• Tidak ada hasil yang ditemukan

dampak sosial ekonomi pasca pembangunan bendungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "dampak sosial ekonomi pasca pembangunan bendungan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PASCA PEMBANGUNAN BENDUNGAN BATANG HARI

(Studi: Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya)

JURNAL

TAPRI NPM. 11070147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

HALAM PENGESAHAN JURNAL

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PASCA PEMBANGUNAN BENDUNGAN BATANG HARI

(Studi: Masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya)

Nama : Tapri

NPM : 11070147

Progaram Sudi : Pendidikan Sosiologi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Jurnal ini telah disetujui oleh dosen pembimbing skripsi, untuk diserahkan ke Prodi Pendidikan Sosiologi.

Padang, 14 September 2015

Pembimbing I Pembimbing II

(Elvawati, M.Si) (Ikhsan Muharma Putra, M.Si)

(3)

Impact of Socio-Economic Society by Post-Development Batang Hari Dam

(Case Study: Sungai Kambut Village Pulau Punjung Subdistrict Dharmasraya Regency)

Tapri1Elvawati, M.Si2Ikhsan Muharma Putra, M.Si3

Department of Sociology of Education, College of Teacher Training and Education (STKIP) PGRI West Sumatra, Padang, 2015.

ABSTRACT

Development is a process in all areas of life. A change is made deliberately based on a specific plan, and indeed desired, made in the government is an agent of development and community development. The development process is mainly aimed to improve people's life, both spiritually and materially. It is seen from Batang Hari dam, society has changed since the establishment of Batang Hari dam. This study aims to identify and describe impact of socio-economic of post-development Batang Hari dam, Sungai Kambut Village Pulau Punjung subdistrict Dharmasraya regency.

The theory used is the theory of Structural Functional by Robert K. Merton. The method used is qualitative research with type of descriptive research. 26 informants were taken by purposive sampling. This type of data is primary data and secondary data. Methods of data collection is done in three ways: (1) observation (nonparticipant), (2) interview, (3) document study. To achieve the validity of data research use triangulation techniques. However, the unit of data analysis used is the group by Miles & Huberman’s data analysis that contains three steps, three are reduction step, data presenting or data analysis and conclusions.

The results showed that: The positive impact of Batang Hari dam for sosio-economic Sungai Kambut village are: (1) increasing the economic income Rp 100,000/day to Rp 300,000/day, (2) the addition of livelihoods in natural communities as farmers become trader and so on, (3) increased community solidarity.

And the negative impact of Batang Hari dam for sosio-economic Sungai Kambut village are: (1) the waning values and norms in society. They would not be vnature of the society rather than individual. The society is more likely to abandon traditional events by being busy with their affairs.

Key Words: socio-economic, behavior, attitudes, education

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2011

2Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

A. Pendahuluan

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Pembangunan nasional di Indonesia, misalnya merupakan suatu proses perubahan berdasarkan rencana tertentu, dengan sengaja, dan memang dikehendaki, baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunan, maupun masyarakat.

Proses pembangunan terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual, maupun material (Soekanto, 2012 : 360).

Pembangunan bisa saja memberikan efek negatif terhadap masyarakat baik sosialnya maupun dimensi fisik. Menurut (Soetomo, 2009:165-167) mengatakan bahwa dimensi sosial berupa memudarnya nilai-nilai sosial masyarakat, merosotnya kekuatan berbagai mengikat norma- norma sosial sehingga menimbulkan bentuk perilaku menyimpang serta ketergantungan masyarakat terhadap pihak lain sebagai akibat sistem intervensi pembangunan yang kurang proporsional. Sedangkan dimensi fisik, efek sampingan dari proses pembangunan antara lain berupa masalah yang berkaitan dengan pencemaran dan kelestarian lingkungan. Hal ini menjadi masalah karena dalam jangka pendek akan membawa pengaruh pada keindahan, kerapian, kebersihan dan terutama pada kesehatan masyarakat, sedang dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap kelangsungan proses pembangunan itu sendiri. Perubahan yang terjadi melalui proses pembangunan seringkali merupakan perubahan yang dipercaya dalam rangka mengatasi keterbelakangan dan kemiskinan sesegera mungkin.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pembangunan juga akan menyebabkan perubahan lingkungan.

Pada tahun 1997 pemerintah pusat Republik Indonesia melaksanakan pembangunan fisik berupa bendungan yang sekaligus ada jembatan, yang dibangun dengan tujuan melancarkan perhubungan antara dua kabupaten yaitu Kabupaten Solok Selatan dengan Kabupaten Dharmasraya dan untuk melancarkan irigasi. Pembangunan tersebut selesainya pada tahun 2003 dan digunakan oleh masyarakat pada tahun yang sama, sedangkan peresmiannya oleh presiden Republik Indonesia yaitu Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2008 dengan panjangnya 150 meter, bangunan ini dinamai dengan nama Bendungan Batang Hari

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, pembangunan Bendungan Batang Hari tidak hanya berfungsi sebagai penghubung dua Kabubaten

saja, tetapi juga dijadikan tempat bersantai, pariwisata. Disamping hal tersebut juga berdampak terhadap sosial ekonomi masyarakat.

Berdasarkan pernyataan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan membahas lebih lanjut tentang Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Di Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Warung yang di sediakan warga disekitar Bendungan ada 28 warung, sehingga daerah ini sekarang memiliki potensi ekonomi.

Berdasarkan masalah diatas, peneliti memfokuskan kajiannya terhadap dampak sosial ekonomi masyarakat pasca pembangunan bendungan batang hari, Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya. Oleh sebab itu maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya? Penelitian ini bertujuan untuk Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional. salah satu tokoh dari teori struktural fungsional adalah Robert K. Merton.

Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau elemen- elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lainnya.

Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya. Tingkat analisis Merton lebih kepada institusi, kelompok, masyarakat dan kultur. Merton melihat suatu institusi atau pranata tertentu dapat fungsional bagi unit sosial tertentu dan sebaliknya dis-fungsi bagi unit sosial lainnya(Ritzer, 2011: 21- 22).

Menurut Merton fungsional dibagi dua yaitu fungsi nyata (manifest function) dan fungsi sembunyi (latent function). Fungsi disebut nyata apabila konsekuensi tersebut disengaja, dimaksudkan atau setidaknya diketahui. Adapun fungsi disebut sembunyi, apabila konsekuensi tersebut secara objektif ada tetapi tidak (belum) diketahui. Adapun menurut Merton (Ritzer dan Goodman, 2010: 139- 140) struktur fungsional mestinya lebih dipusatkan pada fungsi sosial ketimbang pada motif individual.

(5)

Bahwa Merton menganggap fungsi didefenisikan sebagai “konsekuensi-konsekuensi yang dapat diamati yang menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sistem tertentu” tetapi, jelas ada bias ideologis bila orang hanya memusatkan perhatian pada adaptasi atau penyesuaian diri, karena adaptasi dan penyesuaian diri selalu mempunyai akibat positif.

Perlu diperhatikan bahwa satu faktor sosial dapat mempunyai akibat negatif terhadap fakta sosial lain.

Selain itu Soekanto (1989: 38-39) fungsi manifes merupakan konsekuensi objektif yang berperan terhadap adaptasi atau penyesuaian sistem, yang dikehendaki dan diakui oleh unsur-unsur sistem itu. Sedangkan fungsi laten tidak dikehendaki dan tidak pula diakui. Hubungan antara konsekuensi yang tidak diantisipasi dengan fungsi laten dapat ditentukan. Konsekuensi yang tidak dikehedaki mencakup:

1. Konsekuensi yang fungsional bagi suatu sistem, yang menjadi bagian fungsi laten.

2. Konsekuensi yang disfungsional bagi suatu sistem, yang menjadi bagian fungsi laten.

3. Konsekuensi yang tidak relevan bagi suatu sistem, oleh karena tidak berpengaruh secara fungsional maupun disfungsional.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena metode kualitatif mempelajari data dilapangan secara alamiah dan mengutamakan metode observasi dan wawancara serta dokumen. Menurut Moleong (2007: 6) penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususnya alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah, dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif adalah untuk mengetahui, mengungkapkan dan mendeskripsikan tentang dampak sosial ekonomi masyarakat pasca pembangunan bendungan batang hari, Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Penelitian ini dilakukan di Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya., Provinsi Sumatera Barat. Lokasi ini dipilih karena setelah dibangun Bendungan Batang Hari, berkembang jenis usaha baru di masyarakat sebagai tempat berdagang yang banyak membawa perubahan pada masyarakat sekitar bendun gan Batang Hari, terutama dalam aspek sosial dan ekonomi.

Jadwal penelitian ini, dibuat sebagai pedoman pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan jadwal penelitian ini, peneliti melakukan pembuatan proposal pada bulan November sampai Desember dan langsung mengajukan proposal ke program studi Pendidikan Sosiologi. Setelah proposal disetujui oleh program studi, kemudian ditentukan dosen pembimbing, maka peneliti melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing 1 dan 2. Bimbingan proposal dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Maret. Seminar proposal dilaksanakan pada bulan April, setelah proposal disetujui oleh pembimbing 1 dan 2.

Kemudian melakukan perbaikan setelah seminar proposal, peneliti melakukan penelitian hanya satu bulan yaitu pada bulan Mei. Setelah selesainya penelitian, peneliti melanjutkan proses pengolahan data. Selesai pengolahan data, baru peneliti melakukan bimbingan skripsi pada bulan Juni sampai bulan Juli dengan pembimbing 1 dan 2 sampai ke tahap kompre atau ujian skripsi

Informan penelitian ini diambil secara purposive sampling yaitu berdasarkan tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu terlebih dahulu dengan demikian pengambilan informan didasarkan pada maksud, tujuan atau kegunaan (Yusuf, 2005:205).

Adapun kriteria informan dalam penulisan proposal ini adalah:

1. Masyarakat sebagai pelaku ekonomi yang berada di Kenagarian Sungai Kambut.

2. Pengguna jasa transportasi di Kenagarian Sungai kambut.

3. Tokoh masyarakat di Nagari Sungai kambut.

4. Kelompok masyarakat yang terkena dampak dari pembangunan Bendungan Batang hari.

5. Masyarakat petani yang ada di Kenagarian Sungai Kambut.

Berdasarkan kriteria informan di atas, jumlah informan dalam penelitian adalah berjumlah 26 orang yaitu terdiri dari profesi sebagai operator pintu bendungan berjumlah 2 orang, profesi pemotong karet sekaligus pedagang berjumlah 4 orang, profesi petani sekaligus pedagang berjumlah 5 orang, profesi petani saja berjumlah 2 orang, profsi supir sekaligus pedagang berjumlah 2 orang, profesi supir 5 orang, serta 1 orang wiraswata bengkel dan 1 orang karyawan bengkel yang ikut merasakan dampak dari bendungan Batang Hari.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Metode observasi non partisipan,

Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti, peneliti

(6)

mengamati secara langsung dengan mengumpulkan data-data yang terkait Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bendungan Batang Hari Di Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Pada metode ini, penulis menghimpun data melalui penginderaan yang dimiiki penulis yaitu dengan memperhatikan langsung ke lapangan bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat setelah adanya pembangunan Bendungan Batang hari.

Peneliti melakukan Observasi Non Partisipan Pada tanggal 01-22 Mei 2015, peneliti kelapangan dan mengamati dimana setelah adanya bendungan ini terlihat adanya mata pencaharian baru bagi masyarakat setempat dengan memanfaatkan lokasi sekitar Bendungan sebagai tempat berdagang guna untuk menambah penghasilan keluarga. Daerah ini dulunya sepi dan tidak pernah dikunjungi oleh orang banyak, adapun orang yang berkunjung kesana hanya sekedar lewat saja karena daerah tempat dibangunnya bendungan merupakan daerah perbatasan Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan. Dengan berdirinya Bendungan ini daerah ini ramai dikunjungi orang banyak dan hal tersebut banyak membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat apakah itu dampak positif maupun dampak negatifnya.

2. Wawancara

Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di konstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara ini dilakukan ketika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam (Sugiyono, 2012: 72).

Metode wawancara pada penelitian ini dilakukan peneliti pada saat terjun ke lapangan yaitu dengan mewawancarai baik itu pedagang, petani yang berada disana maupun pengunjung yang datang dan menanyakan bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah berdirinya Bendungan Batang hari yang ditujukan pada aspek pendidikan, mata pencaharian, dan penghasilan/pendapatan.

Wawancara dilakukan peneliti pada tanggal 01- 22 Mei 2015 ke warung tempat berdagang yang dimiliki oleh masyarakat. Wawancara yang dilakukan peneliti di lapangan disambut baik oleh masyarakat pedagang maupun pengunjung yang sesuai dengan kriteria informan yang telah ditetapkan. Peneliti memulai wawancara diawali dengan menanyakan kabar informan, meminta izin untuk mengetahui bagaimana yang dirasakan oleh masyarakat sebelum dan sesudah adanya bendungan ini. Dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan

pedoman wawancara yang telah disiapkan, lalu menulis hal-hal yang dirasa penting dari apa yang disampaikan informan. Masing-masing informan diwawancarai antara satu sampai tiga kali per masing-masing informan.

3. Studi Dokumen

Dalam penelitian ini diperlukan adanya dokumen sebagai bukti dari adanya suatu penelitian di daerah yang diteliti (Sugiyono, 2012: 82-83). Dokumen- Dokumen tersebut adalah arsip-arsip mengenai letak geografis, peta wilayah, jumlah penduduk kenagarian sungai kambut. Data ini didapatkan dari Kantor Wali Nagari sungai Kambut.

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti objek penelitian.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok yaitu masyarakat Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah:

1. Reduksi data

merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Dalam proses reduksi ini peneliti benar- benar mencari data yang benar-benar valid. Ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek ulang dengan informasi lain yang dirasa peneliti lebih mengetahui(Basrowi dan Suwandi, 2008:209).

Pada penelitian ini peneliti mereduksi data serta mengarahkan dan menggolongkan mana kemajuan tingkat pendidikan masyarakat, mata pencaharian dan penghasilan masyarakat sebelum dan sesudah adanya Bendugan Batang hari. Data yang diambil peneliti adalah data yang bisa dipercaya, serta bisa dipergunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Sedangkan data yang dirasa tidak penting dipilih dan dibuang.

2. Penyajian data

Adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan (Basrowi dan Suwandi, 2008:

209). Penyajian data pada penelitian ini diawali dengan kesimpulan awal yang diambil peneliti yaitu Bendungan Batang hari membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat setempat terutama pada aspek sosial dan ekonomi.

3. Menarik kesimpulan

Digunakan apabila data yang ada telah sesuai dengan apa yang dibutuhkan sehingga memudahkan penulis dalam menarik kesimpulan karena

(7)

sebelumnya telah dikelompokan menurut tema-tema sehingga data yang telah di klasifikasikan lebih mudah dalam menarik kesimpulannya. Setelah dilakukan penelitian dengan mewawancarai pihak- pihak yang terkait, serta berdasarkan observasi dan studi dokumen penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Bendungan Batang Hari telah membawa perubahan pada kehidupan masyarakat, terutama pada aspek sosial dan ekonomi.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Proses Pembangunan Bendungan batang Hari A. Tahap Perencanaan

Sebelum pembangunan Bendungan Batang Hari, PT. Perusahaan Perumahan (PP) sebagai Kontraktor dalam proses dari pelaksanaan pembangunan Bendungan Batang Hari mengadakan musyawarah pertama di Sitiung yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari masyarakat seperti ketua Kecamatan, Wali Nagari, masing-msing jorong serta tokoh-tokoh masyarakat lainnya dengan keputusan musyawarah akan dilanjutkan di kantor Bupati Sijunjung.

Musyawarah di kantor Bupati Sijunjung dihadiri oleh semua Camat yang berada di Kabupaten Sijunjung karena pada waktu itu Dharmasraya masih bergabung dengan Kabupaten Sijunjung. Untuk musyawarah yang ketiga diadakan di Ibukota Provinsi Sumatera Barat yaitu Kota Padang, musyawarah ini di hadiri oleh Bupati Sijunjung, Gubernur Sumatera Barat beserta anggota,dan dihadiri juga oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden Republik Indonesia.

Untuk perencanaan dibangunnya Bendungan Batang Hari didaerah Kenagarian Sungai Kambut tepatnya di Batu Bakawuik jorong Koto Lamo ini merupakan tempat perbatasan daerah Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan, serta daerah ini kurang dilewati oleh masyarakat banyak.

Perencanaan dibangunnya Bendungan Batang Hari ini, bertujuan untuk melancarkan irigasi sekaligus menghubungkan antara dua Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan (wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015).

Pembangunan Bendungan Batang Hari ini, tidak terlepas dari ketersediaan masyarakat dalam pembebasan lahannya. Masyarakat mengingat bahwa dengan pembangunan Bendungan akan memberikan kelancaran terhadap akses perhubungan atau jalan maupun irigasi air untuk perairan sawah mereka.

Kelancaran akses jalan, akan membawa dampak positif terhadap sosial ekonomi masyarakat. Jadi, dengan sebuah pembangunan tahap perencanan ini merupakan suatu tahap awal dari proses pembangunan, kemudian lanjut pada tahap pelaksanaannya (wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015).

B. Tahap Pelaksanaan atau Proses

Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan Bendungan Batang Hari, dilaksanakan oleh PT.

Perusahaan Perumahan (PP) (kontraktor), PT Ruha, PT Adimic, PT Adikarya, PT Indragroup, PT Waskita Karya. Pembangunan Bendungan ini Negara Republik Indonesia bekerja sama dengan Negara Jepang yaitu yang mengelola pintu air Bendungan dan Negara Jerman mengelola bagian beton Bendungan. Kemudian dalam proses pembangunan ini, masyarakat diikut sertakan dalam proses pembangunannya yaitu sebagai keamanan dalam proses pembangunan berlangsung agar pembangunan bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Sebelum pembangunan ini dimulai pemerintah perlu awalnya melakukan pembebasan lahan yaitu penggusuran tempat dibangunnya Bendungan Batang Hari. Pembebasan lahan ini, dimana lahan milik masyarakat sendiri yang tergusur dalam pembebasan lahan yaitu sekitar 15 hektar lahan (wawancara, Adityawarman, 08 Mei 2015).

Mulainya pembangunan Bendungan berjalan pada tahun 1997 dan lamanya pembangunan berjalan yaitu selama lima tahun dan usainya pembangunan Bendungan tersebut pada tahun 2003, bisa berfungsi pada tahun yang sama, tetapi peresmiannya oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 13 Desember 2008 (wawancara, Anthoni, 08 Mei 2015).

Adapun pihak-pihak yang ikut terlibat dalam pembangunan ini adalah pemerintah pusat yang bekerja sama dengan dua Negara Asing yaitu Negara Jerman dan Negara Jepang, Sedangkan PT yang ikut berpartisipasi yaitu PT. Perusahaan Perumahan (PP) (kontraktor), PT Ruha, PT Adimic, PT Adikarya, PT Indragroup, PT Waskita Karya. Untuk tenaga kerjanya banyak dipekerjakan masayakat setempat dan beberapa pekerja dari Pulau Jawa.

C. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi adalah suatu penilaian yang subjektif dan sistematik. hal ini dilakukan terhadap sebuah intervensi yang direncanakan, baik itu yang sedang berlangsung maupun yang telah diselesaikan.

Dalam tahap evaluasi ini adalah hal yang terpenting dilakukan yaitu pengecekkan ulang dari suatu rencana pembangunan, sesuai atau tidaknya pembangunan dengan yang direncanakan.

Pemerintahan Negara Republik Indoesia melakukan pembangunan fisik dengan tujuan untuk melancarkan irigasi dan menghubungkan antara dua menghubungkan antara dua Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan. Dalam tahap evaluasi Bendungan tersebut orang yang mengesahkan selesai atau tidak selesainya pembangunan Bendungan ini

(8)

harus disyahkan oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Susilo Bambang Yodhoyono. Lebar dari pembangunan Bendungan ini adalah 6 M, sedangkan panjangnya 150 M dan selesainya pada tahun 2003 serta berfungsinya Bendungan ini pada tahun 2003 2. Dampak Positif Bendungan Batang Hari

Terhadap Sosial Ekonomi 2.1 Ekonomi Meningkat

Dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat selalu melakukan berbagai macam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Usaha yang dilakukan masyarakat yang mana dulunya usaha yang tidak pernah dia lakukan sekarang telah masyarakat lakukan dengan adanya Bendungan tersebut. Masyarakat melakukan berbagai macam usaha seperti pedagang, pencari ikan, jasa angkutan, berkebun, bertani, dan memuat batu. Banyaknya usaha yang dilakukan masyarakat, agar mendapatkan keuntungan serta memiliki uang yang lebih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pendapatan ekonomi masyarakat meningkat sesuai dengan tujuan pembangunan untuk kesejahtaraan masyarakat terutama dalam bidang ekonomi, tujuannya tercapai. Bendungan Batang Hari merupakan pembangunan dengan tujuan untuk mensejahterahkan masyarakat, yaitu setelah Bendungan Batang Hari berdiri terjadi peningkatan terhadap pendapatan masyarakat Kenagarian Sungai Kambut, Sehingga tujuan dari pembangunan tercapai.

Dilihat dari teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Robert K. Merton. Dampak ekonomi positif seperti meningkatnya pendapatan ekonomi dilihat dari teori Merton merupakan fungsi latent positif dalam suatu sistem. Dimana fungsi latent merupakan konsekuensinya secara objektif ada tetapi tidak atau belum diketahui, dilihat dari kenyataan yang ada Bendungan ini mempuyai fungsi latent positif untuk kehidupan masyarakat contohnya dengan adanya pembangunan Bendungan ini tanpa diketahui bisa meningkatkan ekonomi masyarakat hingga masyarakat mulai sejahtera dengan adanya Bendungan ini.

2.2 Perubahan Mata pencarian

Mata Mata pencarian merupakan keseluruhan kegiatan yang memanfaatkan sumber daya yang ada pada lingkungan fisik. Kehidupan masyarakat di Kenagarian Sungai Kambut sebelum dibangun Bendungan Batang Hari, masyarakat lebih bergantung kepada kehidupan sebagai petani, berkebun dan sedikit berdagang. Aktifitas ini dilakukan sesuai dengan keadaan alam dan tempat tinggal masyarakat yang ada di Kenagarian Sungai Kambut.

Beberapa hal yang menyebabkan perubahan mata pencaharian hidup antara lain : Karena ada rasa tidak puas, Sadar karena adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri, Tingkat kebutuhan hidup manusia yang beraneka ragam dan semakin bertambah, Adanya usaha untuk menyesuakan diri dengan perkembangan zaman, Adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidup agar menjadi lebih baik, dan Adanya sikap terbuka terhadap hal- hal yang bersifat baru. Karena perubahan inilah maka mata pencaharian hidup masyarakat beranekaragam seperti: pertanian, peternakan, perbengkelan, perikanan, sektorindustri, sektor perdagangan,dan sebagainya (Anonim, 2015).

1. Substitusi mata pencaharian

Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, masyarakat Kenagarian Sungai Kambut mengalami perubahan aktifitas dalam mata pencaharian.

Aktivitas baru yang dijalani masyarakat bukan menghilangkan aktifitas lamanya melainkan masyarakat memiliki pekerjaan tambahan. Berikut adalah beberapa perubahan aktifitas yang dialami oleh masyarakat Kenagarian Sungai Kambut seperti di bawah ini:

a. Mata Pencaharian Sebagai Supir Bertambah dengan Mata Pencaharian Menjadi Pedagang

Sebelum Bendungan Batang Hari berdiri sebagian masyarakat ada yang bekerja sebagai supir carry yaitu ada 7 orang. Pekerjaan sebagai supir carry dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan pokok masyarakat. Hal itu dilakukan karena tidak adanya pilihan pekerjaan lain yang bisa dilakukan oleh sebagian masyarakat. Sejak adanya Bendungan Batang Hari sebagian masyarakat yang dulunya pekerjaan sebagai supir carry seiring berjalannya waktu baralih pekerjaan menjadi pedagang, namun tetap tidak meninggalkan pekerjaan lamanya karena melihat adanya peluang usaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Jumlah supir yang menjadi pedagang di lokasi ini adalah 7 orang.

b. Mata Pencaharian Sebagai Petani Bertambah dengan Mata Pencaharian Menjadi Pedagang

Sebelum berdirinya Bendungan Batang Hari, kebanyakan masyarakat Kenagarian Sungai Kambut banyak yang menekuni pekerjaan sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Hal itu disebabkan karena tempat tinggal mereka yang berada dilokasi alam yang memungkinkan untuk bertani. Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, membuka luang pekerjaan bagi masyarakat Kenagarian Sungai Kambut.

c. Mata Pencaharian Sebagai Pemotong karet Bertambah dengan Mata Pencaharian Menjadi Pedagang

Sebelum berdirinya Bendungan Batang Hari, kebanyakan masyarakat Kenagarian Sungai Kambut

(9)

banyak yang menekuni pekerjaan sebagai Pemotong Karet, namun hal ini sebabkan karena tidak memiliki keahlian lain. Sejak berdiriya Bendungan Batang Hari, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menambah penghasilan dengan cara berdagang. Karna dengan adanya Bendungan menarik wisatawan untuk berkunjung kedaerah sekitaran Bendungan Batang Hari

d. Mata Pencaharian Sebagai Pedagang Ikan Bertambah dengan Mata Pencaharian Menjadi Pedagang

Sebelum berdirinya Bendungan Batang Hari, masyarakat sudah menekuni pekerjaan sebagai pedagang, yaitu sebagai pedagang ikan dipasar pada pagi harinya, setelah adanya Bendungan mereka tetap berjualan ikan pada pagi harinya, dan pada siang sampai sore harinya mereka berjualan makanan dan minuman di dekat lokasi Bendungan.

2.3 Meningkatnya Solidaritas

Solidaritas adalah seorang individu hidup bermasyarakat memiliki rasa kebersamaan, rasa kepentingan serta rasa simpati antara sesamanya.

Sebelum pembangunan Bendungan Batang Hari, masyarakat Kenagarian Sungai Kambut belum saling mengenal antara sesamanya, hal ini disebabkan kerena tempat tinggal masyarakat yang tidak terlalu dekat, serta sibuk dengan kepentingan dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.

Sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, terjadinya peningkatan solidaritas atau pola pikir masyarakat Kenagarian Sungai Kambut mengalami perubahan seperti masyarakat yang dulunya jarang berkomunikasi antar sesama masyarakat, setelah Bendungan ini ada, masyarakatnya saling berinteraksi antar sesamanya dan saling bertukar pendapat.

3. Dampak Negatif Pembangunan Bendungan Batang Hari Terhadap Sosial Ekonomi 3.1 Memudarnya Nilai dan Norma Masyarakat

Nilai dan norma merupakan suatu aturan yang telah ada dan telah diketahui oleh masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, nilai dan norma adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat dengan adanya nilai dan norma dapat terciptanya keteraturan dalam masyarakat sehingga dapat terjadinya ketentraman dan kenyamanan dalam suatu daerah. Sebelum berdirinya Bendungan Batang Hari masyarakat Kenagarian Sungai Kambut masih memegang nilai dan norma yang ada serta rasa kebersamaan dari masyarakat sangat kuat.

Namun sejak berdirinya Bendungan Batang Hari, nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat Kenagarian Sungai Kambut sudah mulai bergeser maupun memudar dari sebelumnya seperti perilaku masyarakat lebih individual dan rasa kesadaran dari

masyarakat makin kurang dalam kehidupan sehari- hari.

Setelah Bendungan ini ada nilai dan norma dalam masyarakat mulai memudar, contohnya dulu masyarakat sering pergi ke tempat acara mandoa dan baralek yang ada di masyarakat, karena sistem dalam masyarakat ini bergotong royong atau bersama-sama dalam menyelesaikan suatu acara maupun pekerjaan.

Begitu juga dengan pasangan muda-mudi, dulu jarang nampak berpasang-pasangan karena nilai dan norma masih diterapkan. Namun sangat berbeda dengan sekarang setelah bendungan ini ada, acara- acara yang diadakan sudah jarang dihadiri oleh masyarakat karena sibuk dengan urusan dagang, begitu pula dengan pasangan muda-mudi yang sudah sering duduk berduaan, dan terkadang sudah tidak tahu batas waktu

D. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dampak Positif yang ditimbulkan dari pembangunan Bendungan Batang Hari terhadap Sosial Ekonomi masyarakat Kenagarian Sungai Kambut adalah (a) meningkatnya pendapatan ekonomi biasa perharinya pendapatan Rp 100.000 per hari, setelah pembangunan Bendungan pendapatan menjadi Rp 300.000 sehari, (b) penambahan mata pencaharian yang biasa kerjanya sebelum pembangunan jembatan sebagai petani dan pemotong karet, setelah pembangunan menjadi pedagang, dan (c) meningkatnya solidaritas masyarakat Kenagarian Sungai Kambut seperti tempat berdagang yang berdekatan dan mengenal satu sama lain.

2. Dampak Negatif yang ditimbulkan dari pembangunan Bendungan Batang Hari terhadap Sosial Ekonomi masyarakat Kenagarian Sungai Kambut adalah memudarnya nilai dan norma masyarakat seperti prilaku masyarakat lebih individual sejak Bendungan ini serta nilai dan norma masyarakat sudah mulai bergeser dan memudar dari sebelumnya.

E. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Masyarakat

a. Kepada kepala Jorong atau masyarakat setempat harus saling bekerja sama dan selalu memahami kepentingan, orang tua harus lebih dalam melakukan penguasaan terhadap anak-anak nya.

b. Masyarakat diharapkan lebih mengaktifkan lagi kegiatan-kegiatan masyarakat yang terabaikan

(10)

untuk membentuk kebersamaan serta masyarakat menjaga kebersihan khususnya kepada pedagang yang ada di lokasi Bendungan Batang Hari.

2. Pemerintah

a. Diharapkan kepada pemerintah memberikan pengawasan, pengkoordinasian kepada masyarakat untuk mewujudkan keamanan dan ketentraman masyarakat kenagarian Sungai Kambut.

b. Diharapkan kepada pemerintah membuat aturan dan pemetaan terhadap masyarakat yang bermata pencarian sebagai pedagang disekitar Bendungan Batang Hari.

F. Daftar pustaka A. Buku

Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif (Komonikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi.

Jakarta: Kencana.

Jhingan, M J. 2001. Ekonomi Pembangunan Perencanaan. Jakarta : Rajawali Press.

Lauer, Robert H. 1989. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta : BINA AKSARA

Lufri. 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Pustaka Setia.

Mangunwijaya. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Kependidikan. Jakarta : PT Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. 1999. Soisiologi Pendidikan. Bandung : Bumi Aksara.

Ngurah, I Gusti Putra. 1992. Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakata : Univ Atmajaya.

Prayitno. 2008. Pendidikan dasar teori dan praktis.

Padang : UNP Press.

Ritzer, George. 2011. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Pers.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Soetomo. 2009. Masalah Sosial dan Pembangunan.

Fisopol UGM: Pustaka Jaya.

Sunarto, Kamanto. 2001. Sosiologi The Basic. Jakarta : Raja Grafindo.

Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Sztompka, Piotr. 2010. Sosiologi perubahan sosial.

Jakarta : Prenada.

Yusuf, Mury. 2005. Metodologi Penelitian. Padang:

UNP Pers.

B. Skripsi

Alasca, Vandrio. 2012.“ Pengaruh Objek Wisata Jembatan Akar Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Puluik-Puluik

Kecamatan Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan”. Skripsi. STKIP PGRI SUMBAR.

Destaria, Lisa. 2013. “Dampak Sosial dan Ekonomi Keberadaan Objek Wisata (Studi Khasus: The Unique Part Waterboom)“ Di Kenagarian Muaro Kalaban Kota Sawahlunto. Skripsi.

STKIP PGRI SUMBAR.

Irfantony, Riky. 2009. “Dampak Ekonomi Penambang Pasir Di Kampung Kepala Bandar Nagari Kudo-Kudo Inderapura Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi.

STKIP SUMBAR.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui skala analisis mengenai dampak sosial ekonomi pembangunan perumahan Kampung Nelayan Indah (rona lingkungan awal) dan sesudah operasional terlihat adanya peningkatan skala

Selain itu untuk mengetahui pengaruh dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari pembangunan kawasan Solo Baru terhadap transformasi sosial ekonomi masyarakatnya, kemudian

Adanya konversi lahan pertanian untuk pembangunan jalan tol Solo Ngawi dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

karakteristik kehidupan masyarakat sebelum dan sesudah adanya pembangunan bandara, dan dampak positif dan negatif kondisi sosial ekonomi masyarakat.. Karakteristik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak ekonomi dan sosial pasca pembangunan pusat perdagangan dan rekreasi “ Palur Plasa Mall “ terhadap pedagang pasar

Program pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang positif terutama kepada mereka yang tinggal di sekitar kegiatan ekonomi, sebagai penerima dampak dari program

Dalam orientasi pilar pembangunan islam dampak yang diterima masyarakat dari pembangunan ini salah satunya yaitu, meningkatnya perekonomian dengan adanya pembangunan dan perbaikan

Ringkasan dokumen penilaian dampak lingkungan dan sosial untuk proyek rehabilitasi bendungan Kariba di antara Zambia dan