• Tidak ada hasil yang ditemukan

cover vol 17 no 1 2020.cdr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "cover vol 17 no 1 2020.cdr"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0216 - 0439

Volume 17 Nomor 1, Juni Tahun 2020

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Ministry of Environment and Forestry

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI Forestry Research Development and Innovation Agency PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN

Forest Research and Development Centre BOGOR - INDONESIA

ISSN 0216 - 0439

E-ISSN 2540 - 9689

(2)

Perubahan nama instansi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi (P3KR) menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H) berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungkan Hidup dan Kehutanan. Logo penerbit juga mengalami perubahan menyesuaikan Logo Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Jurnal Hutan dan Konservasi Alam adalah media resmi publkasi ilmiah dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H) yang memuat hasil penelitian bidang-bidang Silvikultur Hutan Alam, Nilai Hutan, Pengaruh Hutan, Botani dan Ekologi Hutan, Perhutanan Sosial, Mikrobiologi Hutan, dan Konservasi Keanekaragaman Hayati.

(Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam is an official scientific publication of the Forest Research and Development (FRDC) publishing research findings of Natural Forest Silviculture, Forest Influences, Forest Valuation, Forest Botany and Ecology, Social Forestry, Forest Microbiology, and Wildlife Biodiversity Conservation).

Penanggung Jawab

Deputi Editor

Ahmad Gadang Pamungkas, S.hut., M.Si

Asep Hidayat, S.Hut., M.Agr., Ph.D (Mikrobiologi - KLHK) Dewan Redaksi

Prof. Ris. Dr. Sri Suharti (Perhutanan Sosial - KLHK) Dr. Neo Endra Lelana (Perlindungan Hutan - KLHK)

Dr. Rozza Tri Kwatrina (Konservasi Keanekaragaman Hayati - KLHK) Editor

Dr. Yulita Sri Kusumadewi (Botani dan Ekologi - LIPI)

Dr. Agung Budi Supangat (Pengelolaan Lahan, Air dan Iklim - KLHK) Dewan Redaksi (Editorial Board)

Rinaldi Imanuddin, S.Hut., M.Sc (Manajemen Hutan dan Biometrika - KLHK)

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Dr. Henti Hendalastuti Rachmat (Silvikultur, Genetik - KLHK)

Prof. Ris. Dr. Hendra Gunawan (Konservasi Sumberdaya Hutan - KLHK) Prof. Ris. Dr. Chairil Anwar Siregar (Hidrologi dan Konservasi Tanah - KLHK)

Ir. Reni Sawitri, M.Sc (Konservasi Sumberdaya Hutan - KLHK) Reviewer

Prof. Ris. Pratiwi (Hidrologi dan Konservasi Tanah - KHLH)

Dr. Yeni Herdiyeni (Digital Image Processing, computer vision and computational intelligence - IPB)

Dr. Made Hesti Lestari Tata (Silvikultur - KLHK) Dr. Haruni Krisnawati (Biometrika Hutan - KLHK)

Dr. Novianto Bambang (Konservasi - KLHK)

Dr. Bejo Slamet, S.Hut., M.Si (Remote sensing dan Hidrologi - USU)

Copy Editor

Dr. Neo Endra Lelana (Perlindungan Hutan - KLHK)

Dr. Jarwadi Budi Hernowo (Ekologi Satwaliar - IPB)

Dr. Tatang Tiryana (Perencanaan Kehutanan - IPB)

Dr. Edwin Martin, S.Hut., M.Si (Sosiologi Kehutanan - KLHK)

Dr. Murniati (Agroforestry dan Hutan Kemasyarakatan - KLHK) Dr. Irdika Mansur (Silvikultur, Reklamasi dan Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang - IPB)

Dr. Abdul Haris Mustari (Ekologi Satwaliar - IPB)

Dr. Yudi Setiawan, SP., M.Sc (Land Use Science, Spatial Dynamics, Environmental Science, Remote Sensing - IPB)

Dr. Arida Susilowati (Silvikultur dan Ekologi - USU) Dr. Sena Adi Subrata (Satwa Liar - UGM)

Dr. Omo Rusdiana (Konservasi Tanah dan Air - IPB)

Dr. Iyan Robiansyah (Ekologi dan Konservasi Tumbuhan, Species Distribution Modeling dan IUCN Red List Assesment - LIPI)

Dr. Achmad Siddik Thoha (Konsevasi Sumberdaya Alam Hayati - USU)

Fifi Gus Dwiyanti, S.Hut., M.Agr., Ph.D (Genetika dan Ekologi Hutan - IPB)

Dr. Yanto Rochmayanto, S.Hut., M.Sc (Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan - KLHK)

Dr. Ir. Muhdin, M.Sc.F.Trop (Inventarisasi Hutan - IPB) Dr. Sri Utami, SP., M.Si (Perlindungan Hutan - KLHK)

Dr. Sofian Iskandar (Konservasi Keanekaragaman Hayati - KLHK)

Dr. Henti Hendalastuti Rachmat (Silvikultur, Genetik - KLHK)

Dr. Entang Iskandar (Primata - Pusat Studi Satwa Primata) Dr. Sulaeha Thamrin, M.Si (Entomologi - UNHAS)

Dr. Wanda Kuswanda (Konservasi Sumberdaya Hutan - KLHK) Dr. Nurainas (Taksonomi Tumbuhan - Universitas Andalas) Dr. Rugayah (Taksonomi Tumbuhan - LIPI)

Dr. Ir. Subarudi, M.Wood.Sc (Sosiologi Kehutanan - KLHK)

Dr. Yeni Aryati Mulyani, M.Sc (Ekologi, Perilaku dan Konservasi Burung - IPB)

Dr. Agus Hikmat (Konservasi Tumbuhan, Ekologi Tumbuhan, Etnobotani dan Spesies Tumbuhan Invasif - IPB)

Ir. Atok Subiakto, M.App.Sc (Silvikultur dan Teknologi Pembibitan - KLHK)

Dr. Budi Hadi Narendra, S.Hut., M.Sc (Hidrologi dan Konservasi Tanah - KLHK)

Dr. Titiek Setyawati (Botani Umum - KLHK)

Retno Agustarini, S.Hut., M.Si Rosita Dewi, S.Hut., M.IL

Retno Kusumastuti Rahajeng, SH., M.Hum Merry M. Dethan, SP

Layout Editor Administrasi Web

Ir. Adi Susilo, M.Sc (Silvikultur - KLHK)

Anita Rianti, S.Pt

Husnul Khotimah, SE., M.Si

Fathimah Handayani, S.Hut., M.For.Sc (Konservasi Tanah dan Air - KLHK)

Zamal Wildan, S.Kom Apid Robini Eka Prawira, ST Editor Bagian (Sec. Editor)

Rizki Ary Fambayun, S.Hut., M.Sc Yeni Nuraeni, S.Hut

Prof. Dr. Ir Yanto Santosa, DEA (Ekologi Kuantitatif - IPB)

Dr. Yulita Sri Kusumadewi (Botani dan Ekologi - LIPI) Dr. Maman Turjaman (Mikrobiologi - KLHK)

Prof. Dr. Ir. Ibnu Maryanto, M.Si (Biologi Konservasi - LIPI) Asep Hidayat, S.Hut., M.Agr., Ph.D (Mikrobiologi - KLHK)

Dr. Rozza Tri Kwatrina (Konservasi Keanekaragaman Hayati - KLHK) Prof. Dr. Cahyono Agus Dwi Koranto (Ilmu Tanah - UGM)

Prof. Dr. Cecep Kusmana (Ekologi Hutan Mangrove - IPB) Prof. Dr. Sri Wilarso Budi R. (Mikrobiologi - IPB)

Porf. Dr. Tukirin Partomihardjo (Ekologi Hutan dan Botani - LIPI) Prof. Dr. Gono Semiadi (Mamalia dan Pengelolaan Satwaliar - LIPI)

Alamat (Address) : Jl. Gunung Batu P.O. Box 165, Bogor 16601, Indonesia Isi dari jurnal dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya

Citation is permitted with acknowledgement of the source

Diterbitkan secara teratur satu volume tiap tahun yang terdiri atas tiga nomor (April, Agustus, Desember) oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Sejak terbitan Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Volume 12 Nomor 2, Agustus Tahun 2015, Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam terbit dua kali dalam setahun (Juni dan Desember)

Published regularly one volume a year consisting of three issues (April, August, December) by the Forest Research and Development Center of the Forestry Research and Development Agency. Since the publication of the Journal of Forest and Nature Conservation Research, Volume 12 Number 2, August 2015, the journal published twice a year (June and December).

Fax (Fax) : (0251) 8638111

Telepon (Phone) : (0251) 8633234; 7520067

Website/homepage : http://www.forda-mof.org; http://www.puslitbanghut.or.id Email : [email protected]; [email protected] Percetakan (Printing) : CV. Sinar Jaya

Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi Nomor: 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018 Terakreditasi

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,

(3)

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Reviewer yang telah menelaah naskah yang dimuat pada Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Volume 17 Nomor 1, Juni 2020:

Prof. (Riset) Pratiwi (Hidrologi dan Konservasi Tanah – KLHK)

Prof. (Riset) Hendra Gunawan (Konservasi Sumberdaya Hutan – KLHK) Prof. Dr. Tukirin Partomihardjo (Ekologi Hutan dan Botani – LIPI) Asep Hidayat, S.Hut, M.Agr, Ph.D (Mikrobiologi – KLHK)

Dr. Yanto Rochmayanto, S.Hut. M.Sc (Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan – KLHK) Dr. Maman Turjaman (Mikrobiologi – KLHK)

Dr. Rozza Tri Kwatrina (Konservasi Keanekaragaman Hayati – KLHK) Dr. Arida Susilowati (Silvikultur dan Ekologi – USU)

Dr. Omo Rusdiana (Konservasi Tanah dan Air – IPB) Dr. Yulita Sri Kusumadewi (Botani dan Ekologi – LIPI)

Dr. Iyan Robiansyah (Ekologi dan Konservasi Tumbuhan, Species Distribution Modeling dan IUCN Red List Assessment – LIPI)

Dr. Ir. Muhdin, M.Sc.F.Trop (Inventarisasi Hutan – IPB) Dr. Tatang Tiryana (Perencanaan Kehutanan – IPB)

Rinaldi Imanuddin, S.Hut., M.Sc (Manajemen Hutan dan Biometrika – KLHK)

(4)
(5)

ISSN 0216 – 0439 E-ISSN 2540 – 9689

Volume 17 Nomor 1, Juni Tahun 2020

ISI/CONTENT :

1. Baharinawati W. Hastanti dan/and Purwanto

ANALISIS KETERPAPARAN, SENSITIVITAS DAN KAPASITAS ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP KEKERINGAN DI DUSUN PAMOR, KRADENAN, GROBOGAN (Analysis of Exposure, Sensitivity and Community Adaptation Capacity to

Drought in Pamor Hamlet, Kradenan, Grobogan)………. 1-19 2. Nunung Puji Nugroho dan/and Dona Octavia

INVENTARISASI JENIS TANAMAN PENGHASIL HASIL HUTAN BUKAN KAYU DI HUTAN NAGARI PARU, SIJUNJUNG, SUMATERA BARAT (Inventory of Non-Timber

Forest Product Plant Species in Paru Village Forest, Sijunjung, West Sumatera) ………. 21-33 3. Andes Hamuraby Rozak, Sri Astutik, Zaenal Mutaqien, Endah Sulistyawati, dan/and Didik

Widyatmoko

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TIGA INDEKS KEANEKARAGAMAN POHON DALAM ANALISIS KOMUNITAS HUTAN: STUDI KASUS DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO, INDONESIA (The Effectiveness of the Use of Three Diversity Indices in Forest Community Analysis: A case Study in Mount Gede Pangrango

National Park, Indonesia).………..………. 35-47

4. Nurul Ihsan Fawzi, Agus Novianto, Agus Supianto, dan/and Nur FebrianiJENIS POHON TARGET AKTIVITAS PEMBALAKAN LIAR DI TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG (Logged Tree Species from Illegal Logging Activity in Gunung Palung National

Park) ………...………. 49-63

5. Erwin Kusumah Nanjaya, Teddy Rusolono, dan/and Tatang Tiryana

PENENTUAN UKURAN PLOT CONTOH OPTIMAL UNTUK PENDUGAAN LUAS BIDANG DASAR DAN BIOMASSA TEGAKAN (Determination of Optimal Sample Plot

Size for Estimating Stand Basal Area and Biomass) ……….. 65-77 6. Tasya Chotimah, Basuki Wasis, dan/and Henti Hendalastuti Rachmat

POPULASI MAKROFAUNA, MESOFAUNA, DAN TUBUH BUAH FUNGI

EKTOMIKORIZA PADA TEGAKAN Shorea leprosula DI HUTAN PENELITIAN GUNUNG DAHU BOGOR (Population of Macrofauna, Mesofauna, and Ectomycorrhizae’s

Fruit Body at Shorea leprosula stand in Gunung Dahu Forest Research, Bogor) ………. 79-98 7. Lutfy Abdulah, Endang Suhendang, Herry Purnomo dan/and Juang R. Matangaran

PENDUGAAN KONSUMSI KAYU DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN HUTAN LESTARI (The Estimation of Wood Consumption to Support Sustainable Forest

Management) ………. 99-112

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN Bogor

(6)
(7)

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM (Journal of Forest and Nature Conservation Research) ISSN 0216-0439

E-ISSN 2540-9689

Vol. 17 No. 1, Juni 2020

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh dikopi tanpa ijin dan biaya UDC/ODC 630*9:II (594.55)

Hastanti, Baharinawati W., dan Purwanto (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai)

Analisis Keterpaparan, Sensitivitas dan Kapasitas Adaptasi Masyarakat Terhadap Kekeringan di Dusun Pamor, Kradenan, Grobogan

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 1-19

Bencana hidrometeorologi di Jawa Tengah paling tinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Salah satunya adalah bencana hidrometeorologi kekeringan yang sering terjadi setiap tahun di Kabupaten Grobogan. Kondisi kekeringan ini memerlukan peningkatan kapasitas adaptasi masyarakat untuk meminimalkan tingkat kerentanan sosial ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial masyarakat berdasarkan kondisi keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi kekeringan terjadi di Dusun Pamor, Keradenan, Grobogan, Jawa Tengah. Data diperoleh dengan melakukan observasi langsung, wawancara mendalam, dan pengumpulan data sekunder lainnya. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan dukungan kuantifikasi data untuk menentukan tingkat keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerentanan sosial ekonomi masyarakat Dusun Pamor dalam menghadapi kekeringan tergolong tinggi berdasarkan penilaian indikator- indikator tingkat keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi. Adapun nilai masing-masing indikator tersebut adalah 2,49 (tinggi) untuk tingkat keterpaparan, 2,76 (tinggi) untuk indikator sensitivitas dan 1, 21 (rendah) untuk indikator kapasitas adaptasi. Salah satu strategi mitigasi kekeringan yang dilakukan secara ekonomi dan sosial adalah melalui peningkatan kapasitas adaptasi masyarakat yaitu peningkatan pendidikan dan pembangunan infrastruktur, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci: Bencana kekeringan, keterpaparan, sensitivitas, kapasitas adaptasi UDC/ODC 630*187(594.43)

Nugroho, Nunung P., (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) dan Octavia, Dona (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan)

Inventarisasi Jenis Tanaman Penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu di Hutan Nagari Paru, Sijunjung, Sumatera Barat

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 21-33

Hutan memainkan peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada di sekitarnya, terutama dalam menyediakan hasil hutan bukan kayu (HHBK). HHBK umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsistence) dan menambah pendapatan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tanaman yang menghasilkan HHBK di Hutan Nagari Paru di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Pengambilan data dilakukan melalui survei lapangan dengan menggunakan 98 plot berukuran 0,1 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Nagari Paru memanfaatkan berbagai jenis HHBK dari generasi ke generasi sebagai sumber makanan, obat-obatan, kerajinan tangan, pewarna, resin, bangunan, ritual adat, dan keperluan lainnya. Hutan Nagari Paru terjaga dengan kearifan lokal dan hukum adat yang kuat, sehingga memiliki keanekaragaman jenis tanaman penghasil HHBK yang tinggi dengan total 98 jenis. Namun, perlu dicatat bahwa metode pemanfaatan ekstraktif tanpa pembatasan jumlah HHBK yang diambil akan menyebabkan berkurangnya ketersediaan HHBK di masa depan. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan volume HHBK yang dapat diekstraksi oleh masyarakat yang dituangkan dalam peraturan adat dan juga upaya pembudidayaan tanaman penghasil HHBK yang bernilai tinggi di lahan masyarakat. Dengan demikian, pelestarian hutan lindung dan ketersediaan HHBK diharapkan dapat dipertahankan dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.

Kata kunci: HHBK, kebutuhan sendiri, pemanfaatan ekstraktif, hutan Nagari, Sijunjung

(8)

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM (Journal of Forest and Nature Conservation Research) ISSN 0216-0439

E-ISSN 2540-9689

Vol. 17 No. 1, Juni 2020

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh dikopi tanpa ijin dan biaya UDC/ODC 630*907(594.53)

Rozak, Andes H., Astutik, Sri., Mutaqien, Zaenal (Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Sulistyawati,Endah (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung), dan Widyatmoko, Didik (Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

Efektivitas Penggunaan Tiga Indeks Keanekaragaman Pohon dalam Analisis Komunitas Hutan: Studi Kasus di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Indonesia

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 35-47

Analisis keanekaragaman jenis sangat penting dalam perhitungan keanekaragaman suatu komunitas hutan.

Hasil analisis tersebut bisa menjadi dasar untuk aksi-aksi konservasi dalam pengelolaan suatu kawasan hutan. Beberapa indeks keanekaragaman jenis seperti indeks Shannon-Wiener dan Simpson’s sangat umum digunakan dalam analisis tersebut. Namun demikian, studi perbandingan indeks keanekaragaman pohon disertai analisis lanjutan tentang efektivitas penggunaan indeks tersebut masih jarang dilakukan. Dengan menggunakan data dari 26 plot yang terletak pada rentang ketinggian 1.013-3.010 m, perbandingan efektivitas penggunaan indeks Shannon-Wiener, Simpson’s, dan rarefied richness dilakukan terhadap tumbuhan berkayu (dbh ≥5 cm) yang dikelompokkan dalam tiga zona, yaitu zona submontana, montana, dan subalpine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks rarefied richness memiliki sensitivitas yang baik dibandingkan dengan indeks lainnya. Oleh karenanya, penggunaan indeks tersebut perlu diutamakan dibandingkan dengan indeks lainnya. Konversi indeks Shannon-Wiener, Simpson’s, maupun kombinasinya sangat terbuka untuk dilakukan. Namun demikian, persamaan regresi linear hanya mampu menjelaskan 61- 87% dari total varian yang dimiliki dan bergantung pada variabel bebas yang digunakan.

Kata kunci: Hutan pegunungan, keanekaragaman, kekayaan jenis, pohon, taman nasional UDC/ODC 630*187:46(594.17)

Fawzi, Nurul I., Novianto, Agus, Supianto, Agus dan Febriani, Nur (Yayasan Alam Sehat Lestari) Jenis Pohon Target Aktivitas Pembalakan Liar di Taman Nasional Gunung Palung

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 49-64

Informasi tentang jenis-jenis pohon yang menjadi target untuk ditebang di TN. Gunung Palung masih minim. Mengetahui jenis pohon yang ditebang dari aktivitas pembalakan liar diharapkan membantu upaya peningkatan konservasi biodiversitas khususnya perlindungan terhadap jenis pohon terancam punah.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi jenis-jenis pohon yang dicari dan ditebang di dalam kawasan TN. Gunung Palung; (2) mengetahui frekuensi penebangan; dan (3) mengetahui jumlah penebang yang aktif menebang di kawasan TN. Gunung Palung. Program ini merupakan hasil kerja sama antara Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI), Health in Harmony, dan Balai Taman Nasional Gunung Palung.

Metode yang digunakan adalah wawancara terhadap 43 penebang yang telah bergabung program chainsaw buyback untuk memulai wiraswasta. Selain itu, dilakukan survei lapangan untuk mengetahui jumlah penebang aktif yang menebang di kawasan TN. Gunung Palung. Hasil penelitian mengidentifikasi 15 suku dari 26 jenis pohon yang sering ditebang di kawasan TN. Gunung Palung. Pohon bengkirai, meranti (kelompok meranti merah dan meranti putih) dan ulin adalah jenis pohon yang paling banyak ditebang.

Dalam kondisi normal, pohon tersebut ditebang sebanyak ± 5,7-9,88 pohon perminggu dengan frekuensi menebang ± 1,91-1,41 (~2) kali per minggu. Frekuensi menebang meningkat saat musim kemarau. Dari hasil survei lapangan didapatkan rata-rata jumlah penebang aktif yang menebang di TN. Gunung Palung adalah 61 penebang per tahun. Keberadaan penebang tersebut membuat TN. Gunung Palung diperkirakan kehilangan ±18.300 pohon dengan diameter > 40 cm per tahun. Informasi tentang jenis-jenis pohon yang ditebang dan frekuensi menebang ini dapat menjadi dasar pengelolaan dan upaya konservasi di TN. Gunung Palung.

Kata kunci: Deforestasi, pohon target pembalakan liar, Taman Nasional Gunung Palung, dipterokarpa, konservasi

(9)

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM (Journal of Forest and Nature Conservation Research) ISSN 0216-0439

E-ISSN 2540-9689

Vol. 17 No. 1, Juni 2020

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh dikopi tanpa ijin dan biaya UDC/ODC 630*524:635

Nanjaya, Erwin K. (Mahasiswa SPs IPB University/Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Rusolono, T., dan Tiryana, Tatang (Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB University) Penentuan Ukuran Plot Contoh Optimal untuk Pendugaan Luas Bidang Dasar dan Biomassa Tegakan J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 65-77

Luas bidang dasar dan biomassa tegakan hutan dapat dihitung dari data inventarisasi hutan yang diperoleh melalui pengukuran tegakan menggunakan plot-plot contoh dengan ukuran dan jumlah tertentu. Tingkat akurasi data dan informasi yang diperoleh dari inventarisasi hutan akan sangat tergantung dari besarnya ukuran dan jumlah plot contoh tersebut. Sampai saat ini, masih sedikit studi yang mempelajari ukuran dan jumlah plot contoh untuk pelaksanaan inventarisasi hutan terutama hutan alam tropis di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ukuran dan jumlah plot contoh optimal untuk pendugaan luas bidang dasar dan biomassa tegakan dalam inventarisasi hutan pada empat jenis ekosistem hutan alam (Hutan Lahan Kering Primer/HLKP, Hutan Lahan Kering Sekunder /HLKS, Hutan Rawa Primer/HRP dan Hutan Rawa Sekunder/HRS). Data yang digunakan adalah data Petak Ukur Permanen (PUP) yang terdapat dalam klaster plot data Inventarisasi Hutan Nasional (National Forest Inventory/NFI) di Indonesia. Analisis data dilakukan untuk mendapatkan nilai koefisien variasi (CV) luas bidang dasar dan biomassa melalui simulasi berbagai ukuran plot contoh. CV menurun dengan meningkatnya ukuran plot, mengikuti tren eksponensial negatif.

Ukuran plot optimal untuk HLKP, HLKS, dan HRS adalah 0,40 ha, sedangkan untuk HRP adalah 0,25 ha.

Jumlah plot contoh optimal bervariasi sesuai dengan tipe ekosistem hutan dan tingkat kesalahan pengambilan sampel yang diinginkan. Studi ini menegaskan bahwa ukuran dan jumlah plot contoh harus disesuaikan pada setiap ekosistem hutan untuk memfasilitasi inventarisasi hutan yang efisien.

Kata kunci: Inventarisasi hutan, ekosistem hutan, ukuran plot contoh, jumlah plot, koefisien variasi UDC/ODC 630*19(594.53)

Chotimah, Tasya, Wasis, Basuki (Departemen Silvikultur Tropika, Sekolah Pascasarjana, IPB University), dan Rachmat, Henti H. (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan)

Populasi Makrofauna, Mesofauna, dan Tubuh Buah Fungi Ektomikoriza pada Tegakan Shorea leprosula di Hutan Penelitian Gunung Dahu Bogor

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 79-98

Shorea leprosula Miq. adalah salah satu jenis Dipterocarpaceae yang memiliki nilai ekonomi dan ditanam di Hutan Penelitian Gunung Dahu (HPGD) pada berbagai jarak tanam. HPGD didirikan pada tahun 1997 – 2000 sebagai upaya untuk memulihkan lanskap dengan melestarikan sumber daya genetik dipterokarpa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur populasi makrofauna, mesofauna tanah, dan tubuh buah fungi ektomikoriza dalam plot S. leprosula pada berbagai jarak tanam dan plot kontrol yang tidak ditanami.

Pengumpulan sampel makrofauna dan mesofauna dilakukan di serasah menggunakan metode hand sorting sementara di tanah menggunakan corong berlese. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Entomologi Hutan, IPB. Pengamatan fungi ektomikoriza dilakukan dengan sensus di setiap plot lingkaran dengan jari-jari 17,8 m. Penelitian ini menunjukkan terdapat 13 jenis makrofauna dan mesofauna yang didominasi oleh cacing, semut, dan 10 jenis tubuh buah ektomikoriza dengan jenis yang paling banyak ditemukan adalah genus Russula.

Kata kunci: Ektomikoriza, makrofauna, mesofauna, tegakan Shorea leprosula

(10)

JURNAL PENELITIAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM (Journal of Forest and Nature Conservation Research) ISSN 0216-0439

E-ISSN 2540-9689

Vol. 17 No. 1, Juni 2020

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh dikopi tanpa ijin dan biaya UDC/ODC 630*88

Abdulah, Lutfy (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan), Suhendang, Endang, Purnomo, Herry, dan Matangaran, Juang R. (Program Studi Ilmu Pengelolaan Hutan, Sekolah Pasca Sarjana, IPB University) Pendugaan Konsumsi Kayu dalam Mendukung Pengelolaan Hutan Lestari

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 99-112

Pendugaan konsumsi kayu sangat penting dilakukan untuk mengukur tingkat produk kayu yang dipanen dan digunakan oleh masyarakat. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi tersebut, dapat dilakukan dengan pendekatan tinjauan sistematis atas penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk mengetahui metode yang berkembang dalam menduga tingkat konsumsi kayu dan dampaknya terhadap pengelolaan hutan lestari. Bahan penelitian berupa laporan, prosiding dan jurnal ilmiah terkait metode pendugaan penggunaan produk kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 253 penelitian yang berkaitan dengan kata kunci metode pengukuran tingkat konsumsi produk kayu oleh rumah tangga yang dipublikasikan dalam bentuk 20 laporan, 2 tesis dan 231 jurnal. Namun demikian, hanya terdapat 46 artikel dan laporan dan dipublikasikan pada jurnal yang terindeks global. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, kemudian dilakukan simulasi penggunaan produk kayu pada tingkat/skala nasional, industri dan rumah tangga. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dugaan konsumsi kayu berdasarkan skala sangat bervariasi. Namun demikian, penggunaan pendekatan rumah tangga sangat mudah untuk dilakukan verifikasi.

Kata kunci: Konsumsi kayu, rumah tangga, metode tinjauan sistematik

(11)

JOURNAL OF FOREST AND NATURE CONSERVATION RESEARCH (Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam)

ISSN 0216-0439 E-ISSN 2540-9689

Vol. 11 No. 1, June 2020

Keywords are extracted from articles. Abstract may be reproduced without permission UDC/ODC 630*9:II (594.55)

Hastanti, Baharinawati W., and Purwanto (Research and Development center for Watershed Management Technology)

Analysis of Exposure, Sensitivity and Community Adaptation Capacity to Drought in Pamor Hamlet, Kradenan, Grobogan

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 1-19

Hydrometeorological disasters in Central Java are the highest compared to other provinces in Indonesia.

One of them is the hydrometeorological disaster that often occurs every year in Grobogan Regency. These drought conditions require an increase in community adaptation capacity to minimize the level of socio- economic vulnerability. This study aimed to determine the level of social vulnerability based on exposure conditions, drought sensitivity and adaptive capacity in Pamor Hamlet, Keradenan, Grobogan, Central Java. Data was obtained by conducting direct observation, in-depth interviews, and other secondary data collection. Data were analyzed qualitatively by supporting quantification of data to determine the level of exposure, sensitivity and adaptive capacity of the community. The results indicated that the socio-economic vulnerability of the Pamor Hamlet community in dealing with drought was classified as high based on the assessment of indicators of level of exposure, sensitivity and adaptive capacity. The value of each indicator is 2.49 (high) for exposure levels, 2.76 (high) for sensitivity indicators and 1.21 (low) for indicators of adaptation capacity. One of the economic and social drought mitigation strategies is through increasing community adaptation capacity, namely increasing education and infrastructure development, so that it will improve the community welfare.

Keywords: Drought, exposure, sensitivity, adaptation capacity UDC/ODC 630*187(594.43)

Nugroho, Nunung P., (Research and Development center for Watershed Management Technology) and Octavia, Dona (Forest Research and Development Center)

Inventory of Non-Timber Forest Product Plant Species in Paru Village Forest, Sijunjung, West Sumatera J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 21-33

Forest plays an important role in meeting the surrounding communities’ needs, especially in providing non- timber forest products (NTFPs). The NTFPs were commonly utilized to meet the subsistence needs and to generate income. This study aims to identify plant species that produce NTFPs in the Paru Village Forest in Sijunjung District, West Sumatra Province. Data collection was conducted through a field survey using 98 of 0.1 ha plots. The results indicated that the Nagari Paru community utilizes various types of NTFPs as a source of food, medicine, handicrafts, dyes, resin, building, customary rituals, and other necessities. Paru Village Forest has a high diversity of plant species producing NTFPs with a total of 98 species. However, the extractive methods of utilization without limitation on the amount of NTFPs taken will lead to decreased availability of NTFPs in the future. Therefore, it is necessary to regulate the volume of NTFPs that can be extracted by the community as outlined in customary regulations as well as the effort of the cultivation of highly valuable NTFP-producing plants on community land. Thus, the preservation of protected forests and the availability of NTFPs are expected to be sustained and the welfare of the community can increase.

Keywords: NTFPs, subsistence needs, extractive utilization, village forest, Sijunjung

(12)

JOURNAL OF FOREST AND NATURE CONSERVATION RESEARCH (Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam)

ISSN 0216-0439 E-ISSN 2540-9689

Vol. 11 No. 1, June 2020

Keywords are extracted from articles. Abstract may be reproduced without permission UDC/ODC 630*907(594.53)

Rozak, Andes H., Astutik, Sri., Mutaqien, Zaenal (Center for Conservation of Plants and Gardens, Indonesian Institute of Sciences), Sulistyawati,Endah (School of Biological Science and Technology, Bandung Institute of Technology), and Widyatmoko, Didik (Center for Conservation of Plants and Gardens, Indonesian Institute of Sciences)

The Effectiveness of the Use of Three Diversity Indices in Forest Community Analysis: A case Study in Mount Gede Pangrango National Park, Indonesia

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 35-47

The analysis of diversity is a fundamental measurement in a forest community. The results of the analysis can be the basis for conservation actions in the management of a forest area. Several species diversity indices such as the Shannon-Wiener and Simpson's index are very commonly used in the analysis by the ecologist. However, comparative studies on tree diversity indices with continued analysis of the effectiveness of using these indices are still rarely conducted. Using data from 26 plots located at an altitude range of 1.013-3.010 m, a comparison of the effectiveness of the use of the Shannon-Wiener, Simpson's, and rarefied richness index was carried out on woody plants (dbh ≥5 cm). It was grouped into three zones, namely the submontane zone, montane and subalpine. The results showed that rarefied richness index has a good performance and more sensitive than that of Shannon-Wiener and Simpson’s indices. Therefore, we recommend using a rarefied richness index for further research on tree diversity analysis. Converting previous Shannon-Wiener, Simpson’s, or combination of both indices into rarefied richness is widely open.

However, linear models show that the equations only capture 61-87% of the total variation of the indices, depend on the independent variable used in the model.

Keywords: Montane forest, biodiversity, species richness, tree, national park UDC/ODC 630*187:46(594.17)

Fawzi, Nurul I., Novianto, Agus, Supianto, Agus, and Febriani, Nur (Alam Sehat Lestari Foundation) Logged Tree Species from Illegal Logging Activity in Gunung Palung National Park

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 49-64

Information about tree species that are targeted for illegal logging in the Gunung Palung National Park (GPNP) area is limited. Knowing the tree species that are targeted in illegal logging activity is expected to assist in the efforts of biodiversity conservation particularly protection of endangered tree species. This research was conducted to: (1) identify the tree species that are targeted to be logged in GPNP; (2) calculate logging frequency, and (3) find out the number of active loggers in the area of GPNP. This program was collaboration project between the Alam Sehat Lestari (ASRI) Foundation, Health in Harmony and Gunung Palung National Park Office. The method used was interview with 43 loggers who had joined the chainsaw buyback program and restart their new livelihood as entrepreneur. In addition, a field survey was conducted to find how the program could decrease the number of active loggers within the GPNP area. The results of the study identified 15 families out of 26 tree species that are often logged in the GPNP area. Bengkirai, meranti (red meranti and white meranti groups) and ironwood were among the most logged trees. In normal circumstances, ± 5.7 – 9.88 trees were logged weekly with a logging frequency of ± 1.91 - 1.41 (~2) times per week. The logging frequency tended to increase during the dry season. The field survey results showed that there were 61 active loggers on average per year in GPNP. Those loggers have caused GPNP to lose approximately 18,300 trees with diameter > 40 cm per year. Information regarding logged tree species and logging frequency can be valuable for management and conservation efforts in Gunung Palung National Park.

Keywords: Deforestation, illegal logging target’s tree, Gunung Palung National Park, dipterocarpaceae, conservation

(13)

JOURNAL OF FOREST AND NATURE CONSERVATION RESEARCH (Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam)

ISSN 0216-0439 E-ISSN 2540-9689

Vol. 11 No. 1, June 2020

Keywords are extracted from articles. Abstract may be reproduced without permission UDC/ODC 630*524:635

Nanjaya, Erwin K. (Student of SPs IPB University/ Ministry of Environment and Forestry), Rusolono, T., and Tiryana, Tatang (Department of Forest Management, Faculty of Forestry, IPB University)

Determination of Optimal Sample Plot Size for Estimating Stand Basal Area and Biomass J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 65-77

Basal area and biomass of forest stand can be calculated from forest inventory data, which are obtained from stand measurements using sample plots with a specific size and number. The accuracy level of data and information gained from a forest inventory would depend on the size and number of sample plots. To date, there are still few studies that investigate the size and number of sample plots for forest inventory, especially in the natural tropical forests of Indonesia. This study aimed to determine the optimal size and number of sample plots for estimating stand basal area and biomass in a forest inventory at four types of natural forest ecosystems (Primary Dryland Forest/PDF, Secondary Dryland Forest/SDF, Primary Peatswamp Forest/PPF, and Secondary Peatswamp Forest/SPF). The data used in this study were Permanent Sample Plots (PSP) data contained in the cluster-plots of the National Forest Inventory (NFI) data of Indonesia. The data analyses were conducted to obtain coefficients of variation (CV) of stand basal area and biomass by simulating various sizes of sample plots. The CV declined with increasing the plot sizes, following negative exponential trends. The optimal plot size for PDF, SDF, and SPF was 0.40 ha, while for PPF was 0.25 ha.

The optimal number of sample plots varied according to forest ecosystem type and desired level of sampling error. This study confirmed that the size and number of sample plots must be adapted to each forest ecosystem to facilitate an efficient forest inventory.

Keywords: Forest inventory, forest ecosystem, sample plot size, number of plots, coefficient of variation UDC/ODC 630*19(594.53)

Chotimah, Tasya, Wasis, Basuki (Department of Tropical Silviculture, Postgraduate School, IPB University), and Rachmat, Henti H. (Forest Research and Development Center)

Population of Macrofauna, Mesofauna, and Ectomycorrhizae’s Fruit Body at Shorea leprosula stand in Gunung Dahu Forest Research, Bogor

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 79-98

Shorea leprosula Miq. is a highly economic dipterocarp tree species planted in the Gunung Dahu Forest Research (GDFR) at various planting distances. GDFR was established in 1997 2000 as an effort to restore landscape while conserving dipterocarp genetic resources. The purpose of this study was to quantify the population of soil macrofauna and mesofauna and to determine the fruit body of ectomycorrhiza species at those S. leprosula plots at a various spacing distance and unplanted plots. The sample collection of macrofauna and mesofauna species was carried out in the litter using a hand sorting method while on the soil using a berlese funnel. The identification was carried out at the Forest Entomology Laboratory, IPB University. Ectomychorriza observation was conducted by the census in each observation circle plot with a radius of 17.8 m by observing the presence of a fruiting body on the forest floor. This study identified 13 macrofauna and mesofauna species dominated by worms and ants; 10 species of ectomycorrhiza fruit body with the most commonly found species were Russula genera.

Keywords: Ectomychorrhiza, macrofauna, mesofauna, Shorea leprosula plantation

(14)

JOURNAL OF FOREST AND NATURE CONSERVATION RESEARCH (Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam)

ISSN 0216-0439 E-ISSN 2540-9689

Vol. 11 No. 1, June 2020

Keywords are extracted from articles. Abstract may be reproduced without permission UDC/ODC 630*88

Abdulah, Lutfy (Forest Research and Development Center), Suhendang, Endang, Purnomo, Herry, and Matangaran, Juang R. (Forest Management Science Study Program, Graduate School, IPB University) The Estimation of Wood Consumption to Support Sustainable Forest Management

J. Pen. Htn & KA Vol. 17 No. 1, Juni 2020 p: 99-112

Estimation of wood consumption is important to measure the level of wood products utilization for domestic use. One way to get this information is to approach a systematic review of previous research, to find out the methods that have evolved in estimating the level of consumption and its impact on sustainable forest management. The research materials used were reports, proceedings and scientific journals related to the method of estimating the use of wood products. The research results showed that there were 253 studies related to the keywords method of measuring the level of consumption of wood products by households which was published in the form of 20 reports, 2 theses and 231 journals. However, there were only 46 articles and reports published in global indexed journals. Based on the literature research results, a simulation of the use of wood products was carried out at the national, industrial and household levels. The simulation results showed that the estimated consumption of wood based on scale varies greatly.

Nevertheless, it is recommended to use an estimator model on a household scale because it could be verified easily.

Keywords: Wood consumption, household, systematic review method

(15)

(2020), 17(1): 1-19 http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA

pISSN: 0216 – 0439 eISSN: 2540 – 9689 Akreditasi Kemenristekdikti Nomor 21/E/KPT/2018

Editor: Asep Hidayat, S.Hut., M.Agr., Ph.D

Korespondensi penulis: Baharinawati W. Hastanti * (E-mail: [email protected])

Kontribusi penulis: BWH: menyusun dan melaksanakan penelitian, menyusun dan menulis karya tulis; P: melaksanakan penelitian, memperbaiki dan menyempurnakan karya tulis.

https://doi.org/10.20886/jphka.2020.17.1.1-19

©JPHKA - 2018 is Open access under CC BY-NC-SA license

1 ANALISIS KETERPAPARAN, SENSITIVITAS DAN KAPASITAS ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP KEKERINGAN DI DUSUN PAMOR, KRADENAN, GROBOGAN

(Analysis of Exposure, Sensitivity and Community Adaptation Capacity to Drought in Pamor Hamlet, Kradenan, Grobogan)

Baharinawati W. Hastanti* dan/and Purwanto

Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Jl Ahmad Yani Pabelan Kotak Pos 295 Surakarta 57102, Jawa Tengah, Indonesia

Info artikel: ABSTRACT Keywords:

Drought, exposure, sensitivity, adaptation capacity

Hydrometeorological disasters in Central Java are the highest compared to other provinces in Indonesia. One of them is the hydrometeorological disaster that often occurs every year in Grobogan Regency. These drought conditions require an increase in community adaptation capacity to minimize the level of socio-economic vulnerability. This study aimed to determine the level of social vulnerability based on exposure conditions, drought sensitivity and adaptive capacity in Pamor Hamlet, Keradenan, Grobogan, Central Java.

Data was obtained by conducting direct observation, in-depth interviews, and other secondary data collection. Data were analyzed qualitatively by supporting quantification of data to determine the level of exposure, sensitivity and adaptive capacity of the community. The results indicated that the socio-economic vulnerability of the Pamor Hamlet community in dealing with drought was classified as high based on the assessment of indicators of level of exposure, sensitivity and adaptive capacity. The value of each indicator is 2.49 (high) for exposure levels, 2.76 (high) for sensitivity indicators and 1.21 (low) for indicators of adaptation capacity. One of the economic and social drought mitigation strategies is through increasing community adaptation capacity, namely increasing education and infrastructure development, so that it will improve the community welfare.

Kata kunci:

Bencana kekeringan, keterpaparan, sensitivitas, kapasitas adaptasi

ABSTRAK

Bencana hidrometeorologi di Jawa Tengah paling tinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Salah satunya adalah bencana hidrometeorologi kekeringan yang sering terjadi setiap tahun di Kabupaten Grobogan. Kondisi kekeringan ini memerlukan peningkatan kapasitas adaptasi masyarakat untuk meminimalkan tingkat kerentanan sosial ekonomi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial masyarakat berdasarkan kondisi keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi kekeringan terjadi di Dusun Pamor, Keradenan, Grobogan, Jawa Tengah. Data diperoleh dengan melakukan observasi langsung, wawancara mendalam, dan pengumpulan data sekunder lainnya. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan dukungan kuantifikasi data untuk menentukan tingkat keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerentanan sosial ekonomi masyarakat Dusun Pamor dalam menghadapi kekeringan tergolong tinggi berdasarkan penilaian indikator-indikator tingkat keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi. Adapun nilai masing-masing indikator tersebut adalah 2,49 (tinggi) untuk tingkat keterpaparan, 2,76 (tinggi) untuk indikator sensitivitas dan 1, 21 (rendah) untuk indikator kapasitas adaptasi. Salah satu strategi mitigasi kekeringan yang dilakukan secara ekonomi dan sosial adalah melalui peningkatan kapasitas adaptasi masyarakat yaitu peningkatan pendidikan dan pembangunan infrastruktur, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Riwayat artikel:

Tanggal diterima:

19 Oktober 2018;

Tanggal direvisi:

30 Desember 2019;

Tanggal disetujui:

6 Pebruari 2020

(16)

Vol. 17 No. 1, Juni 2020 : 1-19

2

I. PENDAHULUAN

Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang berada di bawah kebutuhannya baik untuk hidup, per- tanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan (Indriantoro, 2013). Kekeringan juga merupakan kejadian bencana alam yang diakibatkan oleh defisit curah hujan dalam periode waktu tertentu yang menyebabkan tidak cukupnya ketersediaan air untuk kegiatan manusia dan lingkungan.

Sepanjang sejarah kehidupan manusia, kekeringan merupakan masalah yang sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat di berbagai belahan dunia (Surmaini, 2016).

Kekeringan menjadi suatu bencana alam ketika pasokan air membebani keluarga dan masyarakat serta ketika kapasitas kelembagaan pemerintah tidak efektif dalam menghadapi kekeringan (Xiao-Jun et al., 2012). Bencana ini akan menimbulkan permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan. Peningkatan intensitas dan frekuensi kekeringan juga disebabkan oleh perubahan iklim (Xiao- Jun et al., 2012; Logar & Bergh, 2013).

Bencana hidrometeorologi di Jawa Tengah paling tinggi dibanding provinsi lainnya di Indonesia. Salah satu bencana yang terjadi tiap tahun yakni kekeringan di Kabupaten Grobogan (Septima, 2013).

Kekeringan merupakan fenomena yang merayap pelan (creeping phenomenon) (Mazhar, Nawaz, & Mirza, 2015; Wang, Yuan, Xie, Wu, & Li, 2016), sulit diduga karena adanya perbedaan variabel hidrometeorologi dan faktor ekonomi disertai permintaan air yang secara alami random (stochastic nature) (Purwanto &

Supangat, 2017). Kondisi ini memerlukan peningkatan kapasitas adaptasi masya- rakat untuk meminimalkan tingkat ke- rentanan sosial ekonomi dalam meng- hadapi kekeringan yang terjadi setiap tahun.

Keterpaparan merupakan keadaan masyarakat, mata pencarian, ekosistem, jasa, fungsi lingkungan, sosial, ekonomi, budaya, sumber daya, infrastruktur pada

suatu kondisi dan wilayah yang terkena dampak negatif akibat terjadinya bencana atau kerusakan (Setiyaningsih, 2016).

Sensitivitas adalah tingkat kepekaan suatu sistem, dipengaruhi oleh suatu tekanan atau gangguan baik secara positif atau negatif, kondisi lingkungan dan sosial ekonomi yang melekat pada sistem manusia dan lingkungan sebelum gangguan terjadi (Liu, Wang, Peng, Braimoh, & He, 2013). Kapasitas adaptasi adalah kemampuan untuk menghadapi keterpaparan dan menyesuaikan peruba- han iklim dengan mengurangi potensi kerusakan dengan memanfaatkan sumber daya sosial dan ekonomi, teknologi, akses informasi terkait dengan perubahan iklim dan kemampuan institusi dalam ber- adaptasi (Purifyningtyas & Wijaya, 2016).

Kemampuan adaptasi dan kemiskinan masyarakat berkaitan erat dengan kerentanan masyarakat (Sakuntaladewi &

Sylviani, 2014).

Penelitian kerentanan pada dimensi sosial bermanfaat untuk menentukan instrumen efektif untuk perbaikan dengan strategi bertahan dan memfasilitasi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat (Wahyono, 2016 ; Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), 2001a).

Walaupun infrastruktur sosial ekonomi di Indonesia sudah relatif baik, namun belum merata di beberapa tempat sehingga mengakibatkan tingginya tingkat kerenta- nan sosial ekonomi masyarakat (Tulak, Dharmawan, & Juanda, 2009). Apalagi kerentanan sosial ekonomi yang terjadi di desa-desa yang masih digolongkan sebagai daerah yang rentan terhadap variabilitas ekstrim (Surmaini, Runtunuwu, & Las, 2011). Selama ini belum diketahui faktor-faktor yang me- nentukan tingkat kerentanan masyarakat terhadap kekeringan di pedesaan. Kajian- kajian kerentanan masyarakat yang berfokus tentang perubahan iklim belum banyak dilakukan (Muttarak & Lutz, 2014; Khudori, 2011; Liu et al., 2013;

Sakuntaladewi & Sylviani, 2014). Oleh karena itu tingkat kerentanan sosial

(17)

Analisis Keterpaparan, Sensitivitas dan Kapasitas Adaptasi Masyarakat terhadap Kekeringan (Hastanti, B. W. dan Purwanto)

ekonomi masyarakat sangat penting untuk dipetakan dalam mendukung upaya pem- bangunan adaptif di pedesaan. Tingkat kerentanan yang memang sudah banyak dilakukan oleh berbagai penelitian (Lindner et al., 2010; Pacifici et al., 2015).

Sasaran umum adaptasi adalah meminimalkan kerentanan, mengembang- kan resiliensi, dan mengembangkan diri jika situasi dan kondisinya memungkin- kan (Sumaryanto, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kerentanan sosial ekonomi masyarakat dengan meng- identifikasi beberapa indikator-indikator kerentanan masyarakat, meliputi: keter- paparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pendukung arah dan pijakan bagi pengambil kebijakan

untuk melakukan adaptasi kekeringan baik secara sosial ekonomi dan budaya.

II. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Pamor, Desa Banjardowo, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan (Gambar 1), pada bulan April - Oktober 2017.

Lokasi tersebut dipilih karena merupakan dusun yang mengalami kekeringan setiap tahun sehingga sangat relevan untuk penelitian kerentanan sosial dalam mengkaji keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi masyarakat dalam menghadapi kekeringan (Purwanto &

Supangat, 2017).

Gambar (Figure) 1. Peta Lokasi Penelitian (Map of Research Site)

Keterangan (Remarks): Desa lokasi riset ditunjukkan dengan tanda panah (The village of research location is indicated by the arrow). Sumber (Source):

Bappeda Grobogan (Agency for regional development of Grobogan), 2011

(18)

Vol. 17 No. 1, Juni 2020 : 1-19

4

B. Metode Penelitian

Upaya mengukur kerentanan sosial (social vulnerability) merujuk pada konsep kerentanan yang merupakan fungsi dari keterpaparan (exposure), sensitivitas suatu sistem untuk berubah, dan kapasitas adaptif yang dimiliki (Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), 2001b). Keterpaparan adalah penerimaan terhadap terpaan suatu bahaya atau terdapatnya kondisi tekanan (stress) di tingkat kelompok atau perorangan akibat terpaan suatu bencana.

Tingkat kerentanan masyarakat tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor akses terhadap sumber daya alam dan diversitas sumber pendapatan. Kerentanan dapat berubah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tergantung perubahan adaptasi, karakter ancaman, keterpaparan terhadap ancaman (exposure to the threats), sensitivitas, dan kapasitas untuk merespon atau usaha pemulihan yang memberikan hasil lebih cepat (Wahyono, 2016; Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), 2001a) Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer yang diambil dengan cara pengamatan langsung (observasi) dan wawancara (in-depth interview). Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang bisa diamati seperti kondisi rumah, lingkungan dan infrastruktur sekitar yang terkait dengan kerentanan. Wawancara dilakukan secara

terstruktur dan mendalam (in-depth interview) terhadap informan kunci (key informan) yang terdiri dari perangkat desa (5 orang), penyuluh (3 orang), tokoh masyarakat (5 orang) dan tokoh agama (2 orang) dan warga (7 orang). Pemilihan key informan dilakukan secara purposif dengan pertimbangan memahami kondisi masyarakat dan terlibat langsung dengan masyarakat dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 5 tahun). Sementara data sekunder dikumpulkan dari dokumentasi berupa laporan, buku statistik dan karya tulis ilmiah.

Data dianalisis dengan perpaduan antara deskriptif kualitatif dengan dukungan kuantifikasi data dengan cara:

1) mengidentifikasi indikator-indikator yang menentukan keterpaparan, sensi- tivitas dan kapasitas adaptasi masyarakat terhadap kekeringan, 2) menentukan ranking bobot relatif berdasarkan ke- kuatan pengaruh dari yang paling signifikan sampai yang paling lemah, 3) menilai tingkat keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi masyarakat dalam menghadapi kekeringan, 4) menganalisis indikator-indikator yang menentukan keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi masyarakat, dan 5) menilai tingkat kerentanan masyarakat terhadap kekeringan. Adapun indikator-indikator yang digunakan dalam perhitungan keterpaparan, sensitivitas dan tingkat adaptasi masyarakat disajikan pada Tabel 1.

.

Tabel (Table) 1. Indikator penentu kapasitas adaptasi (Determinant indicators of adaptation capacity)

No. Indikator penilaian (Assessment indicators)

Keterangan (Remark)

Sumber Data (Data sources) Keterpaparan (exposure)

1. Kepadatan Penduduk (Population density)

1: < 250 jiwa/km2 2: 250 - 499 jiwa/km2 3: 500 jiwa/km2<

(Biro Pusat Statistik Kabupaten Grobogan, 2018) (statistics), monografi desa (village monograph), Kradenan dalam Angka 2018 (Kradenan in number 2018)

(19)

Analisis Keterpaparan, Sensitivitas dan Kapasitas Adaptasi Masyarakat terhadap Kekeringan (Hastanti, B. W. dan Purwanto)

5

No. Indikator penilaian (Assessment indicators)

Keterangan (Remark)

Sumber Data (Data sources) 2. Mata pencaharian penduduk di sektor

pertanian

(Livelihoods of the population in the agricultural sector)

1: < 50%

2: =50%

3: 50% <

BPS (statistics), monografi desa (village monograph), Kradenan dalam Angka 2018 (Kradenan in number 2018)

3. Luas lahan pertanian (Area of agricultural land)

1: < 0,3 ha 2: = 0,3 - 1 ha 3: 1 ha <

Kuesioner (questionnaire), wawancara (interview) 4. Keberadaan irigasi di lahan pertanian

(The existence of irrigation on agricultural land)

1: Saluran irigasi, cekdam, waduk (irrigation channels, dam, reservoirs)

2: Sumur 5 (Well) 3: tadah hujan (rainfed)

Kuesioner (questionnaire), wawancara (interview)

5. Keberadaan sumur rumah tangga (The existence of household wells)

1: milik pribadi (private property)

2: bersama (public/shared) 3: tidak ada (none)

Kuesioner (questionnaire),

wawancara (interview) pengamatan

(observation) 6. Kepemilikan ternak

(Livestock ownership)

1: tidak ada (none) 2: 1 - 3

3: 3 <

Kuesioner (questionnaire), wawancara (interview) 7. Skala budi daya pertanian

(Scale of agricultural cultivation)

1. skala rumah tangga (household scale)

2. lokal (local) 3. nasional (national)

Kuesioner (questionnaire), wawancara (interview) Sensitivitas (sensivity)

1. Usia Penduduk (Age of population)

1: < 50% usia produktif (productive age) 2:50% usia produktif (productive age) 3: 50% < usia produktif (productive age)

BPS (statistics), monografi desa (village monograph), Kradenan dalam Angka 2018 (Kradenan in number 2018)

2. Mata pencaharian (livelihood)

1: < 50% petani (farmer) 2: 50% petani (farmer) 3: 50% < petani (farmer)

BPS (statistics), monografi desa (village monograph), Kradenan dalam Angka 2018 (Kradenan in number 2018)

3. Sumber penggunaan air (Water use source)

1: sumur, bak penampung (Well, tank/storage reservoirs) 2: sumur (Well)

3: sungai (river)

Kuesioner (questionnaire), wawancara (interview) 4. Tingkat kemiskinan penduduk

(Population poverty rate)

1: < 50% miskin (poor) 2: 50% miskin (poor) 3: 50%< miskin (poor)

Kuesioner (questionnaire),

wawancara (interview) pengamatan

(observation) 5. Tingkat pendapatan

(Income rate)

1: 3 juta (mi IDR) < per bulan (month)

2: 1 juta – 3 juta (mi IDR) per bulan (month)

3: > 1 juta (mi IDR) per bulan (month)

Kuesioner (questionnaire), wawancara (interview)

6. Proporsi banyaknya buruh tani (Proportion of number of farm laborers)

1: < 50%

2: Berkisar (approximately) 50%

3: 50% <

BPS (statistics), monografi (monograph) dan wawancara (and interview)

Gambar

Tabel  (Table)  5.  Keberadaan  populasi  tubuh  buah  fungi  ektomikoriza  (The  presence  of  ectomychorrizae fruit body population)
Gambar  1  di  atas  menunjukkan  bahwa Inggris sebagai negara yang paling  banyak  menghasilkan  jurnal  Q1  dan  membahas  tentang  penggunaan  produk  kayu  dan  dampaknya  yang  diterbitkan  di  Applied  Energy,  Biofuels,  Bioproducts  and Biorefining
Tabel  1  menunjukkan  bahwa  Amerika  Serikat  dan  Jepang   meng-gunakan  pendekatan  konseptual,  empiris  dan  lainnya  (simulasi)  dalam  mengukur  tingkat  penggunaan  produk  kayu
Gambar  3  menunjukkan  bahwa  topik penelitian penggunaan produk kayu  sering  dikaitkan  dengan  bahan  baku  dan  simpanan karbon
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap harga produk, tingkat pelayanan, kualitas produk, lingkungan fisik, lokasi pasar,

Beberapa penelitian terkait pengukuran beban kerja pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, antara lain Widiastuti (2017a) tentang penentuan beban kerja mental

Hasil dari ERD ini dapat diterapkan pada penelitian-peneilian sebelumnya yang menggunakan basis data yang berbeda-beda, baik dalam system yang kompleks seperti pada

Penemuan dalam penelitian ini berati untuk ketiga variable X tersebut berkaitan erat dengan kecepatan tendangan samping/T kanan serta hasil hipotesis yang

Menyiapkan pohon kayu kacang yang akan ditebang dan ditandai atau diberi kode kemudian dilakukan pengukuran diameter setinggi dada menggunakan diameter tape setelah

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya tentang performa memori pada hewan model demensia dari ekstrak dan fraksi daun sembung rambat menyatakan bahwa ekstrak memiliki

Pengambilan data pengukuran distribusi suhu dan kecepatan udara di dalam ruang pengering efek rumah kaca dilakukan pada 56 titik pengu- kuran yang terbagi dalam

19, No.2, July 2022 KOMPUTASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer dan Matematika TABLE OF CONTENS The Effect of Force Ratio Multiplier on A Control System for Surfing Problem