• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Aktivitas Bermain dan Penerapannya dalam Pembelajaran Anak Sekolah Dasar

N/A
N/A
SARI SEPTIA NINGRUM

Academic year: 2025

Membagikan "Contoh Aktivitas Bermain dan Penerapannya dalam Pembelajaran Anak Sekolah Dasar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Sari Septia Ningrum

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 877622409

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4505/Pembaharuan dalam Pembel. di SD

Kode/Nama UT Daerah : 20 / Bandar Lampung

Masa Ujian : 2024/2025 Genap (2025.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI, SAINS, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA

(2)

1. Sesuai dengan tumbuh kembang anak sekolah dasar, maka guru harus memberikan pengalaman pada aktivitas fisiknya. Jabarkan 5 contoh aktivitas bermain yang cocok buat anak sekolah dasar dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran!

Jawab:

Memberikan pengalaman fisik yang menyenangkan dan mendidik sangat penting dalam masa tumbuh kembang anak sekolah dasar. Aktivitas bermain tidak hanya membantu perkembangan motorik, tetapi juga mendukung aspek sosial, emosional, dan kognitif anak. Berikut adalah 5 contoh aktivitas bermain yang cocok untuk anak sekolah dasar beserta penerapannya dalam pembelajaran:

1. Bermain Peran (Role Play)

Contoh Aktivitas: Bermain peran sebagai pedagang dan pembeli di pasar.

Penerapan dalam Pembelajaran:

Mapel: Bahasa Indonesia / Matematika

Tujuan: Melatih keterampilan berbicara, memahami kalimat tanya dan jawab, serta berhitung (uang, penjumlahan, pengurangan).

Kegiatan: Siswa dibagi menjadi kelompok pedagang dan pembeli. Mereka menggunakan uang mainan untuk jual-beli. Guru memberi skenario atau dialog singkat sebagai panduan.

2. Lomba Estafet Kata

Contoh Aktivitas: Anak-anak menyampaikan kata dari satu teman ke teman lainnya secara estafet hingga akhir barisan.

Penerapan dalam Pembelajaran:

Mapel: Bahasa Indonesia

Tujuan: Melatih daya ingat, keterampilan mendengar, dan kerja sama.

Kegiatan: Guru membisikkan satu kalimat pada siswa pertama, lalu siswa menyampaikan kalimat itu secara estafet ke teman-temannya. Siswa terakhir menuliskan kalimat yang diterimanya.

Bandingkan dengan kalimat awal.

3. Permainan “Jejak Angka”

Contoh Aktivitas: Anak-anak melompat dari satu angka ke angka lain sesuai instruksi operasi hitung.

Penerapan dalam Pembelajaran:

Mapel: Matematika

Tujuan: Mengenal penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian secara menyenangkan.

Kegiatan: Guru menempel angka di lantai (seperti ular tangga). Siswa disuruh berpindah dari satu angka ke angka lain sesuai soal (misal: “Lompat ke angka 5 + 3”).

4. Berburu Kata (Word Hunt)

Contoh Aktivitas: Mencari potongan kata atau kalimat yang disebar di halaman sekolah.

Penerapan dalam Pembelajaran:

Mapel: Bahasa Indonesia / Bahasa Arab

Tujuan: Mengenal kosakata baru dan memahami struktur kalimat.

Kegiatan: Guru menyebar potongan kata atau huruf di beberapa tempat. Anak diminta mencari dan menyusunnya menjadi kalimat yang benar.

5. Permainan “Bayangan Matahari”

Contoh Aktivitas: Anak-anak mengamati bayangan mereka sendiri saat pagi, siang, dan sore.

Penerapan dalam Pembelajaran:

Mapel: IPA (Sains)

(3)

Tujuan: Mengenal pergerakan matahari dan pengaruhnya terhadap bayangan.

Kegiatan: Di luar kelas, anak diminta berdiri di tempat yang sama pada tiga waktu berbeda. Mereka menggambar panjang bayangan dan mendiskusikannya bersama guru.

Aktivitas bermain ini tidak hanya membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tetapi juga mengaktifkan keterlibatan fisik anak secara optimal, yang sejalan dengan tahap perkembangan mereka.

Jika ingin, saya bisa bantu buatkan RPP singkat dari salah satu aktivitas di atas.

2. Ada berbagai permainan yang dapat melatih aktivitas fisik siswa, seperti permainan tradisional.

Permainan tradisioanl tersebut dapat digunakan sebagai media pembelajaran karakter dan menarik.

Pilihlah salah satu contoh aktivitas permainan yang sangat digemari oleh siswa anda, lalu buatlah suatu rancangan pembelajaran yang memanfaatkan permainan tersebut sebagai media pembelajaran!

Jawab:

Identitas Pembelajaran

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila (PPKn)

Kelas / Jenjang : 3 SD

Tema : Hidup Rukun

Subtema : Hidup Rukun di Sekolah

Waktu : 2 x 35 menit Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menyebutkan contoh hidup rukun di sekolah.

2. Siswa menunjukkan sikap kerja sama, disiplin, dan saling menghargai melalui permainan bakiak.

3. Siswa mampu merefleksikan nilai-nilai karakter yang dipelajari melalui permainan.

Permainan Tradisional yang Digunakan:

Bakiak

– Permainan kelompok menggunakan bakiak panjang (kayu dengan beberapa tali kaki) yang hanya bisa dimainkan jika semua anggota melangkah kompak dan seirama.

Langkah-Langkah Pembelajaran I. Pendahuluan (10 menit)

▪ Guru memberi salam dan memotivasi siswa dengan pertanyaan pemantik:

"Bagaimana rasanya bekerja sama dengan teman?"

▪ Guru melakukan demonstrasi terkait permainan tradisional Bakiak.

▪ Tanya jawab ringan: “Siapa yang pernah main bakiak?” “Apa tantangannya?”

II. Kegiatan Inti (50 menit)

1. Eksplorasi dan Diskusi Awal (10 menit)

▪ Guru menjelaskan aturan permainan bakiak dan membahas pentingnya kerja sama, kesabaran, dan komunikasi dalam permainan.

2. Bermain Bakiak (20 menit)

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (3–4 orang per kelompok).

Setiap kelompok mencoba berjalan bersama menggunakan bakiak dari garis start ke finish.

Guru mengamati dan mencatat perilaku siswa terkait kerja sama dan sportivitas.

(4)

3. Refleksi dan Penguatan Materi (20 menit)

▪ Siswa kembali ke kelas dan mendiskusikan:

− Apa tantangan saat bermain bakiak?

− Bagaimana cara tim kalian bisa kompak?

− Nilai-nilai apa yang kalian rasakan selama bermain?

▪ Guru mengaitkan dengan nilai hidup rukun di sekolah: saling membantu, mendengarkan, menghargai pendapat.

III. Penutup (10 menit)

Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan menekankan pentingnya hidup rukun dan kerja sama.

Siswa menyebutkan minimal 2 karakter baik yang mereka praktikkan hari ini.

Penugasan: Tuliskan pengalamanmu saat bermain bakiak bersama teman pada lembar kerja yang tersedia.

3. Seni sebagai bahasa menyediakan kebebasan berekspresi bagi anak didik dan dapat menjadi jembatan bagi anak-anak membangun kerjasama dalam berlajar dan berkarya. Seni dalam pembelajaran bahasa terbagi menjadi dua, yakni “berbahasa dengan seni” dan “berbahasa melalui seni”. Bagaimana keduanya berperan dalam pembelajaran bahasa? Berikan contoh yang ada di sekolah anda!

Jawab:

Seni memiliki peran penting dalam pembelajaran bahasa karena memberi ruang yang luas bagi anak untuk mengekspresikan gagasan dan perasaannya secara bebas dan kreatif. Dalam konteks pembelajaran, seni dan bahasa saling memperkuat dan memperkaya, terutama melalui dua pendekatan berikut:

1. Berbahasa dengan seni, merupakan cara menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan ekspresi seni. Bahasa menjadi media untuk menyampaikan keindahan, emosi, dan ide kreatif — misalnya dalam bentuk puisi, dongeng, drama, pidato, atau lagu.

Peran dalam Pembelajaran Bahasa:

Melatih keterampilan berbicara dan menulis secara ekspresif.

Meningkatkan daya imajinasi dan kosakata.

Mendorong siswa lebih percaya diri dan berani tampil di depan umum.

Contoh di Sekolah:

Di sekolah kami, siswa kelas 2 diminta membuat dongeng sederhana, lalu mereka membacakannya di depan kelas dengan intonasi dan ekspresi yang menarik.

Contoh lain, dalam kegiatan "Islamic Talent Show", beberapa siswa tampil berpuisi Islami dan bercerita menggunakan bahasa yang indah dan menyentuh, sambil tetap memperhatikan struktur bahasa yang benar.

2. Berbahasa melalui Seni, adalah pendekatan di mana seni digunakan sebagai alat atau media untuk mempelajari bahasa. Seni di sini menjadi sarana untuk memahami dan menggunakan bahasa secara lebih kontekstual dan menyenangkan, seperti melalui gambar, musik, tari, atau karya rupa.

Peran dalam Pembelajaran Bahasa:

Membantu siswa memahami makna kata atau teks melalui visual dan gerak.

Meningkatkan pemahaman kosakata dan struktur kalimat secara tidak langsung.

Menumbuhkan rasa senang dan rileks saat belajar bahasa.

(5)

Contoh di Sekolah:

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, siswa diajak menyanyikan lagu-lagu sederhana berbahasa Arab sambil menari atau bergerak mengikuti lirik lagu (contoh: lagu angka dan anggota tubuh).

Contoh lain: ketika belajar menulis kalimat deskriptif, siswa diajak menggambar hewan favorit, lalu menuliskan deskripsinya berdasarkan gambar mereka. Ini membantu siswa menghubungkan bahasa dan seni rupa.

Kedua pendekatan berbahasa dengan seni dan berbahasa melalui seni keduanya saling melengkapi.

Yang satu menempatkan bahasa sebagai ekspresi seni,

Yang lain menempatkan seni sebagai jembatan memahami bahasa.

Keduanya penting dalam membantu anak-anak belajar bahasa dengan menyenangkan, bermakna, dan kreatif.

4. Meskipun pada dasarnya sama, Tetapi konsep pembelajaran dengan seni dan pembelajaran melalui seni ada perbedaan. Berilah contoh pembelajaran tematik sesuai dengan buku guru/buku siswa yang membedakan konsep “pembelajaran dengan seni” dan “pembelajaran melalui seni”!

Jawab:

Contoh Pembelajaran Tematik Kelas 2 SD (Mengacu pada Buku Guru/Siswa Kurikulum Merdeka) Tema : Hidup Rukun

Buku : Buku Siswa dan Buku Guru Kelas 2 Tema 1 1. Pembelajaran dengan Seni

Contoh:

Membuat dan Membacakan Puisi tentang Persahabatan Subtema : Hidup Rukun di Sekolah

Kegiatan (di buku siswa): "Ayo Membaca dan Berlatih Membuat Puisi"

Siswa diminta membuat puisi pendek bertema hidup rukun, lalu membacakannya di depan teman- teman.

Analisis:

Bahasa digunakan untuk mengekspresikan nilai-nilai hidup rukun dalam bentuk puisi (seni sastra).

Fokus pada penggunaan bahasa yang indah dan ekspresif.

Seni (puisi) menjadi sarana ekspresi bahasa.

Ini adalah contoh pembelajaran dengan seni.

2. Pembelajaran melalui Seni Contoh:

Mewarnai Gambar Kegiatan Hidup Rukun, Lalu Menceritakannya Subtema: Hidup Rukun di Rumah

Kegiatan (di buku siswa): "Warnailah gambar di bawah ini! Setelah itu, ceritakan gambar yang kamu warnai!"

Analisis:

Anak menggunakan seni visual (mewarnai) untuk memahami makna hidup rukun.

Setelah menggambar/mewarnai, mereka menggunakan bahasa untuk menceritakan isi gambar.

Seni menjadi alat bantu untuk memancing kemampuan berbahasa.

Ini adalah contoh pembelajaran melalui seni.

(6)

5. Di era teknologi yang semakin maju, tidak menutup kemungkinan siswa dapat mengakses internet sebagai salah satu kebutuhan. Untuk memberikan dampak positif dari penggunaan internet, maka dipergunakan internet sebagai salah satu sumber belajar. Akan tetapi, hal tersebut diperlukan perencanaan secara matang. Jelaskan hal-hal apa saya yang harus dilakukan guru ketika menggunakan strategi internet sebagai sumber belajar?

Jawab:

Menggunakan internet sebagai sumber belajar adalah langkah strategis yang sangat relevan di era teknologi digital. Namun, agar penggunaannya bermanfaat, aman, dan tepat sasaran, guru perlu melakukan perencanaan yang matang. Berikut adalah hal-hal penting yang harus dilakukan guru saat menggunakan internet sebagai sumber belajar:

1. Menentukan Tujuan Pembelajaran yang Jelas

Sebelum mengarahkan siswa untuk mengakses internet, guru harus:

Menentukan kompetensi dasar dan indikator pencapaian.

Memastikan bahwa penggunaan internet memang akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, bukan sekadar pelengkap.

Contoh: Jika tujuan pembelajaran adalah mengenal keragaman budaya Indonesia, maka siswa diarahkan untuk mencari informasi dari situs budaya resmi seperti Indonesia.go.id atau Rumah Belajar Kemendikbud.

2. Memilih dan Menyediakan Sumber yang Aman dan Terverifikasi

Guru tidak boleh membiarkan siswa mencari bebas di internet, karena informasi bisa salah, bias, bahkan berbahaya.

Guru perlu menyaring dan merekomendasikan situs yang terpercaya (misalnya: Kemdikbud, Bobo.id, Ensiklopedia Anak, YouTube Edu, Rumah Belajar).

Berikan tautan yang spesifik agar siswa tidak tersesat di dunia maya.

Contoh: Guru menyediakan link video edukatif di YouTube Kids yang sesuai topik, bukan membiarkan siswa menonton bebas.

3. Mendesain Aktivitas Terarah

Penggunaan internet harus dikaitkan dengan tugas atau kegiatan yang terstruktur, seperti:

Mencari informasi untuk membuat laporan, infografis, atau presentasi.

Mengisi lembar kerja digital.

Menonton video dan menjawab pertanyaan pemahaman.

Contoh: Siswa menonton video sains tentang daur air, lalu mengisi LKS yang menguji pemahaman dan keterampilan berpikir kritis.

4. Mengajarkan Etika dan Keamanan Digital

Guru perlu membekali siswa dengan literasi digital:

Cara menggunakan internet secara bijak.

Bahaya plagiarisme dan pentingnya menyebut sumber.

Perlindungan data pribadi dan etika berkomunikasi di ruang digital.

Contoh: Sebelum memulai tugas berbasis internet, guru mengajak siswa berdiskusi tentang “Etika Saat Menggunakan Internet”.

5. Melibatkan Orang Tua dalam Pengawasan Khususnya untuk siswa SD, guru perlu:

Memberi tahu orang tua bahwa anak akan menggunakan internet sebagai sumber belajar.

Memberikan panduan penggunaan dan batas waktu.

Mendorong orang tua untuk ikut mendampingi atau mengawasi kegiatan daring anak.

Konsep Contoh di Buku Tematik Fungsi Seni

Dengan Seni Membuat dan membacakan puisi Bahasa sebagai ekspresi seni

Melalui Seni Mewarnai gambar lalu menceritakan Seni sebagai jembatan belajar bahasa

(7)

6. Melakukan Evaluasi dan Refleksi

Setelah kegiatan pembelajaran berbasis internet selesai, guru:

Mengukur sejauh mana siswa memahami materi.

Merefleksi efektivitas sumber yang digunakan.

Meminta umpan balik dari siswa mengenai kesulitan, manfaat, atau saran perbaikan.

Penggunaan internet sebagai sumber belajar bisa menjadi sumber daya luar biasa jika guru:

1. Merencanakan dengan jelas, 2. Menyaring informasi yang tepat,

3. Mengawasi dan membimbing dengan bijak.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan aktivitas bermain dan aktivitas ritmik dalam proses

Apabila anak melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran atau bermain pura-pura, empati pada anak akan tumbuh dan masuk kedalam diri anak,

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis penyelenggaraan stimulasi psikososial pada anak di Kelompok Bermain (KB) Kota Bogor dan pengaruhnya terhadap tumbuh kembang

Dari hasil penelitian penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran Matematika siswa kelas IV SD Negeri 05 Inderalaya, ada beberapa saran peneliti yang dapat diberikan

Pengetahuan yang harus dimiliki keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak meliputi : tahap tumbuh kembang anak, kebutuhan yang harus dipenuhi sesuai

Artinya, aktivitas bermain atletik cocok diberikan bagi siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuan biomotoriknya, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk

Abstrak Desain Interior Pusat Tumbuh Kembang Anak Suryakanti merupakan penataan sistem ruang yang mampu mewadahi Pendidikan tumbuh kembang anak serta mendukung anak dalam

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS NUMERASI DI SEKOLAH DASAR SD: CONTOH DAN BUKAN CONTOH SOAL NUMERASI Wilda Syam Tonra1*, Winda Syam Tonra2, Dahlan Wahyudi3, Muhammad Ikhsan4