• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Penyakit Sistemik terhadap Kesehatan Mulut dan Sebaliknya pada Lansia

N/A
N/A
Lord Adi

Academic year: 2024

Membagikan "Dampak Penyakit Sistemik terhadap Kesehatan Mulut dan Sebaliknya pada Lansia"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENYAKIT SISTEMIK TERHADAP KESEHATAN MULUT DAN SEBALIKNYA

PADA LANSIA

ANGGUN MAULIANA PUTRI Blok Gerodontologi

(2)

OVERVIEW

Tujuan Pembelajaran Pendahuluan

Topik 1: Dampak Kondisi Sistemik terhadap Kesehatan RM Lansia

01 02

03

(3)

1. Mampu memahami hubungan antara kondisi sistemik dan kesehatan rongga mulut.

Pada akhir pembelajaran, mahasiswa diharapkan:

TUJUAN PEMBELAJARAN

3. Mampu mengedukasi terkait dampak penyakit sistemik terhadap rongga mulut dan sebaliknya.

2. Mampu membedakan kondisi fisiologis dan patologis mukosa mulut pada proses penuaan.

(4)

• Proses penuaan merupakan kondisi fisiologis yang berlangsung lambat dan pasti, serta merupakan

perubahan kumulatif sejalan dengan kronologis pertambahan usia.

• Hal ini berdampak pada berkurangnya kemampuan

organisme untuk merespon lingkungan dan atau penyakit.

PENDAHULUAN

(5)

Kategori Umur Menurut Depkes RI (2009):

• Masa balita = 0 – 5 tahun,

• Masa kanak-kanak = 5 – 11 tahun

• Masa remaja Awal = 12 – 1 6 tahun

• Masa remaja Akhir = 17 – 25 tahun

• Masa dewasa Awal = 26 – 35 tahun

• Masa dewasa Akhir = 36 – 45 tahun

• Masa Lansia Awal = 46 – 55 tahun

• Masa Lansia Akhir = 56 – 65 tahun

Kategori Umur menurut WHO:

• Middle age: 45 – 59 tahun

• Elderly: 60 – 74 tahun

• Old: 75 – 90 tahun

• Very old: 90 tahun

PENDAHULUAN

(6)

• Hampir 90% lansia menderita penyakit kronis, 30% diantaranya menderita tiga atau lebih penyakit (multiple systemic disease)

• Wasting syndrome: menurunnya massa otot → lemah, tidak bisa banyak bergerak, dan berkurangnya aktivitas fisik

• Selain proses fisiologis penuaan, penyakit sistemik dan atau

terapinya berdampak besar terhadap kesehatan rongga mulut lansia.

PENDAHULUAN

(7)

• Hilangnya gigi geligi, oral cancer, dan menurunnya fungsi mastikasi hanya beberapa hal yg mempengaruhi morbiditas, mortalitas, dan kualitas hidup manual.

• Perubahan pada mukosa RM merupakan efek kumulatif penyakit

sistemik, obat-obatan, atau gabungan keduanya dan bukan semata- mata akibat proses penuaan biologis mukosa rongga mulut.

PENDAHULUAN

(8)

• Successful Ageing: probabilitas rendah mengalami penyakit dan kecacatan terkait penyakit

• Usual Ageing: lansia dengan kondisi penuaan fisiologis

• Pathological Ageing: lansia dengan penyakit kronis → debilitasi atau disabilitas

PENDAHULUAN

(9)

Topik 1:

Dampak Kondisi Sistemik terhadap Kesehatan

Rongga Mulut Lansia

(10)

PENYAKIT YANG UMUM DITEMUKAN PADA LANSIA

(11)

CARDIOVASCULAR DISEASE (CVD)

• Cardiovascular (CV) diseases ➔ ischemic heart disease, myocardial infarction, dan hipertensi.

• Nyeri angina ➔ reffered pain ke leher, clavicula, mandibula dan dapat terlokalisir didaerah mandibula dan gigi

Penting untuk menegakkan diagnosis banding, seperti nyeri yg berasal dari dental-alveolar (karies atau peny. periodontal), TMJ, nyeri nervus sentral /

perifer atau CVD.

(12)

CARDIOVASCULAR DISEASE (CVD)

Obat anti-hypertensi dapat menyebabkan:

Disfungsi kelenjar saliva dry mouth (diuretics, calcium channel blocker, beta blockers),

Stomatitis atau gingivitis (lipid lowering agent)

Pembesaran gingiva (calcium channel blockers),

Lichenoid reactions (thiazide diuretics, ACE inhibitors, propranolol, furomeside, spironolactone dan labetalol)

Terapi pada CVD juga berdampak pd kesehatan rongga mulut

(13)

CARDIOVASCULAR DISEASE (CVD)

Infeksi oportunistik RM ↑, misalnya reaKtivasi HSV dan Ca (Cardiac transplantation + immunosuppressive postoperative )

Cyclosporyine untuk antirejection pembesaran gingiva 13-85% pasien

Efek Terapi pada CVD lainnya yg berdampak pd kesehatan rongga mulut:

Kekakuan aorta

Penurunan sensitivitas baroreseptor (carotid sinus and aortic arches) tension pada dinding arteri

Perubahan electrical conduction

Penurunan cardiac output

Coronary artery disease

Pertimbangan kewaspadaan lainnya pada lansia dengan CVD:

(14)

CARDIOVASCULAR DISEASE (CVD)

DENTAL HEALTH CONSIDERATIONS

• Waspada penggunaan Anastesi lokal yg mengandung epinefrin pada pasien cardiac terapi ➔ meningkatkan denyut jantung, volume stroke, dan output cardiac.

• Pada pasien CVD disarankan penggunaan epinefrin dosis rendah (0.04 mg / ± 1.8 cc carpules 1:100.000 epinefrin).

• Saat ini, beberapa RS menerapkan preventif measurement → peningkatan OH sebelum terapi/surgery CVD.

(15)

MALIGNANT NEOPLASMA

• Malignant neoplasma: genitourinary, gastrointestinal, dan paru.

• Prevalensi dan mortalitas oral kanker meningkat sejalan dengan umur

Tidak mempengaruhi kesehatan rongga mulut secara langsung, namun terapi

• Kemoterapi: reversible oral mucositis, stomatitis, hipofungsi kelenjar saliva, menurunnya nafsu makan, rentan infeksi mikroorganisme.

• Efek Postoperative: facial disfiguration, disfagia, kesulitan berbicara dan mengunyah, trismus, fasial, serta oral parastesia.

(16)

CEREBROVASCULAR DISEASE

• CEREBROVASCULAR DISEASES: perubahan motorik, sensoris, dan kognitif sangat mempengaruhi fungsi dan kesehatan RM ➔ fungsi bicara, fungsi pengunyahan, ill-fitting denture, buka-tutup mulut

• Terapi Antikoagulan ➔ hemorrhage, petechiae, ecchymoses, dan purpura

(17)

RESPIRATORY DISEASE

Saluran pernapasan atas : Common Cold, Rhinitis Alergi, Conjunctivitis, Otitis Media, Sinusitis, Laryngitis dan Laryngotracheobronchitis,Pharyngitis dan Tonsilitis infeksi langsung atau respon jar. limfoid

Dampak pada mukosa rongga (immunosuppressive): stomatitis, herpetic gingivo- stomatitis, recurrent herpes labialis, varizella zoster

Infeksi saluran napas bawah : Bronchitis, Pneumonia, PPOK (COPD), Asthma, Cystic Fibrosis, Embolisme Paru

Penyakit Neuromuscular dan Cerebrovascular, Debilitation, Hypofungsi saliva, dan Obat-obatan berisiko tinggi untuk aspirasi Pneumonia

Oral biofilm berpotensi sbg retensi bakteri Pneumonia sehingga penderita dg

(18)

DIABETES MELLITUS (DM)

• Diagnosis DM:

Classic symptoms: polyuria, polydipsia, berat badan ↓, rabun

Pemeriksaan laboratorium: (American Diabetes Association, 2004).

• Gula Darah Puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl

• Gula Darah sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dl

• G2PP ≥ 200 mg/dl

• HbA1C ≥ 6,5%

Kontrol glikemik yang buruk menyebabkan peningkatan insidensi dan progresi

(19)

GASTROINTESTINAL DISEASE

GERD (Gastroesophageal reflux disease) ➔ disgeusia, gigi sensitif, erosi, dan atau pulpitis

Inflammatory Bowel Disease (IBD)

pyostomatitis vegetenas, stomatitis kronis,

apthous ulcerations, cobblestone appereance, oral epithelial tags and folds, gingivitis, lip

swelling, lichenoid reactions, granulomatous inflammation of salivary gland ductus,

(20)

Topic 2:

Dampak Kesehatan RM terhadap Kondisi

Sistemik Lansia

(21)

Dampak Kesehatan Rongga mulut terhadap Kesehatan Sistemik

• Respon terhadap bakteri patogen ➔ Porphyromonas gingivalis, Tanerella forsythia, Treponema denticola dan Aggregatibacter

actinomycetemcomitans, Lipopolysaccharide (LPS).

• Respon immuno-inflamasi seluler dan humoral terjadi secara lokal di jaringan periodontal

Ingat ”IT IS THE HOST’S INFLAMMATORY RESPONSE TO THE BACTERIAL CHALLENGE, RATHER THAN THE BACTERIA THEMSELVES” → umumnya

bertanggung jawab untuk rusaknya jaringan periodontal.

(22)

Dampak Kesehatan Rongga mulut terhadap Kesehatan Sistemik

• Terdapat DNA bakteri dari patogen periodontal pada spesimen endarterektomi karotis - Haraszthy, et al. (2000)

• Ditemukan bakteri patogen periodontal yang hidup pada plak aterosklerotik manusia - Kozarov, et al. (2005).

• Penyebaran sistemik mediator inflamasi lokal misalnya IL-1, IL-6, IL-8 dan TNF, yang meningkat pada penyakit periodontal.

• Kemungkinan lain ➔ molecular mimicry, yaitu respon autoimun yang terjadi

(23)

PERIODONTITIS – DIABETES MELLITUS

Penelitian terbaru difokuskan pada konsekuensi hiperglikemia dan pembentukan Advanced Glycation End Products (AGEs).

AGEs adalah senyawa yang terbentuk dari glikasi protein dan lipid irreversible yang terakumulasi dalam jaringan dan dikaitkan dengan komplikasi DM.

Reseptor AGEs diekspresikan pada berbagai sel jaringan gingiva sel endothelial dan makrofag.

Activation receptor for AGEs dianggap paling banyak berhubungan dengan kerusakan jaringan pada periodontitis (Lalla, et al., 2001).

Risiko periodontitis pada penderita DM berhubungan erat dengan durasi dan derajat diabetes.

(24)

ORAL CANDIDIASIS

Oral Candidiasis Candida mannan concentration berelasi dengan

usia, jumlah gigi yang tidak dirawat, jumlah gigi palsu yang digunakan, pH saliva, HbA1c, dan kadar sel darah merah (terutama lansia).

Peningkatan oral candida Septicemia

(25)

PENATALAKSANAAN PENYAKIT PADA LANSIA

(26)

Complicated

• Keterbatasan: Sosial, ekonomi, finansial, keluarga, medical, physical, dan kendala transportasi/mobilitas

• Berbagai masalah seperti kondisi pasien ➔ Dynamic treatment plan

• Masalah kesehatan ➔ Modifikasi perawatan ➔ re-assessment dan komunikasi

• Intelektualitas terganggu, tuli, dan depresi

PENATALAKSANAAN PENYAKIT PADA LANSIA

(27)

REFERENSI

(28)

TERIMA KASIH

[email protected]

Referensi

Dokumen terkait

judul “ Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Non Kesehatan Universitas Sumatera Utara Terhadap Penyakit Mulut ” ini merupakan salah satu syarat yang harus

Berdasarkan hasil pengkajian menggunakan OHAT, nilai status kesehatan rongga mulut lansia yang menyirih di Desa Hilibadalu adalah 6,79 dari rentang nilai 0 (sangat sehat) sampai

Kesimpulan Ada pengaruh keaktifan lansia dalam kegiatan posyandu lansia antara kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit degeneratif dan yang

besar pada kelainan atau penyakit sistemik sehingga kualitas hidup (terkait kesehatan gigi dan mulut) pada lansia yang mengalami ganguan sendi temporomandibula

Berdasarkan hasil perhitungan skor penilaian dari keseluruhan responden, maka tingkat pengetahuan responden tentang dampak merokok bagi kesehatan gigi dan mulut secara

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut terbentuk dari prilaku seseorang. Penelitian lain, juga menunjukan adanya kolerasi antara pengetahuan dengan perilaku kesehatan gigi

Kebijakan pelayananan kesehatan primer dalam manajemen penatalaksanaan penyakit kronis tidak menular pada lansia di Indonesia adalah menggunakan pendekatan Puskesmas santun

Kondisi kebersihan mulut lansia di Desa Darsono Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember dalam kondisi buruk sehingga perlu dilakukan peningkatan kesehatan gigi dan mulutnya yang