• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KEBERADAAN TERMINAL BAYANGAN DI JALAN DR. HAMKA KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAMPAK KEBERADAAN TERMINAL BAYANGAN DI JALAN DR. HAMKA KOTA PADANG "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

0

(2)

1

DAMPAK KEBERADAAN TERMINAL BAYANGAN DI JALAN DR. HAMKA KOTA PADANG

Oleh

Elisa Andriani*Yeni Erita**Nefilinda**

*Mahasiswa Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

**Dosen Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat informasi tentang dampak keberadaan terminal bayangan di Jalan Dr. Hamka Kota Padang, meliputi: 1) persepsi masyarakat tentang keberadaan terminal bayangan di jalan Dr. Hamka Kota Padang, 2) dampak positif keberadaan terminal bayangan di jalan Dr. Hamka Kota Padang, 3) dampak negatif keberadaan terminal bayangan di Jalan Dr. Hamka Kota Padang.

Jenis penelitian ini adalah Kualitatif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Dinas Perhubungan , Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Dinas PU Jalan dan Masyarakat yang tau tentang dampak keberadaan terminal bayangan di jalan Dr. Hamka Kota Padang. Teknik penentuan informan oleh peneliti adalah secara Snowball Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian di lapangan menunjukkan bahwa: 1) keberadaan terminal bayangan di jalan Dr. Hamka Kota Padang mempunyai persepsi masyarakat yang hampir sama, walaupun ada beberapa orang masyarakat yang menyetujui tentang adanya terminal bayangan di Jalan Dr.

Hamka, 2) Dampak positif dari keberadaan terminal bayangan bagi masyarakat adalah lebih mudah untuk mencari angkutan dan tidak perlu lagi jauh-jauh untuk ke terminal yaitu ke terminal Regional Bingkuang yang berada di air pacah dan karena keberadaan terminal bayangan tersebut memberikan kesempatan kepada pedagang kaki lima sebagai tempat untuk berjualan di trotoar sehingga menambah pendapatan, 3) Dampak negatif keberadaan terminal bayangan terhadap masyarakat yaitu dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas bagi kendaraan pribadi baik mobil atau motor serta mengganggu keindahan tata kota Padang. Untuk itu Pemerintah sudah merencanakan pembuatan terminal di Kota Padang yaitu terminal Anak Air yang terletak di Lubuk Buaya yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

(3)

2

THE IMPACT OF THE PRESENCE OF SHADOWS ON THE ROAD TERMINAL DR. HAMKA PADANG CITY

By:

Elisa Andriani*Yeni Erita**Nefilinda**

*the geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat

** the lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aimed to obtain information on the impact of the existence of a shadow terminal in Jalan Dr. Hamka city of Padang, include: 1) the public perception of the existence of a shadow on the road terminal Dr. Hamka city of Padang, 2) the positive impact of the presence of terminal shadows on the street Dr. Hamka city of Padang, 3) the negative impact of the presence of a shadow terminal in Jalan Dr. Hamka Padang.

This type of research is qualitative. Informants in this study consists of the Department of Transportation, Communication and Information (Dishubkominfo), Department of Roads and Public Works who know about the impact of the presence of shadows on the road terminal Dr.

Hamka Padang. Technique of determining the informant by the researchers is to Snowball Sampling. Data collected by observation, interview, and documentation.

Results of research in the field shows that: 1) the existence of a shadow on the road terminal Dr. Hamka of Padang has a public perception that almost the same, although there are some people who approve of the existence of a shadow terminal in Jalan Dr. Hamka, 2) The positive effect of the presence of shadow terminal for the community is easier to look for transport and no longer need all the way to terminal is terminal Regional Bingkuang that are in the water pacah and because of the existence of shadow terminal provided the opportunity for street vendors as a place to sell on the sidewalk so that increase revenue, 3) the negative impact on communities where the shadow terminal that can disrupt the smooth flow of traffic for private vehicles either cars or motorcycles as well as interfere with the beauty of the layout of the city of Padang. For the Government had planned to construct a terminal in the city of Padang namely Anak Air terminal located in Lubuk Buaya which is currently still under construction.

Key Word : Terminal, Shadow Terminal

PENDAHULUAN

Perkembangan sebuah kota sangat bergantung pada kinerja dari setiap bidang yang ada didalamnya, seperti sistem pemerintahan, perekonomian, pendidikan, hukum, dan pertahanan. Bidang perekonomian juga terdiri dari beberapa bidang-bidang penunjang lain yang memiliki hubungan satu sama lain, salah satunya adalah bidang transportasi.

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dengan menggunakan wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Banyak ahli telah merumuskan

dan mengemukakan pengertian transportasi.

Para ahli memiliki pandangannya masing- masing yang mempunyai perbedaan dan persamaan antara yang satu dengan yang lainnya.

Kata transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare yang mana trans berarti mengangkat atau membawa.

Jadi transportasi adalah membawa sesuatu dari satu tempat ketempat yang lain.

Menurut Salim (2000) transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah

(4)

3 tempat dari barang (comoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Menurut Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan, mengerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Nasution (2008) adalah sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Jadi pengertian tranportasi berarti sebuah proses, yakni proses pemindahan, proses pergerakan, proses mengangkut dan mengalihkan di mana proses ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Menurut Nasution (2008) terdapat unsur-unsur pengangkutan/transportasi meliputi atas: (a) ada muatan yang diangkut, (b) tersedia kenderaan sebagai alat angkutannya, (c) ada jalanan/jalur yang dapat dilalui, (d) ada terminal asal dan terminal tujuan, serta (e) sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.

Masing-masing unsur tersebut tidak bisa hadir dan beroperasi sendiri-sendiri, kesemuanya harus terintegrasi secara serentak. Seandainya ada salah satu saja komponen yang tidak hadir, maka alat pendukung proses perpindahan (system transportasi) tidak dapat bekerja atau berfungsi. Transportasi bukan hanya usaha berupa gerakan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan gerakan secara statis akan tetapi transportasi akan mengalami perkembangan dan kemajuan dari waktu ke waktu baik sarana dan prasaranannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Transportasi merupakan salah satu fasilitas bagi suatu daerah untuk maju dan berkembang serta transportasi dapat meningkatkan aksesibilitas atau hubungan suatu daerah karena aksesibilitas sering dikaitkan dengan daerah. Untuk membangun suatu pedesaan keberadaan prasarana dan sarana transportasi tidak dapat terpisahkan dalam suatu program pembangunan.

Kelangsungan proses produksi yang efesien,

investasi dan perkembangan teknologi serta terciptanya pasar dan nilai selalu didukung oleh sistem transportasi yang baik.

Transportasi faktor yang sangat penting dan strategis untuk dikembangkan, diantaranya adalah untuk melayani angkutan barang dan manusia dari satu daerah ke daerah lainnya dan menunjang pengembangan kegiatan- kegiatan sektor lain untuk meningkatkan pembangunan nasional di Indonesia.

Sistem transportasi nasional memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional.

Transportasi sangat dibutuhkan untuk menjamin terselenggaranya mobilitas penduduk maupun barang sehingga dengan adanya ketersediaan sistem transportasi, hal ini diharapkan dapat menunjang berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu pembangunan.Angkutan darat, sebagai bagian dari sistem transportasi secara keseluruhan, turut memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekonomian di suatu wilayah. Ini dapat dilihat bahwa pada umumnya daerah-daerah yang memiliki jaringan angkutan darat, sebagai sarana yang dapat menghubungkan daerah tersebut dengan daerah lain, akan memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan daerah-daerah terisolir.

Menurut Nasution (2008) peranan pengangkutan mencakup bidang yang luas di dalam kehidupan manusia yang meliputi atas berbagai aspek social dan budaya, aspek politis dan pertahanan, aspek hokum, aspek tekhnik dan aspek ekonomi.

Dalam transportasi ada dua unsur

yang terpenting yaitu

pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah tempat dari barang (comoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam menunjang pembangunan sebuah kota. Sebuah kota dapat dikatakan maju jika pengelolaan transportasinya sudah berjalan dengan baik.

Sehingga dalam pencapaian tujuan tersebut, perlulah perencanaan dan pengembangan kota yang ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Khusus dalam bidang transportasi, untuk terlaksananya keterpaduan, kelancaran dan ketertiban roda transportasi kota, maka satu hal lain yang sangat mempengaruhi ialah terminal.

(5)

4 Angkutan jalan raya sebagai sub sistem dari transportasi mempunyai peranan penting dalam memberi pelayanan jasa angkutan penumpang. Pergerakan/mobilitas orang terjadi karena adanya kegiatan sehari- hari yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Pergerakan yang terjadi sesuai dengan pola perkotaan atau penyebaran pemukiman menimbulkan arus lalu lintas penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Untuk menunjang pergerakan orang, Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan pengaturan yang memadai baik sarana maupun prasarana transportasi. Salah satu prasarana angkutan jalan raya yang sangat vital adalah terminal angkutan penumpang sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 31 Tahun 1995, berdasarkan fungsi pelayanannya terminal penumpang dibagi menjadi tiga jenis yaitu : Terminal Penumpang Tipe A yang melayani jasa angkutan antar kota antar propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan, Terminal Penumpang Tipe B untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota atau angkutan pedesaan. Dan yang terakhir adalah Terminal Penumpang Tipe C yang berfungsimelayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

Di Kota Padang, permasalahan transportasi merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan tata kota. Transportasi yang dimaksudkan disini adalah transportasi jalur darat. Permasalahan transportasi darat bila dikaitkan dengan kemajuan ekonomi dapat dilihat dari keberadaan dan fungsi dari terminal, lebih dititikberatkan pada terminal bus, serta angkutan dalam dan luar kota lainnya.

Pemerintah Daerah menghadapi berbagai persoalan dalam melaksanakan tugasnya. Persoalan-persoalan sosial seringkali menghantui implementasi kebijakan Pemerintah Daerah Indonesia.

Persoalan-persoalan tersebut muncul bisa disebabkan oleh kurang matangnya perencanaan sampai dengan faktor-faktor non teknis.

Seperti diketahui, semenjak Terminal Lintas Andalas dijadikan sebagai tempat perbelanjaan (Plasa Andalas) tahun 2002, maka tidak ada lagi kejelasan keberadaan terminal di Kota Padang saat ini.

Pembangunan Terminal Lintas Andalas dilakukan sehubungan dengan makin meningkatnya jumlah kendaraan penumpang di Kota Padang sehingga tidak tertampung lagi di Terminal Goan Hoat dan dioperasikanlah tahun 1972 di bawah pengawasan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya. Lokasi Terminal Lintas Andalas di pusat kota menjadi lahan perekonomian baru bagi masyarakat yang bergerak di sektor informal seperti kelompok pedagang, buruh angkat dan agen.

Situasi terminal yang sangat padat memicu munculnya permasalahan sosial di terminal seperti premanisme, kriminalitas dan pengamen jalanan. Lokasi terminal yang berada di pusat kota dan tingginya arus kendaraan yang menuju pusat kota akhirnya dirasakan oleh pemerintah mengganggu kelancaran aktivitas masyarakat di pusat kota karena arus keluar masuknya bus ke terminal.

Oleh sebab itu pemerintah menetapkan bahwa lokasi terminal harus dipindahkan ke wilayah pinggiran kota.

Sejalan dengan pembangunan jalan By-Pass, penetapan kawasan Air Pacah sebagai lokasi terminal yang baru dirasa strategis karena kawasan ini merupakan daerah penghubung dari pelabuhan Teluk Bayur, Bandara Internasional Minangkabau (BIM), dan kawasan Batang Anai yang direncanakan menjadi kawasan Padang Industrial Park (PIP).

Setelah dimulai pembangunan terminal di kawasan Air Pacah dengan nama Terminal Regional Bingkuang. Pada Tahun 1998 dilahirkan uji coba pemakaian Terminal Regional Bingkuang. Sejumlah perusahaan mobil dan sopir menolak pindah ke terminal yang baru dengan alasan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dan lokasi terminal yang berada jauh dari pusat kota.

Tahun 2002, Terminal Regional Bingkuang dioperasikan untuk kedua kalinya. Perpindahan terminal ini ternyata menimbulkan banyak permasalahan sosial dan ekonomi berupa matinya ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidup di

(6)

5 Terminal Lintas Andalas dan munculnya terminal bayangan di beberapa titik di Kota Padang seperti di Jalan Dr. Hamka Kota Padang, Simpang Duku, Simpang Lubuk Begalung dan Simpang Gaung Teluk Bayur.

Sebenarnya, Kota Padang memiliki terminal yang sangat bagus dengan Tipe A, yang merupakan satu-satunya di Propinsi Sumatera Barat, namun dalam pemanfaatannya terminal ini terbengkalai dengan kata lain tidak dapat difungsikan dengan berbagai persoalan.

Pelaksanaan pembangunan Terminal Regional Bingkuang (TRB) kota Padang telah mulai dibangun sejak tahun 1999. Namun pemanfaatannya tidak dirasakan secara nyata untuk perkembangan Kota Padang. Kurangnya infrastruktur penunjang mengakibatkan kurangnya akses masyarakat ke terminal, maka bus AKDP dan AKAP Kota Padang beroperasi dengan menaikkan dan menurunkan penumpang di tempat-tempat yang potensial ramai calon penumpang, seperti di Jalan Dr. Hamka Kota Padang.

Keberadaan Bus dan travel liar yang mencari penumpang di depan Kampus UNP ini, sedikit banyak memberi efek kurang baik pada kenyamanan berkendara.

Kalau sore atau pagi, sepanjang Kampus UNP sampai Basko Grand Mall pasti macet, salah satu penyebabnya adalah keberadaan travel liar dan bus yang nongkrong diruas jalan sepanjang itu.

Hal ini menjadi persoalan yang sangat serius, karena terminal penumpang yang telah dibangun dan dirancang sedemikian rupa namun dalam pengoperasian fungsi dan keberadaannya masih belum dilaksanakan secara utuh.

Terlebih lagi sudah diatur di dalam Pasal 36 UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan AngkutanJalan disebutkan bahwa setiap kendaraan bermotor umum dalam trayek wajib singgah di terminal yang sudah ditentukan, kecuali ditetapkan lain dalam izin trayek.

Permasalahan inilah yang memicu munculnya “terminal-terminal bayangan” di beberapa ruas jalan di Kota Padang seperti di Jalan Raya Dr. Hamka. Terminal bayangan ini hanya akan menambah kesembrawutan kota, mengganggu kenyamanan dalam proses perkuliahan, serta yang paling vital adalah menimbulkan

kemacetan. Ketiadaan terminal mengakibatkan semua orang saling berebut tempat di jalan raya. Hal ini disebabkan karena jalan raya yang padat merupakan suatu sumber daya milik bersama, sehingga penggunaan oleh seseorang akan mengurangi kemampuan orang lain untuk mengaksesnya.

Berdasarkan fenomena yang ditemui di lapangan sesuai dengan uraian diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan sebuah penelitian dengan mengambil judul “Dampak Keberadaan Terminal Bayangan Di Jalan Dr. Hamka Kota Padang ”.

METODELOGI PENELITIAN

Berdasarkan judul penelitian dan masalah serta sesuai dengan tujuan sifat masalah yang diteliti maka penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini tertuju kepada pengungkapan masalah yang terjadi pada masa sekarang dan sebagaimana adanya. Penelitian ini akan mendeskripsikan Dampak Keberadaan Terminal Bayangan bagi Kota Padang.

Penelitian ini bermaksud untuk mencari informasi sebanyak mungkin melalui informan dan pengamatan langsung di lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan informan penelitian, serta dilihat dari fokus penelitian yaitu dampak keberadaan terminal bayangan di jalan Dr. Hamka Kota Padang.

Pertama, persepsi masyarakat tentang keberadaan terminal bayangan di jalan Dr. Hamka Kota Padang mempunyai persepsi yang hampir sama, bahwa terminal bayangan ini seharusnya tidak ada, tetapi karena di kota Padang tidak ada terminal maka munculah terminal bayangan, walaupun ada beberapa orang masyarakat yang menyetujui tentang keberadaan terminal bayangan ini, karena dengan adanya terminal bayangan ini masyarakat tidak perlu lagi ke terminal air pacah yang jauh dari pusat kota, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.

Menurut Thoha (2008 : 141), dimana persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang

(7)

6 lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Selanjutnya menurut Krech dalam Thoha (2008 : 142), bahwa persepsi adalah suatu proses kognitif yang komplek dan menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang barang kali sangat berbeda dari kenyataannya.

Kedua, terminal merupakan suatu titik henti perjalanan, dengan demikian terminal angkutan umum selalu diperlukan pada setiap kota baik kota besar maupun kecil. Keberadaan terminal bayangan dianggap sebagai kemudahan bagi masyarakat karena mempercepat dan mempermudah bertemunya angkutan umum untuk mendapatkan transportasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2008) terdapat unsur-unsur pengangkutan atau transportasi meliputi atas : a) ada muatan yang diangkut, b) tersedia kendaraan atau alat angkutan, c) ada jalanan/jalur yang dapat dilalui, d) ada terminal asal dan terminal tujuan, serta e) sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.

Ketiga, dampak negatif munculnya terminal bayangan ini dianggap mengganggu aktivitas di jalan karena akan mempersempit luas jalan sehingga menyebabkan penumpukan barang dan orang serta kemacetan..

Hal ini sesuai menurut Boediningsih (2011) menyatakan bahwa kemacetan lalu lintas terjadi karena beberapa factor, seperti banyak pengguna jalan yang tidak tertib, pemakaian jalan melawan arus, kurangnya petugas lalu lintas yang mengawasi, adanya mobil yang parkir di badan jalan, permukaan jalan yang tidak merata, tidak ada jembatan penyebrangan, dan tidak ada pembatasan jenis kendaraan.

Banyaknya pengguna jalan yang tidak tertib, seperti adanya pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan dan parkir liar. Selain itu, ada pemakaian jalan yang melawan arus.

Hal ini terjadi karena kurangnya jumlah petugas lalu lintas dalam mengatasi jalannya lalu lintas terutama di jalan-jalan yang rawan macet.

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis masalah yang ada dan ditulis pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan :

1. Persepsi masyarakat tentang keberadaan terminal bayangan. Ada masyarakat menyatakan bahwa persepsi yang hampir sama dengan keberadaan terminal bayangan ini bahwa lebih baik lagi di kota Padang ini mempunyai terminal yang resmi, walaupun ada beberapa orang masyarakat yang menyetujui tentang keberadaan terminal bayangan di jalan Dr. Hamka ini karena dapat menambah pendapatan terutama masyarakat sebagai pedagang kaki lima.

2. Dampak positif keberadaan terminal bayangan di jalan Dr.

Hamka Kota Padang yaitu bahwa dengan adanya terminal bayangan ini masyarakat sebagai penumpang lebih mudah menemukan angkutan dan dapat naik dan turun angkutan di jalan yang mereka inginkan serta tidak perlu jauh-jauh untuk ke terminal.

3. Secara umum terminal bayangan yang ada di Jalan Dr. Hamka memberikan dampak negatif bagi masyarakat terutama sebelum adanya terminal yang resmi, karena dapat mengganggu aktivitas jalan bagi masyarakat yang mempunyai kendaraan pribadi serta dapat mengganggu keindahan tata kota Padang.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada masyarakat agar nantinya kalau sudah ada terminal yang resmi di kota Padang ini dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga menaikkan dan menurunkan penumpang tidak lagi di jalan melainkan di terminal yang telah disediakan.

2. Diharapkan kepada Pemerintah untuk lebih memperhatikan lokasi untuk dijadikan sebagai terminal agar terminal yang

(8)

7 sudah dibangun dapat difungsikan dengan seharusnya agar tidak terjadi macet di jalan yang dijadikan sebagai terminal bayangan.

3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih mendalam tentang dampak keberadaan terminal bayangan.

DAFTAR PUSTAKA

Salim, Abbas. 2000. Manajemen Transportasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Nasution, A. 1996. Manajemen Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Thoha, Miftah. 2008. PERILAKU ORGANISASI : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. RAJA GRAFINDO.

Boediningsih, W. (2011). Dampak kepadatan lalu lintas terhadap polusi udara kota Surabaya. Jurnal 20 (20). Hlm. 122-132.

Sahnan, Slamet Rianto, M.Pd, Nefilinda, SE, M.Si. “Problems and Efforts Transportation of Oil Palm Plantation Result Communiti in Sungai Tanang Sungai Aua Village Sungai Aua District Pasaman Barat Region." Pendidikan Geografi 2.3 (2014).

Faradona, Ridwan Ahmad, Nefilinda "Studi Penerapan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) Di KEecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat."

Pendidikan Geografi 2.2 (2013).

Ningsih, Ridwan Ahmad, and Nefilinda.

"Public perception of the plan of conversion of kerosene to LPG in urban districts bungus bungus west bay sackcloth desert." Pendidikan Geografi 2.2 (2013).

Referensi

Dokumen terkait

1 ﺪﻗو ةدﺎﳌا ﻲﻔﻓ ،ﺐﻫﺬﳌا ﺺﻧ ﰲ ءﺎﺟ ﺎﻣ ﻊﻣ ﻲﺼﺨﺸﻟا لاﻮﺣﻷا نﻮﻧﺎﻗ ﻖﻓاﻮﺗ 164 �ﺰﻟا ﻦﻣ ﻪﺑ ﻪﺘﺟوز ﻰﻣر ﺎﻤﻴﻓ قدﺎﺻ ﻪﻧإ ﻟﻠﻪﺑﺎ نﺎﳝأ ﻊﺑرأ ﻞﺟﺮﻟا ﻢﺴﻘﻳ نﺑﺄ نﺎﻌﻠﻟا يﺮﳚ" :ﻪﻨﻣ ﻲﻔﻧ وأ ﺪﻟﻮﻟا نﺎﳝأ ﻊﺑرأ