• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Cover Skripsi - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "1. Cover Skripsi - Digilib UIN SUKA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Dengan menggunakan penelitian kepustakaan dan pendekatan politik, penulis mencoba memaparkan proses pendirian, sistem pemerintahan, bentuk peradaban yang dibangun raja berdasarkan kesalehan dan kepeduliannya terhadap kepentingan rakyat, serta sebab-sebab keruntuhan. Kerajaan Islam Tamiang. Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa berdirinya Kerajaan Islam Tamiang merupakan upaya Islamisasi yang dilakukan Kerajaan Samudera Pasai dengan menaklukkan Kerajaan Tamiang sebelum Islam. Proses Islamisasi ini berjalan dengan damai, sehingga Raja Muda Sedia M) terpilih menjadi raja pertama kerajaan Islam Tamiang.

Pada masa Raja Muda Sedia M), sistem pemerintahan kerajaan Islam Tamiang adalah sistem pemerintahan berdasarkan pewarisan atau pewarisan. Bentuk peradaban yang dibangun raja untuk Kerajaan Islam Tamiang bertujuan untuk memenuhi kepentingan masyarakat Tamiang. Peradaban yang diciptakan Kerajaan Islam Tamiang tidak hanya dalam bidang militer dan perdagangan saja, namun juga dalam bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan seperti; meunasah, bahasa Tamian, pakaian dan seni.

Kerajaan Islam Tamiang mengalami kemunduran akibat; awalnya penyerangan tersebut dilakukan oleh tentara Majapahit terhadap wilayah Tamiang. Jika diikuti huruf qamariyyah maka ditulis dengan inisial huruf “al” dan jika diikuti huruf syamsiyyah maka tidak digunakan huruf awal “al”.

ل0 ىذا 3آ أ50ا

  • Latar Belakang Masalah
  • Batasan dan Rumusan Masalah
  • Tujuan dan Kegunaan
  • Tinjauan Pustaka
  • Landasan Teori

Mangkubumi yang pertama adalah Muda Sedinu.8 Setelah Kerajaan Islam Tamiang resmi berdiri pada pertengahan abad ke-14, pemerintahan Kerajaan Islam Tamiang setelah tunduk kepada Samudera Pasai mulai memberikan penghormatan kepada pemerintah Samudera Pasai. . Namun jika dikaitkan dengan fakta sejarah, Kerajaan Islam Tamiang lebih merupakan kerajaan kecil yang berada di bawah Kerajaan Samudera Pasai.

Penaklukan wilayah Tamiang oleh tentara Majapahit merupakan awal dari eratnya hubungan antara kerajaan Islam Tamiang dan Samudera Pasai pada abad ke-14. Namun mengingat luasnya cakupan permasalahan, maka penelitian ini hanya terfokus pada: (1) sejarah berdirinya Kerajaan Islam Tamiang pada abad ke-14, (2) proses terbentuknya sistem pemerintahan Kerajaan Islam Tamiang. , (3) bentuk peradaban Islam yang dibangun raja untuk rakyatnya, dan (4) alasan kemunduran Kerajaan Islam Tamiang. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah mengkaji Kerajaan Islam Tamiang di Aceh pada abad XIV-XVI dan dinamika yang menyertainya.

Kajian ini penting untuk dibahas dalam penelitian ini mengingat besarnya kontribusi Kerajaan Islam Tamiang terhadap wilayah Tamiang. Kedua, memahami sejarah berdirinya dan sistem pemerintahan Kerajaan Tamiang pada awal terbentuknya sebagai Kerajaan Islam Tamiang. Ketiga, untuk mengetahui dampak peradaban Islam di Kerajaan Islam Tamiang dan alasan kemundurannya pada saat pemanfaatannya.

Melalui penelitian ini kami berharap dapat memberikan sedikit informasi tentang sejarah kerajaan Islam Tamiang. Dengan adanya penelitian ini kami juga berharap dapat menjadi bacaan bagi masyarakat Aceh Tamiang yang ingin mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Islam Tamiang. Terdapat beberapa buku yang membahas tentang Kerajaan Islam Tamiang, antara lain: Muntasir Wan Dirman yang berjudul bukunya Tamiang dalam Jalur Sejarah (Pengetahuan Adat dan Budaya Melayu Tamiang), terbit pada

Kajian sejarah dan budaya ini sangat berguna bagi penulis ketika menulis tentang sejarah Kerajaan Islam Tamiang. Hal ini terlihat pada Bab 1 buku tersebut yang menggambarkan Kerajaan Islam Tamiang secara umum. Buku ini tidak banyak membahas tentang Kerajaan Islam Tamiang, malah sebaliknya lebih fokus pada keruntuhan Kerajaan Islam Tamiang akibat penyerangan tentara Majapahit.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kerajaan Islam Tamiang di Aceh dalam menjalankan kekuasaan wilayahnya pada abad ke-16 hingga ke-16. Sebagaimana diketahui bahwa pada abad inilah Kerajaan Islam Tamiang mulai berkembang menjadi Kerajaan Islam yang baru berkembang di Aceh pada saat itu.

ÏΒÈe≅ä

Metode Penelitian

Tujuan utama dilakukannya penelitian adalah untuk memperoleh hasil maksimal yang dapat diperoleh dari apa yang kita teliti. 19 Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh seorang peneliti untuk memperoleh kemudahan dalam mempelajari dan membahas permasalahan yang dihadapinya. Penelitian ini juga termasuk penelitian kepustakaan, yang dilakukan melalui membaca, mempelajari, dan meneliti bahan pustaka yang lazim terdapat di perpustakaan.

Pertama, penulis mengumpulkan data melalui pencarian dan penelitian kepustakaan, sesuai dengan judul tulisan. Pada langkah ini penulis mengumpulkan dan menggali sumber-sumber sejarah yang berkaitan erat dengan Kerajaan Islam Tamiang, baik sumber primer maupun sekunder berupa buku sejarah Aceh, artikel dan internet. Buku-buku tersebut diperoleh penulis dari perpustakaan-perpustakaan yang ada di Yogyakarta dan Aceh, Perpustakaan Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Perpustakaan Kota Yogyakarta, Perpustakaan Kabupaten Aceh Tamiang, Perpustakaan Daerah Aceh, Perpustakaan Unsyiah dan Perpustakaan UIN Ar-Raniry.

Mengingat penelitian ini memiliki rentang waktu yang relatif lama, penulis kesulitan mendapatkan sumber primer terkait Kerajaan Islam. Tamiang, dalam artian wawancara langsung dengan saksi mata, namun penulis berhasil mewawancarai Ketua MAA Kabupaten Aceh Tamiang dan tokoh masyarakat Adat Tamiang untuk dijadikan sebagai sumber utama penulisan karya ini. Langkah kedua, penulis memilih sumber data yang dikumpulkan kemudian memverifikasi atau menguji keaslian dan kredibilitas data.

Kritik eksternal dilakukan dengan mencari perbandingan antara teks, buku, wawancara dan sumber lain. Sedangkan kritik internal dilakukan dengan melihat sejauh mana keterkaitan data yang tersedia dengan topik dalam tulisan ini. Tahap ketiga, penulis menafsirkan fakta tentang Kerajaan Islam Tamiang melalui analisis dan sintesis.

Maka dalam penulisan ini penulis memaparkan data-data yang telah ditemukan berdasarkan kronologisnya, guna dijadikan fakta sejarah maka hasil penelitian disajikan sesuai dengan sistematika pembahasannya.

Sistematika Pembahasan

Dilanjutkan pada bab keempat, penulis membahas tentang peradaban kerajaan Islam Tamiang, baik dari segi pemerintahan, militer, ilmu pengetahuan, budaya, agama dan terakhir kemunduran kerajaan Islam Tamiang. Uraian pada bab ini dimaksudkan untuk lebih jelas menggambarkan peradaban dan kemunduran Kerajaan Muslim Tamiang pada abad ke-16.

KESIMPULAN

Tamiang Islam yang lahir sebagai wujud kepedulian terhadap kemaslahatan umat atau umat, dapat dilihat dalam bentuk kemajuan di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, militer, dan pemerintahan. Secara kultural, kebudayaan Tamiang merupakan perpaduan tiga kebudayaan yakni Aceh, Melayu, dan Gayo. Ketiga budaya tersebut membentuk budaya Aceh Tamiang yang memberikan karakter kuat dalam beberapa aspek budaya, seperti bahasa, pakaian dan aspek budaya lainnya.

Penyebab kemunduran Kerajaan Islam Tamiang disebabkan oleh 4 hal, yaitu: Pertama, wilayah pemerintahan selalu berpindah-pindah.

SARAN-SARAN

Daftar Kabupaten Aceh” Http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabupaten_dan_kota_di_Aceh, diakses 23 April 2013. Mengenal Lebih Dekat Suku Tamiang” Http://www.voice-tamiang.com/2013/04/know -lebih lanjut- dekat suku-tamiang.html. Syarifuddin Ismail, Ketua Dewan Adat Aceh Kabupaten Aceh Tamiang (64 tahun), pada Rabu, 8 Juni 2013, pukul 14.42 WIB.

Wawancara Mad Dami, Bendahara Kampong Raja Bendahara Kecamatan (umur 59 tahun) pada hari Kamis tanggal 20 Juni 2013 pukul 16.30 WIB.

Gambar 1: PETA KABUPATEN  ACEH TAMIANG
Gambar 1: PETA KABUPATEN ACEH TAMIANG

Gambar

Gambar 1: PETA KABUPATEN  ACEH TAMIANG
Gambar 2 : Mesjid Raya Sungai Iyu
Gambar 4 : Istana Seruway

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan 2 (dua) permasalahan yakni bagaimana landasan hukum penggunaan metode omnibus law dalam kerangka hukum nasional Indonesia