“BADAI” COVID-19 MELAHIRKAN PAHLAWAN - PAHLAWAN WARGA, APAKAH AKU, KAMU DAN KITA : HANYA PENONTON ATAUKAH AKTOR ?
Oleh: Ghina Padhilah
"Setiap kita bisa jadi pahlawan. Setiap kita punya peran memutus rantai pandemi,"
-Joko Widodo, Presiden Indonesia
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) saat ini telah menjadi perbincangan di seluruh penjuru dunia. Berawal dari munculnya sebuah virus di kota bernama Wuhan, China yang saat ini sudah menginfeksi lebih dari 259 juta kasus covid di dunia Fenomena yang dapat memvakumi banyak sektor di suatu negara. Bukan adu senjata, melainkan tehadap sebuah mikroorganisme.
Sejak awal dinyatakan merebaknya virus korona di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan di mana masyarakat Indonesia diharuskan untuk menjaga jarak antara satu dengan yang lain minimal satu setengah meter sehingga masyarakat Indonesia dipaksa untuk di rumah saja (stay at home) dan melakukan seluruh aktivitas dari rumah dengan sistem daring (dalam jaringan), guna membatasi kegiatan diluar rumah.
Di Indonesia sendiri, menurut data JHU CSSE COVID-19 Data and Our World in Data, pada Selasa 23 November 2021, sudah ada 4,25 juta kasus dengan total penduduk 144 ribu orang meninggal. Selain itu, jumlah ini semakin meningkat setiap harinya dan menyebabkan berbagai kalangan mulai paranoid dan cemas. Betapa tidak, di saat angka positif kasus Covid harian dan angka kematian yang terus melambung tinggi. di saat tipisnya pasokan oksigen di banyak rumah sakit terjadi, dan di saat banyak pelaku kegiatan usaha masyarakat “agkat tangan” sebagai pertanda
“menyerah” karena tidak bisa lagi mencari rezeki, pertolongan “pahlawan” itulah yang diharapkan hadir dimasa sekarang ini.
Beratnya pandemi membuat sejumlah orang semakin berempati, karena hal inilah banyak melahirkan pahalwan-pahlawan warga. Lalu bagaimana cara untuk memanggil dan menjadi pahlawan yang kita idamkan tersebut? jawaban untuk pertanyaan tersebut yaitu bergantung pada pilihan dari aku, kamu dan kita. Hanya ingin menjadi penonton ataukah aktor. Didukung dengan informasi yang akan saya bagikan, kita akan melihat seperti apa pahlawan- pahlawan warga yang ada di masa sekarang.
Pahlawan – Pahlawan warga, apakah Aku, kamu dan kita : hanya penonton ataukah aktor ? Sebagai generasi muda, momen mewabahnya virus corona ini mengajak kita untuk mengekspresikan jati diri. Kita diajak untuk tidak tinggal diam, pasrah, dan hanya mengeluh dalam menghadapi pandemi ini. Aksi-aksi nyata kita yang kreatif, diharapkan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan nyata. Tindakan-tindakan ini adalah bukti bahwa kita semua adalah awak dunia yang tidak tinggal diam atas penderitaan, tetapi memilih untuk menggunakan kesempatan besar yang tersedia ini untuk mengekspresikan identitas kita sebagai awak dunia yang berani bersolidaritas.
“Pahlawan adalah seseorang yang tidak mementingkan diri sendiri, yang murah hati, yang hanya mencoba untuk memberi kembali sebanyak mungkin dan membantu orang. Seorang pahlawan bagi saya adalah seseorang yang menyelamatkan orang dan sangat peduli." (DebiMazar).
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), sifat pahlawan seperti keperkasaan, keberanian, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan. Sifat itulah yang sering dilekatkan pada sosok pejuang dalam perang. Tentu saja, tidak semua yang telah diberi tanda “Pahlawan”, berkaitan dengan peperangan.
Ada beberapa pahlawan yang diyakini telah memberikan sumbangsih bagi pembangunan bangsa Indonesia dan berjasa bagi kemajuan bangsa Indonesia dan pantas menyandang gelar Pahlawan.
Dalam setiap babak sejarah perjalanan bangsa, termasuk di masa pandemi, tantangan dan cobaan akan melahirkan pahlawan.
Hari ini, siapapun bisa jadi pahlawan. Disadari atau tidak, kita dapat bertemu pahlawan dengan berbagai cara, seperti melalui pedagang kecil yang menjual barangnya secara gratis, ibu tetangga yang menggantung makanan di pagar setiap hari untuk mereka yang membutuhkan, atau teman kita yang mengantarkan makanan untuk mereka yang sedang isoman. Bahkan Kita juga bisa menemukan pahlawan dalam diri kita sendiri.
Kita semua adalah “pahlawan-pahlawan” untuk keluarga kita masing-masing. Melakukan hal- hal seperti mengajari anak-anak kita tentang pentingnya protokol kesehatan, melakukan kegiatan produktif selama di rumah, dan memastikan kita menjaga kesehatan, tidak sharing informasi dari media sosial tanpa saring terlebih dahulu adalah contoh hal-hal heroik yang bisa dilakukan di rumah. Tindakan kita seperti menjaga kesehatan tersebut sebenarnya sangat membantu tugas pemerintah dan tenaga kesehatan di rumah sakit apabila kita tetap sehat.
Disadari atau tidak, “badai” COVID-19 ini telah melahirkan para pahlawan Indonesia yang telah berjuang, berikut beberapa pahlawan warga yang telah berjuang. Keluarga mendiang Akidi Tio asal Langsa, Aceh menyumbang Rp 2 triliun untuk penanganan COVID di Provinsi Sumatera Selatan. Di Jambi, Bob Bee Builder, seorang pengusaha yang mengoperasikan hotel, mengizinkan penghuninya yang berada dalam isolasi mandiri untuk masuk dan menggunakan hotelnya tanpa
membayar. Pengusaha ini membebaskan hotel bintang 3 miliknya, dan memberikan peti mati gratis untuk jenazah penderita COVID. Kisah seorang penjual kerupuk di Bandarlampung bernama Mbah Saidi juga menyentuh hati banyak orang. Meski kondisinya memprihatinkan, Mbah Saidi dan istrinya diketahui selalu berbagi makanan dengan penderita gangguan jiwa (ODGJ). Keduanya bahkan rela hanya makan dengan nasi garam atau ikan asin agar ODGJ yang ke rumahnya dapat makan dengan layak.
Pengusaha laundry di Pancoran, Jakarta, juga menggratiskan biaya cuci setrika dan antar jemput pakaian kotor bersih untuk para tenaga kesehatan yang berjuang di garda depan Romeo Julianto Sirait, pemilik warung bubur ayam di Semarang, Jawa Tengah, juga membuatkan buburnya gratis untuk masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Meski sering merugi, toko ini tetap menebar kebaikan. Pemilik warteg di Malang, Jawa Timur, Joshua Nade berusia 29 tahun. Dia memberikan makanan kepada warga secara sukarela. Sudah ada 11 keluarga yang ia bantu baik di Kota Malang maupun Kabupaten Malang. Ia mengandalkan jasa pengiriman makanan bernama Ojol untuk mengantarkan sembako gratis berisi ayam dan sayur ke rumah-rumah warga.
Tak luput pula, pahlawan di garda terdepan kita yaitu : Tenaga kesehatan, merupakan kelompok yang menjadi perhatian terbesar.Tekanan yang mereka peroleh sebagai garda terdepan untuk dapat menyembuhkan pasien COVID-19 sangatlah berisiko untuk dapat tertular. Selain itu, beberapa tenaga medis juga sudah gugur karena harus berkontak langsung dengan pasien COVID- 19 setiap harinya. Hal ini justru merugikan bagi kita sebagai masyarakat karena semakin menipisnya jumlah tenaga medis, semakin sulit pula untuk menangani pasien COVID-19 yang terus bertambah setiap saat .
Lalu apakah milienal generasi Z sekarang juga bisa menjadi pahlawan? Generasi Z (orang yang lahir di rentang tahun 1995-2010). Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil generasi ini sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian.(Putra,2017). Di era modern ini, cara terbaik untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi adalah dengan memanfaatkan teknologi, karena konsumen di ranah digital. Generasi Z di Indonesia diharapkan mampu menjadi pahlawan yang dapat melawan stigma negatif yang beredar di media sosial.
Seperti yang kita ketahui.. Sebuah berita hoaks yang berselancar ria di dunia maya, serta stigma negatif yang ditujukan kepada para pahlawan garda terdepan, yang dapat mempengaruhi mentalitas mereka. Ditujukan kepada pahlawan garda terdepan, yang dapat memengaruhi mental mereka. Salah satu contohnya, terdapat sejumlah perawat yang terintimidasi, yaitu diusir dari
kontrakan karena khawatir dapat menularkan virus penyebab COVID-19 (Abdillah, 2020). Hal tersebut tentunya sangat mengenaskan. Maka dari itu, sudah sepatutnya masyarakat lebih menghargai para tenaga kesehatan yang sudah berjuang mati-matian dengan tidak menyebarkan stigma tak berdasar yang hanya akan memberi tekanan psikis bagi mereka.
Berbagai para pahlawan warga telah melakukan berbagai gerakan massa, misalnya gerakan
#wargabantuwarga, yang berawal dari inisiatif warga dalam membantu sesama #wargabantuwarga untuk memberikan informasi yang valid tentang covid-19 melalui web wargabantuwarga.com informasi yang dikumpulkan berupa informasi ketersediaan ambulans, bantuan sembako, donor plasma, kontak penting, oksigen, pemakaman, dll. pasien mendaftar, mengumpulkan dana, berbelanja kebutuhan sehari-hari, dan kemudian mendistribusikannya kepada penderita isoman.
Sekitar 15-20 orang menerima bantuan setiap hari. Gerakan Lawan Bareng merupakan kampanye anak muda di Jakarta untuk membantu warga yang sedang mengalami kelaparan, mereka membagikan makan siang dan makan malam selama 7 hari untuk para mahasiswa rantau, atau warga yang membutuhkan bantuan biaya selama insoman.. Gerakan solo murup, ini dilakukan oleh sekelompok pemuda solo untuk membantu mendata pasien insoman, menggalang dana, belanja kebutuhansehari-hari, lalu mendistribusikannya kepada pasien isoman.
Akhir kata
Pandemi Covid-19 memaksa kita untuk bisa bertahan menghadapi situasi yang tidak menentu seperti ini, hanya mengharapkan dan menonton jasa dari pahlawan warga saja tidak cukup.
Walaupun banyak sekali pahlawan yang sedang berjuang dengan cara yang berbeda-beda. Namun kita sebagai generasi muda Indonesia juga diharapkan mengambil peran sebagai pahlawan warga ditengah pandemik ini, Meskipun langkah kecil yang kita perbuat namun akan memberi dampak yang menglobal, kita bisa mulai dari kebaikan-kebaikan kecil disekitar kita. Setiap orang bisa jadi versi terbaik diri masing-masing untuk jadi pahlawan warga. Jangan sampai menyerah dengan keadaan. Satu-satunya cara untuk bertahan, ya saling bantu sesama
Sebagai penerus bangsa, kita harus mengubah pola pikir dan bersiap menghadapi segala rintangan di depan. Kondisi yang damai dan bebas dari masalah ini tidak akan terjadi secara mudah dan instan. Indonesia yang damai bebas dari pandemi membutuhkan sinergi banyak pihak. Aku, kamu dan kita seluruh elemen masyarakat Indonesia harus mampu saling menguatkan sekalipun ada perubahan drastis di masa depan, kita akan bersama-sama saling membantu umat manusia di era pandemi COVID-19 maupun di “badai” yang datang berikutnya, ingat lah menjadi penonton
perjuangan pahlawan warga memang mudah, namun yang sulita adalah meneladaninya Terima kasih untuk para pahlawan-pahlawan kemanusian di masa pandemi!.
Daftar Pustaka
Abdillah, L. A. (2020). Stigma Terhadap Orang Positif COVID-19. Palembang: Universitas Bina Darma.
Bencsik, A. C. (2016). T. Y and z generations at workplaces. Journal of Competitiveness , 8 (3), 90–106. Retrieved November Kamis, 2021, from
https://www.researchgate.net/profile/AndreaBencsik/publication/309021397_Y_and_Z_Gen erations_at_Workplaces/links/586
Firdaus, I. ( 2021, Julil). Kisah Pemilik Warteg di Malang Berikan Makan Gratis buat Warga yang Isoman. Retrieved November Kamis, 2021, from Kumparan.com:
https://kumparan.com/kumparannews/kisah-pemilik-warteg-di-malang-berikan-makan- gratis-buat-warga-yang-isoman-1w5n80BgXPD/full
Fucrev. (2021, Agustus Minggu). Tenaga Medis, Pahlawan Kekinian di Tengah Pandemi.
Retrieved November Rabu, 2021, from yoursay.suara.com:
https://yoursay.suara.com/kolom/2021/08/15/121050/tenaga-medis-pahlawan-kekinian-di- tengah-pandemi
Ikhwanuddin, M. (2020, November). PAHLAWAN PANDEMI 2020 ? REFLEKSI HARI
PAHLAWAN DI TENGAH COVID 19. Retrieved November Kamis, 2021, from hki.fai.um- surabaya.ac.id: https://hki.fai.um-surabaya.ac.id/pahlawan-pandemi-2020-refleksi-hari- pahlawan-di-tengah-covid-19/
Junaedi, A. (2021, Agustus). Pahlawan-pahlawan di Tengah Pandemi. Retrieved November Rabu, 2021, from Kompas.com :
https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/28/101731965/pahlawan-pahlawan-di-tengah- pandemi?page=all
Mulianya Kakek Penjual Kerupuk, Dagangan Tak Laku saat PPKM Rela Lapar Demi Beri ODGJ. ( 2021 , Juli Minggu). Retrieved November Rabu, 2021, from Merdeka.com:
https://www.merdeka.com/trending/mulianya-kakek-penjual-kerupuk-dagangan-tak-laku- saat-ppkm-rela-lapar-demi-beri-odgj.html
PRIHATIN, I. U. (2020 , Oktober Minggu). Jokowi: Setiap Kita Bisa Jadi Pahlawan dan Berperan Putus Mata Rantai Pandemi. Retrieved November Kamis, 2021, from Merdeka.com:
https://www.merdeka.com/peristiwa/jokowi-setiap-kita-bisa-jadi-pahlawan-dan-berperan- putus-mata-rantai-pandemi.html
Putra, Y. S. (2017). Retrieved November Kamis, 2021, from Theoritical review: teori perbedaan generasi. Among Makarti , 9 (2), 130:
https://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/view/142/133
Radiordk. (2020, November). Hari Pahlawan: Jadi Pribadi Bermanfaat Bagi Sekitar di Masa Pandemi. Retrieved November Rabu, 2021, from rdk.fidkom.uinjkt.ac.id:
http://rdk.fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/2020/11/09/hari-pahlawan-jadi-pribadi-bermanfaat- bagi-sekitar-di-masa-pandemi/