• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Dari Kedisiplinan dan Komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Dampak Dari Kedisiplinan dan Komunikasi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK DARI KEDISIPLINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PRAJURIT DAN PNS (STUDI KASUS PADA

INSPEKTORAT KODAM XIV/HASANUDDIN)

Rohayu Amri1, Nurdam Buhaerah2, Iqbal Ar3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study is, to knowing and analyzing the influence of discipline and communication on the performance of personnel at Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin. As for this study applies a population of all personnel of the Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin consisting of soldiers and civil servants which the population of this study was thirty five people. The data analyzis technique used are validity test, realibility test, normality test, multicollinearity test, multiple linear regression analysis and also hypothesis testing. The conclusion on this study is, based on the results of data analysis using the f test simultaneously, it can be seen that discipline and communication variables simultaneously affect the performance of personnel in the Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin.

Keywords: discipline, communication, performance.

PENDAHULUAN

Upaya peningkatan kinerja personel yaitu prajurit dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak bisa terlepas dari kedisiplinan.

Karena disiplin merupakan suatu sikap perbuatan dan tingkah laku yang harus sesuai dengan peraturan yang ada. Dengan diketahuinya tentang perbuatan, sikap serta tingkah laku prajurit dan PNS, maka dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam menetapkan peraturan, tata tertib, kebijakan serta pembinaan terhadap prajurit dan PNS di lingkungan TNI.

Kedisiplinan merupakan modal utama bagi prajurit dan PNS di lingkungan TNI dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari. Disiplin merupakan nafas bagi prajurit TNI. Hal ini tertuang dalam salah satu isi dari sumpah prajurit yaitu memegang teguh disiplin keprajuritan.

Karakter atau sifat disiplin di dalam lingkungan militer berbeda dengan karakter disiplin pada profesi lainnya. Hal yang menjadi perbedaan utama adalah disiplin militer diatur khusus dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer.

Disiplin prajurit atau keprajuritan yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tersebut adalah kesadaran,

kepatuhan dan ketaatan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan, peraturan kedinasan, dan tata kehidupan yang berlaku di lingkungan TNI.

Dalam organisasi di lingkungan TNI yang diisi oleh sumber daya manusia, ada yang berperan sebagai pemimpin atau atasan, dan sebagian besar lainnya berperan sebagai anggota atau bawahan. Setiap orang yang ikut berpartisipasi dalam organisasi pasti akan berkomunikasi. Komunikasi dalam organisasi harus dilihat dari berbagai sisi yaitu komunikasi antara atasan kepada bawahan dan komunikasi antara bawahan yang satu dengan bawahan yang lain serta komunikasi antara bawahan kepada atasan.

Komunikasi merupakan kegiatan memberikan informasi, baik itu pesan, gagasan, dan gagasan dari satu pihak ke pihak lain, secara langsung maupun tidak langsung.

Komunikasi secara langsung yaitu komunikasi langsung dengan lisan atau verbal agar mempermudah kedua belah pihak untuk saling mengerti. Sedangkan komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan biasanya dengan menggunakan media-media tertentu seperti bahasa tubuh, tulisan, telepon dan lain sebagainya.

Dari beberapa uraian di atas, tampak bahwa kedisiplinan dan komunikasi memiliki pengaruh yang sangat penting dalam

(2)

pelaksanaan kerja setiap individu prajurit dan PNS TNI. Hal ini berarti tiap instansi perlu memperhatikan masalah kinerja prajurit dan PNS TNI dalam kaitannya dengan disiplin kerja, komunikasi organisasi, tidak terkecuali pada instansi Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin.

Bertolak dari latar belakang situasi ini, peneliti akan mencoba mengkaji Pengaruh Kedisiplinan dan Komunikasi Terhadap Kinerja Personel di Lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin.

Dari latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Apakah kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja personel di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin?, 2) Apakah komunikasi berpengaruh terhadap kinerja personel di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin?, 3) Apakah kedisiplinan dan komunikasi berpengaruh simultan terhadap kinerja personel di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin?.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk dapat mengetahui dan menganalisis pengaruh kedisiplinan terhadap kinerja personel di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi terhadap kinerja personel di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin. 3) Untuk mengetahui dan menganalisir pengaruh simultan kedisiplinan dan komunikasi terhadap kinerja personel di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin.

TINJAUAN LITERATUR

Disiplin adalah kata sifat, berasal dari akar kata "disiplin" dengan imbuhan. Disiplin yaitu salah satu perihal signifikan yang wajib punyai bagi pegawai yang ingin mencapai kepuasan kerja. Disiplin dapat diekspresikan sebagai ketepatan waktu dalam bekerja, kepatuhan terhadap tugas yang diberikan kepadanya, dan penggunaan fasilitas yang baik.

Bagi Wukir (201), Kata disiplin berawal dari kata Latin discipline, yang bermakna murid dari seorang pemimpin yang terdidik. Kata disiplin mengacu pada “systemic instruction given to disciples to train them as students in a craft or trade, or to follow a particular code of conduct or order” (pengajaran sistematis yang diberikan kepada murid untuk melatih mereka menjadi kerajinan atau Industri. siswa, atau

mengikuti kode etik atau aturan tertentu".

Patuhi kode etik atau aturan tertentu). Istilah disiplin biasanya berkonotasi negatif. Hal ini disebabkan penegakan aturan dengan sanksi hukuman untuk memastikan bahwa instruksi dijalankan atau tidak.

Menurut Muhammad Busro (2018) Disiplin kerja yaitu situasi mental dimana individu atau suatu kelompok selalu ingin mentaati atau mentaati segala aturan yang telah ditetapkan.

Bagi Edy Sutrisno (2016), sikap seorang serupa dengan peraturan, tata cara ataupun disiplin kerja yang ada yakni konsisten dengan sikap, perilaku, dan tindakan yang ditetapkan lembaga, baik tercatat maupun tak tercatat.

Singodimedjo dalam Edy Sutrisno (2016), disiplin yaitu kemauan serta kemauan individu guna mentaati dan menaati ketentuan perundang-undangan yang legal padanya.

Bersumber pada penjelasan arti di atas, menunjukkan kalau disiplin kerja adalah praktik jelas karyawan yang melanggar seperangkat aturan yang ada dalam badan.

Disiplin tidak cuma tercermin dalam wujud ketaatan, tetapi pula dalam tanggung jawab yang diserahkan oleh organisasi. Atas dasar ini, diharapkan karyawan dapat meningkatkan efisiensi kerja dan berperilaku disiplin.

Dari penjelasan arti di atas bisa disimpulkan kalau hal tersebut berhubungan dengan berangkat serta kembali kerja tepat waktu, melakukan seluruh profesi dengan cakap, menaati segala peraturan perundang- undangan yang legal, serta sanksi industri terhadap karyawan yang tidak berdisiplin.

Dari hasil riset dapat diketahui kalau disiplin kerja berdampak positif signifikan pada efisiensi kerja pegawai, yaitu semakin tinggi disiplin kerja pegawai maka semakin tinggi efisiensi kerja karyawan.

Penerapan disiplin dalam suatu organisasi atau organisasi sangat diperlukan, karena dengan disiplin organisasi dapat melakukan aktivitas guna menggapai tujuan yang sudah ditentukan. Terlebih lagi di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/

Hasanuddin yang merupakan lingkungan kerja militer yang sangat menjunjung tinggi kedisiplinan.

Komunikasi yang baik merupakan komunikasi yang bisa dimengerti serta diterima oleh orang lain. Tidak hanya metode lisan, Anda pula bisa berkomunikasi melalui bahasa tubuh ataupun gerak tubuh buat tujuan khusus.

(3)

Dalam suatu badan ataupun perusahaan, komunikasi memegang peranan yang amat berarti sebab ialah salah satu wujud koordinasi untuk mengkomunikasikan ide dan gagasan antar anggota atau tim.

Bagi Everett M. Rogers, komunikasi merupakan cara mengirim inspirasi dari satu sumber ke satu ataupun lebih akseptor, dengan tujuan mengubah sikap. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan selaku pelaksanaan serta pemahaman pesan antara bagian komunikasi milik badan tertentu. “Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi yang secara hierarkis saling berhubungan dan berfungsi dalam lingkungan (Pace dan Faules, 2014).

Lawrence D. Brennan berpendapat komunikasi internal sebagai pertukaran ide antara manajer dan struktur tertentu (organisasi), serta pertukaran ide horizontal dan vertikal pada perusahaan tempat bekerja (operasi dan manajemen) dilakukan karyawan perusahaan atau organisasi. Mereka telah mewujudkan perwujudan perusahaan atau organisasi dengan struktur (organisasi) yang unik, serta pertukaran ide horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau organisasi tempat pekerjaan itu dilakukan.

Kinerja adalah suatu bentuk keberhasilan seseorang dalam mencapai suatu peran atau tujuan tertentu, yang bersumber dari perilakunya. Jika hasil kerja seseorang dapat menepati atau bahkan melebihi tujuan yang sudah ditetapkan, maka dapat dikatakan kinerja seseorang itu baik.

Menurut Bernardi dan Russel (2018) pengertian Kinerja merupakan memo hasil yang didapat dari guna ataupun aktivitas profesi khusus dalam jangka durasi tertentu.

Menurut Irawan (2017) menyatakan kinerja merupakan hasil kerja konkrit yang bisa dilihat serta diprediksi sesuai target dan realisasi yang diharapkan.

Dalam dunia militer, kinerja prajurit telah ditentukan pada Undang-Undang, yaitu pada Pasal 7 Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 yaitu Menjaga independensi negeri, menjaga keutuhan area Negara Kesatuan Republik Indonesia bersumber pada Undang- Undang Dasar Pancasila serta Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, dan mencegah segenap bangsa serta semua tumpah darah Indonesia dari bahaya serta kendala yang mengancam dan mengganggu keutuhan NKRI, bangsa dan negara.

Sedangkan kinerja Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Indonesia.

Selain tugas pokok tersebut masih banyak lagi tugas tugas lainnya yang dibebankan kepada prajurit antara lain melaksanakan tugas TNI Matra Darat bidang pertahanan dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) semacam penyelesaian bencana alam, Melindungi keamanan area perbatasan darat dengan negeri serta pulau lain dan lain sebagainya. Sedangkan tugas dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tentara Nasional Indonesia (TNI), perannya serupa dengan Pegawai Negeri Sipil yang lain. Maka sebab itu, dalam menjalankan tugasnya sebagai PNS yang diatur dalam Peraturan umum serta peraturan perundang- undangan bagi PNS juga diatur serupa dengan peraturan serta kebijakan yang dikeluarkan oleh Panglima TNI. Penggunaan PNS TNI didasarkan atas pertimbangan kebutuhan dan tuntutan tugas tertentu, tugas tersebut lebih efektif apabila PNS TNI bertugas untuk menjamin keberlangsungan tugas pokok TNI.

Prajurit dan PNS TNI sangat dituntut profesional pada saat melakukan peran dan

amanahnya. Guna mewujudkan

profesionalisme kerja tersebut perlu adanya peningkatan kedisiplinandan komunikasi dari para personel. Oleh karena itu, pemerintah mengapresiasi kinerja prajurit dan PNS TNI dengan memberikan tunjangan kinerja setiap bulan sesuai dengan dan jabatan masing- masing personel.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin yang berlokasi di kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin guna mengetahui seberapa besar pengaruh kedisiplinan dan komunikasi terhadap kinerja personel di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin. Dilaksanakannya penelitian ini dari bulan Juni hingga Juli 2021.

Penggunaan data penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitaif. Adapun sumber data yang siperoleh dari data preimer dan data sekunder.

(4)

Penelitian ini menerapkan populasi seluruh personel Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin yang terdiri Prajurit dan PNS.

Populasi dari penelitian ini ialah 35 orang.

Guna memperoleh data dalam penelitian, penulis menerapkan beragam metode dalam pengumpulan data terkait guna menganalisis permaslaahan ini adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi.

Metode analisis yang digunakan adalah uji valioditas, uji realibilitas, uji normalitas, uji multikolinearitas, analisis regresi berganda dan uji hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji validitas difungsikan guna mengetahui tingkat kevaliditan data yang digunakan di penelitian. Guna meninjau kevaliditan dari penggunaan data penelitian, dijabarkan pada tabel:

Tabel 1. Hasil Uji Validitas

Variabel Item Pernyataan

Korelasi Koefisien R-

Tabel Ket

Kedisiplinan (X1)

1 0,290 0,2826 Valid

2 0,705 0,2826 Valid

3 0,755 0,2826 Valid

4 0,553 0,2826 Valid

5 0,750 0,2826 Valid

6 0.763 0,2826 Valid

Komunikasi (X2)

1 0,681 0,2826 Valid

2 0,631 0,2826 Valid

3 0,716 0,2826 Valid

4 0,815 0,2826 Valid

5 0,,809 0,2826 Valid

6 0,659 0,2826 Valid

Kinerja Personil (Y)

1 0,895 0,2826 Valid

2 0,787 0,2826 Valid

3 0,795 0,2826 Valid

4 0,781 0,2826 Valid

5 0,822 0,2826 Valid

6 0,916 0,2826 Valid

Sumber: data diolah (2021).

Berdasarkan pada tabel 1 dimana df=N-2 sehingga diperoleh hasil df=35-2=33 maka dapat ditentukan bahwa nilai Rtabel=0.2826 dimana nilai dari coefisien>nilai Rtabel dengan tingkat signifikan 0,000<0.05 maka data penelitian ini yang dilakukan pada personil di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin semuanya dapat disebut valid.

Uji realibilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.

Tabel 2. Hasil Uji Realibilitas

Sumber: data diolah (2021).

Uji normalitas difungsikan guna meninjau adanya nilai residual terdistribusi normal maupun tidak. Baiknya model regresi jika mengandung nilai residual terdistribusi normal. (Priyatno, 2012).

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Sumber: data diolah (2021).

Guna meninjau model regresi yang terbebas dari multikolinearitas, ialah VIF < 10 dan Tolerance > 0,1.

Tabel 4. Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: data diolah (2021).

Pada tabel diatas, perolehan nilai tolerance didasari pada Kedisiplinan ialah 0,786, Komunikasi 0,786,. Keseluruhan nilai ini menggambarkan tolerance data > 0,1 dan nilai VIF < 10. Disimpulkan jika korelasi pada variabel independen menggambarkan tidak adanya multikolinearitas.

Analisis regresi linier berganda difungsikan guna meninjau besarnya pengaruh kedisiplinan dan komunikasi terhadap kinerja personil di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin.

(5)

Sumber: data diolah (2021).

Hasil pengujian determinasi digambarkan pada tabel:

Sumber: data diolah (2021).

Nilai R pada tabel 6 ialah 0,765 menggambarkan terdapat pengaruh kuat dimana variabel kedisiplinan dan komunikasi mempengaruhi kinerja personil 76,5% di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/

Hasanuddin. Nilai R square pada tabel 4.9 ialah 0,585 menggambarkan variabel Y ialah kinerja personil dipengaruhi kuat pada variabel X ialah kedisiplinan dan komunikasi 58,5 %.

Dilakukannya uji F pada penelitian ini guna meninjau hubungan antara variabel bila datanya berbentuk normal. Teknik ini digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif sampel independen. Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui apakah variabel kedisiplinan dan komunikasi, secara simultan mempunyai pengaruh pada kinerja personil di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/

Hasanuddin.

Sumber: data diolah (2021).

Berdasarkan tabel diatas hasil perhitungan uji simultan diatas ialah nilai F- hitung 22,551 dibandingkan pada menentukan

df = k-1 =3-1 =2 df (penyebut)= N-k= 35-3 =32 maka diperoleh nilai N=32 dengan nilai Ftabel = (2,51). Maka dapat simpulkan bahwa fhitung

sebesar 42.819 atau (42,8%) pada probabilitas signifikansi sebesar 0,000 ≥ Ftabel sebesar 2,51 pada persentase (alpha 5% atau 0,05) atau F hitung>F-tabel, maka kedisiplinan dan komunikasi terhadap kinerja personil dapat diterima. Artinya pengujian ini memberikan pengaruh positif dan signifikan atas variabel kedisiplinan dan komunikasi secara simultan terhadap kinerja personil di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/ Hasanuddin.

Uji T (secara parsial) mempunyai maksud untuk mengetahui keterkaitan pada kedua variabel, dimana salah satu variabelnya disebut tetap. Jika korelasi parsial ialah angka yang menggambarkan arah dan kuatnya keterkaitan pada setidaknya dua variabel, maka sesudah suatu variabel diketahui mampu memberi pengaruh maka hubungan variabel tersebut mampu dikendalikan. Didasari pada hal ini, peneliti bermaksud mengkaji apakah variabel kedisiplinan (X1), komunikasi (X2) terhadap secara parsial mampu mempengaruhi kinerja personil (Y) di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin.

Sumber: data diolah (2021).

Dalam hasil Uji T diatas, terlihat nilai T- hitung variabel kedisiplinan 2.567 dan variabel komunikasi sebesar 3.855 dengan perolehan tingkat signifikan dari tiap variabel yakni 0.000

< batas signifikan α=0,05 (5%) untuk menentukan pengaruh uji parsial dari variabel kedisiplinan dan komunikasi terhadap kinerja personil maka dilakukan perbandingan dengan menentukan df (pembilang) = k-1 =3-1 =2 df (penyebut)= N-k= 35-3 =32 maka diperoleh nilai N=32 dengan nilai Ttabel = (1.693). maka dapat simpulkan bahwa Thitung variabel kedisiplinan 2.567> Ttabel 1.693 dengan tingkat sig. 0,015 dan variabel komunikasi 3.855 >

Ttabel 1.693 dengan masing-masing variabel memiliki tingkat signifikan 0.001. Artinya pengujian ini memberikan pengaruh secara parsial atas variabel kedisiplinan dan komunikasi secara parsial terhadap kinerja Tabel 6. Hasil Uji Determinasi

Tabel 7. Hasil Uji Simultan (Uji F)

Tabel 8. Hasil Uji Parsial (Uji T)

(6)

personil di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin.

PENUTUP

Kesimpulan dari penelitian ini diambil berdasarkan dari temuan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya.

Maka, berikut dapat diuraikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu: 1) Kedisiplinan menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif terhadap kinerja Personil Di Lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin. 2) Komunikasi menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif terhadap kinerja personil di Lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin. 3) Kedisiplinan dan komunikasi secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja personil di lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin.

Berdasarkan dari kesimpulan tersebut maka beberapa hal yang dapat disarankan yaitu:

1) Diharapkan pimpinan pada lingkungan Inspektorat Kodam XIV/ Hasanuddin senantiasa lebih memperhatikan lagi kedisiplinan dari setiap anggotanya agar senantiasa dapat meningkatkan kinerja personil di Lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin. Walaupun dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedisiplinan berpengaruh terhadap kinerja personil di Lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin dan sudah termauk dalam kategori baik namun, tetap harus lebih diperhatikan lagi agar tercipta kinerja yang lebih baik lagi. Terutama pada indikator saya selalu hadir tepat waktu pada jam kerja dimana dari variabel kedisiplinan indicator tersebut memiliki persentase yang lebih rendah daripada indikator yang lainnya. 2) Diharapkan pimpinan senantiasa memperhatikan lagi komunikasi dari seiap anggotanya yang beradap pada Lingkungan Inspektorat Kodam XIV/Hasanuddin. Hal ini bertujuan agar lebih meningkatkan lagi kienrja para anggotanya. Walaupun dalam penelitian ini hasil pengujian menunjukkan bahwa pengaruh variabel komunikasi lebih tinggi daripada variabel kedisiplinan dan dalam kategori baik, tetap harus lebih ditingkatkan lagi.agar tercipta kinerja yang lebih baik lagi.

Terutama pada indikator Saya selalu terbuka dalam berkomuniksi antar pribadi dan dalam menyampaikan informasi antar rekan kerja

karena memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan indikator yang lainya pada variabel komunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2017).

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

Agus, Dharma. (2013). Manajemen Supervisi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Bejo Siswanto. (2013). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administratif dan Operasional. Bumi Aksara, Jakarta.

Bernardin, C.I dan Russel. (2016). Pinter Manajer, Aneka Pandangan Kontemporer.

Alih Bahasa Agus Maulana. Binarupa Aksara, Jakarta.

Bintoro dan Daryato, (2017). Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan, Cetakan 1, Yogyakarta, Gava Media.

Busro, Muhammad. (2018). Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Prenadameidia Group.

Dudung Juhana, (2011). Pengaruh kepemimpinan, komunikasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Enterpreneurship.

Edi Sutrisno. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Prenada Media Group, Jakarta.

Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Malayu S. P Hasibuan. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. (Edisi Revisi).

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Neni Lulianita. Dasar-Dasar Public Relatios.

(Bandung: Pusat Penerbitan Universitas (P2U), 2005), hal. 92.

Onong, Uchana Efendy. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Bandung.

Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. (2013).

Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Terjemahan Deddy Mulyana. PT Remaja Rosda Karya, Bandung.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil. 26 April 2019. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127. Jakarta.

(7)

Robert L Mathis Dan John H. Jackson, (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat., Jakarta.

Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia Performa Birokrasi Dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

Sinambela Dijan Poltak, (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Sony Bagus Purwanto, 2013, Pengaruh komunikasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja pada PT Cahaya Inspirasi Indonesia di Timor Leste.

Suprapto T. 2011. Pengantar Ilmu Komunisasi dan Peran Manajemen dalam Komunikasi.

Center for Academic Publishing Service (CAPS). Yogyakarta.

Tamzil Yusuf, (2014). Pengaruh kepemimpinan, komunikasi, motivasi kerja dan kedisplinan terhadap kinerja karyawan PT Komatsu Remanufacturing Asia Plant Sudirman di Balikpapan. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen.

Terry, George R. Dan Rue, Leslie W. (2015).

Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan ke 16.

PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Udayanto, Rahmat Restu, (2015). Pengaruh Komunikasi Internal Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Coca-Cola. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 3 Tahun 2015).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2004. Tentara Nasional Indonesia. 16 Oktober 2004. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127. Jakarta.

Veithzal Rivai Zainal, (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada.

Wukir, H. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Sekolah. Multi Pressindo. Yogyakarta.

Yanti Komalasari. (2014). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.

Putra Komala di Dumai. Jurnal Manajemen Bisnis Universitas Riau. Volume 6 No. 2.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji – F variable yang terdiri dari kedisiplinan, dan komunikasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable terikat yaitu kinerja guru SMP