• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR ISI "

Copied!
388
0
0

Teks penuh

1 BAB 1

PENDAHULUAN

  • LATAR BELAKANG
  • DASAR HUKUM
  • HUBUNGAN ANTARDOKUMEN
    • Hubungan RPJMD Kabupaten Blitar dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan RPJMD
    • Hubungan RPJMD Kabupaten Blitar dengan RPJPD, RKPD, Renstra-PD dan Renja-PD Kabupaten Blitar
    • Hubungan RPJMD Kabupaten Blitar dengan RTRW Kabupaten Blitar
    • Hubungan RPJMD Kabupaten Blitar dengan KLHS
  • SISTEMATIKA PENULISAN

23. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Blitar. 24. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Blitar Tahun 2011-2031. Keterkaitan RPJMD Kabupaten Blitar dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD) dan RPJMD Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD) dengan RPJMD Provinsi Jawa Timur.

PENDAHULUAN

KLHS merupakan serangkaian analisis yang sistematis, komprehensif, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi landasan dan terpadu dalam pembangunan suatu daerah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program Sesuai dengan amanat Pasal 15 UU No. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pemerintah daerah diminta melaksanakan KLHS antara lain dalam penyusunan RPJMD. Penyusunan dokumen KLHS merupakan upaya untuk mengkaji dan/atau mengkaji dampak lingkungan hidup serta menjamin keterpaduan prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan strategis pembangunan daerah, yang bertujuan untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan menjadi landasan dan diintegrasikan ke dalam kebijakan pembangunan daerah. perkembangan. KLHS berguna untuk memastikan bahwa setiap kebijakan, rencana dan/atau program dapat bersifat “lebih hijau” dalam arti dapat menghindari atau mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Selain disusun dengan mengacu dan memperhatikan berbagai dokumen sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penyusunan RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021 juga memperhatikan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Terkait dengan penyusunan RPJMD, dokumen KLHS memberikan penilaian terhadap kelayakan program strategis pembangunan daerah dalam kerangka prinsip keberlanjutan, disesuaikan dengan susunan Permendagri 67/2012 tentang pedoman penyusunan KLHS daerah. . rencana pembangunan.

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Bab ini berisi kinerja keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan keuangan sebelumnya, dan kerangka pendanaan.

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini memuat kebijakan umum yang digunakan sebagai

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

MAKSUD DAN TUJUAN

Memberikan pedoman perencanaan operasional yang terarah dan terukur dalam Renstra-PD dan perencanaan tahunan yang tertuang dalam RKPD; Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan dan terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang sinergis, harmonis, dan terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional dan provinsi; Menetapkan instrumen pengendalian dan evaluasi kebijakan, pelaksanaan dan evaluasi hasil rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan daerah.

1 BAB 2

  • ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
    • Karakteristik Lokasi dan Wilayah
    • Potensi Pengembangan Wilayah
    • Wilayah Rawan Bencana
    • Demografi
  • ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
    • Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
  • Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
    • Fokus Kesejahteraan Masyarakat 1) Pendidikan
  • Kesehatan
    • Fokus Seni Budaya dan Olahraga
  • Kebudayaan
  • Pemuda dan Olahraga a. Jumlah Klub Olahraga
    • ASPEK PELAYANAN UMUM
  • Pendidikan
  • Pekerjaan Umum
  • Perumahan
  • Perencanaan Pembangunan
  • Perhubungan
  • Lingkungan Hidup
  • Kependudukan dan Catatan Sipil a. Persentase Kepemilikan KTP
  • Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
  • Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. Peserta KB Aktif
  • Sosial
  • Ketenagakerjaan
  • Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
  • Penanaman Modal
  • Kebudayaan
  • Kepemudaan dan Olahraga a. Jumlah Organisasi Pemuda
  • Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
  • Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat daerah, Kepegawaian dan Persandian
  • Ketahanan Pangan
  • Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
  • Statistik
  • Kearsipan
  • Komunikasi dan Informatika a. Jumlah Jaringan Komunikasi
    • Fokus Layanan Urusan Pilihan
  • Pertanian a. Produksi Padi
  • Kehutanan
  • Pariwisata
  • Kelautan dan Perikanan a. Produksi Perikanan
  • Perdagangan
  • Perindustrian
  • Ketransmigrasian
    • ASPEK DAYA SAING DAERAH
  • Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
  • Pertanian
    • Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur 1) Perhubungan
  • Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
  • Lingkungan Hidup
  • Komunikasi dan Informatika
    • Fokus Iklim Investasi
    • Fokus Sumber Daya Manusia
  • Ketenagakerjaan

Tingkat Waktu Respons (Response Time Rate) serviceområde Wilayah Pengelolaan Kebakaran (WMK) (Menit) Kabupaten Blitar.

BAB 3

  • Kinerja Pelaksanaan APBD
  • Pendapatan Asli Daerah (PAD)
    • Neraca Daerah
    • Proporsi Penggunaan Anggaran
    • Analisis Pembiayaan
    • Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
    • Proyeksi Data Masa Lalu
    • Perhitungan Kerangka Pendanaan 1) Proyeksi Pendapatan Daerah
  • Proyeksi SILPA
  • Proyeksi Kebutuhan Pengeluaran Wajib dan Mengikat
  • Kebijakan Alokasi Anggaran
  • 1 BAB 4

Sedangkan realisasi belanja Kabupaten Blitar tahun anggaran 2011-2015 rata-rata sebesar 87,4% sehingga masih terdapat penghematan rata-rata sebesar 11,6% per tahun dalam bentuk sisa anggaran (SILPA). Kinerja pelaksanaan APBD Kabupaten Blitar periode ini, ditinjau dari pendapatan daerah Kabupaten Blitar mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan tabel 3.4 diatas terlihat bahwa aset yang dimiliki Kabupaten Blitar rata-rata mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Analisis aset daerah Kabupaten Blitar memperlihatkan hubungan keuangan yang dimiliki Kabupaten Blitar untuk lebih jelasnya. Seperti halnya rasio saat ini, rasio kecepatan pemerintah Kabupaten Blitar mempunyai nilai yang baik yaitu mencapai 23,89%. Pengeluaran belanja sejalan dengan penganggaran berbasis kinerja untuk mendukung pencapaian target kinerja utama yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016.

Memenuhi aspirasi masyarakat melalui belanja tidak langsung sesuai dengan kemampuan keuangan daerah untuk mendukung promosi pencapaian tujuan kinerja Pemerintah Kabupaten Blitar. Dari tabel diatas terlihat bahwa keadaan konsumsi daerah Kabupaten Blitar masih didominasi oleh konsumsi peralatan rumah tangga. 2. Rendahnya potensi dan kemampuan keuangan daerah dibandingkan dengan kebutuhan pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Blitar.

Untuk menutupi pendanaan tersebut, upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Blitar ditunjukkan pada Tabel 3.8 di bawah ini. Dengan menggunakan tahun dasar 2016 yaitu data APBD tahun 2016, maka dapat dihitung proyeksi pendapatan Kabupaten Blitar seperti terlihat pada Tabel 3.12 berikut ini:. Berdasarkan data historis seperti tabel di atas, perkiraan kemampuan keuangan daerah Blitar dalam membiayai pembangunan dalam jangka waktu lima tahun adalah sebagai berikut:

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

  • Kependudukan dan Kesejahteraan Sosial
  • Sumber Daya Manusia
  • Perekonomian dan Daya Saing
  • Infrastruktur
  • Tata Pemerintahan (Good governance)
  • Sosial Budaya, Ketenteraman dan Ketertiban Daerah

Pertambahan penduduk Kabupaten Blitar masuk dalam kategori ideal karena laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya sebesar 0,51 persen. Artinya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Blitar tidak mengalami ledakan penduduk atau pertumbuhan penduduk yang lambat. Saat ini Pemerintah Kabupaten Blitar masih menghadapi permasalahan terkait tingkat pendidikan penduduknya.

Permasalahan yang tidak kalah penting untuk segera diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar adalah tren peningkatan jumlah keluarga miskin dan PMKS (penyandang masalah kesejahteraan sosial). Saat ini Pemerintah Kabupaten Blitar menjadi penyumbang TKI asal wilayah Jawa Timur terbesar kedua setelah Tulungagung. Secara keseluruhan kinerja IPM Kabupaten Blitar masih berada di bawah rata-rata kinerja Provinsi Jawa Timur.

Dengan prestasi tersebut, Kabupaten Blitar menduduki peringkat ke-22 dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 2015. Dimana biaya per perkapita disesuaikan Kabupaten Blitar masih dibawah hasil Provinsi Jawa Timur. Perwujudan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor perekonomian dalam negeri dilakukan Kabupaten Blitar dengan memperkuat potensi desa.

Sebab, tidak seluruh jalan kabupaten yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Blitar dalam kondisi baik.

ISU-ISU STRATEGIS 1. Dinamika Internasional

  • Dinamika Nasional

Sampai dengan tahun 2015, MDGs diyakini belum sepenuhnya tercapai sehingga diperlukan rencana pembangunan setelah MDGs tahun 2015. Agenda pembangunan pasca tahun 2015 yang dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDGs) diharapkan dapat mengatasi beberapa permasalahan, termasuk pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, memajukan layanan kesehatan dan pendidikan, membangun kota secara berkelanjutan, memerangi perubahan iklim dan melindungi lautan dan hutan. Sebagai upaya percepatan realisasi visi dan misi pembangunan nasional, pemerintah daerah hendaknya mengerahkan seluruh kemampuan dan sumber daya untuk mendukung pencapaian amanah tersebut.

Pada tahun 2012, pembiayaan kesehatan masyarakat (belanja kesehatan masyarakat) hanya mencapai US$43 per penduduk atau 1,2 persen PDB. Periode 2015-2019 merupakan periode krusial dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional, yakni mencapai cakupan kesehatan semesta pada tahun 2019. Agenda utamanya adalah menjamin akses pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat, terutama masyarakat miskin.

Sebagai bagian dari Sistem Kesehatan Nasional (NHS), JKN merupakan upaya untuk meningkatkan perlindungan finansial serta meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Reformasi tersebut terutama difokuskan pada penguatan upaya pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan dan peningkatan akses dan mutu layanan kesehatan dasar dan rujukan yang didukung oleh penguatan sistem kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat bertujuan untuk mendukung program Indonesia Sehat dengan meningkatkan derajat kesehatan dan gizi sepanjang siklus hidup baik pada tingkat individu, keluarga, maupun masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung oleh perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Tujuan utama permasalahan kesehatan dan gizi masyarakat adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, meningkatkan status gizi masyarakat, meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, meningkatkan kebersihan lingkungan, meningkatkan pemerataan akses dan kualitas kesehatan. pelayanan, peningkatan perlindungan finansial, peningkatan ketersediaan, distribusi dan mutu tenaga kesehatan serta menjamin ketersediaan obat dan mutu obat dan makanan.

Pendidikan

Nilai rata-rata siswa Indonesia pada PISA 2012 hanya 396, jauh di bawah rata-rata nilai negara-negara OECD. Pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan tahun 2009, meskipun anggaran pendidikan nasional meningkat lebih dari 75 persen. Pada pendidikan menengah dan tinggi, mengingat bantuan operasional hanya menutupi sebagian biaya operasional, maka peningkatan komponen pengeluaran sangat terlihat.

Pendidikan merupakan salah satu urusan wajib pemerintah daerah, sehingga pemerintah daerah bertanggung jawab mendanainya, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah. Pada tahun 2013, rata-rata sepertiga APBD provinsi dan lebih dari 75 persen APBD kabupaten/kota berasal dari dana perimbangan. Sementara itu, sekitar 15 persen APBD kabupaten dan 44 persen APBD kabupaten/kota digunakan untuk membiayai belanja pegawai.

Kebudayaan

Agama

Berbagai upaya peningkatan mutu penyelenggaraan ibadah haji menunjukkan adanya peningkatan, antara lain ditandai dengan Indeks Kepuasan Ibadah Haji Tahun 1434 Hijriyah/2013 M yaitu sebesar 82,69 persen, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 81,32 persen ( BPS) ).

Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Selain itu, menurut Konvensi Haji dan Umrah Dunia (WHUC) tahun 2013 Indonesia juga berhasil meraih predikat sebagai penyelenggara haji terbaik di dunia. Dalam kondisi pelemahan perekonomian dunia dan permasalahan keuangan Eropa pada tahun 2010, tekanan inflasi dilaporkan cukup tinggi yaitu mencapai 7,0 persen (yy), melebihi sasaran inflasi sebesar 5±1 persen. Terlebih lagi, perekonomian Indonesia pada tahun 2011 menunjukkan ketahanan yang kuat dalam kondisi ketidakpastian perekonomian global yang semakin meningkat, tercermin dari kinerja pertumbuhan yang lebih baik dan terjaganya stabilitas makroekonomi, disertai dengan tercapainya inflasi pada tingkat yang rendah sebesar 3,8 persen.

Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi tetap terjaga pada tingkat yang cukup tinggi yaitu 6,2 persen dengan inflasi yang terkendali rendah (4,3 persen). Namun pada tahun 2013 inflasi meningkat tajam menjadi 8,4 persen, atau jauh di atas sasaran inflasi yang ditetapkan sebesar 4,5 ± 1 persen. Peningkatan inflasi ini terutama disebabkan oleh dampak guncangan harga pangan dalam negeri dan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi pada akhir bulan Juni 2013, baik secara langsung maupun sekunder (second-round effect), dimana kenaikan harga BBM bersubsidi mendorong harga.

Secara tahunan pada bulan Desember 2014, inflasi inti sebesar 4,9 persen (tahun ke tahun), inflasi berfluktuasi sebesar 10,9 persen (tahun ke tahun) dan inflasi yang diatur pemerintah sebesar 17,6 persen (tahun ke tahun). Kenaikan inflasi sebesar 8,4 persen pada bulan Desember 2014 didorong oleh kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan November 2014, cabai merah akibat gangguan pasokan akibat anomali cuaca dan harga angkutan dalam kota sebagai dampak lanjutan dari harga BBM bersubsidi. meningkatkan. Inflasi harga fluktuatif pada bulan Desember meningkat karena terbatasnya pasokan bahan pangan di tengah momen Natal dan Tahun Baru.

Pelemahan nilai tukar ini terutama disebabkan oleh adanya sentimen negatif pelaku pasar terhadap rencana pengurangan (tapering) stimulus moneter AS dan dampak dari defisit transaksi berjalan Indonesia.

Pemberdayaan UMKM dan Koperasi

Koperasi juga terus menghadapi tantangan untuk mengoptimalkan partisipasi dan kemandirian anggotanya, yang seharusnya menjadi kekuatan utama koperasi, dalam menciptakan manfaat sosial ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Koperasi juga terus menghadapi kendala terkait kemampuan pengurus dan anggota koperasi dalam mengelola dan mengembangkan koperasi berdasarkan identitasnya, serta kebutuhan untuk menciptakan kekayaan bersama.

Peningkatan Pariwisata

Sumbangan Iptek untuk Perekonomian Nasional Minim

Kekayaan Sumber Daya Alam Makin Berkurang

Maka tantangan yang harus dihadapi secara nasional adalah meningkatkan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati.

Globalisasi Kehidupan Sosial Budaya Semakin Kuat

  • Dinamika Regional (Provinsi)

Secara administratif Kabupaten Blitar berada dalam wilayah Pemerintahan Provinsi Jawa Timur, sehingga keberadaannya harus mampu mendukung tercapainya visi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Untuk mewujudkan visi pembangunan Jawa Timur, telah dilaksanakan lima misi yang bertajuk: Semakin mandiri dan sejahtera bersama rakyat kecil. Misi kedua: Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri dan kompetitif berbasis agribisnis/agribisnis dan industrialisasi.

Referensi

Dokumen terkait

J 4 6 7 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan