• Tidak ada hasil yang ditemukan

00 COVER UP SKRIPSI bulan mei mega BISMILLAH (revisi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "00 COVER UP SKRIPSI bulan mei mega BISMILLAH (revisi)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

PERTAMINA RU II pada unit humas kepala departemen, kepala departemen tanggung jawab sosial perusahaan dan hubungan eksternal, departemen personalia, departemen tanggung jawab sosial perusahaan, kepala departemen hubungan internal dan hubungan media, dan objek kedua dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Bakti Datuk yang menerima bantuan program CSR Dekomposter. Dengan demikian, pengertian humas diambil dari arti harafiahnya yaitu hubungan antar masyarakat. Humas merupakan suatu kegiatan yang berupaya memberikan pelayanan yang baik kepada setiap masyarakat sehingga dapat terjalin rasa percaya dan saling pengertian.

Tabel 2.1  Review Hasil Penelitian Sejenis  Penelitian  Peneliti 1:
Tabel 2.1 Review Hasil Penelitian Sejenis Penelitian Peneliti 1:

Esensi Public Relations

Praktik humas merupakan upaya yang disengaja, terencana, dan berkesinambungan untuk menstabilkan dan memelihara saling pengertian antar organisasi. Public Relations merupakan upaya terencana dan berkelanjutan untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian antara organisasi dan seluruh khalayak. Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa hakikat hubungan profesional dengan publik haruslah menjadi jembatan komunikasi antara kedua belah pihak, baik antara bawahan dan atasan maupun antara publik internal organisasi atau perusahaan dengan pihak yang berkepentingan. publik eksternal organisasi pada waktu tertentu.

Humas merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik di mata masyarakat/masyarakat. Public Relations merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam manajemen untuk mencapai tujuan tertentu suatu organisasi atau perusahaan. Public Relations merupakan upaya berkelanjutan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara suatu instansi dengan masyarakat melalui proses komunikasi yang saling menguntungkan.

Dari intisari yang telah dijelaskan dapat kita simpulkan bahwa tujuan kegiatan kehumasan tidak lain hanyalah untuk memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling pengertian, dan citra baik masyarakat dan masyarakat. Berdasarkan esensi humas yang dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy, jika dikaitkan dengan kegiatan program CSR yang dilakukan oleh bagian humas PT.

Tujuan Public Relations

Berdasarkan apa yang dijelaskan Yulianita mengenai tujuan humas yaitu penciptaan, pemeliharaan, peningkatan dan perbaikan citra organisasi yang rusak, maka tugas praktisi humas adalah menjadi citra perusahaan, dimana citra perusahaan adalah dibentuk untuk kepentingan umum. pengertian dan kerjasama masyarakat dengan perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi atau perusahaan kepada masyarakat dan mengarahkan opini masyarakat terhadap organisasi atau perusahaan tersebut. Dijelaskan Onong Uchjana Effendy, humas pada hakikatnya berperan sebagai jembatan antara perusahaan dan masyarakat dengan menjaga komunikasi yang baik antara pihak internal dan eksternal.

Tidak hanya itu, fungsi Public Relations lainnya adalah mendukung tercapainya tujuan suatu organisasi. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang praktisi Humas dalam melaksanakan fungsi universal adalah sebagai berikut. Petugas humas (PRO) perlu mengetahui mana opini yang berdasarkan fakta dan mana yang tidak. harus bisa membedakan antara opini dan fakta).

Petugas hubungan masyarakat (PRO) harus mampu menyampaikan opini publik kepada manajemen tanpa mengurangi atau menambah prinsip opini. Jika ditarik kesimpulan dari kedua fungsi Humas secara universal, maka fungsi Humas pada hakikatnya adalah sebagai penghubung untuk mengkomunikasikan kebijakan pengelolaan organisasi kepada masyarakat dan.

Peranan Pubic Relations dalam Tanggung Jawab Sosial

Selain itu, seorang Humas harus mampu mengidentifikasi persepsi dan harapan organisasi dengan publiknya, serta mempromosikan praktik terbaik tanggung jawab sosial. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Public Relations mempunyai peran yang dapat membawa suatu perusahaan menuju tanggung jawab sosial, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa bagian lain dari suatu perusahaan atau organisasi juga ikut berpartisipasi dalam hal tersebut.

Hubungan Public Relations dengan Corporate Social Responsibility (CSR)

CSR mencakup tanggung jawab perusahaan terhadap karyawannya, pemerintah, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai CSR, pengertian CSR sendiri sangat luas, banyak cara untuk melakukan tindakan nyata yang dilakukan perusahaan untuk mewujudkan CSR yang secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kualitas hidup manusia.

Tinjauan Tentang Corporate Social Responsibility (CSR) .1 Definisi CSR

Sejarah dan Konsep Perkembangan CSR

Kitab Undang-undang Hammurabi (abad ke-18 SM) yang memuat 282 undang-undang, juga memuat sanksi bagi pengusaha yang lalai menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan kematian pelanggannya. Kode Hammurabi menyatakan bahwa hukuman mati diberikan kepada orang yang menyalahgunakan izin untuk menjual minuman, memberikan pelayanan yang buruk dan mendirikan bangunan di bawah standar yang menyebabkan kematian orang lain. Konsep CSR mulai digunakan pada tahun 1970-an dan diperluas lebih lanjut oleh Archi Carrol yang sebelumnya telah menerbitkan bukunya tentang perlunya dunia usaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk menunjang eksistensi perusahaan.

Menurutnya, perusahaan yang baik tidak hanya sekedar mencari keuntungan ekonomi (Profit), namun juga mempunyai kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (People). Dalam perkembangannya, konsep CSR terus mengalami perkembangan.Dekade tahun 1990-an merupakan masa dimana CSR mulai masuk akal.

Perkembangan CSR di Indonesia

Dengan terbitnya UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas memang benar-benar menimbulkan kontroversi, karena pada awalnya mewajibkan semua perusahaan untuk melaksanakan CSR, tidak sedikit perusahaan yang menentang dikeluarkannya undang-undang ini, karena mereka berpendapat bahwa kegiatan CSR merupakan kegiatan sukarela, bukan suatu kewajiban. Namun berkat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (SRE), kejelasan mengenai apa yang diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas menjadi sedikit lebih jelas. Adanya beberapa peraturan melalui pasal-pasal terkait CSR yang telah ditetapkan pemerintah telah membawa kemajuan dalam pemikiran pemerintah Indonesia.

Walaupun masih banyak perusahaan yang berpendapat bahwa pasal-pasal terkait CSR kurang jelas, namun ISO 26000 menjelaskan bahwa kepatuhan terhadap pasal-pasal terkait CSR hanya 1 dari 7 prinsip tanggung jawab sosial.9. Sebagaimana dijelaskan Wibisono dalam Rusdianto, 2012: 6 yaitu kemitraan harus dilandaskan pada 3 prinsip yaitu kesetaraan atau keseimbangan, transparansi (keterbukaan informasi) dan saling menguntungkan (harus menguntungkan semua pihak yang terlibat). Selain itu dibuktikan dengan adanya media-media yang mempublikasikan kegiatan CSR mereka, dengan demikian keterbukaan informasi yang disajikan dapat terwujud.

Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan mempunyai fungsi yang strategis bagi perusahaan, yaitu sebagai bagian dari manajemen risiko khususnya dalam penyelenggaraan jaminan sosial. Penerapan program CSR yang berkelanjutan akan menciptakan efek lingkaran emas yang tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, namun dapat membawa manfaat bagi pemangku kepentingan, masyarakat, pemerintah, dan lingkungan hidup.

Model Evaluasi CSR

Persiapan

Perubahan budaya dan sosial Jumlah orang yang mengulangi perilaku Jumlah orang yang bertindak sesuai harapan. Jumlah orang yang berubah sikap Jumlah orang yang berubah pendapat Jumlah orang yang memahami isi pesan Jumlah orang yang memperhatikan pesan & aktivitas. Jumlah pesan yang diposting & kegiatan yang dilaksanakan Jumlah pesan yang dikirim ke media dan kegiatan yang dirancang.

Kecukupan informasi latar belakang mengacu pada kecukupan informasi dalam menilai pengumpulan informasi dan penelitian dalam perencanaan program. Maksud dari tahap ini adalah seorang profesional PR, setelah melakukan survei untuk mengumpulkan data untuk melakukan suatu kegiatan, berdasarkan hasil data yang diperoleh, harus menilai dan mempelajari jenis kegiatan apa yang tepat dan sesuai dengan audiens, apakah isi program konsisten dengan permasalahan yang ada, apakah komunikasinya akurat, tepat waktu dan tepat sasaran kepada khalayak sasaran. Pada tahap ini, praktisi PR harus memastikan isi materi dari kegiatan yang akan dilakukan.

Isi pesan yang disampaikan dalam kegiatan tersebut tentunya harus mempunyai struktur yang jelas, artinya isi materi harus lengkap, bahasa yang digunakan harus mudah dipahami dan penyampaiannya harus menarik, sehingga audiens dapat dengan mudah memahaminya. memahami maksud pesannya. Jadi pada dasarnya, dalam mengevaluasi persiapan program, praktisi humas menilai kecukupan informasi latar belakang yang digunakan sebagai dasar perencanaan program, merancang isi materi apa yang akan disampaikan dan pesan yang direncanakan, serta menilai kualitas pesan dan unsur penyajian program. . .

Implementasi

Audiens yang sangat berharga untuk tingkat evaluasi ini adalah audiens yang efektif, karena audiens yang efektif cenderung memberikan umpan balik terhadap program yang mereka terima. Pentingnya jumlah orang yang memperhatikan pesan dan aktivitas adalah seberapa banyak orang yang memahami pesan yang telah dikomunikasikan. Berapa banyak yang tertarik dengan pesan yang disampaikan dan bagaimana pandangan masyarakat terhadap pesan yang disampaikan?

Oleh karena itu, dalam melaksanakan evaluasi implementasi, praktisi humas menghitung hal-hal yang dilakukannya dalam melaksanakan program, antara lain menghitung jumlah pesan yang terkirim, jumlah pesan yang muncul di media, jumlah orang yang melihat pesan tersebut, dan jumlah orang yang melihat pesan tersebut. orang yang benar – benar – mengikuti pesan yang disampaikan.

Dampak

Penilaian dalam evaluasi dampak program adalah besarnya perubahan atau terpeliharanya pengetahuan, kecenderungan dan perilaku masyarakat internal dan eksternal. Evaluasi tahap pertama ini akan berkaitan dengan apa yang telah dipelajari masyarakat dari program tersebut. Pada tahap ini, pengukuran pemahaman masyarakat terhadap isi pesan secara umum dapat dilihat dari peningkatan pengetahuannya terhadap isi program.

Pada tahap ini, survei yang sama digunakan untuk mengukur pengetahuan, kesadaran dan pemahaman, apakah program berdampak pada audiens, atau sebaliknya. Penilaian dampak program terhadap perilaku menggunakan survei perilaku, pengamatan langsung terhadap tindakan masyarakat, dan pengamatan tidak langsung melalui penelitian terhadap catatan atau jejak resmi dari program yang mereka jalankan. Praktisi humas yang memiliki motivasi profesional dan memenuhi tanggung jawab sosialnya akan melakukan evaluasi pada tingkat ini agar karyanya berdampak positif bagi masyarakat dan budaya serta dinilai oleh generasi mendatang.

Negara telah memasukkan kegiatan CSR tersebut dalam Pasal 74 ayat UU 40 Tahun 2007 dan dapat diartikan sebagai berikut: Pasal 74 ayat (1) UU Perusahaan: Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di lapangan dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam adalah wajib memikul tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini terlihat dari peraturan yang ditetapkan pemerintah mengenai keberadaan perusahaan yang bertindak untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya.

Gambar

Tabel 2.1  Review Hasil Penelitian Sejenis  Penelitian  Peneliti 1:
Gambar 2.2 Sumber gambar : Cutlip, Center& Broom 2011:419

Referensi

Dokumen terkait

Proposal kegiatan lomba cerdas tangkas pramuka pada tahun