Dampak Masif Korupsi & Teknik Investigasi
Disampaikan oleh: Dr. Abdul Haris, M.Si
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220520-kenali-bahayanya-dampak-korupsi-di- berbagai-bidang-ini
20 MEI 2022 visibility 12060
Kenali Bahayanya Dampak Korupsi di Berbagai Bidang Ini
Korupsi dianggap sebuah kejahatan luar biasa karena memiliki dampak yang masif dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tidak hanya merugikan negara, korupsi menyengsarakan rakyat di dalamnya. Berbagai dampak korupsi di berbagai bidang bisa
dirasakan sendiri oleh kita semua.
Cerminan dampak korupsi bisa dilihat dari mahalnya harga jasa dan pelayanan publik, masyarakat yang semakin miskin, atau terbatasnya fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Perkembangan ekonomi mandek dan berbagai rencana pembangunan terhambat akibat korupsi. Belum lagi dari sisi budaya, korupsi semakin menggerus kearifan lokal dan menggantinya dengan tabiat yang buruk.
Semangat melawan korupsi akan semakin kuat jika kita memahami dampak-dampak tersebut.
Berikut adalah dampak-dampak korupsi di berbagai bidang, agar bisa kita kenali dan cegah:
1. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi
Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat investasi. Hal ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat korupsi yang tinggi. Ada banyak cara orang untuk tahu tingkat korupsi sebuah negara, salah satunya lewat Indeks Persepsi Korupsi (IPK).
Dikutip dari buku Modul Integritas Bisnis Seri 3: Dampak Sosial Korupsi, korupsi juga menambah beban dalan transaksi ekonomi dan menciptakan sistem kelembagaan yang buruk.
Adanya suap dan pungli dalam sebuah perekonomian menyebabkan biaya transaksi ekonomi menjadi semakin tinggi. Hal ini menyebabkan inefisiensi dalam perekonomian.
Melambatnya perekonomian membuat kesenjangan sosial semakin lebar. Orang kaya dengan kekuasaan, mampu melakukan suap, akan semakin kaya. Sementara orang miskin akan semakin terpuruk dalam kemelaratan.
Tindakan korupsi juga mampu memindahkan sumber daya publik ke tangan para koruptor, akibatnya uang pembelanjaan pemerintah menjadi lebih sedikit. Ujung-ujungnya rakyat miskin
tidak akan mendapatkan kehidupan yang layak, pendidikan yang baik, atau fasilitas kesehatan yang mencukupi.
2. Dampak Korupsi di Bidang Kesehatan
Di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang, korupsi di bidang kesehatan akan semakin terasa dampaknya. Korupsi proyek dan anggaran kesehatan kerap terjadi di antara pejabat pemerintah, bahkan menteri. Sudah dua mantan dua mantan menteri kesehatan Indonesia yang ditahan karena korupsi, yaitu Achmad Suyudi dan Siti Fadilah Supari.
Menurut catatan Indonesia Corruption Watch (ICW), korupsi jadi biang keladi buruknya pelayanan kesehatan, dua masalah utama adalah peralatan yang tidak memadai dan kekurangan obat. Korupsi juga membuat masyarakat sulit mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Dampak dari korupsi bidang kesehatan adalah secara langsung mengancam nyawa masyarakat. ICW mencatat, pengadaan alat kesehatan dan obat merupakan dua sektor paling rawan korupsi. Perangkat medis yang dibeli dalam proses korupsi berkualitas buruk, pelayanan purnajualnya juga jelek, serta tidak presisi. Begitu juga dengan obat yang pembeliannya mengandung unsur korupsi, pasti keampuhannya dipertanyakan.
3. Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan
Salah satu sektor yang paling banyak dikorupsi adalah pembangunan dan infrastruktur. Salah satu modus korupsi di sektor ini, menurut Studi World Bank, adalah mark up yang sangat tinggi mencapai 40 persen. KPK mencatat, dalam sebuah kasus korupsi infrastruktur, dari nilai kontrak 100 persen, ternyata nilai riil infrastruktur hanya tinggal 50 persen, karena sisanya dibagi-bagi dalam proyek bancakan para koruptor.
Dampak dari korupsi ini tentu saja kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat mengancam keselamatan publik. Proyek infrastruktur yang sarat korupsi juga tidak akan bertahan lama, cepat rusak, sehingga harus dibuka proyek baru yang sama untuk dikorupsi lagi.
KPK mencatat, korupsi di sektor ini terjadi dari tahapan perencanaan, proses pengadaan, hingga pelaksanaan. Di tahap perencanaan, koruptor sudah mencari celah terkait kepastian anggaran, fee proyek, atau cara mengatur pemenang tender. Pada pelaksanaan, terjadi manipulasi laporan pekerjaan atau pekerjaan fiktif, menggerogoti uang negara.
4. Korupsi Meningkatkan Kemiskinan
Kemiskinan berdasarkan klasifikasi Badan Pusat Statistik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
1. Kemiskinan absolut
Warga dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan bekerja dengan layak.
2. Kemiskinan relatif
Merupakan kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan yang dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan relatif ditentukan dan ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat.
3. Kemiskinan kultural
Merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor adat atau budaya yang membelenggu sehingga tetap berada dalam kondisi miskin.
4. Kemiskinan struktural
Merupakan kemiskinan yang terjadi akibat ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap sistem yang tidak adil sehingga mereka tetap terjebak dalam kemiskinan.
Korupsi yang berdampak pada perekonomian menyumbang banyak untuk meningkatnya kemiskinan masyarakat di sebuah negara. Dampak korupsi melalui pertumbuhan ekonomi adalah kemiskinan absolut. Sementara dampak korupsi terhadap ketimpangan pendapatan memunculkan kemiskinan relatif.
Alur korupsi yang terus menerus akan semakin memunculkan kemiskinan masyarakat. Korupsi akan membuat masyarakat miskin semakin menderita, dengan mahalnya harga pelayanan publik dan kesehatan. Pendidikan yang buruk akibat korupsi juga tidak akan mampu membawa masyarakat miskin lepas dari jerat korupsi.
5. Dampak Korupsi Terhadap Budaya
Korupsi juga berdampak buruk terhadap budaya dan norma masyarakat. Ketika korupsi telah menjadi kebiasaan, maka masyarakat akan menganggapnya sebagai hal lumrah dan bukan sesuatu yang berbahaya. Hal ini akan membuat korupsi mengakar di tengah masyarakat sehingga menjadi norma dan budaya.
Beberapa dampak korupsi terhadap budaya pernah diteliti oleh Fisman dan Miguel (2008), Barr dan Serra (2010). Hasil penelitian Fisman dan Miguel (2008) menunjukkan bahwa diplomat di New York dari negara dengan tingkat korupsi tinggi cenderung lebih banyak melakukan pelanggaran parkir dibanding diplomat dari negara dengan tingkat korupsi
rendah. Perilaku ini dianggap sebagai indikasi budaya.
Sementara hasil penelitian Barr dan Serra (2010) menunjukkan bahwa data di Inggris memberikan hasil serupa yaitu adanya hubungan positif antara tingkat korupsi di negara asal dengan kecenderungan para imigran melakukan penyogokan. Ketika masyarakat permisif terhadap korupsi, maka semakin banyak individu yang melanggar norma antikorupsi atau melakukan korupsi dan semakin rendah rasa bersalah.
Jangan sampai korupsi menjadi budaya dan norma di Indonesia. Belum ada kata terlambat untuk menciptakan Indonesia yang bersih dari korupsi. Karena memberantas korupsi adalah harga mati untuk Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Teknik Investigasi dan Penyelidikan Tindak Pidana Korupsi
Selasa, 12 Oktober 2021 19:58:15 WIB
https://ps2k.uin-suka.ac.id/id/liputan/detail/1297/teknik-investigasi-dan-penyelidikan-tindak-pidana-korupsi Bersama Bapak Novel Baswedan (Mantan Penyidik KPK RI)
(Sabtu, 09 Oktober 2021)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidan Korupsi, bahwa tindak pidana korupsi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa hal, diantaranya: merugikan keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan dalam pengadaan serta gratifikasi. Dalam rangka pemberantasan korupsi perlu dilakukan penegakan secara terintegrasi, adanya kerja sama internasional dan regulasi yang harmonis dalam tindakan investigasi tindak pidana korupsi. Namun, pada kenyataanya masih banyak pandangan dari masyarakat awam tentang tindakan ini termasuk tindakan yang benar-benar tindak pidana korupsi atau kesalahpahaman dalam pandangan masyarakat itu sendiri mengenai cara mereka memandang tindakan korupsi. Pada kesempatan ini, Pusat Studi Syariah dan Konstitusi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan “Pelatihan Penyidikan dan Tekhnik Investigasi Tindak Pidana Korupsi”, dengan menghadirkan narasamber, BapakNovel Baswedan, S.Ik.,M.H. selaku mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) Republik Indonesia, serta Khairil Anam selaku Moderator pada 9 Oktober 2021, pukul 09.00-12.00 WIB, secara zoom daring.
Pada kegiatan ini, dihadiri oleh Ibu Nurainun Mangunsong, S.H, M.Hum. selaku direktur PS2K, Bapak. Prof. Dr. Drs. KH. Makhrus Munajat, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Ibu Nurul F. Damayanti, S.H., M.H. selaku Jaksa Fungsional Pidana Umum Kejaksaan Tinggi D.I Yogyakarta, BapakNovel Baswedan, S.Ik.,M.H. selaku mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) Republik Indonesia, seluruh peserta kegiatan pelatihan penyidikan dan tekhnik investigasi tindak pidana korupsi, serta panitia dan staf-staf Pusat Studi Syariah dan Konstitusi.
Dalam sesi pelatihan, BapakNovel Baswedan menjelaskan mengenai apa itu investigasi tindak pidana korupsi, perbedaan penyelidikan dan penyidikan dalam investigasi tindak pidana korupsi, kualifikasi orang yang akan dimintai pertanggungjawaban berdasakan bukti-bukti yang meyakinkan standar kaidah pembuktian dalam tindak pidana korupsi, tahapan perbuatan menjadi pidana dari
awal sampai selesai, siapa yang disebut pelaku dalam investigasi tindak pidana korupsi, apa yang harus di pahami oleh seorang investigator ketika melakukan investigasi, perbedaan delik tindak pidana korupsi yang berhubungan dengan keuangan negara dengan delik lainnya, pengetahuan yang di butuhkan oleh seorang investigator dalam melakukan tindakan investigasi tindak pidana korupsi, dan yang terakhir adalah cara untuk memperoleh bukti dalam investigasi tindak pidana korupsi.
Dalam teknik investigasi tindak pidana korupsi, Novel Baswedan menjelaskan terlebih dahulu tentang perbedaan antara penyelidikan dan penyidikan, perbedaanya yaitu jika penyelidikan adalah upaya untuk mencari suatu kejadian atau peristiwa tersebut apakah merupakan perbuatan pidana atau bukan dan peristiwa itu perlu di lakukan proses lebih lanjut atau tidak. Sedangkan penyidikkan adalah sudah terbukti bahwa peristiwa tersebut merupakan perbuatan pidana untuk mengetahui tindakan tersebut di lakukan oleh siapa dan di kenakan tindak pidana apa dalam undang-undang serta guna untuk menentukan rumuskan hukum nya di buat seperti apa. Beliau juga menjelaskan kualifikasi orang yang akan dimintai proses pertanggung jawaban terkait tindak pidana korupsi, semisal data-data pendukung terkait yang membuktikan bahwa orang tersebut benar-benar melakukan korupsi serta melakukan survai langsung laporan pertanggungjawaban dan anggaran dana terkait.
Novel Baswedan juga menjelaskan, mengenai apa saja yang harus di pahami oleh seorang investigator ketika melakukan investigasi, beliau menjelasakan bahwa seorang investigator harus mampu memahami dan membedakan tindakan mana yang termasuk delik pidana korupsi sebagaimana yang di maksud dalam KUHAP dan UU Tindak Pidana Korupsi, atau termasuk delik lainnya. Selain itu beliau juga menerangkan penjelasannya bahwa seorang investigator harus benar- benar mengerti dan memahami tentang tindak pidana korupsi yang berhubungan dengan keuangan negara atau delik yang bukan berhubungan dengan tindakan tersebut. Beliau memberikan contoh sebuah kasus mengenai proyek jalan yang di bangun dengan dana dari pemerintah yang turun sebesar 1 milyar, namun pada realita nya pemabangunan jalan tersebut hanya di buat dengan dana yang menghabiskan 500 juta. Dari kasus tersebut Bapak Novel Baswedan mencoba untuk memberikan penjelasan bahwa sebelum kita menyatakan pihak yang di berikan pertanggungajwaban dalam proyek jalan tersebut sebagai seorang pelaku tindak pidana korupsi, maka kita harus melakukan investigasi terlebih dahulu, mulai dari survei laporan keuangan, survei laporan administrasi dan survai lokasi proyek tersebut, mungkin yang menjadikan anggaran dana tersebut hanya dipakai sebesar 500 juta karena di sisi lain ada kendala dalam hal lokasi yang menjadikan tempat tersebut tidak bisa di gunakan untuk melanjutkan proyek pembuatan jalan dengan dana sebesar 1 milyar terebut.
Dengan demikian, pelatihan mengenai penyidikan dan tekhnik investigasi tindak pidana korupsi yang di sampaikan oleh Bapak Novel Baswedan ini memberikan pengetahuan yang sangat bagus bahwa sebagai seorang punggawa hukum kita harus benar-benar bisa menjadi seorang investigator yang mampu memahami setiap permasalahan atau kasus dengan rumusan delik yang sesuai, mampu mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung, dapat mempertanggungjawabkan tindak pidana yang sesuai dengan delik yang diatur oleh Undang-Undang serta memliki pengetahuan dan teknis-teknis dalam investigasi penyidikan tindak pidana korupsi.
“Ketika kita bekerja untuk memperjuangkan keadilan dan kebaikan, orientasinya bukan pada hasil namun, yang terpenting adalah tentang perjuangan dan usaha yang kita lakukan untuk menegakkan keadilan dan kebaikan tersebut, serta sangat penting menjaga kejujuran, jika kejujuran itu sulit maka pandanglah bahwa kejujuran adalah sebuah integritas dan sebuah tantangan yang harus selalu di
perjuangkan.” _ Bapak Novel Baswedan.