• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA "

Copied!
82
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bermanfaat untuk mempelajari dan menemukan proses penciptaan, teknik dan karakteristik serta persepsi masyarakat terhadap karya-karya Benny Subiantoro, khususnya lukisan abstrak. Manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini adalah referensi keberadaan Benny Subiantoro sebagai pelukis, referensi mahasiswa Jurusan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar tentang seni lukis abstrak dan khususnya penulis sendiri. Dari analisis lukisan abstrak Benny Subiantoro diketahui bahwa kreasi yang digambarkan dalam lukisan abstrak Benny Subiantoro merupakan hasil kreasi atau kreativitas dari perenungan dan proses panjang yang diilhami oleh alam dan interaksi makhluk hidup lainnya.

Teknik penciptaan lukisan abstrak oleh Benny Subiantoro ditempuh melalui percobaan objek dengan imajinasi berdasarkan konsep yang jelas, kemudian diwujudkan dalam bentuk simbol berupa garis atau warna berdasarkan pengalaman dalam menghadapi objek seperti alam, benda, makhluk hidup. atau lokasi, tertentu. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini. Seluruh rekan-rekan Basecamp dan rekan-rekan mahasiswa Seni Rupa yang telah mendukung kelancaran dan penyelesaian proposal ini. Penulis menyadari bahwa sebagai hamba Allah SWT, seseorang tidak akan terlepas dari segala kesalahan dan keterbatasan.

Penting agar masyarakat luas khususnya generasi muda memahami simbol-simbol estetika La Pinceng saoraja, terutama dari segi nilai sejarah dan filosofis yang dikandungnya. Benua atas adalah tempat para dewa dipimpin oleh Tuhan Yang Maha Esa, yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa dan mengendalikan jalannya tatanan kosmik. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membangun rumah pada masyarakat adat Bugis-Makassar.

Oleh karena itu, dalam merencanakan pembangunan rumah, selalu minta pertimbangan dari panrita bola atau panre bola. Penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa: Saoraja La Pinceng merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Balusu yang memiliki nilai sejarah dan nilai filosofis yang perlu dipahami oleh masyarakat luas. Sementara itu, sampai saat ini belum banyak tulisan yang mengkaji permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.

Rumusan masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Hasil Penelitian

SISTEMATIKA PENULISAN I PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka

  • Pengertian Saoraja
  • Pengertian bentuk
  • Struktur bangunan rumah tradisional Bugis Makassar

Dari segi bentuk arsitektur, semua rumah adat tersebut di atas memiliki bentuk yang sama atau hampir sama, kecuali bangunan Tongkonan Toraja. Mengenai ciri-ciri dan/atau ciri-ciri rumah adat sebagaimana tersebut di atas dibuat secara monumental, diberi hiasan yang indah dan ditemukan. Di sekitar rumah adat juga terdapat miniatur rumah dari daerah lain seperti Boyang Mario (rumah adat Magene), Tongkonan Mario (rumah adat Tator) dan Balla Mario (rumah adat Gowa-Makassar).

Menurut kepercayaan kuno masyarakat Toraja, arah utara merupakan arah penting bagi rumah adat Tongkonan. Berdasarkan bentuk visualnya, rumah adat di Sulawesi Selatan pada umumnya memiliki bentuk yang hampir sama kecuali Tongkonan, dan semuanya dibuat secara monumental yang mencerminkan status sosial. Berbagai jenis rumah adat dapat ditemukan di seluruh nusantara dan memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda.

Bentuk rumah adat merupakan simbol yang memiliki arti tertentu, tidak hanya untuk kegiatan ritual, tetapi juga untuk kebutuhan lain yang berkaitan dengan kegiatan sosial lainnya. Selain itu, ragam hias pada struktur rumah adat masyarakat Bugis-Makassar Sulawesi Selatan dapat menunjukkan status sosial pemiliknya.

Gambar 3. Rumah adat Bugis                      (Sumber: https//elmahari.wordpress.com/2007/08/10)
Gambar 3. Rumah adat Bugis (Sumber: https//elmahari.wordpress.com/2007/08/10)

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

  • Lokasi Penelitian

Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel

Desain Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Lego lego merupakan bagian depan rumah yang biasanya digunakan sebagai tempat bersantai dan atau sebagai tempat menerima tamu. Tangga atau Addene adalah bagian dari rumah yang digunakan sebagai alat untuk menaiki atau memasuki rumah yang jumlah anak tangganya selalu berjumlah ganjil. Variabel ini dapat diketahui dari jenis ragam hias yang digunakan pada bangunan Saoraja La Pinceng Desa Lapasu Kecamatan Soppng Riaja Kabupaten Barru.

Hiasan pada rumah panggung tidak hanya sebagai hiasan saja, tetapi juga memiliki simbol status sosial bagi pemiliknya dan mengandung nilai filosofis yang tinggi. Seperti halnya rumah adat pada umumnya, dekorasi rumah adat ini mengambil pola dasar dari pola alam, flora dan fauna. Ini menyiratkan bahwa penghuni rumah akan menerima rezeki yang tidak terputus.

Menempatkan ornamen-ornamen tersebut di tempat-tempat yang mudah terlihat dimaksudkan untuk memperkuat keyakinan penghuni rumah bahwa kekayaan akan terus mengalir jika selalu berusaha (Mardanas, dkk., (ed.

Objek/Subjek Penelitian

TeknikPengumpulan Data

Bunga jenis ini hidup dengan cara menyebar dan menyebar kemana-mana sehingga tidak pernah berhenti. Teknik ini digunakan dengan mengunjungi subyek yang akan diteliti dan mengamati secara langsung subyek yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang akurat dan terpercaya. Dalam teknik ini penulis akan berdialog langsung dengan subjek yang akan diteliti dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang akan dijawab langsung oleh narasumber yang diteliti, dimana penulis akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian dan hal-hal lain yang dianggap penting oleh peneliti. penulis.

Dalam teknik ini penulis akan mengambil gambar, merekam dan membuat sketsa, agar dapat mengambil gambar objek yang diteliti, kemudian disesuaikan dengan data apa yang dibutuhkan dalam penelitian.

Teknik Analisis Data

2 Menyusun kategorisasi data dan membuat kriteria baik untuk data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, maupun hasil dokumentasi. Teknik analisis data adalah analisis nonstatistik atau kualitatif karena data yang dikumpulkan merupakan data kualitatif.

Jadwal Penelitian

Bentuk struktur bangunan Saoraja La Pinceng di Desa Balusu Kecamatan Balusu Kabupaten Barru

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan teknik wawancara informan, beberapa sisa nilai arsitektur tradisional yang ada di lingkungan sekitar yaitu rumah-rumah rakyat biasa umumnya lebih kecil dari ukuran saoraj/rumah adat, yang mengisyaratkan bahwa raja tidak boleh disamakan. pada orang biasa, dan pada bangunan saoraja/rumah adat, yang lain berukuran relatif sama atau tidak berbeda jauh. Peninggalan lainnya berada di kawasan Barru atau di sekitar rumah adat La Pinceng, secara fisik Saoraja La Pinceng Lapinceng berdiri di atas tanah seluas 43 hektar. Di samping bangunan utama terdapat bangunan depan yang disebut teras Rumah la pinceng berbeda dengan rumah Bugis lainnya.

Jumlah tiang Saoraja La Pinceng ada 35 dengan panjang sekitar 6,50 meter dan lebar sekitar 5,50 meter dengan tinggi total 15 meter, mencapai puncak atap. Rumah dapur berukuran panjang sekitar 11 meter dan lebar 8 meter, memiliki 20 tiang (5 x 4), ditambah dua tiang antara Ale Bola dan dapur rumah, yang berfungsi sebagai penghubung dan penyangga tangga belakang. Selain itu, terdapat beberapa bangunan di lokasi Saoraja La Pinceng, antara lain pos jaga berukuran kurang lebih 7,50 x 4 meter, bangunan panggung berukuran kurang lebih 9,50 x 5 meter.

Varietas hias Saoraja La Pinceng di Desa Lapasu, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru. Selain motif Kauwasa, ragam hias pada Saoraja La Pinceng juga menggunakan garis-garis yang diaplikasikan secara vertikal maupun horizontal. Hiasan yang diletakkan pada Saoraja La Pinceng dapat ditemukan di beberapa bagian, yaitu pada bagian rumah yang tumpang tindih, seperti terlihat pada motif bunga.

Hiasan tersebut merupakan hiasan organik dengan motif bunga yang disebut bunga merambat yang tidak berhenti. Motif garis zigzag dibentuk dan dibuat dengan pola, potongan balok kecil ini digunakan pada kedua sisi pintu atau tangga. Ornamen struktural ini terdapat pada pintu depan, tengah, dan belakang rumah adat Saoraja La Pinceng.

Hiasan tersebut berupa ornamen geometris dengan motif garis berupa garis lurus sederhana pada sudut tepi pintu berbentuk pola bunga dan memiliki dua halaman depan dengan ukuran panjang dan lebar. Ragam hias merupakan ornamen struktural dengan motif hias berupa bunga-bungaan dan dibuat sesuai dengan status sosial pemilik rumah.

Gambar 1. Tangga bagian depan
Gambar 1. Tangga bagian depan

Pembahasan

Bentuk struktural bangunan di Saoraja La Pinecng Kabupaten Barru memiliki fungsi, ragam hias serta menambah nilai estetika rumah adat berdasarkan status sosial pemilik rumah adat, yang berasal dari adat dan sistem sosial. Jenis ragam hias yang digunakan di Gedung Saoraja La Pinceng, Desa Balusu, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru. Jenis ragam hias yang terdapat pada rumah adat Saoraja La Pinceng, Desa Balusu, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru.

Jenis ragam hias tersebut antara lain motif yang menyerupai benda-benda baik yang terdapat di alam maupun sebagai khayalan menurut kepercayaan masyarakat Bugis-Makassar. Sehingga keragaman jenis ragam hias yang terdapat pada setiap bagian rumah adat Saoraja La Pinceng dapat menambah nilai estetika. Hingga saat ini, hal tersebut tercermin dari dekorasi setiap bagian rumah adat tersebut.

Masyarakat yang berada pada status pertama dan kedua tentunya memiliki ragam hias pada rumah adatnya. Orang yang berada pada statifikasi ketiga boleh menghiasi rumah adatnya dengan ukiran atau hiasan, tidak boleh menghiasinya. Tetapi orang-orang yang berada pada statifikasi keempat tidak boleh mengukir atau menghiasi rumah adat mereka. Adat istiadat yang mereka miliki. Rumah adat (La Pinceng) merupakan jenis rumah panggung yang terdiri dari tiga bagian yang memiliki bentuk ragam hias yang berbeda.

Ragam hias organik yang dimaksud adalah motif flora dan fauna atau tumbuhan dan hewan. Di dalam rumah adat (La Pinceng) terdapat hiasan-hiasan yang digunakan untuk menambah nilai estetika rumah tersebut. Hal ini dikarenakan bentuk rumah adat mandarin mengandung ide atau aturan hukum, yang juga memiliki aturan pada manusia.

Sedangkan untuk dekorasi rumah adat La Pinceng menggunakan motif bunga dan garis.

Saran

Pemilik rumah adat Saoraja La Pinceng selalu menjaga dan meningkatkan kelestarian rumah adatnya demi melestarikan budaya leluhurnya. Wawancara ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dalam penelitian yang berjudul “Studi Deskriptif Struktur Bentuk dan Ragam Saoraja La Pinceng Desa Balusu Kecamatan Balusu Kabupaten Barru.

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Gambar

Gambar 3. Rumah adat Bugis                      (Sumber: https//elmahari.wordpress.com/2007/08/10)
Gambar 6. Bola Soba di Bone
Gambar 1. Tangga bagian depan
Gambar 11. Ornament geometris (garis sedehana) pada        bagian pintu  utama, tengah dan belakang  (Dokumentasi Foto: Adywijaya  23-November 2015)
+7

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi ialah salah satu pengujian hipotesis guna melihat pengaruh antara variabel budget emphasis, budaya organisasi dan