• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR ISI"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT

Ketua Pelaksana :

Dr. Tetty Rina A , SST., M.Keb NIDN: 0321097401

Anggota Pelaksana :

Mahasiswa AJ kelas C S1 Kebidanan

PROGRAM STUDI KEBIDANAN S1 DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA

BEKASI 2022

MEMBANGUN PENGETAHUAN REMAJA MASJID ABU BAKAR ASH-SHIDIQ TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT 1. Judul

Kesehatan Reproduksi Remaja 2. Ketua Pelaksana

a. Nama : Dr. Tetty Rina A, SST. M.Keb

b. NIDN 0321097401

c. Jabatan : Dosen

d. Program Studi : Kebidanan

e. No. Telp/Hp : 0813-8754-8181

3. Personalia Anggota

1. Mahasiswa AJ kelas C S1 Kebidanan

4. Jangka waktu kegiatan : 1 Hari 5. Bentuk kegiatan : Penyuluhan 6. Jumlah Peserta Kegiatan : 100 Remaja 7. Biaya yang di perlukan : Rp. 300.000

Mengetahui,

Kepala Program Studi Kebidanan (S1) dan Profesi Bidan

Farida Simanjuntak., S.,ST, M.Kes NIDN : 0328018103

Bekasi, 16 April 2022 Ketua Pelaksana

Dr. Tetty Rina A, SST. M.Keb NIDN : 0321097401 Menyetujui

Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Rotua Suriany S, SKM, M.Kes NIDN : 0315018401

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Allah yang telah memberikan kita nikmat sehat, rahmat, hidayah serta inayah sehingga kami diberi kesempatan untuk mengadakan kegiatan “Penyuluhan Remaja mengenai Kesehatan Reproduksi.”. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada pihak yang terkait dalam perencanaan acara ini, diantaranya:

1. Usman Ompusunggu, SE., selaku Pembina Yayasan Medistra Indonesia.

2. Saver Mangandar Ompusunggu, SE., selaku Ketua Yayasan Medistra Indonesia.

3. Dr. Lenny Irmawaty Sirait, SST.,M.Kes selaku Ketua STIKes Medistra Indonesia.

4. Puri Kresna W., S.ST.,M.KM selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKes Medistra Indonesia.

5. Farida Banjarnahor,S.H. selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi dan Sarana Prasarana STIKes Medistra Indonesia.

6. Hainunnisa, SST,M.Kes. selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni STIKes Medistra Indonesia.

7. Farida M Simanjuntak, SST., M.Kes selaku PJS Ketua Program Studi Kebidanan (S1)

8. Dr. Tetty Rina A., S.ST., M.Keb selaku pembimbing sekaligus ketua pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Semoga hal ini yang telah diberikan oleh pihak terkait di atas bemanfaat serta dibalas oleh Allah SWT.

Bekasi, 08 April 2022

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN TEORI ... 4

2.1 Pengertian Remaja ... 4

2.2 Perubahan Fisik Pada Masa Remaja ... 5

2.3 Tugas Perkembangan Remaja ... 5

2.4 Kebutuhan Rill Remaja ... 6

2.5 Hak Remaja Terkait Dengan kesehatan Reproduksi ... 7

2.6 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja ... 8

2.7 Penanganan Masalah Kesehatan Kespro ... 11

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 12

3.1 Solusi yang ditawarkan ... 12

3.2 Metode Pendekatan... 12

3.3 Partisipasi Mitra ... 12

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 13

4.1Anggaran Biaya ... 13

4.2 Jadwal Kegiatan ... 13

BAB V PENUTUP ... 14 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

Batasan usia remaja menurut Depkes RI (2007) adalah 10-19 tahun dan belum menikah. Remaja menurut BKKBN (2012) adalah penduduk laki- laki atau perempuan yang berusia 10 sampai 24 tahun. Pada tahun 2010 jumlah remaja terdapat sekitar 27% dari jumlah penduduk Indonesia (BKKBN, 2014).

Melihat jumlah remaja sangat besar, maka remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi manusia yang sehat secara jasmani, rohani, mental dan spiritual. Status kesehatan remaja merupakan hal yang perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas (Buzarudina, 2013).

Remaja masih harus menghadapi permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol di kalangan remaja yaitu permasalahan seputar seksualitas seperti perilaku seks pranikah, HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual dan NAPZA (BKKBN, 2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 (SDKI, 2012), menunjukan di Indonesia terjadi peningkatan hubungan seks pranikah pada remaja dari tahun 2002, 2007 sampai 2012 didapatkan peningkatan 8,3% remaja laki-laki dan 1% remaja perempuan melakukan hubungan seks pranikah.

(6)

Perilaku seksual pranikah yang dilakukan pada usia remaja menjadi faktor resiko tinggi tekena infeksi menular seksual . Infeksi Menular Seksual (IMS) disebut juga dengan Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual . Menurut WHO (2013), terdapat kurang lebih 30 jenis mikroba (bakteri, virus dan parasit) yang dapat ditularkan melalui kontak seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah gonorrhea, chlamydia, herpesgenitalis, Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Trichomonas Vaginalis.

IMS masih menjadi masalah kesehatan remaja, dampak yang timbul pada remaja tidak dapat diabaikan begitu saja, pada remaja usia 15 sampai 24 tahun yang terinfeksi gonorrhea bisa mengakibatkan infertilitas atau kemandulan. Meskipun insiden gonorrhea telah menurun, diperkirakan terdapat lebih dari 400.000 kasus baru muncul setiap tahunya. Gejala pada gonorrhea cenderung terlihat pada laki- laki, yang merasa panas ketika buang air kecil. Syphilis merupakan jenis IMS yang dapat menularkan dari perempuan yang hamil ke janinnya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Untuk Membangun Generasi yang Sehat dan Berkualitas di Kabupaten Bekasi dan sekitarnya.

(7)

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi pada remaja.

b. Meningkatkan pengetahuan remaja terkait PMS yang terjadi pada remaja.

c. Meningkatkan pengetahuan remaja mengenai masalah yang dapat ditimbulkan terkait masalah reproduksi yang dapat ditimbulkan akibat kejadian PMS pada remaja.

1.3 Manfaat Kegiatan 1. Bagi Remaja

a. Menambah pengetahuan remaja tentang kesehtan reproduks pada remaja.

b. Memberikan dukungan kepada remaja untuk dapat mencegah terjadinya PMS pada remaja yang dapat menimbulkan masalah reproduksi.

2. Bagi Masyarakat

a. Masyarakat di kabupaten/kota Bekasi dan sekitarnya dapat membangun generasi yang sehat dan berkualitas.

(8)

BAB II

TINJAUAN TEORI

Mengetahui tingkat Pengetahuan Remaja Masjid Abu Bakar Ash- Shidiq tentang Penyakit Menular Seksual

di Kabupaten/Kota Bekasi

2.1 Pengertian Remaja Dalam Konteks Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistim reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.

Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ka arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa peralihan. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.

Tahapan Remaja tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut : 1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun. Dengan ciri

khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.

2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun. Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.

3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun. Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri.

Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu.

Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas

(9)

yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.

Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan somatik pada remaja, yaitu peningkatan massa tulang, otot, massa lemak, kenaikan berat badan, perubahan biokimia, yang terjadi pada kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan walaupun polanya berbeda. Selain itu terdapat kekhususan (sex specific), seperti pertumbuhan payudara pada remaja perempuan dan rambut muka (kumis, jenggot) pada remaja laki-laki.

2.2 Perubahan Fisik Pada Masa Remaja

Perubahan fisik dalam masa remaja merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik yang sangat cepat untuk mencapai kematangan, termasuk organ-organ reproduksi sehingga mampu melaksanakan fungsi reproduksinya. Perubahan yang terjadi yaitu:

1. Munculnya tanda-tanda seks primer; terjdi haid yang pertama (menarche) pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki.

2. Munculnya tanda-tanda seks sekunder, yaitu :

a. Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah besar, dada lebih besar, badan berotot, tumbuh kumis diatas bibir, cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.

b. Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, tumbuh rambut di sekitar kemaluan dan ketiak, payudara membesar.

2.3 Tugas Perkembangan Remaja

Setiap tahap perkembangan akan terdapat tantangan dan kesulitan-kesulitan yang membutuhkan suatu ketrampilan untuk mengatasinya. Pada masa remaja, mereka dihadapkan kepada dua tugas utama, yaitu :

1. Mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua.

Pada masa remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik antara remaja dengan orang tuanya. Pada saat ini ikatan emosional menjadi berkurang dan remaja sangat membutuhkan kebebasan emosional dari orang tua, misalnya dalam hal memilih teman ataupun melakukan aktifitas. Sifat remaja yang ingin

(10)

memperoleh kebebasan emosional sementara orangtua yang masih ingin mengawasi dan melindungi anaknya dapat menimbulkan konflik diantara mereka. Pada usia pertengahan, ikatan dengan orangtua semakin longgar dan mereka lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman sebayanya. Pada akhir masa remaja, mereka akan berusaha mengurangi kegelisahannya dan meningkatkan integritas pribadinya, identitas diri lebih kuat, mampu menunda pemuasan, kemampuan untuk menyatakan pendapat menjadi lebih baik, minat lebih stabil dan mampu membuat keputusan dan mengadakan kompromi. Akhir masa remaja adalah tahap terakhir perjuangan remaja dalam mencapai identitas diri. Bila tahap awal dan pertengahan dapat dilalui dengan baik, yaitu adanya keluarga dan kelompok sebaya yang suportif maka remaja akan mempunyai kesiapan untuk mampu mengatasi tugas dan tanggungjawab sebagai orang dewasa.

2. Membentuk identitas untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan pribadi.

Proses pembentukan identitas diri merupakan proses yang panjang dan kompleks, yang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu, sekarang dan yang akan datang dari kehidupan individu, dan hal ini akan membentuk kerangka berfikir untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan perilaku ke dalam berbagai bidang kehidupan.

2.4 Kebutuhan Rill Remaja

Kebutuhan riil remaja terkait hak mendapatkan informasi akurat tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi ini kadang juga dibedakan berdasarkan variasi kelompok. Misalnya, kebutuhan remaja desa berbeda dengan remaja kota.

Kerentanan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) antara ’remaja jalanan’ (anak jalanan) dan remaja sekolah juga berbeda. Remaja yang bekerja sebagai buruh pabrik juga mempunyai karakteristik dan masalahmasalah yang berbeda dengan remaja yang bekerja di sektor informal, dan sebagainya. Sehingga pemenuhan kebutuhan ini butuh disesuaikan dengan konteks sosial dan budaya yang dihadapi masing-masing remaja. Namun demikian, secara umum kebutuhan riil menyangkut hak dasar remaja akan informasi terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi itu, antara lain sebagai berikut :

(11)

1. Penyediaan layanan yang ramah dan mudah diakses bagi remaja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, status pernikahan, dan situasi keuangan mereka.

2. Adanya dukungan terpenuhinya hak setiap remaja untuk menikmati seks dan ekspresi seksualitas mereka dalam cara-cara yang mereka pilih sendiri.

3. Penyediaan informasi dan pemberian hak mendapatkan pendidikan mengenai reproduksi dan seksualitas. Informasi dan pendidikan yang diberikan ini harus mendorong terjadinya independensi dan keyakinan diri remaja, dan memberikan pengetahuan agar mereka bisa membuat keputusan sendiri terkait reproduksi dan seksual mereka.

4. Adanya jaminan kerahasiaan dalam relasi sosial dan seluruh aspek dari seksualitas mereka.

5. Penyediaan informasi yang bisa diakses sesuai dengan perkembangan remaja.

6. Setiap remaja yang aktif secara seksual atau tidak; dan yang memiliki keragaman orientasi seksual bisa mendapatkan informasi agar mereka merasa nyaman dengan tubuh dan seksualitas mereka sendiri.

7. Setiap remaja mendapatkan persiapan untuk memiliki ketrampilan melakukan negosiasi dalam relasi sosialnya, termasuk dalam masa pacaran dan dalam melakukan tindakan seks yang lebih aman (bagi yang seksual aktif).

2.5 Hak-Hak Remaja Terkait Dengan Kesehatan Reproduksi

Selain kebutuhan-kebutuhan tersebut, remaja juga memiliki hak-hak mendasar terkait kesehatan reproduksinya. Hak-hak itu juga harus terpenuhi sebagai kebutuhan dasar mereka. Hak-hak itu adalah :

1. Hak hidup. Ini adalah hak dasar setiap individu tidak terkecuali remaja, untuk terbebas dari resiko kematian karena kehamilan, khususnya bagi remaja perempuan.

2. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan. Termasuk dalam hal ini adalah perlindungan privasi, martabat, kenyamanan, dan kesinambungan.

3. Hak atas kerahasiaan pribadi. Artinya, pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja dan setiap individu harus menjaga kerahasiaan atas pilihan-pilihan mereka.

(12)

4. Hak atas informasi dan pendidikan. Ini termasuk jaminan kesehatan dan kesejahteraan perorangan maupun keluarga dengan adanya informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi yang memadai tersebut.

5. Hak atas kebebasan berpikir. Ini termasuk hak kebebasan berpendapat, terbebas dari penafsiran ajaran yang sempit, kepercayaan, tradisi, mitos-mitos, dan filosofi yang dapat membatasi kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual.

6. Hak berkumpul dan berpartisipasi dalam politik. Hal ini termasuk mendesak pemerintah dan parlemen agar menempatkan masalah kesehatan reproduksi menjadi prioritas kebijakan negara.

7. Hak terbebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk. Hal ini terutama bagi anak-anak dan remaja untuk mendapatkan perlindungan dari eksploitasi, pelecehan, perkosaan, penyiksaan, dan kekerasan seksual.

8. Hak mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan terbaru. Yaitu hak mendapatkan pelayan kesehatan reproduksi yang terbaru, aman, dan dapat diterima.

9. Hak memutuskan kapan punya anak, dan punya anak atau tidak.

10. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi. Ini berarti setiap individu dan juga remaja berhak bebas dari segala bentuk diskriminasi termasuk kehidupan keluarga, reproduksi, dan seksual.

11. Hak untuk memilih bentuk keluarga. Artinya, mereka berhak merencanakan, membangun, dan memilih bentuk keluarga (hak untuk menikah atau tidak menikah).

12. Hak atas kebebasan dan keamanan. Remaja berhak mengatur kehidupan seksual dan reproduksinya, sehingga tidak seorang pun dapat memaksanya untuk hamil, aborsi, ber-KB dan sterilisasi.

2.6 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah tabu akan berdampak pada kuatnya penolakan terhadap usulan agar pendidikan seksualitas terintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan. Sekalipun sejak reformasi bergulir hal ini telah diupayakan oleh sejumlah pihak seperti organisasi-organisasi

(13)

non pemerintah (NGO), dan juga pemerintah sendiri (khususnya Departemen Pendidikan Nasional), untuk memasukkan seksualitas dalam mata pelajaran

’Pendidikan Reproduksi Remaja’; namun hal ini belum sepenuhnya mampu mengatasi problem riil yang dihadapi remaja. Faktanya, masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih banyak dihadapi oleh remaja.

Masalah-masalah tersebut antara lain : 1. Perkosaan.

Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak hanya remaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan untuk menunjukkan bukti cinta.

2. Free sex.

Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti- ganti. Seks bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya juga dibarengi dengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja terkait kesehatan reproduksi ini.

3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).

Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos- mitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa berhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa subur.

4. Aborsi.

Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan

(14)

sebelum waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi karena berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTD umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap menjalani kehamilan.

Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan kehamilan.

5. Perkawinan dan kehamilan dini.

Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di beberapa daerah, dominasi orang tua biasanya masih kuat dalam menentukan perkawinan anak dalam hal ini remaja perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah pergaulan bebas seperti hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi. Remaja yang menikah dini, baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak sehingga rentan menyebabkan kematian anak dan ibu pada saat melahirkan. Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun yang menjalani kehamilan sering mengalami kekurangan gizi dan anemia. Gejala ini berkaitan dengan distribusi makanan yang tidak merata, antara janin dan ibu yang masih dalam tahap proses pertumbuhan.

6. IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan HIV/AIDS.

IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular melalui hubungan seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk HIV sendiri bisa menular dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar sekali, mulai dari gangguan organ reproduksi, keguguran, kemandulan, kanker leher rahim, hingga cacat pada bayi dan kematian.

(15)

2.7 Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Ruang lingkup masalah kesehatan reproduksi perempuan dan laki-laki menggunakan pendekatan siklus kehidupan. Berdasarkan masalah yang terjadi pada setiap fase kehidupan, maka upaya-upaya penanganan masalah kesehatan reproduksi remaja sebagai berikut :

1. Gizi seimbang.

2. Informasi tentang kesehatan reproduksi.

3. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual.

4. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA.

5. Pernikahan pada usia wajar.

6. Pendidikan dan peningkatan ketrampilan.

7. Peningkatan penghargaan diri.

8. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.

(16)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Solusi Yang Ditawarkan

Tim pengabdian masyarakat menghubungi Dewan kemamuran masjid (DKM) setempat untuk memudahkan koordinasi terkait penyuluhan “Mengetahui tingkat Pengetahuan Remaja Masjid Abu Bakar Ash- Shidiq tentang Penyakit Menular Seksual” di Kabupaten/Kota Bekasi dan sekitarnya. para remaja diberi lembar post test untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual.

3.2 Metode Pendekatan

Dalam rangka mencapai tujuan yang tercantum diatas, maka ditempuh langkah- langkah sebagai berikut:

1. Merampungkan proposal pelaksananan

2. Membagikan poster penyuluhan melalui sosial media 3. Pendekatan melalui Pihak DKM setempat

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada pada tanggal 16 April 2022 dengan metode penyuluhan secara Ofline dan Online (memlalui ZOOM Meeting) terhadap remaja di Kabupaten/kota Bekasi dan sekitarnya.

1.3 Partisipasi Mitra

Kegiatan ini tidak akan berhasil tanpa adanya keterkaitan dengan beberapa pihak lain. Dalam hal ini ketua kader pihak yang mempunyai wewenang. Dimana kegiatan pengabdian masyarakat hendak dilakukan, memberi dukungan dalam kegiatan ini dengan memudahkan koordinasi pengadaan kegiatan penyuluhan tentang “Mengetahui tingkat Pengetahuan Remaja Masjid Abu Bakar Ash- Shidiq tentang Penyakit Menular Seksual” di Kabupaten/Kota Bekasi dan sekitarnya dengan sasaran dalam kegiatan ini adalah Remaja sebanyak 100 Orang. Metode yang digunakan adalah melalui offline dan online (ZOOM Metting).

(17)

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Uraian Harga

1. Poster, Biaya perizinan dll Rp. 100.000,- 2. Door prize pulsa 10 orang

(Rp.20.000,-)

Rp. 200.000,-

Total Rp. 300.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan

WAKTU ACARA PIC

15.00 – 15.30 Persiapan dan Pembukaan Ketua Panitia Dan Peserta 15.30 – 15.45 Pembagian Quisioner Pelaksana 15.45 – 16.00 Pengumpulan Quisioner Pelaksana

16.00 – 16.45 Materi Pelaksana

16.45 – 17.00 Tanya Jawab dan Penutup Pelaksana dan Peserta

(18)

BAB V PENUTUP

Pada Laporan Pengabdian Masyarakat remaja untuk mengetahui tentang tingkat Pengetahuan Remaja Masjid Abu Bakar Ash- Shidiq tentang Penyakit Menular Seksual di Kabupaten/Kota Bekasi dan sekitarnya , dana yang diperlukan untuk penyuluhan sebesar kurang lebih Rp 350.000,- dengan rincian anggaran biaya terlampir.

Demikian Laporan Proposal Pengabdian Masyarakat dengan tema “ Tingkat Pengetahuan Remaja Masjid Abu Bakar Ash- Shidiq Tentang Penyakit Menular Seksual” ini kami buat. Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan Bapak/Ibu dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Semoga kegiatan pengabdian masyarakat yang kami selenggarakan ini dapat memberikan manfaat terutama dapat meningkatkan status gizi ibu hamil. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami mengucapkan terimakasih.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, H., & Citra. (2010). Motivasi Belajar dan Sumber-Sumber Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Remaja di SMUN 2 Banguntapan Bantul. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

RINEKA CIPTA.

Ayu, I. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC Azinar, M. (2013). Perilaku Seksual Pranikah Beresiko Terhadap Kehamilan

Tidak Diinginkan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 8(2); 153- 160.

Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Baroroh, N. L. (2013). Peran Wali Kelas dan Guru Bimbingan Konseling Terhadap Pelayanan Bimbingan Konseling Pada SiswaKelas VB Sleman. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

Atun, dkk. 2004. IMS atau Penyakit Kelamin, dalam Kesehatan Reproduksi Remaja, Kerjasama Jaringan Khusus Kesehatan untuk Anak Jalanan Perempuan di Yogyakarta, bersama PKBI-DIY. Yogyakarta.

Caesarina Ancah. 2009. Kespro Remaja, disampaikan pada Seminar Nasional Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Remaja di PP. Nuris. Juni 2009. Jember-Jawa Timur.

Eriyani Linda Dwi. Kesehatan Reproduksi Remaja: Menyoal Solusi. 2006, disampaikan pada Seminar Nasional Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Remaja di PP. Nuris, Juni 2009. Jember-Jawa Timur.

Habsjah, dkk. 1995. Peranan Ayah vis-a-vis Ibu dan Pranata Sosial Lainnya dalam Pendidikan Seks Remaja. The Population Council and The Atma Jaya Research Centre, Jakarta.

Khisbiyah, dkk. 1996. Kehamilan tak Dikehendaki di Kalangan Remaja, Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Mukhatib MD. 2009. Problem Kesehatan Reproduksi Remaja: Tawaran Solusi, disampaikan pada Seminar Nasional Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Remaja di PP. Nuris, Juni 2009. Jember-Jawa Timur.

Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media, Jakarta.

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto. Jakarta.

Tim Mitra Inti. 2009. Mitos Seputar Masalah Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi, Yayasan Mitra Inti. Jakarta.

Utomo Iwu Dwisetyani. 2009. Panduan Materi Dasar untuk Guru, dapat Menjadi Dasar untuk Dikembangkan dan Disesuaikan dengan Keadaan dan Kondisi Kebudayaan Lokal.

Australian Demographic and Social Research Institute, Australian National University, Konsultan Kesehatan Reproduksi Remaja UNFPA. Jakarta.

Widyastuti, Yani dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya. Yogyakarta. Widaninggar.

2004.

(20)

LAMPIRAN

(21)

ABSENSI PANITIA

No NPM Nama Mahasiswi TTD

1. 211560412012 EVITA RESTIANA

2. 211560412065 NURAJIJAH

3. 211560412077 TITIN

4. 211560412081 AJENG SEKAR AYU

5. 211560412083 ASMAWATI

6. 211560412084 DEVIANA

7. 211560412085 DEWI DEDEH RAHAYU

8. 211560412087 ENDAH SHOLISTIAWATI

(22)

9.

211560412088

FITRI WAHYUNI 10

211560412089

FARHATUZZAHRA 11.

211560412090

IIF TOIFAH 12.

211560412091

INNEKE PUSPITA DEWI 13.

211560412093

LALA NURMALA

14. 211560412094

LISNA LIANI 15.

211560412095

LISYE HARTANTI 16.

211560412096 LUSI HIDAYATI

17.

211560412097

LUTHVIANA OKTORA AMBARSARI

18.

211560412098

MAMAY

MAR'ATUSSHALIHAH 19.

211560412099

MARLINA 20.

211560412100

MASHODAH 21.

211560412101

MIFTAH SHIFA UNNURUL 22.

211560412102

MIMI SUHAEMI 23.

211560412103

MUSYAROFAH

(23)

24.

211560412104

MUNDA BAY NURHIDAYAH

25.

211560412105

NANIK HADIYATI

26. 211560412106

NENENG SITI FATIMAH

27. 211560412107

NURMETALLYA

28. 211560412108

PRATAMI ROSALIA

29. 211560412110

SAFNA NURBANATUL HAIFA

30. 211560412111

SAFRIAH NUR AMALLA

31. 211560412112

SANTI (1989)

32. 211560412113

SARAH SRI MULYANI

33. 211560412114

SHUFFAH GINA ALFIA

34. 211560412115

SITI AL MUNAWAROH

(24)

35. 211560412116

SRI KOMALA DEWI

36. 211560412117

SRI WACHYUNI

37. 211560412119

SURYANAH

38. 211560412120

WINDA AYU JUWITA KARNI

39. 211560412121

YATI ROHAYATI

(25)

ABSENSI DOSEN

No. NAMA TTD

1 Dr. Tetty Rina A SST., M.keb

2 3.

4.

(26)

ABSENSI PESERTA

NO NAMA L/P KET.HADIR

1 AHMAD MIQDAD HABIBI L

HADIR

2 AURA RAMADHANI SUGIYATNO P

HADIR

3 MUHAMMAD KHOIRUL RIJAL L

HADIR

4 NABHAN MUSYAFA ZETA L

HADIR

5 NABIL IRHAM RAFIF L

HADIR

6 NAILAH OKTAVIA P

HADIR

7 REFAN RIZKY PRATAMA L

HADIR 8 RISMA ANASTASYA AMANDA PUTRI P

HADIR

9 RIVA CHANDRA MAYLITA P

HADIR

10. TALITA ARIFENTI KAMILA P

HADIR

11. ANINDYA SAFA GHANIWATI P

HADIR

12. AZZAM IBNU ARIFIN L

HADIR

13. KENZHI ALFIAN MAULANA L

HADIR

14. NABILA SAKHI P

HADIR

15. SABRINA AURA NATASYA P

HADIR

16. ALYA AZ-ZAHRA P

HADIR

17. TIA P HADIR

18. ADITYA IRWANSYAH L

HADIR

19. KAELA KHILDA JANNAH P

HADIR

20. MUHAMMAD IRSYAD HABIBI L

HADIR

21. DILVANA AYU ALMIRA P

HADIR

(27)

22.

KEYSHA KAYLA ALIFAH P

HADIR

23. M. ALDI PRATAMA L

HADIR

24. M. FAHAR ARIB L

HADIR

25. M. ILHAM FADHILLAH L

HADIR

26. M. WISNU RASYA L

HADIR

27. RAHEL RAMADHANI P

HADIR

28. RISQIYAH ARIYANI PUTRI P

HADIR

29. SAHRANI IVANI PUTRI P

HADIR

30. SHENA MARIYAH P

HADIR

31. WAHDANIYAH THALITA ROHIM P

HADIR

32. ADZIKRA NUR AKBAR L

HADIR

33. AMANDA KHOIRUN NABILA P

HADIR

34. BAIHAQQI AMAURY LIFANDY L

HADIR

35. GHIBRAN HABIBIRACHMAN L

HADIR

36. HANI NAJWA SEFANI P

HADIR

37. INGWIE SYAM KARIM L

HADIR

38. KEYLA ALMIRA FADHILAH P

HADIR

39. M. ALI GHIBRAN L

HADIR

40. MUHAMMAD SYAWALUDIN ZEN L

HADIR

41. NAYUNDA FAREN ARIESTHA P

HADIR

42. NESYA HERINIA ATHA P

HADIR

43. RAISHA KAMILA FADHILAH P

HADIR

44. SEKAR TISHA P

HADIR

(28)

45. SHIDQI 'AZMI PRADANA L

HADIR

46. TANIA MEILANI NATASYA P

HADIR

47. ZAHRA ASYIFA G P

HADIR

48. ALIFFA ATHA MAULIDA P

HADIR

49. ALMIRA AISYAH RANI P

HADIR

50. GITA FITRI FAKHIRA P

HADIR

51. KAYLA SHESHA FEBIYANTI P

HADIR

52. SYAHLA NAILA ULYA P

HADIR

53. SYIFA AZALIA ANDITA P

HADIR

54. KAYSA AL-KARIMAH P

HADIR

55. AFFAN ABU HANIFAH L

HADIR

56. DAFFA ARDANI L

HADIR

57. AGUNG KW L

HADIR

58. ALISSA P

HADIR

59. AQILA P

HADIR

60. FATHIR L

HADIR

61. IRAWAN L

HADIR

62. MEYLANI P

HADIR

63. RAHMA P

HADIR

64. SYAFA P

HADIR

65. TYA P

HADIR

66. AURORA FARRAHIA RAMADHINA P

HADIR

67. INDY IZZATUN NISA P

HADIR

(29)

68. MEISAROH PURWANINGSIH P

HADIR

69. MUHAMMAD BAGAS PRAYOGA L

HADIR

70. MUHAMMAD FATHIR PRATAMA L

HADIR

71. MUHAMMAD RAFI AL-FAREZI L

HADIR

72. MUHAMMAD ZUHAD ARSYAD L

HADIR

73. NADHIR ISMAIL L

HADIR

74. PUTRI WULAN EL-SYA'BANI P

HADIR

75. QUANESHA IVANA HERMAWAN P

HADIR

76. REYSHA INTAN ANDINAH P

HADIR

77. RIFQI KHAIRUSSYIFA L

HADIR

78. SATRIA SETIAJI L

HADIR

79. SAYYIDIATU ATQIYYA P

HADIR

80. ANDIKA DWIPRASETYO L

HADIR

81. FAIZ KAISAN AMRI L

HADIR

82. FANNY RACHMA ARIFIN P

HADIR

83. FIRSYA WAYAH RAHMANIA P

HADIR

84. RIZKY KURNIA AKBAR L

HADIR

85. SALIM ABU ZAKARIA L

HADIR

86. SHYILA AULIA P

HADIR

87. SYAFIRA ALFIA NAZWA P

HADIR

88. TYAS ABDUL GAHANY S L

HADIR

89. YUDIS PRASETYO L

HADIR

90. SALLSABILAH ZAVINA P

HADIR

(30)

91. ZAINNURI FAUZIAH P

HADIR

92. ASYIFA NURHALIMAH P

HADIR

93. YUSRIZA SULAIMAH P

HADIR

94. SITI AMELIA PUTRI P

HADIR

95. ANANDA NAZKIA P

HADIR

96. NAILAH OKTAVIA P

HADIR

97. FATIMAH AZAHRA P

HADIR

98. M. KHALIF L

HADIR

99. M.FATHUR L

HADIR

100. KHAIRUN NISSA P

HADIR

(31)
(32)

BERITA ACARA

Pada hari Jum’at tanggal 16 bulan April tahun 2022 telah dilaksanakan Kegiatan Penyuluhan dalam pelaksanaan Praktik Komunitas, meliputi:

1. Nama Kegiatan : Pengabdian Masyarakat (Penyuluhan pada Remaja) 2. Tempat Pelaksanaan : Masjid Abu Bakar Ash- Shidiq

3. Jumlah peserta : 100 Orang

Kejadian-kejadian penting selama peaksanakan kegiatan : - Melakukan penyuluhan mengenai Penyakit Menular Seksual - Memberikan format posttest

- Membagikan doorprize

Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bekasi, 16 April 2022 Mengetahui,

Dosen Pembimbing Ketua kelompok

(Dr. Tetty Rina A.,SST., M.Keb) (Iif Toifah)

(33)

Poster

(34)

Power Point

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

PENDOKUMENTASIAN

(51)
(52)

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

Referensi

Dokumen terkait

Based on the research findings, the researcher found the results as follows; 1 there are two kinds of learning objectives, namely general learning objectives and specific learning

a Production and Economics Weather scenarios Bottom Q1 Base Q3 Top Relative change % 20 40 60 80 120 140 160 0 100 Pasture production Dry matter intake Animal production Gross