• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK SISTEM ERP TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA BUMN KONSTRUKSI

N/A
N/A
eci sm

Academic year: 2024

Membagikan "DAMPAK SISTEM ERP TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA BUMN KONSTRUKSI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK IMPLEMENTASI SISTEM ERP TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA BUMN KONSTRUKSI

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Magister Akuntansi pada Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti

Disusun oleh :

Wicaksono Abdinur Muhamad 123012304022

MAGISTER AKUNTANSI Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS TRISAKTI

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan perekonomian Indonesia yang sedang dijalankan Pemerintah ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam mewujudkan tujuan tersebut Pemerintah mendorong pelaku usaha untuk berperan dalam menggerakkan perekonomian. Salah satu pelaku usaha yang didorong Pemerintah untuk berperan aktif adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah suatu badan usaha yang modalnya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh pemerintah yang berasal dari kekayaan negara. BUMN merupakan pelaku penting dalam perekonomian nasional yang memiliki tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat di berbagai sektor baik itu transportasi, telekomunikasi, perikanan, perkebunan, perdagangan, keuangan, perikanan, konstruksi dan lainnya. Dengan beragam fungsi dan manfaat yang diberikan oleh BUMN diharapkan dapat membangun perekonomian yang lebih merata di Indonesia. Dari berbagai sektor BUMN yang ada, sektor konstruksi atau yang disebut BUMN Konstruksi adalah BUMN yang paling banyak menerima Penyertaan Modal Negara (PMN). Menurut Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian Sekretariat Jendral DPR RI bahwa PMN yang diberikan kepada BUMN Konstruksi periode 2015-2020 sebesar Rp. 32.07 Triliun dan periode 2021-2022 BUMN Konstruksi mendapat PMN sebesar Rp. 53,50 Triliun yang berasal dari APBN.

BUMN Konstruksi sebagai industri konstruksi, memiliki beberapa ciri khas atau karakteristik yang sangat spesifik dan yang berbeda dengan jasa industri yang lainnya. Menurut Holm (2000), Karakteristik industri kontruksi adalah :

1. Setiap proyek adalah unik dan produksinya situasional dimana produknya baru disetiap tempatnya.

2. Terdapat ketidakpastian dalam suatu proyek yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, dan sebab lainnya.

(3)

4. Banyaknya melibatkan partisipan: tenaga kerja dari kontraktor dan subkontraktor yang berbeda, arsitek dan konsultan, pemilik. Dimana semakin besar proyek akan semakin banyak yang terlibat.

5. Proyeknya kompleks dan beragam. Setiap konstruksi masing-masing memiliki banyak komponen.

6. Proses konstruksi memberi pengaruh terhadap lingkungan terutama dalam bentuk kebisingan, polusi dan tampilan.

Karakteristik tersebut membawa dampak resiko terhadap biaya dan waktu produksi sehingga mengakibatkan rata-rata industri konstruksi mempunyai laba yang rendah. Karakteristik yang spesifik industri konstruksi tersebut juga membawa akibat BUMN Konstruksi tidak terlepas dari berbagai permasalahan, terutama terkait keandalan informasi dari laporan keuangan terutama terkait manajemen laba.

Pada penelitian Asitalia (2017:110) manajemen laba menjadi salah satu aktivitas perusahaan dalam memanajemen perusahaan tersebut untuk membuat aturan akutansi yang memberi dampak bagi laba perusahaan untuk mendapatkan goals yang ditentukan. Hal yang menjadi faktor dalam manajemen laba di sebuah perusahaan yaitu penerapan pengelolaan perusahaan dan batasan yang menjadi ukuran aktiva pada perusahaan. Pada perusahaan jika penerapan pengelolaan perusahaan yang baik dijalankan mengikuti SOP maka dapat mengurangi aktivitas manajemen laba.

Aktivitas manajemen menjadi tanggungjawab manajer. Kegiatan manajemen dapat mempengaruhi manajemen laba perusahaan, jika disebuah perusahaan tersebut tingkat wewenang manajerialnya tinggi maka berpengaruh pada manajemen labanya akan menjadi rendah atau kebalikannya. Namun fenomena manajerial tersebut dapat menjadi pengaruh yang baik ataupun pengaruh buruk bagi perusahaan karena jika manajemen kepemilikan dilakukan dengan baik maka manajemen laba di perusahaan tersebut akan tinggi atau kebalikannya.

Salah satu informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yaitu informasi laba perusahaan yang sering dijadikan dalam pengukuran kinerja perusahaan. Informasi laba perusahaan atau disebut laba akuntansi dihasilkan oleh akuntansi keuangan yang berbasis akrual yang besarnya dapat dipengaruhi oleh pilihan-pilihan kebijakan akuntansi yang diambil oleh perusahaan. Dengan demikian, keandalan laba akuntansi akan sangat ditentukan oleh sejauh mana manajer dalam perusahaan memilih

(4)

kebijakan akuntansi tanpa maksud mempengaruhi tindakan tertentu dari pengguna informasi laba akuntansi dan tanpa maksud mencapai tujuan tujuan tertentu. Praktik memilih kebijakan akuntansi tertentu untuk mengubah laba akuntansi dengan maksud mempengaruhi tindakan ataupun mencapai tujuan tertentu merupakan praktik manajemen laba (earnings management). Menurut Davidson, Stickney dan Weil (1987), Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi yang diterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan. Fisher dan Rozenzweig (1995) menyatakan Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolannya tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan) keuntungan ekonomi jangka panjang. Kedua pendapat tersebut secara implisit dapat diartikan bahwa manajemen laba erat kaitannya dengan motivasi-motivasi yang mendasari manajer melakukan manajemen laba, sasaran-sasaran manajer yang ingin dicapai, dan penggunaan judgment-judgment dalam pelaporan keuangan.

Pada manajemen laba sering terjadi hal-hal yang menjadi faktor pengaruh manajemen laba itu sendiri seperti terdapat kelalaian pada pengelolaan manajemen keuangan baik secara langsung ataupun tidak langsung karena faktor dalam atau luar perusahaan. Pelaksanaan aktivitas manajemen laba dapat terpengaruh oleh laporan keuangan. Persentase kepemilikan saham yang tinggi dalam perusahaan mengartikan orang tersebut memiliki kekuasaan. Kepemilikan institusi yang tidak selaras dan berlandaskan kepentingan pribadi dapat berpengaruh kurang baik bagi perusahaan yang berdampak pada manajemen laba (memperkecil).

Dalam upaya mengikuti perkembangan bisnis yang semakin kompetitif dan mampu menciptakan keandalan informasi akuntansi, maka BUMN Konstruksi dituntut untuk menfaatkan teknologi informasi. Menurut Meiryani (2020:63) Teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi hardware, sofware dan komunikasi dan jaringan, serta kombinasi-kombinasi yang dibentuk diantara teknologi-teknologi tersebut yang digunakan sebagai sarana untuk menyelenggarakan kegiatan masukan, pengolahan dan keluaran informasi akuntani serta penyimpanan yang berkualitas. Teknologi sistem informasi yang merupakan suatu paket sistem teknologi untuk mengelola sumber daya perusahaan secara terintegrasi atau yang umum dikenal dengan istilah Enterprise Resource Planning (ERP).

(5)

Enterprise Resource Planning (ERP) menurut O’Brien, J. A., & Marakas, G. M.

(2010: 272) adalah sistem perusahaan yang meliputi semua fungsi yang terdapat di dalam perusahaan yang didorong oleh beberapa modul software yang terintegrasi untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan. Menurut Wibisono,S.(2005) ERP mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan sistem komputer yang tadinya saling berdiri sendiri di departemen-departemen yang ada. Dari implementasi sistem ini, data yang didapat dari sistem yang berbeda-beda akan diintegrasikan menjadi sistem tunggal dengan format yang standar dan tidak ada lagi perbedaan proses yang terjadi antar fungsi, antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda sehingga dapat dipantai suatu permasalahan yang terjadi secara terstruktur.

Menurtut Wibisono,A.F.(2013), Implementasi sistem ERP juga mengakibatkan perubahan yang cukup substantif dalam bidang informasi akuntansi, perubahan tersebut terjadi pada bagaimana informasi akuntansi diproses, disiapkan, diaudit dan disebarluaskan. Sistem pelaporan yang pada mulanya diproses, dan dibuat berdasarkan proses manual menunggu data dari berbagai divisi, sekarang para pembuat dapat dengan segera membuat laporan pada saat dibutuhkan, karena semua data sudah siap dipakai sebagai dasar pembuatan laporan. Maka pembuatan informasi akuntansi menjadi lebih cepat sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajer untuk menganalisa informasi akuntansi tersebut. Implementasi ERP juga mampu menyediakan manajemen informasi keuangan pada kondisi apapun setiap saat, sehingga para pimpinan mampu mengevaluasi hasil laporan setiap saat. Kemampuan sistem yang terintegrasi ini mampu mengurangi penghalang-penghalang antar fungsi organisasi sehingga manager memiliki kemampuan untuk mengakses informasi akuntansi yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Salah satu informasi yang menjadi acuan bagi pihak internal maupun eksternal yaitu informasi keuangan. Dalam bidang akuntansi informasi keuangan sering disebut dengan laporan keuangan. Salah satu tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Untuk memfasilitasi tujuan tersebut, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki informasi akuntansi agar dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Kriteria utama adalah relevan dan reliable, informasi akuntansi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan

(6)

menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan, dan informasi tersebut adalah reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi tergantung dengan informasi tersebut. Informasi yang dapat dikatakan andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan.

Sedangkan informasi dikatakan relevan adalah informasi yang mampu mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka pada masa lalu.

Hadirnya sistem ERP diharapkan akan membawa dampak positif atas informasi akuntansi yang dihasilkan karena kemampuannya memotong alur-alur pelaporan sehingga mampu mengurangi modifikasi pelaporan di setiap sub-sistemnya dan akhirnya akan menghasilkan laporan yang menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Seperti tujuan sistem ERP diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan sistem ERP akan mempengaruhi keandalan informasi akuntansi.

Keandalan informasi akuntansi diukur; dengan tingkat discretionary accruals yang merupakan salah satu indikator earning management (manajemen laba).

Dalam penelitian Wibisono (2013) implementasi sistem ERP tidak mampu mengurangi tikat manajemen laba secara signifikan akan tetapi implementasi sistem ERP mampu meningkatkan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal tersebut didukung oleh penelitian Aryani & Krimiaji (2013) yang menyatakan bahwa sistem ERP memiliki dampak positif pada kualitas informasi. Implementasi sistem ERP meningkatkan akses manajemen pada data akuntansi, penurunan kualitas audit pengendalian internal dan Implementasi ERP tidak mampu mengurangi discretionary accrual. Akbar & Harahap (2021) menyatakan bahwa ERP berpengaruh terhadap relevansi informasi akuntansi karena sistem tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap informasi akuntansi yang dihasilkan dengan meningkatnya relevansi dari informasi akuntansi perusahaan tersebut.

Berdasarlkan penerlitian-penelitian terdahulu yang belum secara spesifik meneliti implementasi ERP di bisnis sektor konstruksi yang mempunyai karakteristik khusus serta ada fenomena bisnis dilapangan dimana BUMN Konstruksi didorong untuk meng implementasi sistem ERP maka pada penelitian ini penulis meneliti

(7)

“Dampak Implementasi Sistem ERP Terhadap Manajemen Laba Pada BUMN Konstruksi”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis menyusun identifikasi masalah yang ada sebagai berikut :

1. Dampak sistem ERP pada praktik manajemen laba di BUMN Konstruksi.

2. Dampak penggunaan ERP di BUMN Konstruksi.

3. Dampak praktik manajemen laba di BUMN Konstruksi.

4. Dampak penerapan parsial ERP terhadap manajemen laba di BUMN Konstruksi.

5. Perbedaan implementasi ERP secara utuh dengan penerapan secara parsial di BUMN Konstruksi terhadap manajemen laba.

1.3 Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini penulis membatasi masalah dengan hanya meneliti hal-hal yang berkaitan dengan :

1. Dampak implementasi ERP di BUMN Konstruksi terhadap praktik manajemen laba.

2. Mencari perbedaan implementasi ERP di BUMN Konstruksi secara utuh dengan penerapan parsial terhadap manajemen laba.

1.4 Perumusan Masalah

1. Apakah dampak implementasi ERP terhadap praktik manajemen laba di BUMN Konstruksi ?

2. Apakah dampak implementasi ERP terhadap manajemen laba di BUMN Konstruksi jika diterapkan tidak secara utuh ?

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

(8)

1.5.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah :

1. Untuk menganalisis dampak Implementasi ERP terhadap praktik manajemen laba di BUMN Konstruksi.

2. Untuk mengetahui perbedaan dampak Implementasi ERP secara utuh dan implementasi ERP secara parsial terhadap praktik manajemen laba di BUMN Konstruksi.

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi akedemisi, praktisi ERP, perusahaan implementor dan regulator berupa :

1. Kontribusi pengembangan teori.

Penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris dan mendukung penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya serta sebagai informasi yang lebih spesifik di BUMN Konstruksi dan bahan masukan dalam melakukan penelitian yang sejenis dan berkaitan.

2. Kontribusi praktik.

Bagi manajemen perusahaan dan implementor aplikasi sistem ERP di BUMN Konstruksi, penelitian ini dapat memberikan bukti empiris tentang manfaat atas implementasi ERP dan memberikan keyakinan untuk mengembangkan fitur-fitur pengendalian yang disediakan oleh ERP.

3. Kontribusi kebijakan

Bagi pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai dampak implementasi ERP terhadap praktik manajemen laba di BUMN Konstruksi serta kebijakan selanjutnya yang akan diterapkan.

1.6 Sistematika Penelitian

Agar memudahkan penulis dalam membahas penelitian tesis ini, maka penulis menuliskan sistem penelitian yang akan dilakukan berdasarkan pada aturan yang

(9)

sudah ditetapkan oleh pihak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti sebagai berikut :

Bab 1. Pendahuluan

Bab ini memberi penjelasan tentang latar belakang masalah yang diteliti, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab 2. Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis

Bab ini memberi penjelasan tentang kerangka teoritis yang digunakan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis.

Bab 3. Metode Penelitian

Bab ini memberi penjelasan tentang rancangan dan definisi operasionalnya, variabel penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab 4. Hasil dan Pembahasan

Bab ini memberi penjelasan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil.

Bab 5. Simpulan, Keterbatasan dan Implikasi

Bab ini memberi penjelasan tentang simpulan, keterbatasan penelitian, dan implikasi.

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Rerangka Teoritis 2.1.1.1. Agency Theory

Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan latar belakang terjadinya manajemen laba di perusahaan. Konsep Agency Theory menurut Supriyono (2018:63) mengemukakan bahwa teori yang mempunyai hubungan keterikatan antara pemberi kontrak (principal) dan penerima kontrak. Dimana pemberi kontrak akan mengontrak agen untuk tujuan pemberi kontrak demi kepentingan bekerja sehingga pemberi kontrak bisa mencapai tujuan dengan memberikan wewenang pembuatan keputusan kepada agen, sedangkan menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan muncul ketika satu orang atau lebih prinsipal mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Agen sendiri mempunyai tanggung jawab atas target pencapaian tujuan yang telah ditetapkan principal dan agen juga bisa mendapatkan balasan atas hasil kerja kerasnya dari principal. Namun demikian seringkali hubungan keagenan menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai kepentingan principal, sehingga memicu timbulnya agency cost. Ini juga mengasumsikan bahwa prinsipal dan agen bertindak rasional bahwa mereka akan menggunakan proses kontrak untuk memaksimalkan kekayaan mereka. Ini berarti bahwa karena agen mencari motif maka cenderung untuk mengambil kesempatan untuk bertindak melawan kepentingan pemilik perusahaan (prinsipal).

(11)

Teori agensi yang dikaitkan dengan informasi keuangan dalam perusahaan dikemukakan oleh Adam (1994), teori agensi adalah bagian dari kelompok positivis teori yang berasal dari literatur hubungan keuangan. Menurut scott (2015) teori agensi adalah suatu teori untuk mempelajari suatu kontrak kerjasama pihak manajemen (agent) kepada investor (prinsipal). Teori ini berisi tentang hubungan kontrak kedua belah pihak yaitu dari pihak prinsipal dan agen, dimana investor akan menunjuk secara langsung agen (pihak manajemen) untuk mengelola manajemen perusahaan atas nama pemilik perusahaan. Maka dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan, teori agensi berasal dari literatur hubungan yang mempelajari kontrak kerjasama investor dan pihak manajemen untuk mengelola manajemen perusahaan.

Hal ini mendalilkan bahwa perusahaan terdiri hubungan kontrak antara pemilik sumber daya ekonomi (the principals) dan manager (Agent) yang dibebankan dengan menggunakan dan mengendalikan sumber daya tersebut. Selanjutnya, teori keagenan didasarkan pada dasar pemikiran bahwa agen memiliki informasi lebih dari prinsipal dan bahwa ini merupakan asimetri informasi negatif yang mempengaruhi kemampuan para pelaku untuk memantau secara efektif apakah kepentingan mereka dengan benar dilayani oleh agen.Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Karena itu timbulnya manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori agensi ini.

Salah satu cara agar dapat menyelaraskan tujuan principal dan agen adalah melalui mekanisme pelaporan (Luayyi, 2010). Informasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga pelaporan keuangan mempuyai peran yang penting untuk membagi risiko pemilik (prinsipal) dan manajer (agent). Pelaporan Keuangan menurut Financal Accounting Standar Board dalam Suwardjono (2005:101), pelaporan keuangan sebagai sistem dan sarana penyampaian informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama segi keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui pernyataan keuangan.

BUMN pada prinsipnya adalah agen dari pemerintah dan rakyat sebagai pemilik memiliki kepentingan atas proyek-proyek yang dilakukan oleh BUMN melalui penyertaan langsung kekayaan negara yang dipisahkan. Penerbitan laporan

(12)

harus dilakukan secara rutin setiap tahun kepada publik karena merupakan suatu keharusan yang mengikat bagi perusahaan berdasarkan Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Terkonsentrasinya kepemilikan negara di dalam BUMN bisa menimbulkan masalah keagenan dalam pengelolaannya.

2.1.1.2. Enterprise Resouce Planing (ERP)

Sistem ERP secara keseluruhan merupakan paket sistem yang terintegrasi sepenuhnya dan mendukung otomatisasi di seluruh proses bisnis standar yang ada dalam organisasi. Kumar dan Hillegersberg (2000) menyatakan Enterprise resource planning systems are configurable information systems packages that integrate information and information-based processes within and across functional areas in an organization. Menurut James, A, Hall (2011) ERP merupakan suatu model sistem informasi yang memungkinkan suatu organisasi untuk mengintegritaskan proses bisnis utamanya. Menurut Dhewanto (2007:3) ERP adalah sekumpulan paket sistem yang dibangun dan diimplementasikan sebagai fasilitator terwujudnya konsep ERP di suatu organisasi. Dapat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa Enterprise Resouce Planning adalah sebuah konsep sistem informasi yang mengintegritaskan atau mengimplementasikan sebagai fasilitas untuk mewujudkan suatu konsep di ERP suatu perusahaan sehingga bisa mendukung proses bsinis utama dalam perusahaan tersebut. Sistem perencanaan sumber daya perusahaan adalah paket sistem informasi yang dapat dikonfigurasi yang mengintegrasikan informasi dan proses berbasis informasi di dalam dan di seluruh area fungsional dalam suatu organisasi. Konsep ERP adalah merupakan suatu usaha untuk mengontrol semua sumber daya perusahaan melalui penanganan data yang lengkap dan terintegrasi. Manajemen perusahaan dapat melakukan perencanaan terhadap semua sumber daya dengan cepat dan akurat, selain untuk meningkatkan kinerja perusahaan, juga sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bagi para manajer. Sehingga manajer akan mencari sebuah solusi untuk masalah yang sedang terjadi. Manajer sendiri akan mengambil suatu langkah dalam perusahaan dengan mengambil keputusan dan kebijakan yang akan berdampak pada kinerja perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan. Sistem informasi ERP mencakup semua bagian dalam perusahaan yang terintegrasi, baik secara struktural maupun

(13)

hirarki tertentu, misalnya pembagian divisi, departemen, seksi dan unit kerja. Secara fungsional, sumber daya perusahaan dikelompokkan berdasarkan fungsinya dalam perusahaan misalnya pembelian, akuntansi dan lain-lain.

Sistem ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan, baik departemen penjualan, HRD, produksi, atau keuangan. Konsep ERP dapat dijalankan dengan baik jika didukung aplikasi dan infrastruktur komputer baik hardware/software sehingga pengolahan dapat dilakukan dengan mudah. Syarat terpenting dari sistem ERP adalah integrasi.

Memiliki tujuan menintegrasikan berbagai aplikasi perusahaan kepusat penyimpanan data dengan lebih mudah untuk diakses oleh semua bagian yang membutuhkan sehingga menimbulkan efisiensi yang tinggi untuk perusahaan.Integrasi yang dimaksud adalah menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan berkomunikasi. Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat diakses dan mudah disebarluaskan.

Tujuan merupakan suatu hal yang penting dalam menerapkan suatu sistem perusahaan . Tujuan Sistem ERP dalam organisasi adalah untuk mengoordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan. ERP berperan untuk (1) otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis, (2) membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise, (3) menghasilkan informasi yang real-time, dan (4) memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan. Sedangkan menurut Yasin (2013) ERP memiliki tujuan dalam memperkuat dan meningkatkan efektivitas dari sumber daya yang ada dalam suatu perusahaan, yaitu:

a. Sumber daya manusia, dimana setiap Konstruksiwan dalam perusahaan harus memiliki tanggung jawab dan mampu menimbulkan suasana yang produktif dalam perusahaan.

b. sumber daya produksi, agar perusahaan tersebut diharapkan dapat memproduksi suatu barang yang berkuallitas.

c. Penjualan, dimana perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan skill penjualan dengan menggunakan pemasaran yang lebih efektif..

(14)

d. Laporan keuangan perusahaan dan akuntasi logistik perusahaan yang lebih efektif.

e. Mampu bersaing dengan perusahaan kompetitor.

f. Untuk mencegah terjadinya permasala sumber daya yang akan datang.

Software ERP sebagai aplikasi komputer dalam lingkup sistem informasi membantu manajemen dalam menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup perusahaan memiliki kontribusi penting dalam mencapai tujuan pengendalian internal di perusahaan yang efektif yang salah satunya pengendalian akuntansi untuk pelaporan keuangan yang reliabel. Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial dan Akuntansi serta Sumber Daya Manusia. Modul Finansial dan Akuntansi sebagai modul yang menyediakan fasilitas untuk menjalankan fungsi manajemen keuangan dan dukungan analisis berbagai lokasi bisnis terdiri dari subsistem-subsistem sebagai berikut:

a. Financial Accounting, (general ledger, accounts receivable/accounts payable, special ledger, fixed asset accounting, legal consolidation)

b. Controlling, (overhead cost accounting, activity based costing, product cost accounting, profit analysis)

c. Investment Management (planning, budget, control) d. Treasury (cash management, treasury management)

e. Enterprise Controlling ( EIS, business plan and budget, profit center cost)

Gambar 2.1. Konsep Dasar Enterprise Resouce Planning System (Hass -2002)

(15)

2.4.1.1 Dampak mengimplementasikan enterprise resouce planning

Dampak implementasi ERP bisa dirasakan apabila sistem yang digunakan bisa memenuhi kebutuhan perusahaan sehingga bisa mendukung bisnis perusahaan.

Maka dari itu harus bisa memilih software yang tepat untuk menghindari resiko- resiko yang kemungkinan akan terjadi pasa saat proses perencanaan dan implementasikan dalam pengelolaannya. Dalam prosesnya tentunya perusahaan akan melihat dari kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan menurut Rektiani (2017) adalah suatu kondisi keuangan perusahaan dimana akan dianalisis untuk dapat melihat baik atau buruknya suatu kinerja perusahaan.Manajer sendiri akan mengambil suatu langkah dalam perusahaan dengan mengambil keputusan dan kebijakan yang akan berdampak pada kinerja perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja merupakan suatu hasil pencapaian seseorang atau perusahaan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan perusahaan (Afandi:2018).

2.4.1.2 Manajemen Laba

Definisi Manajemen laba secara umum berbeda-deda satu dengan yang lainnya. Tidak ada konsensus tentang difinisi yang tunggal mengenai manajemen laba. Manajemen laba akan terjadi ketika manajer melakukan suatu keputusan dalam mengubah transaksi dalam laporan keuangan. Dalam kontek penelitian ini manajemen laba didefinisikan bagaimana upaya-upaya manajemen dalam

(16)

menggunakan pertimbangannya dalam menyusun laporan keuangan, sehingga dapat menyesatkan pemangku kepentingan dalam menilai kinerja perusahaan atau dapat mempengaruhi pendapatan yang telah ditetapkan berdasarkan angka-angka laporan keuangan (Healy dan Wahlen, 1999). Menurut Kusumawardhani dan Widyastuti (2020:5) Manajemen Laba adalah suatu bentuk penyimpangan dalam proses penyusunan laporan keuangan, yaitu mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan. Sedangkan manajemen laba menurut schipper (dalam riske dan basuki:2013) mengatakan suatu kondisi dimana pihak manajemen melakukan proses penyusunan laporan keuangan pihak eksternal dapat menaikkan, meratakan dan menurunkan laba. Dari beberapa pendapat disimpulkan manajemen laba adalah suatu proses penyimpangan yang dilakukan pihak perusahaan untuk menyesatkan pemangku kepentingan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan dengan cara menaikkan, meratakan dan menurunkan laba. Hal itu timbul karena dipengaruhi beberapa faktor seperti ukuran perusahaan, reputasi auditor, financial average dan struktur kepemilikan. Sedangkan menurut Kusumawardani Dan Widyastuti (2020) indikator yang mempengaruhi manajemen laba, yaitu: (a). Kepemilihan manajerial, (b). Volume, (c). Pengunaan dana dalam investasi, (d), profit perusahaan, (e), penjualan perusahaan.

Mengutip Manajemen laba dari Scott (1997) dalam Sulistyawan, Januari dan Alvia (2011:40) bahwa pola umum yang banyak digunakan dalam praktik manajemen laba yaitu taking a bath, income minimization, income maximization dan income smooting. Menurut Wolk, Dodd dan Turney (2017:365) teknik manajemen laba dikelompokkan menjadi 5 yaitu : mengubah metode akuntansi, membuat estimasi akuntansi, mengubah periode pengakuan pendapatan dan biaya, mereklasifikasi akun current dan non current, serta mereklasifikasi akrual diskresioner (accrual discretionary) dan akrual non diskresioner (Accrual non discretionary).

2.1.2. Penelitian Terdahulu

Keterkaitan implementasi ERP dengan manajemen laba telah banyak dilakukan, akan tetapi yang mengkhuskan untuk meneliti keterkaitan implementasi ERP dengan

(17)

manajemen laba di BUMN Konstruksi masih sangat terbatas. Berikut penelitian yang terkait implementasi ERP dan manajemen laba.

Penelitian yang dilakukan oleh A.F. Wibisono (2013) meneliti dampak implementasi sistem ERP terhadap manajemen laba dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian Wibisono memusatkan pada sampel pengguna SAP yang terdaftar di BEI selain perbankan dan melakukan implementasi sebelum tahun 2008.

Y, Yanni Aryani & Krimiaji (2013) meneliti Enterprise Resource Planning Implementation and Accounting Information Quality. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi ERP berdampak terhadap kualitas laporan keuangan. Populasi yang digunakan adalah semua perusahaan yang listed di BEI dimana waktu yang digunakan 3 tahun sebelum dan setelah implementasi ERP.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Michal Pohludka, Hana Stverkova dan Beata Slusarczyk (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Implementation and Unification of the ERP System in a Global Company as a Strategic Decision for Sustainbale Entrepreneurship, yang menyatakan bahwa implementasi sistem ERP mempengaruhi pengurangan biaya secara signifikan dan berdampak positif pada indikator keuangan yang dilaporkan di bursa saham.

Zaidoon Alhatabat (2020) dalam penelitiannya yang berjudul The Impact of ERP system’s Adoption on management accounting practices in the Jordanian Manufacturing Companies. Hasil penelitiannya adalah ERP telah menjadi sistem yang menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai fungsi dan sumber daya perusahaan.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ivana Dropulic (2020) yang berujudul The Impact of the ERP System on Management Accounting In The Insurance Business of the Republic of Croatia, menyatakan bahwa penerapan ERP berpengaruh signifikan terhadap pengurangan waktu dalam mempersiapkan rencana keuangan.

Rrohit Kenge (2020) dalam penelitiannya yang berjudul A Research Study on The ERP System Implementation and Current Trends in ERP, juga menyatakan hal yang sama. Bahwa sistem ERP mengintegrasikan semua fungsi dalam suatu organisai seperti keuangan, pemasaran, manufaktur dan sumber daya manusia.

(18)

Pada penelitian yang dilakuakan oleh Farhan Mahar, Syed Imran Ali, Awais Khan Jumani dan Muhammad Owain Khan (2020) dengan judul ERP System Implementation: Planning, Management, and Administrative Issues. Hasil penelitiannya adalah penggunaan sistem ERP semakin diminati oleh banyak perusahaan, banyak perusahaan yang terus mengupgrade sistem dan menjadikan sistem ini menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

2.2. Rerangka Konseptual

Dengan tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu tentang implementasi Enterprise Resource Planning maka penelitian ini meneliti dampak Implementasi Enterprise Resource Planning terhadap Manajemen laba di Badan Usaha Milik Negara sektor konstrusi yang lebih dikenal dengan istilah BUMN Konstruksi, dengan menggunakan model penelitian sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Manajemen Laba Enterprise Resource Planning

Variable Control : Ukuran Perusahaan Leverage

Operating Cash Flow Pertumbuhan Penjualan

(19)

Dalam gambar kerangka konseptual diatas, dapat dijelaskan hubungan antara variabel dependen (enterprise resource planning) sebagai X1 terhadap variabel independen (manajemen laba) sebagai Y.

Pengujian dampak Implementasi sistem ERP dengan menggunakan regresi data panel tiga tahun sebelum implementasi sistem ERP dan tiga tahun setelah implementasi sistem ERP. Digunakannya data tersebut untuk melihat konsistensi pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen.

2.3. Pengembangan Hipotesis

Dalam penelitian ini ingin diketahui dampak setelah implementasi ERP terhadap praktik manajemen laba di BUMN Konstruksi di tahun 2016 sampai dengan tahun 2021, serta perbedaan implementasi ERP secara utuh dengan Implementasi ERP secara parsial.

Sesuai dengan tujuan penelitian dan kerangka pemikiran diatas maka diajukan beberapa dugaan jawaban sebagai hipotesis, yaitu hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh setelah implementasi ERP terhadap praktik manajemen laba di BUMN Konstruksi.

2. Terdapat perbedaan Implementasi ERP secara utuh dan Implementasi ERP secara parsial terhadap praktik manajemen laba di BUMN Konstruksi.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini dipakai metode penelitian kualitatif. Menurut sugiono Sugiyono (2019) metode ini merupakan metode yang dapat dilakukan untuk meneliti perkara ilmiah. Penggunaan metode kualitatif, mengumpulkan datanya tidak dipandu dengan teori, melainkan dengan bantuan fakta yang diperoleh selama dilakukannya penelitian objek yang diamati. Teknis yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian menggunakan metode wawancara, pengamatan serta dokumentasi. Pada penelitian ini akan dikumpulkan data sebagai informasi bagi penulis mengenai dampak

(20)

implementasi Sistem ERP terhadap manajemen laba. Objek penelitian dilakukan di BUMN Konstruksi dengan fokus pada sistem ERP.

3.2. Definisi Operasional Variabel

Konsep pada serancangang rangka yang disusun menjadi kata yang mendefinisikan fenomena atau kejadian yang diteliti, dan kebenarannya dapat diuji. Pada penelitian ini terdapat indikator yang akan dijadikan variabel, antara lain : dampak implementasi ERP dan mencari perbedaan implementasi ERP dengan penerapan parsial di BUMN Konstruksi terhadap praktik manajemen laba. Sugiyono (2019) mendefinisikan ketika variabel yang ingin diteliti disesuaikan pada masalah yang ada dan memiliki tujuan penelitian. Sehingga ada 2 variabel penelitian, diantaranya:

1. Variabel bebas (Independen)

Variabel independen dimengerti sebagai variabel yang dapat memberi pengaruh sehingga menyebabkan suatu perubahan sehingga terjadi variabel dependen (terikat).

2. Variabel terikat (Dependen)

Variabel dependen dimengerti sebagai variabel yang mendapat pengaruh dari variabel independen sebagai akibat atau dampak, dari variabel independen.

3.3. Pengukuran Variabel

Dalam penelitian perlu dilakukan pengukuran variabel sehingga dapat ditentukan banyak data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Pengukuran Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat dan bebas. Variabel terikat penelitian ini yaitu Manajemen laba, sedangkan Variabel bebasnya yaitu Implementasi Sistem ERP.

Pada penelitian ini diperlukan operasional variabel sebagai definisi jenis ataupun indikator, beserta skala variabel yang berkaitan dengan penelitian untuk menguji hipotesis menggunakan alat instrumen dilakukan secara statistik dengan baik. Operasi-operasi variabel yang ada pada penelitian ini antara lain:

(21)

Dhewanto (2007:3) mendefinisikan ERP sebagai sekumpulan paket sistem yang dibangun dan diimplementasikan sebagai fasilitator terwujudnya konsep ERP di suatu organisasi. Sistem perencanaan sumber daya perusahaan merupakan paket sistem informasi yang dapat dikonfigurasi yang mengintegrasikan informasi dan proses berbasis informasi di dalam dan di seluruh area fungsional dalam suatu organisasi. Menurut penelitian Fernando (2020) implementasi sistem ERP berdampak pada :

a. Kinerja Perusahaan

b. Sistem informasi Perusahaan

Sedangkan menurut hasil penelitian Fairuzaini dan Azib (2019) implementasi sistem ERP memberi dampak pada perusahaan sebagai berikut :

a. Sistem ERP dan pertumbuhan laba secara simultan berpengaruh pada kinerja perusahaan.

b. Sistem ERP berpengaruh pada sektor produk perusahaan.

2. Manajemen Laba (Y)

Kusumawardhani dan Widyastuti (2020:5) mendefinisikan Manajemen Laba sebagai suatu bentuk penyimpangan dalam proses penyusunan laporan keuangan, yaitu mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan. Indikator yang dapat mempengaruhi manajemen Laba sebagai berikut :

a. Kepemilihan manajerial dan kepemilikan institusi perusahaan b. Volume perusahaan

c. Penggunaan dana dalam investasi d. Profit perusahaan

e. Penjualan perusahaan

3.4. Prosedur Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini merupakan BUMN sektor konstruksi dimana jumlah BUMN sektor konstruksi ada 11 BUMN. Namun dari 11 BUMN sektor

(22)

konstrusi ada 3 BUMN yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Adapun alasan tidak diikutsertakannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Salah satu BUMN masih berbentuk Perum yang tugas utamanya adalah melayani kepentingan masyarakat luas, sehingga faktor laba tidak menjadi ukuran kinerja dalam BUMN ini.

b. Salah satu BUMN merupakan perusahaan konsultan sehingga berbeda dengan populasi industri lainnya, sehingga akan sulit dibandingkan.

c. Salah satu BUMN dalam proses pailit, sudah tidak beroperasi dan menunggu proses pembubaran.

Pengumpulan data dilakukan menggunakan data dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder dari laporan keuangan 2016 sampai 2021 dari annual report dari situs investor relation BUMN sektor konstruksi.

3.5. Metode Analisis Data

Menurut (Rijali, 2018) penelitian dengan metode analisis data penelitian bersifat induktif sesuai fakta data dilapangan, kemudian dilakukan pengembangan hubungan dengan pola agar menjadi hipotesis. Berikut merupakan catatan yang perlu di perhatikan saat pengambilan data :

1. Mencatat fakta dimaksudkan mencatat data secara kualitatif hasil penelitian ketika wawancara memberikan deskripsi rinci ataupun kutipan langsung.

2. Mencatat teori dimaksudkan untuk membuat kesimpulan atas objek yang ditelitinya berdasalkan analisis penelitian, dan membuat hubungan antar variabel penelitian yang penting sesuai dengan kejadian penelitian.

3. mencatat metodologi dimaksudkan sebagai mencatat pengalaman saat penelitian agar mendapatkan deskripsi penting yang berguna dalam penerapan metode kualitatif. Kemudian catatan berisi komentar atas catatan deskripsi yang dibuat di bagian awal.

Pada penelitian ini digunakan metode perhitungan regresi data panel. Menurut Hidayat dkk (2018) data panel ialah penggabungan antar dua data yaitu data time series

(23)

dan data cross section. Rumus yang digunakan untuk menghitung regresi data panel yaitu :

yit=αit+βit+eit

Keterangan :

yit : bagian cross section ke-i pada rasio waktu ke-t

αit : intersep adalah pengaruh kelompok atau individu pada bagian cross section ke-i pada rasio waktu ke-t

β : (β1, β2, … , βn) yaitu vektor konstanta memiliki ukuran 1xn dengan n banyak variabel independen

eit : vektor pengamatan variabel independen ukuran 1xn i:1,2,… , n

t:1,2,… ,T

Dalam regresi data panel terdapat estimasi berdasarkan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Koefisien tetap. Menurut Hidayat dkk (2018) Koefisiean tetap atau Common Effect berupa model regresi data secara longitudinal yang diperoleh dari perkiraan bahwa bagian cross section dan time series yang dipakai sudah ditentukan.

Persamaan menghitungnya sebagai berikut : yit=a+µi+λt+βXit+eit

Keterangan :

yit : bagian cross section ke-i pada rasio waktu ke-t

a : intersep adalah pengaruh kelompok atau individu pada bagian cross section ke- i pada rasio waktu ke-t

β : (β1, β2, … , βn) yaitu vektor konstanta memiliki ukuran 1xn dengan n banyak variabel independen

Xit : vektor pengamatan variabel independen ukuran 1xn eit : error bagian pengamatan ke- i pada waktu ke- t

(24)

λt : intersep waktu ke- t µi : intersep persilangan ke- i i:1,2,… , n

t:1,2,… ,T

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, D. M., & Harahap, K. (2021). Pengaruh Implementasi Sistem Enterprise Resource Planning (Erp) Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi. JAKPI-Jurnal Akuntansi, Keuangan & Perpajakan Indonesia, 9(1), 15-38.

Alhatabat, Z. (2020). The impact of ERP system's adoption on management accounting practices in the Jordanian manufacturing companies. International Journal of Business Information Systems, 33(2), 267-284.

Apriyanti, T. D., & Mutmainah, S. (2022). Analisis Pengaruh Implementasi Sistem Enterprise

(25)

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Tugas Akhir, FEB UNDIP.

Arjuna, B & Bernawati. (2020).Etika Akuntan Perusahaan Dalam Praktik Mnajemen Laba Ditinjau Dari “Kauffhandlung Und Wucher”. E-Jurnal Akuntansi, 8(30),1997-2003.

Aryani, Y & Krismaji. (2013). Enterprise Resource Planning Implementation And Accounting Information Quality. GSTF Journal On Bussiness Review GBR, 4(2).

Asitalia, F. 2017. Pengaruh Good Corporate Governance Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 1(19) : 110.

Budiansyah, Hizkia & Rasyid. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Income Smoothing Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei. Jurnal Multiparadigma Akuntansi, 3(1), 944-951.

Catalya, P., & Hadiprajitno, P. B. (2014). Analisis Dampak Implementasi Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Efektivitas Pengendalian Internal BUMN dalam Pelaporan Keuangan di Indonesia ,Tugas Akhir, FEB UNDIP.

Devi, S. P. (2022). Penerapan Enterprise Resource Planning Dan Manajemen Laba:

Pengaruh Moderasi Dewan Komisaris Independen.

Dhewanto, W. 2007. ERP (Enterprise Resource Planning) Menyelaraskan Teknologi Informasi Dengan Strategi Bisnis. Bandung : Informatika.

Dropulić, I. (2020). The impact of the ERP system on management accounting in the insurance business of the Republic of Croatia. Oeconomica Jadertina, 10(2), 74-88.

Fairuzaini,J. N. dan Azib. 2019. Pengaruh Penerapan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dan Pertumbuhan Laba terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Prosiding manajemen, 1(5) : 285-286.

Farisi, Salman. (2020). Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.Jurnal Humaniora, 1(4), 15-33.

Fernando, D. 2020. Pengaruh Implementasi Sistem Erp Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Sains & Teknologi, 2(4) : 171-172.

Hidayat, M. J., Hadi, A. F. dan Anggraeni, D. 2018. Analisis Regresi Data Panel Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur Tahun 2006-2015. Majalah Ilmiah M Mahar, F., Ali, S. I., Jumani, A. K., & Khan, M. O. (2020). ERP system implementation: planning, management, and administrative issues. Indian J. Sci.

Technol , 13 (01), 1-22. Matematika Dan Statistika, 2(18) : 71-72.

Julyana, Resita. (2021). Tugas Sistem Informasi Akuntansi Perencanaan Sumber Daya Perusahaan Pada PT. BCA Tbk, Artikel Ilmiah. Jakarta.

(26)

Khoir,A., Jundi, (2021). Analisis Dampak Moderasi Implementasi (Enterprise Resource Planning) ERP Atas Hubungan Kinerja Perusahaan Terhadap Pertumbuhan Laba (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Mahar, F., Ali, S. I., Jumani, A. K., & Khan, M. O. (2020). ERP system implementation:

planning, management, and administrative issues. Indian J. Sci. Technol, 13(01), 1-22.

Mahmood, F., Khan, A. Z., & Bokhari, R. H. (2019). ERP issues and challenges: a research synthesis. Kybernetes.

Nasution, M. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba. Tugas Akhir.

Jakarta.

Pohludka, M., Stverkova, H., & Ślusarczyk, B. (2018). Implementation and unification of the ERP system in a global company as a strategic decision for sustainable entrepreneurship. Sustainability, 10(8), 2916.

Rijali, A. 2018. Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, 33(17) : 86-87.

Sanny, Bisma & Dewi, Rina. (2020). Pengaruh Net Interest Margin Terhadap Return On Assetpada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten. Jurnal E-BIS (Eonomi Bisnis), 1(4), 78-87.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alphabet.

Susanto, Idil. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI. Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban, 2(3).

Wahyudin, Maulana. (2017). Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Akuntansi, 1(6).

Wibisono, Arif (2018). Dampak Implementasi Sistem ERP Terhadap Manajemen Laba Dan Ketetapan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Jurnal Analisis Bisnis Ekonomi, 2(2).

Wicaksono, Aries (2015). Analisis Dampak Penerapan ERP Terhadap Kinerja Pengguna.

Jurnal Binus Bussiness, 1(6), 25-34

Wulandari, Eka. (2017). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Income Smoothing Pada Perusahaan Keuangan Di Bursa Efek Indonesia. Tugas Akhir.Banten.

Referensi

Dokumen terkait

IDENTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN RISIKO PADA INDUSTRI KONSTRUKSI DI YOGYAKARTA, Gregorius Audy Marulytua Pardede, NPM 10 02 13605, tahun 2016 , Bidang Keahlian

Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) adalah bangunan konstruksi bawah tanah (sub structure) yang mempunyai sistem kombinasi antara pondasi pelat beton pipih

Berdasarkan data dan informasi penerapan ERP memberikan dampak positif pada komponen kinerja Quantity of Work (jumlah pekerjaan yang diselesaikan dalam satu periode tertentu),

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 3 hipotesis yang diterima, sehingga dapat disimpulkan ERP memeberi dampak yang positif bagi kinerja karyawan di

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel belanja modal dan PDB perkapita terhadap capital gain dari saham perusahaan konstruksi BUMN dengan menggunakan EPS sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Manajemen Rantai Pasok Berbasis Sistem ERP dalam Meningkatkan Kinerja Suatu Organisasi atau Perusahaan Salah satu keuntungan paling utama ynag

Jurnal Mirai Management ISSN : 2598-8301 Online Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Sumber Daya Perusahaan ERP dalam Meningkatkan Kinerja Manajemen Rantai Pasok SCM Pada

Ringkasan teks tentang penerapan peraturan perundang-undangan, sistem manajemen mutu, dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di bidang pekerjaan konstruksi