PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana penilaian peningkatan pembelajaran teks prosedur kompleks menggunakan pendekatan proses pada siswa SMK Negeri 2 Bungoro.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Penelitian yang Relevan
TeksProsedurKompleks
Selain itu, teks prosedur yang kompleks juga dapat memuat langkah-langkah dan tahapan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika ingin memahami teks prosedur kompleks, dapat dilakukan dengan mengetahui struktur, ciri kebahasaan, kalimat berdasarkan fungsi, dan perangkat kohesif dalam teks prosedur kompleks.
PengertianPembelajaran
Menurut Hamalik (2013:57), pembelajaran adalah suatu perpaduan yang terdiri dari unsur-unsur manusia, bahan, benda, peralatan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.Orang-orang yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan staf lainnya. , seperti laboratorium personalia. Aktivitas yang dilakukan siswa sangat bervariasi tergantung pada strategi membaca yang digunakan guru dalam proses pembelajaran (Yunus Abidin, 2012:5).
TujuanPembelajaran
Pembelajaran bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa yang baik dan benar, sesuai dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk mencapai tujuan tersebut jelas tidak cukup hanya sekedar membaca bahan bacaan kemudian menjawab pertanyaan tentang isi bacaan tersebut, siswa harus melakukan serangkaian kegiatan yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang spesifik, tujuan tersebut ditujukan kepada (siswa) dan dapat langsung diketahui (diukur) pada setiap kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Kunci dalam menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata pelajaran dan guru itu sendiri. Mager, merumuskan konsep tujuan pembelajaran yang memusatkan perhatian pada tingkah laku atau tindakan (pertunjukan) siswa sebagai keluaran siswa yang diamati. Melakukan inkuiri terhadap berbagai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia saat ini mengikuti kurikulum 2013 yaitu siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan informasi, mengemukakan gagasan dan memecahkan berbagai permasalahan kehidupan dengan lebih bermakna dalam pembelajaran berbasis teks (Priyatni, 2014: 41). .
Konsep Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan kurikulum 2013, guru bertugas merencanakan pembelajaran serta mempersiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengetahuan yang masih dipelajari dengan tujuan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa harus mampu menggunakan teks sesuai dengan tujuan sosial dari teks yang akan dipelajarinya.
Pendekatan Proses
Penulisan teks prosedur kompleks dalam penelitian ini menggunakan pendekatan proses.Pendekatan proses adalah pendekatan pembelajaran. Pada tahap ini juga dilakukan evaluasi tes menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada siklus I. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa hasil kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI TKR1 SMK Negeri 2 Bungoro dengan menggunakan pendekatan proses pada siklus I memperoleh rata-rata nilai sebesar 63,19.
Selanjutnya peneliti mengkategorikan hasil kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa ke dalam kategori standar penilaian. Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa hasil kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI TKR1 SMK Negeri 2 Menulis Bungoro rata-rata menggunakan kategorisasi skor. menggunakan pendekatan proses siklus II berada pada kategori tinggi.
Jika hasil kemampuan menulis teks prosedur kompleks kelas bahasa Indonesia hasil belajar khususnya kemampuan menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan proses mengalami peningkatan. Terjadi pergeseran nilai kemampuan menulis teks prosedur siswa melalui pendekatan proses dari tingkat pertama ke tingkat kedua.
KerangkaPikir
Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
- LokasidanSubjekPenelitian
- ProsedurPenelitian
- Insrtumen Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- TeknikAnalisis Data
- IndikatorKeberhasilan
Data yang diperoleh mengenai teks prosedur kompleks akan dianalisis dengan langkah-langkah berikut. Menganalisis dan memperhatikan seluruh rekaman aktivitas siswa selama proses pembelajaran untuk memahami teks prosedur kompleks berdasarkan instrumen observasi pelaksanaan pembelajaran. Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian setelah diterapkannya pendekatan proses dalam pembelajaran teks prosedur kompleks pada siswa di SMK Negeri 2 Bungoro, sehingga dapat ditingkatkan.
Observasi dilakukan dengan mendokumentasikan pengaruh tindakan yang diberikan selama proses pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan menulis teks prosedur kompleks melalui pendekatan proses, yaitu pengamatan terhadap kondisi pada saat pelaksanaan tindakan. Oleh karena itu, jika rata-rata skor dihubungkan dengan kategorisasi skor, maka hasil kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas XI TKR 1 SMK Negeri 2 Bungoro dengan menggunakan pendekatan proses siklus I berada pada kategori kurang. Observasi dilakukan dengan mendokumentasikan pengaruh tindakan yang diberikan selama proses pembelajaran terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks melalui pendekatan proses yaitu pengamatan terhadap kondisi pada saat pelaksanaan tindakan.
Skor maksimum adalah 95 dan skor minimum adalah 64. Kemudian dari hasil kemampuan siswa menulis teks prosedur kompleks yang telah dicapai, peneliti mengkategorikannya ke dalam kategori standar penilaian. Hal ini ditandai dengan semangat siswa dalam menulis teks prosedur kompleks pada siklus II yang sebelumnya hanya membaca seluruh materi di buku teks pada siklus I. Perubahan yang terjadi setiap harinya menunjukkan hal-hal positif sehingga pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kemampuan menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan proses menulis dapat mengubah sikap belajar siswa dan meningkatkan kreativitas siswa serta aktivitas belajar yang relevan dengan pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
PelaksanaanTindakan
Peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa proses pembelajaran kali ini akan berbeda dengan proses pembelajaran sebelumnya karena pembelajaran menulis teks prosedur kompleks akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses. Peneliti langsung memberikan contoh penulisan teks prosedur kompleks secara langsung kepada siswa saat mereka mengerjakan soal-soal dalam teks prosedur kompleks tersebut. Dari tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa pada siklus I persentase kemampuan siswa menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan proses sebesar 43,73%, masing-masing 14 dari 32 siswa berada pada kategori tuntas dan 18 dari 32 siswa berada pada kategori tuntas. kategori tidak tuntas atau 56,25% dari jumlah siswa yang memerlukan perbaikan akan diusahakan pada siklus pengajaran II.
Mengenai pelaksanaan siklus I, peneliti mengambil kesimpulan sementara bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan proses perlu lebih ditingkatkan, sehingga masih perlu dilakukan pengulangan proses kegiatan, karena dalam proses pembelajaran siswa tingkat pertama kurang tertarik dengan cara mengajar guru, karena terlalu membantu. Pada siklus I penilaian kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur kompleks masih sangat rendah dikarenakan pemahaman materi yang kurang, sehingga peneliti kembali menjelaskan pengertian teks prosedur kompleks, struktur dan kaidah kebahasaan yang terkandung di dalamnya. teks prosedur yang kompleks. Siswa lainnya menyampaikan keluhannya mengenai struktur dan ciri kebahasaan, kalimat berdasarkan fungsi, sehingga menyulitkan siswa dalam menentukan urutan ketika menulis teks prosedur yang kompleks.
Peneliti kemudian menyiapkan media yang telah disepakati, Peneliti bersama beberapa siswa menyiapkan poster berisi contoh teks prosedur kompleks yang diperlihatkan kepada siswa kelas XI TKR1 SMK Negeri 2 Bungoro. Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa dari 32 siswa di kelas Berdasarkan hasil analisis kategori yang dipadukan dengan hasil observasi dan diskusi dengan guru pembelajaran bahasa Indonesia, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan siklus II menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan pendekatan proses ditingkatkan.
Dalam hal ini ditandai dengan semangat siswa dalam menulis teks prosedur yang kompleks. Dibandingkan dengan siklus I, siswa masih menjadikan penulisan teks prosedur kompleks sebagai beban, sehingga hasil siswa dalam menulis teks prosedur kompleks belum mencapai hasil yang maksimal. Pada setiap individu yang menjadi subjek penelitian, skor atau bobot yang dicapai dalam penelitian ini yaitu kemampuan menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan kontekstual mengalami peningkatan yang signifikan dan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II dari 43,75% menjadi 87,5 .
Obeservasi Dan HasilBelajarSiswa
Refleksi
Seperti halnya siklus pertama, pada tahap perencanaan kedua peneliti membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar tes untuk mampu menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan proses, serta menyiapkan metode baru berupa diskusi. metode. yang akan melibatkan siswa dalam menyiapkan materi dan contoh penulisan teks prosedur kompleks dari berbagai sumber. Ada yang mengatakan kurang mampu konsentrasi dalam membaca teks, peneliti memberikan solusi dan penjelasan kepada siswa bahwa membaca teks prosedur memerlukan konsentrasi yang tinggi dan pemahaman yang baik tentang struktur dan ciri kebahasaan, kalimat berdasarkan fungsi dan perangkat terhubung yang dapat diterapkan. Oleh karena itu, kita harus banyak membaca contoh teks prosedur atau materi lain yang berkaitan dengan teks prosedur yang kompleks.
Setelah membahas contoh di atas, peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk menulis contoh teks prosedur kompleks dengan memperhatikan struktur, ciri kebahasaan, kalimat berdasarkan fungsi teks prosedur kompleks tersebut sehingga tes siklus II siap cuci. harus dilakukan. Seperti pada siklus I, pada tahap ini dilakukan proses observasi mengenai pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Sesuai tabel 4.8 terlihat bahwa pada siklus II persentase kemampuan siswa menulis teks prosedur kompleks dengan pendekatan menulis proses sebesar 87,5% yaitu 28 dari 32 siswa berada pada kategori tuntas dan 4 dari 32 siswa berada pada kategori tidak lengkap atau 12,5.
Dalam hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang bertanya pada siklus I, begitu juga dengan jumlah siswa yang bertanya. Pada siklus II siswa sudah menjadikan kegiatan menulis teks prosedur kompleks sebagai kegiatan untuk melepas penat mental dan melepaskan diri dari pekerjaan yang melelahkan, hal ini tercermin dari tidak adanya lagi keluhan kesulitan dalam menulis teks prosedur kompleks, karena siswa menganggap menulis teks prosedur kompleks sama saja dengan mendapatkan pelajaran baru dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa disadari hampir semua aktivitas yang mereka lakukan. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran, guru melakukan dua tahap dalam pembelajaran memahami teks prosedur kompleks bagi siswa SMK Negeri 2 Bungoro yaitu pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran.Penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
Pada kegiatan pokok guru melaksanakan komponen kinerja mengajar sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.Materi yang disampaikan guru pada saat pembelajaran adalah teks prosedur kompleks.Pada saat kinerja mengajar pemahaman teks prosedur kompleks guru selalu memberikan penguatan terhadap materi yang dibahas. Siswa yang mengerjakan aktivitas lain yang tidak relevan dengan aktivitas lain pada tahap pertama terdapat 14,73%, dan menurun menjadi 0% pada tahap kedua.
Observasi Dan BelajarSiswa
Pembahasaan