingkan kebutuhan sendiri tanpa memperhatikan kelangsungan hidup (Karim 2018).

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (1) tentang Kesehatan Lingkungan disebutkan bahwa: “Kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau Gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkunganUntuk mewujudkan Kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun sosial. Standar baku mutu kesehatan lingkungan adalah spesifikasi teknis atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat.

Sementara itu, menurut WHO (World Health Organization) Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang memang harus ada antara manusia & lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat tentu saja sangat dipengaruhi oleh faktor kesadaran lingkungan individu. Sebagaimana kita ketahui Bahwa pandangan masyarakat tentang sadar lingkungan sangatlah minim/kurang. Kebanyakan dari mereka berfikir secara parsial dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri, seperti masalah pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, Pembuangan limbah pabrik, polusi udara, pencemaran air, dan lain-lain (Ega Nirmala, 2018).

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai persetujuan lingkungan;

perlindungan dan pengelolaan mutu air; perlindungan dan pengelolaan mutu udara; perlindungan dan pengelolaan mutu laut; pengendalian kerusakan lingkungan hidup; pengelolaan limbah B3 dan pengelolaan limbah nonB3; data penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup; sistem informasi lingkungan hidup; pembinaan dan pengawasan; dan pengenaan sanksi administratif.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum” (Purba and Yunita 2017).

Dalam Statistik Persampahan Indonesia (2008) disebutkan bahwa dari total populasi Indonesia sebesar 232,8 juta orang, total sampah yang dihasilkan sebesar 38,5 juta ton/tahun, sedangkan populasi yang dapat dilayani sebesar 130,4 juta. Pengangkutan sampah aktual sebesar 21,72 ton per tahun, dan sampah yang tidak terangkut sebesar 16,78 juta ton per tahun. Untuk Pulau Jawa, dengan populasi sebesar 137,2 juta orang, menghasilkan total sampah sebesar 21,2 juta ton/tahun, sedangkan populasi yang dapat dilayani sebesar 80,8 juta. Pengangkutan sampah aktual sebesar 12,49 ton per tahun, dan sampah yang tidak terangkut sebesar 8,71 juta ton per tahun (Hendra 2016).

(3)

325 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

Sampah menjadi masalah yang ada hingga saat ini, oleh karena itu kesadaran terhadap lingkungan perlu ditanamkan dalam diri setiap individu karena dengan adanya kesadaran terhadap lingkungan mampu mengurangi pencemaran terhadap lingkungan itu sendiri. Dengan adanya kesadaran mampu membuat masyarakat semakin cinta terhadap lingkungannya.

Sementara itu, menurut Salim (1982) kesadaran lingkungan adalah Upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar Tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, Penghijauan dan perlindungan satwa langka, Tetapi lebih dari itu semua membangkitkan kesadaran lingkungan manusia Indonesia Khususnya pemuda masa kini untuk mencitai alam dan lingkungan (Sarkawi 2017). Sadar lingkungan ini Mendorong pribadi manusia untuk hidup serasi, dengan alam dan lingkungan (Waskito and Witono 2014).

Tetapi yang sering terjadi yaitu kesadaran masyarakat masih kurang terhadap lingkungan, yang menjadi salah satu permasalahan yang terjadi contohnya adalah kurangnya rasa sadar dan peduli lingkungan. Hal tersebut juga terjadi di Desa Tunikamaseang Kabupaten Maros. Desa Tunikamseang terletak disebelah utara kota maros, kecamatan bontoa. Dengan koordnator bujur 119.534725 dengn ketinggian 0,5 meter. Desa Tunikamaseang memiliki luas wilayah 527,92 Ha dan jumlah penduduk sebanyak 3.623 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 569,07 jiwa/km² pada tahun 2020.

Desa Tunikamaseang terbagi menjadi beberapa dusun yaitu Dusun pattallassng, Dusun Kassjala, Dusun Jangka-Jangkayya, Dusun Lengkese Dan Dusun Bonto-Bonto. Pusat Pemerintahan Desa ini berada di Dusun Kassijala.

Dari observasi yang telah dilakukan Kesadaran Masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Desa Tunikamaseang masih kurang, penyebabnya selain dari kurangnya kesadaran, adanya kebiasaan masyarakat membuang sampah secara sembarangan, tidak adanya tempat sampah, serta kurangnya perhatian dari pemerintah sekitar. Hal ini terlihat dengan adanya sampah yang berserakan bahkan menumpuk. karena adanya tumpukan sampah. Jika dibiarkan secara terus menerus maka sampah tersebut akan menimbulkan aroma tidak sedap serta akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti demam berdarah dan malaria yang disebabkan oleh nyamuk. Untuk itu sudah seharusnya kita bersama-sama untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar karena siapa lagi yang akan menjaga lingkungan jika bukan kita sendiri.

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan di Desa Tunikamaseang harus mendapat perhatian bukan hanya peran serta masyarakat saja tetapi pemerintah pun juga harus berperan penting sekitar agar sampah dapat ditanggulangi dan di kelola dengan baik agar lingkungan tidak tercemar. Sampah tersebut menyebabkan lingkungan sekitar menjadi kotor sehingga membuat pemandangan menjadi kurang bagus. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran semua masyarakat akan perlu menjaga dan melestarikan Lingkungan (Waskito and Witono 2014).

Kesadaran sosial masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Desa Tunikamaseang Kabupaten Maros perlu ditingkatkan, masyarakat menunjukan sikap kurangnya kesadaran dan peduli terhadap lingungkungan. Hal tersebut terlihat dengan ada masyarakat yang membuang sampah mereka kesebuah lahan kosong sehngga menyebabkan penumpukan pada lahan tersebut. Selain itu masyarakat setempat juga membuangnya ke kepinggir sungai bahkan membuangnya langsung kedalam aliran sungai. Tentu saja hal demikian menunjukkan Sikap masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan yang akan berdampak negative bukan hanya sekarang tapi juga nantinya. Oleh karena itu diperlukan partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan perlunya pengelolaan sampah dengan baik bukan hanya mengingatkan, tetapi juga mendidik anak-anak remaja maupun anak usia dini agar terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

Pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan bertanggung jawab dan kewenangan pemerintah kota, pemerintah daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien. Hal tersebut bisa terjadi

(4)

326 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

diseluruh daerah yang ada, tak terlepas di Desa Tunikamaseang kabupaten Maros yang miliki permasalahan lingkungan yaitu sampah. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, Kesadaran Masyarakat perlu ditingkatkatkan yakni sadar akan lingkungan khususnya pada pengeloaan sampah karena masih banyak masyarakat membuang sampah sembarangan. Oleh karena itu perlunya kerja sama agar terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih.

Dari uraian Problematika diatas, maka penulis akan membahas lebih spesifik terkait permasalahan tersebut,sehingga penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul " Kesadaran sosial masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Desa Tunikamaseang Kabupaten Maros"

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif alasan memilih jenis penelitian kualitatif adalah untuk menggambarkan dan mendeskripsikan secara mendalam terkait dengan kesadaran lingkungan masyarakat di Desa Tunikamaseang Kabupaten Maros. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. Pendekatan studi kasus ini merupakan jenis pendekatan yang digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau masalah yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang kemudian diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar masalah yang diungkap dapat terselesaikan.

Dalam penelitian ini adapun jenis informan yang digunakan yaitu Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Tunikamaseang dan sekretaris Desa Tunikamaseang, sedangkan informan utama Terdiri dari 5 Kepala Dusun yakni Kepala Dusun Kassijala, Kepala Dusun Lengkese, Kepala Dusun Pattallassang, Kepala Dusun Bonto-Bonto, Kepala Dusun Jangka-Jangkayya dan informan tambahan terdiri dari Masyarakat berjumlah 6 orang, dengan kriteria meraskan pengalaman secara langsung di tempat penelitian dan bersedia menjadi nforman penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun teknik pengabsahan data dengan triangulasi sumber, triangulasi waktu dan triangulasi teori.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pembahasan dijelaskan mengenai hasil penelitian menurut pemahaman peneliti yang dituangkan dalam pembahasan, sehingga dapat memberikan pemahaman kepada pembacaa terkaait apa yang telah diteliti.

1. Faktor penyebab kurangnya kesadaran sosial masyarakat terhadap kebersihan lingkungan a. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

Lingkungan akan menjadi nyaman ketika lingkungan itu bersih terbebas dari sampah, namun sering kita temui masih ada masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat kita lihat dengan adanya masyarakat yang membuang sampah sembarangan, kita bisa melihat sampah yang berserakan dipinggir jalan, tepi sungai. Tentu saja hal tersebut jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar bukan hanya sekarang tapi juga nantinya.

Seharusnya masyarakat senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan karena lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri.

b. Kebiasaan Mayarakat

Kebiasaan membuang sampah sembarangan masih sering dijumpai dan membuat produksi sampah menjadi meningkat. Masyarakat masih sering membuang sampah sembarangan, bahkan membuangnya kesungai karena sudah menjadi kebiasaan. Tentu saja hal tersebut bisa

(5)

327 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

mengakibatkan permasalahan lingkungan. Untuk mengubah kebiasaan tersebut diperlukan pengetahuan yang tepat supaya dapat mengubah kebiasaan tersebut.

c. Tidak adanya tempat sampah dan TPA

Selain kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan menjadi penyebab masyarakat membuang sampah yaitu karena ketidaktersediaan tempat sampah bagi masyarakat setempat tentunya hal tersebut semakin membuat masyarakat membuang sampahnya sembarangan. Selain itu tidak adanya juga tempat pembuangan akhir sampah sehingga masyarakat tidak tau dimana akan membuang sampah sehingga terkadang ditumpuk dipinggir jalan, bahkan dibuang ke sungai.

d. Kurangnya perhatian dari pemerintah

Terkait mengenai kebersihan lingkungan selain merupakan tanggung jawab darimasyarakat juga harus adanya keterlibatan pemerintah dalam Hal ini diperlukan perhatian atau himbauan dari pemerintah berupa edukasi, penyuluhan dan sebagainnya. Diharapkan dengan demikiaan mampu membuat masyarakat sadar untuk menjaga lingkungannya.

2. Strategi peningkatan kesadaran social masyarakat terhadap kebersihan lingkungan

Terdapaat beberapa Strategi peningkatan kesadaran social masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yaitu :

a. Mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi

Salah satu cara agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan adalah dengan memberikan edukasi melalui penyelenggaraan sosialisasi secara rutin agar masyarakat lebih peduli menjaga kebersihan lingkungan, tidak mencemarinya, serta tidak membuang sampah sembarangan. Sosialisasi ini diharapkan dapat memberi manfaat, serta memberikan seputar informasi betapa pentiingya upaya dan usaha dalam pelestarian lingkungan.

b. Pengelolaan sampah melalui daur ulang

Salah satu cara yang dapat dilakukan agar sampah berkurang yaitu dengan daur ulang. Daur ulang merupakan suatu proses menjadikan barang bekas menjadi barang yang bisa dipakai kembali. Proses daur ulang yakni dengan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk. Daur ulang diharapkan mampu menjadi strategi pengurangan sampah agar terciptnya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah.

c. Penyediaan tempat sampah

Untuk meningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yaitu dengan penyediaan tempat sampah, dengan begitu masyarakat akan senantiasa membuang sampah pada tempatnya. Tidak ada lagi alasan masyarakat membuang sampahnya ke pinggir jalan, maupun ketepi sungai dan diharapkan dengan demikian masyarakat senantiasa menjaga lingkungan sekitar.

d. Partisipasi kelompok masyarakat

Agar terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih tentunya diperlukan partisipasi masyarakat dengan mengajak anak-anak, pemuda bahkan orang tua agar bergabung bersama- sama untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan ikut serta dalam kerja bakti. Dengan begitu tidak hanya menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih tapi membangun hubungan yang harmonis serta membina hubungan social masyarakat.

(6)

328 | https://etdci.org/journal/ijesd/index KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa faktor penyebab kurangnya kesadaran sosial masyarakat terhadap kebersihan lingkungan adalah kurangnya kesadaran terhadap lingkungan, tidak tersedianya sarana tempat sampah dan TPA, kebiasaan masyarakat, dan kurangnya perhatian dan pengawasan pemerinta. Adapun strategi peningkatan kesadaran sosial masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yaitu Mengedukasi masyarakat melalui sosialisasi, Pengelolaan sampah melalui daur ulang, Penyediaan tempat sampah, dan Partisipasi kelompok masyarakat.

(7)

329 | https://etdci.org/journal/ijesd/index DAFTAR PUSTAKA

Al-ulum, Jurnal. 2013. “Kesadaran Diri Proses Pembentukan Karakter Islam Malikah Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo A.” : 129–50.

Amir Syamsuddin. 2014 “Pengembanga Instrumen Non Tes Untuk Menjaring Data Kualitatif Perkembangan Anak Usia Dini.”

Cookson, Maria Dimova, and Peter M.R. Stirk. 2019. “Minimnya Tingkat Kesadaran Dan Akuntabilitas Masyarakat Terhadap Lingkungan Sekitar Mohammad.” : 1–9.

Hakim, Lukman Nul. 2013. “Ulasan Metodologi Kualitatif : Wawancara Terhadap Elit Review Of Qualitative Method : Interview Of The Elite.” : 165–72.

Hamdan, Denny Nazaria Rifani, Andi Muhammad Jalaluddin, and Rudiansyah. 2018. “Pengelolaan Sampah Secara Bersama: Peran Pemerintah Dan Kesadaran Masyarakat.” Paradigma 7(1): 45–

54.

Hendra, Yulia. 2016. “Perbandingan Sistem Pengelolaan Sampah Di Indonesia Dan Korea Selatan:

Kajian 5 Aspek Pengelolaan Sampah.” Aspirasi 7: 77–91.

Kahfi, Ashabul. 2017. “Tinjauan Terhadap Pengelolaan Sampah.” Jurisprudentie: Department of Law, Faculty of Sharia and Law 4(1): 12.

Karim, Abdul. 2018. “Mengembangkan Kesadaran Melestarikan Lingkungan Hidup Berbasis Humanisme Pendidikan Agama.” Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam 12(2): 309.

Kuswanto, K, and B Kurniansyah. 2021. “Membangun Kesadaran Masyarakat Di Bantaran Sungai Citarum Melalui Program Peduli Lingkungan Pada Masyarakat Sumbersari Kecamatan

Ciparay.” Massagi: Masyarakat (July).

https://ejournal.multiliterasi.com/index.php/mmp/article/view/10.

Muttaqin, Kingking, and 2019 Sarip Sarifudin. 2019. “Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan Melalui Program Bank Sampah.” Indonesian Journal of Adult

and Community Education 1(1): 6–10.

https://ejournal.upi.edu/index.php/IJACE/article/view/19997.

Purba, Ester Sarina, and Sri Yunita. 2017. “Kesadaran Masyarakat Dalam Melestarikan Fungsi Lingkungan Hidup.” Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 9(1): 57.

Putih, Randu Et Al. 2022. “Pengelolaan Interaksi Sosial Guru Pada Masyarakat.” 4(1): 24–35.

Putra, Arman Syah. 2019. “Smart City: Konsep Kota Pintar Di DKI Jakarta.” Tekinfo 20(2): 73–79.

https://journals.upi-

yai.ac.id/index.php/TEKINFO/article/download/1168/953.

Rappang, Sidenreng. 2017. “Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Di Kelurahan Kanyuara Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang.” 5(2).

Sarkawi, Dahlia. 2017. “Pengaruh Jenis Kelamin Dan Pengetahuan Lingkungan Terhadap Penilaian Budaya Lingkungan.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan 16(02): 101–

14.

(8)

330 | https://etdci.org/journal/ijesd/index

Tejokusumo, Bambang. 2014. “Dinamika Masyarakat Sebagai Sumber Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.” III: 38–43.

Ushuluddin, Dosen Fakultas, and Dakwah Iain Kendari. 2015. “Akwah Dan Problematikanya Dalam Masyarakat Modern.” 8(1): 14–28.

Waskito, Jati, and Banu Witono. 2014. “Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis 17(3): 1–16.

Zahroh, Maulidiah. 2021. “Peran Nyai Siti Hainunah Dalam Menanamkan Kesadaran Mengikuti Kegiatan Manaqib Penduduk Desa Klakah Selatan Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang.”

Risalatuna: Journal of Pesantren Studies 1(2): 151.

Nirmala, E., Waluyati, S. A., & Kurnisar, K. (2018). Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Pajar Bulan Kecamatan Tanjung Batu Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Doctoral Dissertation, Sriwijaya University).

Irmawati a, a. I. (2021). Upaya Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan Di Wisata Permandian Makawa Desa Bolong Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu (Doctoral Dissertation, Institut Agama Islam Negeri Palopo).

Herawati, n. (2019). Gerakan Sosial Kesadaran Lingkungan Masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Iklan-iklan tersebut terangkum dalam sebuah blog yang diciptakan oleh seorang desainer grafis Inggris ternama, Chris Spooner, yang mengelompokkan beberapa iklan kesadaran lingkungan

Dari hasil observasi penelitii pada lingkungan kerja produksi jalur 1 masih kurang bersih dan masih terdapat ceceran tali rafi’a, ceceran oli, selain itu mesin kerja

Tradisi ialah adat kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat. Adat istiadat terbentuk dari sendirinya untuk memupuk hubungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dari aspek pikiran, berdasarkan keterangan dari kepala desa diketahui bahwa pada prinsipnya masyarakat adalah pemilik

Hasil dan pembahasan yang diperoleh selama pengabdian masyarakat di desa tatah masjid pada siswa sekolah dasar adalah kurang kesadarannya siswa dalam pencegahan virus covid-19, masih

Mengacuh pada kesimpulan dari hasil penelitian bahwa petani padi sawah di Desa Wosu Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali masih perlu peningkatan produksi

Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan informasi dan gambaran mengenai partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove di Desa Bagan Percut, Kecamatan Percut

Research conducted by Eliana & Sri Sumiati, 2018 on the form of community participation carried out in order to support environmental health in Mnelalete Village is to involve the role