• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBERADAAN OBJEK WISATA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBERADAAN OBJEK WISATA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Pembinbing I, Staf Pengajar Program Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBERADAAN OBJEK WISATA

Studi Kasus : Objek Wisata Bukit Nobita

di Kelurahan Kampung Jua, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

RISA

11070203

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Pembinbing I, Staf Pengajar Program Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(3)

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Pembinbing I, Staf Pengajar Program Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II, Staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Socio-Economic impact of the presence of attraction (case study: attraction Bukit Nobita in the village Kampung, Jua Lubuk Begalung district, Padang

City). Thesis College Sociology Department Teachen Training And Education (STKIP) PGRI West Sumatera, Padang, 2015

Risa

1

Ansofino

2

Rio Tutri

3

Program Studi pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The focus of this study is to assess the impact of the presence of Attraction Bukit Nobita on the lives of the people around it both in terms of its economic and social terms. The purpose of this study was to describe how the impact of Attraction Bukit Nobita to the socio-economic life of society in the village Kampung Jua, districts Lubuk Begalung, Padang city. The theory used in this research is the functional structural theory of Robert K. Merton. The research method used in this study is a qualitative approach with descriptive type. making informant by purposive sampling.

Types of research data is a form of primary data and secondary data. Data were analyzed through data reduction, data presentation, and conclusion.

The results of this study revealed that: 1). the impact of tourist visits to the economy of the community can be seen from two effects: The effect of positive and negative impacts. the positive impact of rising incomes and reducing unemployment. While its negative impact is the existence of such a monopoly created by traders, is specifically felt by the visitor attraction Bukit Nobita, as traders in attraction Bukit Nobita was selling goods at a great price, and the visitors did not exist Another option because all traders have a compact to sell his wares at high prices. 2). The social impact of the existence of attraction Bukit Nobita on people's lives consist of the positive impacts and negative impacts. The positive impact of the presence of attraction Bukit Nobita is the creation of communication and interaction, good among traders, traders with visitors, visitors to the officers and also reduced social ills. While the negative effects are waning of values and norms that exist in society but it is also environmental degradation is due to the behavior of people who throw litter which causes an attraction Bukit Nobita become dirty, from the formerly clean now become soiled with many looks rubbish.

(4)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Dengan letak geografisnya yang diapit oleh benua Asia dan Australia, negara ini dikatakan sebagai negara yang memiliki iklim tropis. Selain beriklim tropis, Indonesia juga dikenal sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai hingga 13.466 pulau yang tersebar diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dengan pendudukya yang beragam kebudayaan (Wikipedia).

Selain mempunyai banyak pulau dan penduduk yang beraneka ragam kebudayaan Idonesia juga memiliki keindahan alam yang luar biasa, dengan memiliki keindahan alam inilah Negara Indonesia banyak didatangi oleh wisatawan. Berbicara mengenai keanekaragaman Pariwisata Indonesia, tentu tidak akan ada habisnya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya serta memiliki keindahan alam yang selalu menyuguhkan keindahan tersendiri. Belum lagi jika kita membicarakan keindahan alam Indonesia yang masih belum terjamah oleh kemajuan pembangunan. Udara sekitar yang disuguhkan oleh alam terasa begitu sejuk sehingga akan membawa kita untuk melupakan rutinitas kita sejenak.

Keanekaragaman pariwisataIndonesia memiliki daya tarik tersendiri untuk siapapun.

Tidak hanya bagi wisatawan domestik, keindahan alam yang dimiliki Indonesia juga mampu menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung.Saat berkunjung ke Indonesia, kita dapat memilih jenis pariwisata apa yang paling diminati, dimulai dari wisata air hingga wisata budaya yang bisa kita temukan dari Sabang hingga Merauke dengan ciri khasnya masing-masing. Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi ekonomi kerakyatan yang perlu dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Hal ini dilakukan secara menyeluruh dan merata sehingga perlu adanya pembinaan yang terarah dan terkoordinir. Di samping itu, konsep tentang pariwisata mencakup tentang upaya pemberdayaan, usaha pariwisata, objek dan daya tarik wisata serta berbagai kegiatan dan jenis usaha pariwisata. Dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa wisata merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut

yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek atau daya tarik wisata. Dalam hal ini di Sumatera Barat sesuai dengan potensi dan kondisi kepariwisataan telah ditunjuk sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Potensi dan kondisi kepariwisataan Sumatera Barat dapat menjadi andalan dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya sikap agar pengembangan pariwisata dapat bernilai lebih dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu objek wisata yang sedang berkembang di Kota Padang sekarang adalah Bukit Nobita, dinamakan Bukit Nobita karena juga hampir sama dengan cerita yang ada pada film Doraemon, dalam film tersebut menceritakan, pada saat ingin membolos sekolah Nobita selalu pergi mendaki bukit yang berada di belakang sekolahnya. Tujuan Nobita pergi ke bukit tidak lain adalah untuk melihat pemandangan kota yang jelas bersama teman- temannya, tapi terkadang Nobita juga sering pergi sendirian pada saat ingin menyendiri, begitulah ceritanya yang ada dalam film Doraemon, dan di Bukit Nobita yang ada di Kelurahan Kampung Jua ini kita juga bisa melihat pemendangan kota Padang dengan jelas,sama seperti yang ada dalam film Doraemon tersebut, Nobita menikmati pemandangan kota dari atas bukit. Namun menurut masyarakat sekitar, bukit tersebut bernama Bukit Tigo Tungku Sajarangan sebab di puncak sana terdapat 3 buah batu yang mengelilingi satu pohon besar. Mengenai perubahan nama tersebut, masyarakat setempat mengatakan kalau warga dan Ninik Mamak (penghulu adat) tidak merasa keberatan. Hanya saja, warga mengingatkan selama pengunjug masih menjaga nama baik kampung dan tidak berprilaku buruk di bukit ini tidak masalah.

Bukit ini cukup tinggi, lebih tinggi dari Gunung Padang dan Gunung Pangilun, kira- kira lebih dari 900 mdpl yang dapat ditempuh melalui dua jalur dari Jalan Kampung Jua dan Jalan Arai Pinang.

Bukit yang dipenuhi oleh ilalang ini menjadi begitu fenomenalnya dibincangkan di Sosial Media (seperti Facebook, Twitter, Instagram hingga BBM) oleh kaula muda Kota Padang. Mereka begitu kagum dengan pemandangan dari ketinggian yang tampak indah, terutama bila malam hari karena lampu- lampu begitu meriah menyala jika dilihat dari

(5)

atas bukit ini.Dimulai dari pabrik Semen Padang, kampus paling tinggi di Kota Padang, Gunung Pangilun, Gunung Padang, kampus yang berada di tepi pantai hingga panorama lautan dengan pulau-pulau kecilnya yang tampak begitu mempesona dari bukit ini.Begitu juga dengan bangunan-bangunan yang paling tinggi di kota dengan sunset terindah terlihat jelas, rumah penduduk yang rapat, sawah yang hijau hingga lalu lalang kereta pengangkut semen pun menjadi suguhan yang diberikan dari bukit ini. Itulah keistimewaan bukit ini hampir seluruh wilayah perkotaan tampak jelas terutama bila cuaca sedang bersahabat.

Menurut ranahberita.com Jumlah pengunjung Bukit Nobita mencapai 500-1000 orang hari. Padahal wisata alam ini baru populer pada November 2014 lalu.

Pengunjung akan lebih ramai lagi pada hari Sabtu dan Minggu, terlibih pada libur sekolah, pengunjung yang datang dengan berbagai usia mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua. Mereka datang baik dari dalam maupun luar Kota Padang. Maka berdasarkan data wisatawan yang datang ke Kota Padang , yang jika di rata-ratakan jumlahnya adalah 213.880 orang per bulan, sedangkan jumlah wisatawan yang mengunjungi objek wisata Bukit Nobita setelah penulis melakukan observasi dan wawancara dengan masyarakat setempat dan merujuk kepada informasi yang disampaikan ranahberita.com adalah sekitar 15.000 orang per bulan, jadi bila dibandingkan jumlah pengunjung objek wisata Bukit Nobita dengan keseluruhan wisatawan yang datang ke Kota Padang maka wisatawan yang mengunjungi objek wisata Bukit Nobita adalah sekitar 7%, dan angka ini merupakan angka yang cukup tinggi mengingat banyaknya objek wisata yang ada di kota Padang dan Bukit Nobita juga masih merupakan objek wisata yang baru, apalagi objek wisata Bukit Nobita juga sudah dikunjungi oleh turis Manca Negara.

Berdasarkan hasil observasi tersebut penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian yang berkaitan dengan “Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Objek Wisata (Studi Kasus Objek wisata Bukit Nobita) di Kelurahan Kampung Jua, Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang”.

TINJAUAN TEORITIS

Teori yang dipakai dalam penelitan ini adalah teori strukural fungsional. Salah satu

tokoh teori struktural fungsional adalah Robert K. Merton. Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Merton juga memperkenalkan konsep fungsi nyata (manifest) dan fungsi tersembunyi (latent) kedua istilah ini memberikan tambahan penting bagi analisis fungsional (Ritzer, 2001:27).

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan tipe deskrpitif. Metode pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling (sugiyono,2009:216).

Informan dalam penelitian ini berjumlah 17 orang. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis data Miles dan Huberman analisis data tersebut terdiri dari alur kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu:reduksi data, penyajian data (display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1992:15-16).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Tentang Objek Wisata Bukit Nobita

Bukit Nobita merupakan objek wisata yang berada di Kelurahan Kampung Jua, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang dengan jarak sekitar 15 km dari pusat kota Padang, yang bisa ditempuh melalui dua jalur yaitu jalan Kampung Jua dan jalan Arai Pinang. Untuk pergi kesana pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat, setelah tiba di pintu masuk Bukit Nobita pengunjung bisa memarkir kendaraannya di halaman perumahan masyarakat sekitar. Dari pintu masuk tersebut pengunjung akan berjalan sampai ke puncak Bukit Nobita dengan menempuh jalan setapak dengan jarak tempuh sekitar 45 menit. Dari atas Bukit Nobita pengunjung akan menyaksikan pemandangan dari ketinggian yang tampak indah, terutama bila malam hari karena lampu-lampu begitu meriah menyala jika dilihat dari atas bukit ini. Dimulai dari pabrik Semen Padang, kampus paling tinggi di

(6)

Kota Padang, Gunung Pangilun, Gunung Padang, kampus yang berada di tepi pantai hingga panorama lautan dengan pulau-pulau kecilnya yang tampak begitu mempesona dari bukit ini. Begitu juga dengan bangunan- bangunan yang paling tinggi di kota dengan sunset terindah terlihat jelas, rumah penduduk yang rapat, sawah yang hijau hingga lalu lalang kereta pengangkut semen pun menjadi suguhan yang diberikan dari bukit ini. Itulah keistimewaan bukit ini hampir seluruh wilayah perkotaan tampak jelas terutama bila cuaca sedang bersahabat.

Dinamakan Bukit Nobita karena juga hampir sama dengan cerita yang ada pada film Doraemon, dalam film tersebut menceritakan, pada saat ingin membolos sekolah Nobita selalu pergi mendaki bukit yang berada di belakang sekolahnya. Tujuan Nobita pergi ke bukit tidak lain adalah untuk melihat pemandangan kota yang jelas bersama teman- temannya, tapi terkadang Nobita juga sering pergi sendirian pada saat ingin menyendiri, begitulah ceritanya yang ada dalam film Doraemon, dan di Bukit Nobita yang ada di Kelurahan Kampung Jua ini kita juga bisa melihat pemendangan kota Padang dengan jelas,sama seperti yang ada dalam film Doraemon tersebut, Nobita menikmati pemandangan kota dari atas bukit. Namun menurut masyarakat sekitar, bukit tersebut bernama Bukit Tigo Tungku Sajarangan sebab di puncak sana terdapat 3 buah batu yang mengelilingi satu pohon besar. Bukit yang dipenuhi oleh ilalang ini pertama kali ditemukan oleh MAPALA UNAND yang biasa dijadikan tempat camping bagi mereka. Namun dengan mereka mengupload foto mereka di Bukit Nobita ke internet, membuat Bukit Nobita ini banyak diketahui dan dikunjungi banyak orang.

B. Dampak Keberadaan Objek Wisata Bukit Nobita Terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat

Pariwisata merupakan salah satu bentuk keindahan yang terdapat di Indonesia, dengan demikian pariwisata di Indonesia dapat diharapkan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, mengatasi pengangguran dan menciptakan kesempatan kerja, menciptakan

kesempatan usaha, melestarikan nilai-nilai budaya (Mulyadi,2009:26).

Keberadaan objek wisata di suatu daerah tentu mempunyai dampak atau pengaruh terhadap masyarakat sekitarnya. Sebagaiman yang telah digariskan dalam Undang-Undang tentang kepariwisataan No. 9 Tahun 2009 yaitu salah satu tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam rangka menigkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, juga memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja serta mendorong pembangunan daerah.

Kota Padang merupakan salah satu kota yang memiliki sumber potensi wisata yang membanggakan, alamnya yang sangat indah dengan mempunyai banyak lokasi wisata didalamnya. Objek wisata Bukit Nobita merupakan salah satu objek wisata yang ada di Kelurahan Kampung Jua, kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang yang juga sangat berdampak sekali terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang berada disekitar daerah objek wisata tersebut. Suatu daerah yang mengembangkan suatu objek wisata di daerahnya dan didatangi oleh banyak pengunjung tentu akan meningkatkan pendapatan dan akan memberikan dampak terhadap perekonomian masyarakat di daerahnya.

Setelah penulis melakukan penelitian di lapangan dan dari beberapa informasi yang penulis dapatkan bahwa keberadaan objek wisata Bukit Nobita di Kelurahan Kampung Jua, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang ini sangat berpengaruh dan berdampak terhadap kehidupan masyarakat disekitarnya, baik dari segi ekonomi maupun sosialnya.

Berikut merupakan dampak positif keberadaan objek wisata Bukit Nobita terhadap perekonomian masyarakat setempat:

a. Peralihan Mata Pencarian Masyarakat Tujuan dengan adanya wisata sesuai yang digariskan dalam Undang-Undang tentang kepariwisataan No. 9 Tahun 2009 adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan fungsi kepariwisataan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ini di tempat objek wisata Bukit Nobita ini telah terlaksana sesuai dengan tujuan diadakannya tempat wisata.

Buktinya dengan bisanya masyarakat membuka usaha baru ditempat objek wisata Bukit Nobita, sehingga masyarakat banyak yang beralih mata pencariannya jadi pedagang kesana.

(7)

Kepariwisataan merupakan kegiatan pemakain jasa yang beraneka ragam atau kepariwisataan adalah suatu kumpulan dari beraneka ragam pemakaian jasa, wisatawan memerlukan jasa seperti penginapan, jasa makan dan minum, pada dasarnya kepariwisataan dengan sektor- sektor ekonomi yang saling ketergantungan dengan banyaknya kedatangan wisatawan atau pengunjung akan menimbulkan dampak produksi di segala sektor, kenaikan jumlah kedatangan wisatawan akan berdampak pada kesempatan lapangan pekerjaan (Mulyadi, 2009:119). Keberadaan objek wisata Bukit Nobita tentu bisa membuka kesempatan berusaha ini terbukti dengan semenjak adanya objek wisata Bukit Nobita masyarakat berlomba-lomba membuka usaha di dekat objek wisata Bukit Nobita karena mereka tahu para wisatawan atau pengunjung yang datang ke objek wisata Bukit Nobita pasti memerlukan berbagai jasa makan dan minum.

b. Menambah Pendapatan Masyarakat Di kelurahan Kampung Jua mereka yang tinggal dekat dengan Objek wisata Bukit Nobita mempunyai sawah dan ladang, tentu dengan adanya sawah dan ladang masyarakat mendapatkan pendapatan yang secukupnya, ditambah lagi dengan adanya objek wisata yang bisa membuka luas kesempatan mereka untuk berusaha, seperti berdagang dan penyewaan tempat berdagang bagi yang mempunyai lahan di sekitar objek wisata Bukit Nobita tentu akan menambah pendapatan ekonomi masyarakat tersebut.

c. Mengurangi Pengangguran

Dari hasil wawancara di lapangan bahwa adanya objek wisata Bukit Nobita bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang berada disekitar objek wisata Bukit Nobita tersebut seperti menjadi anggota tukang parkir, anggota patroli. Seperti yang diketahui bahwa objek wisata Bukit Nobita adalah wisata yang banyak didatangi masyarakat dari sore hingga malam hari, untuk itu di kawasan objek wisata Bukit Nobita diperlukan anggota patroli untuk berjaga-jaga dan memantau aktifitas pengunjung, supaya pengunjung objek wisata Bukit Nobita merasa aman selama berada di objek wisata tersebut, dengan adanya patroli ini tentu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat khususnya pemuda yang ada di kelurahan Kampung Jua, selama objek wisata Bukit Nobita masih dikunjungi oleh wisatawan.

b. Dampak Keberadaan Objek Wisata Bukit Nobita Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

1. Dampak Positif Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

a. Terjalinnya Hubungan Interaksi dan Komunikasi Yang Baik

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan dengan kehadiran objek wisata Bukit Nobita ini mampu menghasilkan komunikasi yang baik, baik antara sesama petugas, sesama pedagang, antara pedagang dengan pengunjung, pengunjung dengan petugas dan lain-lain. Seperti diketahui bahwa di tempat objek wisata Bukit Nobita banyak terdapat pedagang, juga banyak dikunjungi oleh banyak pengunjung, untuk pengunjung tidak hanya datang dari kota Padang saja, melainkan juga berasal dari luar Kota Padang bahkan ada yang berasal dari turis MancaNegara. Dengan banyaknya pengunjung di objek wisata Bukit Nobita tidak pernah terjadi keributan di tempat objek wisata tersebut bahkan komunikasi diantara pengunjung berjalan baik.

b. Berkurangnya Penyakit Mayarakat

Semenjak adanya objek wisata Bukit Nobita ini telah menimbulkan dampak yang bagus bagi perekonomian masyarakat, seperti yang dulunya mereka adalah pengangguran tetapi dengan adanya objek wisata Bukit Nobita ini mereka telah mendapatkan pekerjaan. Mereka yang dulunya pengangguran tersebut adalah sering melakukan berjudi di kedai-kedai yang ada di Kelurahan Kampung Jua, umumnya mereka adalah pemuda yang belum punya istri, tetapi setelah mereka mendapatkan pekerjaan di objek wisata Bukit Nobita perilaku berjudi yang biasanya dilakukan tersebut sudah tidak lagi mereka lakukan karena sudah sibuk bekerja.

2. Dampak Negatif Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

Sebagaimana yang dikatakan oleh Robert K. Merton bahwa selain fungsi manifest juga ada fungsi latent (fungsi yang tidak diharapkan) dan itu juga ada pada objek wisata Bukit Nobita. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan objek wisata Bukit Nobita di Kelurahan Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang ini juga memberikan dampak negatif terhadap kehidupan sosial

(8)

ekonomi masyarakat. Adapun dampak negatif dari objek wisata Bukit Nobita seperti yang diungkapkan oleh informan adalah sebagai berikut:

a. Melanggar Nilai dan Norma Masyarakat Nilai dan norma merupakan suatu aturan yang telah ada dan telah diketahui oleh masyarakat, dalam kehidupan bermasyarakat, nilai dan norma adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan adanya nilai dan norma dapat terciptanya keteraturan dalam masyarakat sehingga dapat terjadi ketentraman. Dalam teori strukural fungsional Robert K. Merton memperkenalkan fungsi manifest (nyata) dan fungsi laten (tersembunyi). Menurut pengertian sederhana, fungsi nyata adalah fungsi yang diharapkan, sedangkan fungsi yang tersembunyi adalah fungsi yang tak diharapkan, begitupun dengan kehadiran Bukit Nobita ini juga menimbulkan dampak yang tak diinginkan. Tidak dapat dipungkiri kehadiran objek wisata Bukit Nobita ini telah menimbulkan dampak negatif terhadap nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat b. Degradasi Lingkungan (Penurunan

Kualitas Lingkungan)

Disamping mampu memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat, pariwisata hendaknya juga mampu menjadi wahana bagi masyarakat untuk meningkatkan rasa cinta tanah air dan pelestarian lingkungan hidup (Mulyadi, 2009:112). Dapat disimpulkan dari informan diatas bahwa bahwa memang keberadaan objek wisata Bukit Nobita telah menambah pendapatan masyarakat dan mengurangi pengangguran tidak terlepas dari itu keberadaan objek wisata Bukit Nobita juga menimbulkan dampak negatif yang ditimbulkannya. Kebiasaan perilaku pengunjung dan pedagang yang tidak membuang sampah pada tempatnya telah menjadikan Bukit Nobita menjadi kotor dari yang sebelumnya Bukit ini masih asri dan bersih.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasrkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1). Dampak Kunjungan wisatawan terhadap perekonomian masyarakat berupa

dampak positif yaitu peralihan mata pencarian masyarakat, meningkatnya pendapatan masyarakat dan juga mengurangi pengangguran. 2). Dampak sosial keberadaan objek wisata Bukit Nobita terhadap kehidupan masyarakat terdiri dari dampak positif dan negatif. Dampak positif dengan adanya objek wisata Bukit Nobita ini adalah terciptanya hubungan komunikasi dan interaksi yang baik, baik antara sesama pedagang, pedagang dengan pengunjung, pengunjung dengan petugas dan juga berkurangnya penyakit masyarakat.

Sedangkan dampak negatifnya adalah banyaknya yang melanggar nilai dan norma yang ada di masyarakat, Selain itu juga terjadinya degradasi lingkungan.

B. SARAN

1. Dampak Ekonomi

Supaya keberadaan objek wisata Bkit Nobita tetap memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakatat, penulis memberikan saran kepada:

a. Pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Pariwisata Kota Padang dan Pemerintahan Kelurahan Kampung Jua agar dapat mengembangkan atau mengelola objek wisata Bukit Nobita dengan memanfaatkan segala potensi yang ada, karena keberadaan objek wisata Bukit Nobita bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi pengangguran.

b. Para pedagang agar tidak menjual dagangannya dengan harga yang terlalu mahal, karena ini akan merugikan pengunjung dan bisa jadi pengunjung tidak mau lagi datang ke objek wisata Bukit Nobita.

2. Dampak Sosial

Supaya keberadaan objek wisata Bukit Nobita ini tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan sosial masyarakatpenulis memberikan saran kepada:

a. Para tokoh masyarakat dan pemuda Kelurahan Kampung Jua agar dapat menjaga dan melestarikan nilai budaya lokal untuk mengantisipasi dampak negatif dari objek wisata Bukit Nobita.

b. Masyarakat, pedagang dan pengunjung agar menjaga kebersihan objek wisata Bukit Nobita, supaya objek wisata Bukit Nobita.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Milles, B. Matthew & Hubarman, Michael, A.

1992.Analisis Data Kualitatif. Jakarta:UI-Press Mulyadi, A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ritzer, George. 2001. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Indonesia diakses Agustus 2015

http://ranahberita.com/41712/jumlah- pengunjung-bukit-nobita-seribu-orang-sehari diakses Mai 2015

Referensi

Dokumen terkait

The Somatosensory potential Somatosensory Evoked Potential/SSEP monitoring, in which the stimulation is done on the median nerve and posterior tibial nerve, has been widely recognized