• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL JURNAL REVIEW (UNIVERSITAS NEGERI MEDAN)

N/A
N/A
Nanda Julia

Academic year: 2024

Membagikan "CRITICAL JURNAL REVIEW (UNIVERSITAS NEGERI MEDAN)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

CRITICAL JURNAL REVIEW

Oleh:

NANDA JULIA CITRA WARUWU (2223210042)

Dosen Pengampu: Ita Khairani S.Pd.,M.Hum

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menuntaskan penyusunan laporan Critical Jurnal Review dengan baik dan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah sastra. Penulis berterima kasih kepada Ita Khairani S.Pd.,M.Hum selaku dosen mata kuliah sejarah sastra. Penulis juga berterima kasih kepada orang tua atas doa dan dorongan yang diberikan pada penulis hingga saat ini. Penulis berharap supaya Critical Journal Review ini dapat membantu dalam menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan jurnal ini, baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tulisan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca Critical Journal Review ini.

Medan, 17 Oktober 2022

Penulis

(3)

3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

BAB I ... 4

PENDAHULUAN ... 4

1. 1 PENTINGNYA CJR ... 4

1. 2 TUJUAN PENULISAN CJR ... 4

1. 3 MANFAAT CJR ... 4

BAB II ... 5

IDENTITAS JURNAL ... 5

1. Identitas Jurnal Utama ... 5

2. Identitas Jurnal Pembanding ... 5

BAB II ... 6

RINGKASAN ISI JURNAL ... 6

1. Ringkasan Jurnal Utama... 6

2. Ringkasan Jurnal Pembanding ... 7

BAB III ... 9

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ... 9

1. Kelebihan Jurnal Utama ... 9

2. Kekurangan Jurnal Utama ... 9

1. Kelebihan Jurnal Pembanding ... 9

2. Kekurangan Jurnal Pembanding ... 9

BAB IV ... 10

PENUTUP ... 10

KESIMPULAN ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(4)

4 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 PENTINGNYA CJR

Rasionalisasi Pentingnya Critical Jurnal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena dapat mempermudah dalam membahas inti dari jurnal yang telah ada.

Terdapat beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang talah ditetapkan oleh penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah, memiliki judul dan nama penulis, alamat email dan asal organisasi penulis serta terdapat abstrak yang berisi ringkasan dari isi jurnal, pengenalan, kelebihan dan kekurangan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka. Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian pendahuluan, bagian diskusi dan bagian kesimpulan. Penulisan Critical Jurnal Review ini bertujuan untuk membandingkan dua buah jurnal yang berbeda sebagai bahan referensi. Masing-masing hasil penulisan jurnal tidaklah luput dari kelebihan dan kekurang yang ada. Maka dari itu, diperlukanlah analisis kritikan terhadap kedua jurnal tersebut dalam hal perbandingan. Penulisan kritikan ini diharapkan dapat membantu dan memberikan pemahaman banyak kepada pihak-pihak yang ingin menjadikan kedua jurnal tersebut sebagai referensi

1. 2 TUJUAN PENULISAN CJR

1. Memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Sastra

2. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.

3. Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.

4. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal.

1. 3 MANFAAT CJR

1. Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat dalam suatu jurnal.

2. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya.

(5)

5

BAB II

IDENTITAS JURNAL 1. Identitas Jurnal Utama

1. Judul : Tema dalam Novel-Novel Periode Balai Pustaka 2. Nama Jurnal : Jurnal Ide Bahasa

3. Penulis Jurnal : Devi Cintia Kasimbara, Wahyuningsih, Kodrat Eko Putra 4. Tahun Terbit : 2021

5. Penerbit : Universitas PGRI Madiun 6. ISSN : 2685-0559/2684 673x 7. Volume : 3, Nomor 1

2. Identitas Jurnal Pembanding

1. Judul : Comparison of Language Styles in Novel

Atheist by Achdiat Karta Mihardja and Novel Telegram by Putu Wijaya

2. Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Bahasa

3. Penulis Jurnal : Andi Aryana, Muhammad Darwis, Nurhayati 4. Tahun Terbit : 2018

5. Penerbit : Universitas Hasanuddin 6. ISSN : 2621-5101/ 2354-7294 7. Volume : 6, Nomor 1

(6)

6 BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL 1. Ringkasan Jurnal Utama

Ratna (2011: 88) mengungkapkan bahwa dalam menganalisis sebuah karya sastra dengan menggunakan pendekatan apapun selalu didahului dengan menganalisis struktur karya itu sendiri. Strukturalisme dalam penelitian sastra dipandang sebagai suatu teori yang telah berhasil memasuki hampir seluruh bidang kehidupan manusia karena strukturalisme dianggap sebagai salah satu teori modern yang berhasil membawa manusia pada pemahaman yang maksimal.

Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji novel-novel Indonesia pada periode Balai Pustaka. Periode ini dipilih dengan alasan bahwa ini adalah periode awal munculnya sastra Indonesia modern sehingga perlu kiranya mengetahui lebih lanjut mengenai novel-novel yang menjadi tonggak sejarah munculnya karya sastra Indonesia modern. Selain itu, jika diamati novel-novel dalam periode Balai Pustaka memiliki kesamaan dimana dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji tema dalam novel-novel Indonesia pada periode Balai Pustaka.

Penelitian ini berfokus pada novel-novel dalam periode Balai Pustaka saja, yang mana menurut Pradopo lahirnya periode Balai Pustaka sekitar tahun 1920 dan melemahnya kekuatan atau lenyapnya di sekitar tahun 1940. Waktu terintegrasinya kekuatan (dan ciri-ciri) sastra Balai Pustaka antara 1925-1935. Penelitian ini membahas novel-novel periode Balai Pustaka dalam rentang waktu tahun 1920-1935 untuk melihat bagaimana tema-tema yang dominan dalam periode awal sejarah sastra Indonesia. Dipilihnya periode Balai Pustaka dalam penelitian ini karena pada periode ini banyak bermunculan novel-novel yang nenandai awal berkiprahnya Sastra Indonesia. Adapun ciri-ciri ekstra estetik karya sastra dalam periode Balai Pustaka menurut Pradopo, yaitu (1) bermasalah adat, terutama masalah adat kawin paksa, permaduan, dan sebagainya; (2) pertentangan paham antara kaum tua dengan kaum muda. Kaum tua mempertahankan adat lama, sedang kaum muda menghendaki kemajuan menurut paham kehidupan modern; (3) latar cerita pada umumnya latar daerah, pedesaan, dan kehidupan daerah; (4) cerita bermain di zaman sekarang, bukan di tempat dan zaman antah-berantah; dan (5) cita-cita kebangsaan belum dipermasalahkan, masalah masih bersifat kedaerahan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lima sampel novel, yaitu Azab dan Sengsara (1921) karya Merari Siregar, Sitti Nurbaya (1922) karya Marah Rusli, Salah Asuhan (1928) karya Abdoel Moeis, Mencari Pencuri Anak Perawan (1931) karya Suman Hs., dan Dian yang Tak Kunjung Padam (1932) karya S. Takdir Alisjahbana. Tema-tema-tema dalam periode Balai Pustaka tetap memiliki perbedaan antara satu novel dengan lainnya. Namun, secara umum persoalan yang diangkat dalam novel-novel periode Balai Pustaka memiliki kesamaan, yaitu permasalahan adat, kawin paksa, dan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda sehingga membuat novel-novel tersebut memiliki kesamaan dalam persoalan yang diangkat. Penelitian ini merupakan langkah awal yang baik yang dapat digunakan untuk mendalami isu-isu yang lebih spesifik, misalnya yang berkaitan dengan isu gender, kolonialisme, dan juga ideologi.

(7)

7 2. Ringkasan Jurnal Pembanding

Sastra lahir dari perenung-perenung penciptanya tentang kehidupan secara mendalam, sehingga secara langsung pencerminan tentang kehidupan pada era tersebut terlihat mencolok baik itu dari segi sosial budaya maupun dari karakteristik gaya bahasa. Karya sastra tidak berkembang dalam dirinya sendiri. Struktur karya sastra berubah karena dievokasi oleh perkembangan masyarakat.

Penelitian ini akan menganalisis dua novel yang berbeda masa, yaitu novel pada masa angkatan 45 yang diwakili oleh novel Atheis karya Achdiat Karta Mihardja (1949) dan novel pada masa angkatan 66 yang diwakili oleh novel Telegram karya Putu Wijaya (1973). Goatly dalam Black (2011) menyatakan bahwa wacana selalu terjadi di dalam ruang sosial, sehingga penafsiran terhadap teks sastra selalu memiliki hubungan dengan genre dan situasi sosial. Masa angkatan 45 merupakan masa orde lama (pemerintahan Soekarno), yaitu dari 1945 sampai 1965. Masa angkatan 66 merupakan masa orde baru (masa pemerintahan Soeharto), yaitu dari 1966 sampai 1998. Perbedaan masa orde lama dan masa orde baru berdampak pula pada periodesasi sastra Indonesia termasuk pada kekarakteristik penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra (puisi, drama, dan prosa).

Kesusastraan pada masa orde lama terjadi perubahan antara sastra angkatan 45 dengan sastra angkatan Pujangga Baru. Angkatan 45 lahir dalam suasana lingkungan yang sangat prihatin dan serba keras, yaitu lingkungan fasisme Jepang dan dilanjutkan peperangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Menurut Angelina (2008) ciri-ciri angkatan 45, yaitu terbuka; pengaruh unsur sastra asing lebih luas; corak isi lebih realis dan naturalis;

individualisme sastrawan lebih menonjol, dinamis, dan kritis; penghematan kata dalam karya ekspresif; sinisme dan sarkasme; karangan prosa berkurang, puisi berkembang.

Kesusastraan pada masa orde baru, yaitu dari tahun 1966 sampai 1998 lebih didominasi oleh karya-karya yang beraliran realisme sosial. Tema-tema dalam karya sastra dalam masa ini berlatar revolusi, kehidupan pelacur, sosial, kejiwaan dan keagamaan. Tema-tema tersebut lebih menekankan pada kritikan terhadap pemerintahan orde lama yang gagal dalam menejahterakan rakyat Indonesia dan gagalnya menciptakan stabilitas keamanan di dalam negeri sehingga banyak daerah yang memberontak.

Gaya bahasa yang dipergunakan dalam angkatan 66 sampai 70-an adalah bentuk eufimisme dan perumpamaan (simile) yang dalam terminologi Mochtar Lubis sebagai sebuah penyempitan makna serta memunculkan citra positif terhadap penguasa dengan menyembunyikan kenyataan yang menyakitkan, terjadinya bentuk-bentuk bahasa propaganda dalam rangka meyakinkan pihak lain, terutama masyarakat. Teeuw (1980) menulis bahwa Atheis adalah roman pertama yang benar-benar menarik setelah perang kemerdekaan dan gaya penceritaan serupa dengan pergolakan masyarakat Indonesia pada saat itu. Atheis adalah novel Indonesia pertama yang menggunakan tiga gaya naratif. Sementara itu, Sumardjo (1983) menyebut Putu Wijaya sebagai tokoh utama sastrawan Indonesia pada dasa warsa 1970-an yang paling produktif dan paling kreatif pada saat itu.

Hasil penelitian ini secara umum berkaitan dengan aspek kebahasaan yang tampak pada penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa yang terdapat dalam novel Atheis terdiri atas; gaya

(8)

8

bahasa hiperbola, simile, metafora, personifikasi, antonomasia, dan sarkasme, sedangkan gaya bahasa yang terdapat dalam novel Telegram terdiri atas; gaya bahasa hiperbola, simile, metafora, personifikasi, metonimia, dan antonomasia. Persamaan antara novel Atheis dan novel Telegram yaitu adanya kesamaan struktur pembentuk gaya bahasa hiperbola, simile, metafora, personifikasi, dan antonomasia. Adapun perbedaan antara novel Atheis dan novel Telegram terdapat pada penanda gaya bahasa metafora yang dalam novel Atheis adalah verba transitif meng-, sedangkan dalam novel Telegram adalah nomina konkrit.

(9)

9 BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN 1. Kelebihan Jurnal Utama

Melalui penulisan jurnal tersebut, penulis sudah memaparkan materi mengenai bagaimana keterlibatan karya sastra terkhususnya novel pada angkatan Balai Pustaka. Penulis menggunakan bahasa dan kata-kata yang sederhana sehingga dapat mudah dipahami oleh pembaca. Tak hanya itu, penulis juga menyertakan pendapat para pakar serta fakta-fakta yang terkait dengan analisis penelitian tersebut sehingga dapat memperkuat hasil penelitian, seperti adanya penjelasan tentang contoh karya sastra yang muncul pada angkatan Balai Pustaka serta memberikan penggalan dialog yang berhubungan dengan judul penelitian.

2. Kekurangan Jurnal Utama

Secara penglihatan dan pemahaman, jurnal tersebut tidak memiliki banyak celah kekurangan. Hanya saja dalam jurnal penulis belum mencantumkan dan memaparkan semua novel yang terbit pada angkatan Balai Pustaka. Penulis juga hanya membahas tentang masalah sosial pada periode tersebut yang bersumber dari isi dan makna novel-novel tersebut, tidak menjelaskan masalah lain dimana masih tetap sesuai dengan judul penelitian. Penulis hanya membuat abstrak dengan bahasa Inggris saja, tidak tercantum bahasa Indonesianya.

1. Kelebihan Jurnal Pembanding

Dalam jurnal pembanding ini, penulis mengambil dua contoh materi novel angkatan yakni 1945 dan 1966. Hal ini membantu pembaca untuk semakin mudah memahami perbandingan antara gaya bahasa novel yang terbit pada periode 1945 dengan novel yang terbit pada periode 1966. Materi yang disampaikan cukup jelas dan sesuai dengan judul penelitian.

Bahasa yang digunakan penulis pun cukup mudah dimengerti. Penjelasannya sangat jelas terutama mengenai perbandingan gaya bahasa pada novel yang terbit pada angkatan 1945 dengan angkatan 1966,

2. Kekurangan Jurnal Pembanding

Penyusan kalimat jurnal tersebut masih terlihat rumit, terutama penulisan tidak diberi ruang untuk perbandingan dua novel tersebut. Penulis menggabungkan hasil penelitian kedua novel tersebut kedalam satu pembahasan, tidak adanya poin pembagi antara kedua novel, sehingga terlihat kurang rapi. Selain itu, penulis hanya mencantumkan abstrak dengan bahasa Inggris saja, tidak ada bahasa bahasa Indonesianya.

(10)

10 BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, setiap terjadinya pergantian periode angkatan sastra pasti selalu menerbitkan karya-karya sastra yang berasal dari ciptaan sastrawan-sastrawan yang berada pada masa itu. Setiap karya sastra yang terbit, khususnya novel, selalu terdapat perbedaan dan hal baru meskipun tidak secara signifikan. Perbedaan akan terlihat jelas jika novel yang dianalisis terbit cukup jauh setelah ataupun sebelum terbitnya novel lain. Seperti pada novel Azab dan Sengsara (1921) karya Merari Siregar yang terbit pada angkatan Balai Pustaka yang dimana masih mengandung unsur permasalah adat, terutama masalah adat kawin paksa, permaduan, dan sebagainya, merujuk pada masalah sosial. Hal ini cukup bertolak belakang dengan novel-novel yang terbit pada angkatan 1945 dimana bersifat terbuka, adanya pengaruh unsur sastra asing lebih luas, corak isi lebih realis dan naturalis serta terjadinya perkembangan dalam isi maupun makna.

(11)

11

DAFTAR PUSTAKA

Aryana, Andi dkk. 2018. Comparison of Language Styles in Novel Atheist by Achdiat Karta Mihardja and Novel Telegram by Putu Wijaya. Universitas Hasanuddin.

Kasimbara, Devi Cintia dkk. 2021. Tema dalam Novel-Novel Periode Balai Pustaka.

Universitas PGRI Madiun.

Referensi

Dokumen terkait

Panjang bagian pendahuluan sekitar 2-3 halaman dan diketik dengan 1,5 spasi (atau mengikuti ketentuan penulisan jurnal ilmiah tempat artikel tersebut hendak diterbitkan).

Penulisan rujukan artikel jurnal dan terbitan karya ilmiah yang sejenis mengikuti urutan: nama belakang pengarang, koma, nama atau nama-nama depan (apabila ada), titik,

ABSTRAK: ditulis dalam 1 paragraf yang singkat dan padat memberikan penjelasan tentang hasil penelitian dari jurnal ini terkait PDRB, IPM, dan jumlah penduduk miskin

Berdasarkan data-data tersebut gaya bahasa retoris dan kiasan dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye layak untuk dijadikan alternatif bahan ajar sastra Indonesia di

Jika dilihat dari indikator, untuk pengetahuan mahasiswa tentang penulisan artikel ilmiah pada e-jurnal yakni pada indikator pertama pengetahuan yang dibutuhkan

Bahasa Indonesia Jenjang : S2 Magister Angkatan : 2011 Kelas : A No Kode Materi Pembina Hari Tanggal Jam Ruang 1 Penulisan Karya Ilmiah Suyono, M.Pd, Dr., Prof.. KEMENTERIAN

101 BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Januari 2019 MORAL VALUE VIOLATIONS IN AN AMERICAN TRAGEDY NOVEL BY THEODORE DREISER A Study of Psychoanalisis Muhammad

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Haryani,Anita.2009.Unsur Intrinsik Cerita Rakyat “Timun Emas” Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra di Kelas V SD.. Yogyakarta: Universitas